Jowonews

Peras Kepala Dinas, Polisi Tangkap 3 Wartawan Gadungan Wonosobo

WONOSOBO, Jowonews- Kepolisian Resor Wonosobo, Jawa Tengah, menahan tiga oknum masing-masing HW (32), DN (36), dan AR (35) yang mengaku wartawan “Internal Publik”. Mereka mencoba memeras Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Wonosobo. Kapolres Wonosobo AKBP Ganang Nugroho Widhi di Wonosobo, Rabu, mengatakan awalnya Kepala Dinas PUPR melaporkan adanya usaha pemerasan dari oknum wartawan dengan berbekal permintaan konfirmasi temuan LHP BPK atas APBD Kabupaten Wonosobo Tahun 2019. “Meskipun dijelaskan jika temuan BPK sudah ditindaklanjuti dengan pengembalian sejumlah uang ke kas daerah, akan tetapi para oknum ini menakut-nakuti dengan mengatakan kenal dengan Jaksa Agung Muda Pengawasan di Kejagung RI dan proses pidana tetap dapat dilakukan,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Oknum wartawan tersebut sempat mengirim pesan kepada Sekda Kabupaten Wonosobo yang pada intinya apabila surat permintaan konfirmasi temuan BPK, dijawab, maka akan ditembuskan ke Jakarta dan SKPD akan repot karena dipanggil aparat penegak hukum. Kapolres menyampaikan pengungkapan kasus ini menunjukkan bahwa sinergitas antara Polres Wonosobo dengan Kejari Wonosobo, aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) Kababupaten Wonosobo, dan pers setempat terjalin dengan baik. “Kalau ada yang mengatasnamakan aparat penegak hukum atau pers menakut-nakuti dengan tujuan meminta sejumlah uang, laporkan saja. Saat ini kami sedang melakukan pengembangan untuk mengetahui dari mana para tersangka ini memperoleh laporan temuan BPK, yang katanya dibeli dari oknum wartawan atas nama Jackie,” katanya. Kasat Reskrim Polres Wonosobo AKP Mochamad Zazid mengatakan setelah menerima informasi awal, pihaknya berkoordinasi dengan Inspektorat selaku aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) dan Kejaksaan Negeri Wonosobo. “Kemudian melalui Tim Satgas Pemberantasan Pungutan Liar (UPP) Saber Pungli Kabupaten Wonosobo, ketiganya kami amankan saat menerima permintaan uang sejumlah Rp20 juta yang disamarkan dengan modus permintaan kerja sama iklan,” ungkap-nya. Ia menuturkan dari hasil koordinasi dengan pers Kabupaten Wonosobo diketahui bahwa ketiganya tidak terdaftar sebagai jurnalis dan medianya “Internal Publik” yang diakui sebagai tempat para tersangka bekerja juga tidak terdaftar sebagai perusahaan pers. Dalam perkara ini, katanya para tersangka dijerat Pasal 368 ayat (1), ayat (2) jo Pasal 55 ayat (1) KUHP atau Pasal 369 ayat (1) jo Pasal 55 ayat (1) KUHP dengan ancaman pidana penjara maksimal 9 tahun.

Putus Penyebaran Covid-19, Wonosobo Galakkan Operasi Yustisi

WONOSOBO, Jowoenews- – Aparat keamanan Wonosobo menggalakkan operasi yustisi agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran Covid19. Pasi Ops Kodim 0707/Wonosobo Kapten Czi Sarwiyono di Wonosobo, Kamis, mengatakan sebagai aparat keamanan dan ketertiban tidak bosan-bosannya mengimbau masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan. Masyarakat harus menerapkan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas guna memutus mata rantai penularan Covid-19. “Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan edukasi dan menyosialisasikan protokol kesehatan di wilayah Kabupaten Wonosobo. Saya harapkan tumbuh kesadaran dari masing-masing individu akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan demi terhindar dari penularan Covid-19,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Dandim 0707/Wonosobo Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat menyampaikan kegiatan ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan jika beraktivitas di luar rumah. Kegiatan ini sangat penting karena pemerintah gencar melakukan upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Masyarakat harus selalu diingatkan karena masih banyak yang belum mau secara sadar mematuhi aturan pemerintah. “Untuk itu kegiatan dilaksanakan secara acak, baik tempat maupun waktu. Kali ini pelaksanaan sore hari di mana masyarakat banyak yang beraktivitas keluar rumah, maka kami selaku petugas memantau sejauh mana kepatuhan masyarakat,” katanya. Kapolres Wonosobo AKBP Ganang Nugroho Widhi mengatakan operasi ini sebagai bentuk aplikasi dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). “Sebagai aparat kami berkewajiban membantu pemerintah untuk bersama- sama menegakkan protokol kesehatan di setiap tempat yang menimbulkan kerumunan, karena di tempat kerumunan tersebut sangat dimungkinkan terjadinya penularan COVID-19. Oleh karena itu kami ingatkan masyarakat untuk selalu mematuhi apa yang sudah dianjurkan pemerintah,” katanya.

Jalan Utama Wonosobo-Kebumen Putus!

WONOSOBO, Jowonews- Jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah putus. Jalan ambles sepanjang 20 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter di Desa Trimulyo, tepatnya depan Koramil Wadaslintang, Wonosobo. Danramil 12/Wadaslintang Lettu CPL Tulus Widodo di Wonosobo, Selasa (12/1), mengatakan jalan raya Wadaslintang-Prembun tersebut ambles sekitar pukul 04.45 WIB. Akibat kejadian tersebut jalan Wadaslintang-Prembun putus total dan tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Ia menyebutkan sebelumnya di kawasan tersebut turun hujan dengan curah yang cukup tinggi sejak Senin (11/1) siang. Sebelah jalan yang ambles merupakan lembah yang cukup dalam. Kondisi di bawah jalan yang ambles dan longsor merupakan areal persawahan milik warga,lansir Antara. Tulus menyampaikan sehubungan dengan putusnya jalan tersebut arus lalu lintas dialihkan melalui jalan alternatif Kaliwiro-Mendono- Gumler-Besuki-Tirip–Wadaslintang. Namun, katanya, jalan alternatif tersebut cukup sempit untuk bus atau truk. Kendaraan besar itu diharapkan tidak melewati jalan tersebut karena bisa membuat kemacetan. Menurut dia, untuk kendaraan besar yang akan ke Kebumen dialihkan ke Banjarnegara lewat Gandulekor. Ia menghimbau kepada masyarakat jangan mendekat ke lokasi longsor atau jalan ambles tersebut, dikhawatirkan bisa menyebabkan longsor lebih besar lagi. “Apalagi hujan masih sering turun, diharapkan masyarakat agar selalu waspada longsor masih bisa terjadi lagi,” katanya.*

Tak Bawa Tes Antigen, Wisatawan Dihalau Masuk Wonosobo

WONOSOBO, Jowonews- Tim gabungan Pemantauan Protokol Kesehatan dalam pencegahan penyebaran Covid-19 Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, meminta ratusan kendaraan wisatawan putar balik karena tidak