Jowonews

Keindahan Alam Jati Pohon Indah, Pesona Pegunungan dan Sawah Hijau di Grobogan

Keindahan Alam Jati Pohon Indah, Pesona Pegunungan dan Sawah Hijau di Grobogan

GROBOGAN – Obyek wisata Jati Pohon Indah (JPI) di Desa Sumberjatipohon, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan, telah menjadi magnet bagi para wisatawan yang mengagumi keindahan alam Jawa Tengah. Dikenal dengan keelokan alamnya yang memesona, JPI menawarkan panorama indah berupa pemandangan gunung serta lahan sawah yang menghijau. Meniti perjalanan menuju puncak wisata, yang terletak di Pegunungan Kendeng Utara, memerlukan kendaraan jeep. Namun, perjalanan selama sekitar 30 menit dari kaki gunung hingga ke puncaknya akan menjadi petualangan tak terlupakan bagi para pengunjung. Kelelahan perjalanan tergantikan dengan keindahan alam yang memukau. Di puncak, pengunjung akan disuguhi panorama memukau Kota Purwodadi dan sekitarnya. Di hari cerah, mata pun akan dimanjakan dengan pemandangan megah Gunung Merbabu dan Gunung Merapi yang menjulang gagah di kejauhan. Selain keindahan alamnya, JPI juga menawarkan spot-spot foto menarik yang sempurna untuk mengabadikan momen liburan. Dari spot-spot ini, pengunjung dapat mengambil gambar-gambar indah sebagai kenang-kenangan dari liburan mereka. Untuk menikmati semua keindahan ini, pengunjung cukup membayar tiket masuk seharga Rp5.000 per orang. JPI buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB, siap menyambut pengunjung yang ingin menjelajahi keajaiban alamnya.

Oleh-oleh Grobogan Terbaik Untuk Keluarga Tercinta di Rumah

Oleh-oleh Grobogan Terbaik Untuk Keluarga Tercinta di Rumah

Oleh-oleh Grobogan berikut mungkin bisa menjadi rekomendasi bagi Anda saat berkunjung ke Kota Swieke ini. Walaupun kota ini tidak sebesar dan sepopuler kota-kota sekitarnya seperti Solo, Semarang, dan lain-lain, namun siapa sangka bahwa kota ini memiliki sejumlah destinasi wisata alam yang menarik bagi para wisatawan. Selain itu, ada juga sejumlah kuliner khas Grobogan yang pantas dijadikan oleh-oleh. Kuliner-kuliner tersebut tidak hanya menawarkan cita rasa yang lezat, tetapi juga dijual dengan harga yang terjangkau. Tidak hanya itu, keunikan dan rasa dari kuliner-kuliner di Kabupaten Grobogan dapat dianggap sebanding dengan daerah-daerah yang lebih terkenal. Oleh-oleh Grobogan Yang Unik dan Menggugah Selera Berikut ini adalah oleh-oleh khas Kabupaten Grobogan yang bisa dijadikan pilihan ketika berkunjung ke daerah tersebut. Emping Jagung Makanan ini menjadi oleh-oleh yang khas karena di Grobogan menjadi salah satu sentra penghasil jagung. Emping jagung memiliki rasa yang khas, yaitu renyah dan gurih, serta lebih tipis jika dibandingkan dengan emping melinjo. Makanan ringan ini sangat pas untuk dijadikan camilan saat menonton TV atau berbincang-bincang dengan keluarga. Rasa gurih dan sedikit pedas dari makanan ringan ini juga terkenal sebagai oleh-oleh khas Purwodadi di kalangan masyarakat setempat. Yangko Makanan ini merupakan salah satu oleh-oleh khas Purwodadi yang memiliki nama serupa dengan wingko. Yangko dibuat dari campuran gula dan ketan. Di dalamnya terdapat isian gula jawa atau kacang yang telah dihaluskan. Dari penampilan dan kemasannya, kue ini sangat menyerupai dodol asli Garut. Namun, yang membedakan kue yangko adalah variasi warnanya yang mencakup hijau, kuning, dan merah muda. Kue ini diproduksi secara massal di desa Godong, Kabupaten Grobogan dan dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Kue Semprong kuliner satu ini mirip dengan egg roll. Rasanya manis, asin, dan renyah. Cemilan kering ini menjadi oleh-oleh yang populer di Purwodadi. Merk yang terkenal adalah Ganeca. Kue semprong umumnya disajikan oleh masyarakat Grobogan saat Hari Raya. Ini tentu menjadi salah satu oleh-oleh yang sesuai sebagai hadiah ketika mengunjungi keluarga. Marning Jagung Makanan ringan yang satu ini terbuat dari jagung dan memiliki cita rasa yang gurih serta tekstur yang renyah. Kamu pasti akan ketagihan mencicipinya. Sekarang ini, kamu bisa menemukan banyak variasi rasa yang tersedia di pasaran. Marning jagung juga merupakan oleh-oleh khas Purwodadi yang mudah ditemukan di toko oleh-oleh. Sale Banyak daerah yang menghasilkan sale sebagai oleh-oleh khas. Ini karena rasa sale yang lezat dan daya tahannya yang terbukti. Namun, setiap daerah memiliki citarasa yang berbeda. Sale Purwodadi dijual dalam dua varian: basah dan kering. Kamu dapat memilih sesuai selera. Pasti akan tersedia di pusat oleh-oleh. Sambal Pecel Gambringan Sambal pecel sudah menjadi makanan yang umum. Namun, setiap daerah memiliki sambal pecel dengan karakteristik yang berbeda-beda, seperti sambal pecel gambringan yang memiliki rasa gurih dan asin yang khas. Ini berbeda dengan sambal pecel lain yang lebih manis. Anda bisa mendapatkan sambal pecel kering di toko oleh-oleh pusat Purwodadi. Anda bisa membawanya pulang sebagai oleh-oleh. Telur Asin Bledug Telur asin ini serupa dengan telur asin biasanya. Namun, yang membedakannya adalah penggunaan garam lokal Puwodadi dalam proses pembuatannya. Selain itu, nama bledug berasal dari daerah penghasil garam, yaitu Bledug Kuwu. Sirup Kartika Sirup Kartika merupakan salah satu jenis oleh-oleh khas yang terkenal di kalangan penduduk Grobogan. Pabriknya terletak di Desa Gubug, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan. Sirop dengan kemasan yang berwarna merah khasnya dapat dengan mudah ditemukan di toko-toko, terutama di beberapa pusat oleh-oleh Purwodadi. Kecap Purwodadi Cap Udang Kecap Purwodadi Cap Udang terkenal dengan reputasinya yang legendaris. Produk ini dapat ditemukan di beberapa tempat penjualan oleh-oleh dan di pasar modern Purwodadi. Kecap ini dilabeli dengan label berwarna cerah kuning dengan gambar udang berwarna merah. Labelnya menampilkan nama Kecap Purwodadi cap Udang Manis Gurih yang dibuat oleh Ny. Oei Hok Hoo dan dikemas dalam botol kaca dan plastik. Tempe Keripik Di samping kecap, Kedelai Grobogan diolah menjadi berbagai produk, termasuk tempe kripik yang bisa dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke kerabat. Makanan ini terkenal di Grobogan dan dianggap sebagai hidangan khas Purwodadi. Tempe kripik sangat pas sebagai camilan atau pelengkap makan nasi. Pusat Oleh-oleh Grobogan Harus diingat bahwa kebanyakan barang oleh-oleh yang disebutkan di atas tersedia di tiga lokasi pusat oleh-oleh di Grobogan. Ketiga lokasi tersebut adalah Pusat Oleh-Oleh Purwodadi “Mas Bambang” di Jalan Purwodadi-Solo, yang terletak di Desa Depok, Kecamatan Toroh. Selanjutnya, Pusat Oleh-Oleh Purwodadi “Toko Dewi” di Jalan MT Haryono No 91 Purwodadi, sekitar 250 meter ke utara dari perempatan RS Yakkum Purwodadi. Terakhir, Pusat Oleh-Oleh Purwodadi “Toko Viva” di Jalan Ahmad Yani No 37, sekitar 50 meter ke timur dari Pasar Induk Purwodadi.

Bledug Kuwu Grobogan, Keajaiban Semburan Lumpur yang Jadi Berkah

Bledug Kuwu Grobogan, Keajaiban Semburan Lumpur yang Jadi Berkah

Bledug Kuwu adalah kawah unik di Wirosari, Grobogan, Jawa Tengah. Setiap dua hingga tiga menit, kawah ini memuntahkan lumpur yang mengandung garam ke udara. Namun proses erupsi tidak berlangsung seketika melainkan berlangsung secara bertahap. Bledug Kuwu Grobogan memuntahkan air asin, yang kemudian digunakan penduduk setempat untuk membuat garam. Penduduk setempat juga percaya bahwa Bledug Kuwu adalah tempat yang menghubungkan pantai selatan atau Samudera Hindia. Seiring keberjalanan waktu, posisi kawah terus berpindah-pindah. Tapi ada dua tempat di mana lumpur dan garam terus keluar. Penduduk setempat menyebut kawah di sebelah timur itu sebagai Mbah Jokotua dan Mbah Rodenok. Pengunjung dapat menyaksikan fenomena alam yang menakjubkan ini dari jarak sekitar 10 hingga 20 meter. Selain pemandangan alam yang luar biasa, profesi pembuat garam yang dilakukan oleh penduduk sekitar kawah juga merupakan momen yang sayang untuk dilewatkan. Legenda Bledug Kuwu Berdasarkan cerita rakyat yang ada di masyarakat Grobogan, Bledug Kuwu terhubung dengan Laut Selatan. Kawah Bledug Kuwu disebut-sebut sebagai jalur pulang Jaka Linglung dari Laut Selatan menuju Medang Kamulan. Asal usul Bledug Kuwu berawal dari kekalahan Dewata Cengkar dalam pertarungan dengan Aji Saka. Setelah kalah, Dewata Cengkar kemudian melarikan diri ke Laut Selatan dan menjelma menjadi Bajul Putih atau Buaya Putih. Sementara itu, Aji Saka yang memimpin/memerintah Medang Kamulan, kedatangan seorang siluman naga bernama Jaka Linglung. Jaka Linglung dalam kondisi sangat memprihatinkan. Dia pergi menemui Aji Saka dan mengaku sebagai anaknya. Aji Saka tidak mau mengakui Jaka Linglung sebagai anaknya karena fisiknya yang buruk. Namun, Aji Saka kemudian menggunakan kesaktian Jaka Linglung untuk membunuh Dewata Cengkar di Laut Selatan. Jaka Linglung kemudian menerima amanat dari Aji Saka. Sebelum anak itu pergi, Aji Saka memberi tahu Jaka Linglung bahwa jika dia memenangkan perang dengan bajul putih, dia tidak boleh kembali melalui jalur darat, tetapi harus melalui jalur bawah tanah. Aji Saka merencanakannya karena tidak ingin publik mengetahui tentang Jaka Linglung. Ia juga khawatir Jaka Linglung menjadi bahan pembicaraan. Belakangan, Jaka Linglung membunuh bajul putih, jelmaan Dewata Cengkar itu. Untuk membuktikan bahwa Jaka Linglung pergi ke Laut Selatan dan membunuh Dewata Cengkar, ia membawa serta seikat rumput grinting wulung dan air laut yang asin. Jaka Linglung akhirnya pulang lewat perut bumi, dia keluar beberapa kali ke daerah kampung Ngembak (sekarang daerah kota kecamatan Purwodadi), lalu ke Jono (kecamatan Tawangharjo), lalu Grabagan, Crewek , dan terakhir Kuwu. Ketiga lokasi tersebut berada di wilayah Kradenan. Saat itu di Kuwu, konon Jaka Linglung sempat bersantai. Sedangkan tempat munculnya Jaka Linglung dari dalam tanah kini diyakini sebagai sumber kemunculan Bledug Kuwu. Daya Tarik Wisata Bledug Kuwu Dalam bahasa Jawa, bledug artinya letusan, sedangkan kuwu artinya semburan, juga diambil dari nama desa tempat kawah lumpur itu berada. Saat memasuki tempat wisata seluas 45 hektar ini, pengunjung dapat menyaksikan langsung semburan lumpur yang menyembur dari dalam tanah dan dapat berlangsung selama 2 hingga 3 menit, serta ketinggian semburan dapat mencapai 1-10 meter. Semburan lumpur dapat muncul seluas 100 meter dengan diameter 1 hingga 3 meter dan berbentuk kubah. Kemunculannya juga akan dibarengi dengan suara gemuruh dan gelembung-gelembung akan membesar hingga akhirnya meledak. Letusan juga diketahui mengandung gas dan air asin. Uniknya, lokasi letusan ini juga berpindah-pindah dan meletus secara berkala. Selain melihat longsoran lumpur, pengunjung juga mendengar suara seperti air mendidih.   Fenomena ini merupakan pelepasan air dan lumpur dari sedimen laut purba yang menyembur akibat tekanan vertikal air. Semburan lumpur di Bledug Kuwu disertai asap putih dengan tinggi rata-rata tiga meter. Namun pada saat-saat tertentu, biasanya pada pagi hari saat cuaca mendung atau udara lebih sejuk, letusan bisa lebih hebat. Di Bledug Kuwu juga terdapat beberapa kawah, yang terbesar adalah kawah Jaka Tuwa di sebelah timur dan kawah yang lebih kecil bernama Rara Denok di sebelah barat. Fenomena alam di situs ini juga dikenal sebagai vulkanisme lumpur, di mana cairan seperti hidrokarbon dan gas seperti metana terekstrusi (cairan yang bergerak aktif untuk mencapai permukaan). Namun, suhu di gunung lumpur ini lebih rendah dan tidak mengeluarkan magma. Material yang keluar serupa butiran sangat halus yang yang tersuspensi dalam cairan, seperti air atau hidrokarbon. Dengan temperatur mendapatkan tekanan sedimen yang menghasilkan gas metana dan sedikit mengandung karbon dioksida dan nitrogen. Meski bisa dilihat dari jarak dekat, pengunjung harus berhati-hati agar tidak jatuh. Memang, meski tanah yang Anda pijak tampak keras, sebenarnya cenderung lembek dan tidak sekeras kelihatannya di luar, karena di dalamnya masih becek dan terkadang terasa goyah. Tanah di kawasan ini juga banyak mengalami keretakan, terik matahari juga membuat udara panas dan berdebu. Untuk kenyamanan beraktifitas ketika menjelajahi Bledug Kuwu, sebaiknya pengunjung menggunakan masker dan kaca mata. Lumpur Bledug Kuwu untuk membuat garam Kandungan garam dari semburan lumpur tersebut rupanya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk membuat garam dengan cara tradisional. Masyarakat juga sering melakukan kegiatan pengolahan garam di lokasi wisata dan wisatawan dapat menyaksikan bagaimana penduduk setempat mengumpulkan dan mengolah garam. Membuat garam dari lumpur juga menjadi salah satu keistimewaan Bledug Kuwu karena letaknya yang cukup jauh dari laut. Oleh masyarakat, air dari dataran garam dialirkan melalui parit buatan kemudian ditampung di kolam. Air semburan, yang disebut air bleng, dikumpulkan dan dituangkan ke dalam klakah, batang bambu yang dibelah menjadi dua bagian. Setelah itu klakah yang sudah diisi air dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari langsung. Kadang-kadang dipercikkan air bleng dan kemudian didiamkan hingga membentuk kristal garam. Jika kristal garam sudah terbentuk, segera dikerok dan dikumpulkan di dalam wadah bambu. Konon, garam dari daerah ini rasanya lebih enak daripada garam dari air laut, garamnya sendiri lebih putih, bersih dan teksturnya lebih halus. Garam Bledug Kuwu mengandung mineral utama berupa kalsium, kalium, natrium dan klorin. Setelah diolah, garam ini aman untuk dikonsumsi. Bahkan, garam Bledug Kuwu juga sudah digunakan sejak zaman dahulu di dapur keraton Kasunanan Surakarta. Kandungan garam Bledug Kuwu diketahui berasal dari air laut yang terperangkap di bebatuan. Memang daerah Grobogan pada jaman dahulu berupa dasar laut yang kemudian mengalami peninggian permukaan. Selain digunakan untuk membuat garam, semburan lumpur juga digunakan untuk membuat kerupuk karak, makanan ringan yang terbuat dari nasi yang dicampur bumbu. Selain itu, lumpur yang mengandung garam ini juga dikenal sebagai krim lulur yang dapat … Baca Selengkapnya

Candi Joglo Purwodadi Raih Penghargaan Anugerah Wisata dari PWI Jateng

Candi Joglo Purwodadi

PURWODADI – Candi Joglo Purwodadi, Kabupaten Grobogan merupakan salah satu penerima penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah. Sebuah objek wisata di Desa Krangganharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan ini dinilai memiliki kemampuan untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata dari pandemi Covid-19. Penghargaan tersebut rencananya akan diserahkan pada Jumat, 23 September 2022 di Pelataran Panca Arga, Ketep Pas, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Direktur Candi Joglo Purwodadi, Muhadi, mengucapkan terima kasih atas penghargaan tersebut. Dia mengatakan telah melakukan sejumlah kegiatan untuk mempromosikan pariwisata di tengah pandemi ini. “Kami memiliki pasar dan acara seni dan budaya. Kami melihat kegiatan ini berpotensi untuk menciptakan ekonomi kreatif. Dengan adanya acara ini terbentuk mindset di masyarakat bahwa perekonomian mulai bergerak,” kata Muhadi, dikutip dari murianews.com, Rabu (21/9/2022). Selain menyelenggarakan acara tersebut, Muhadi mengatakan pihaknya bekerja sama dengan beberapa biro perjalanan lokal di Grobogan dan Jawa Tengah untuk menyelenggarakan perjalanan wisata ke Grobogan. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata Grobogan. Dengan begitu, kunjungan ke Grobogan menjadi lebih menarik minat wisatawan. ”Sudah ada 168 biro tour yang bekerja sama dengan Candi Joglo. Grobogan ini strategis, karena berada di perempatan antar kota-kota daerah, khususnya masyarakat utara (Jawa),” imbuhnya. Tidak hanya itu, Candi Joglo juga menjalin kerjasama dengan objek wisata di kabupaten lain seperti Sragen, Solo, Klaten, Demak, Kudus, Boyolal, Blora dan Semarang. “Kami menciptakan konsep ‘two day tour’, atau perjalanan dua hari satu malam. Sehingga bisa terjalin antar destinasi wisata,” ujarnya. Muhadi mengatakan siap menjalin komunikasi dan bersatu dengan seluruh pegiat pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya di Grobogan. Jadi tidak hanya bangkit dari pandemi, tapi bisa bersaing dengan potensinya masing-masing. “Jika suatu objek wisata tidak bisa mandiri, bisa bermitra dengan orang-orang yang memiliki potensi ekonomi kreatif agar lebih menarik,” ujarnya.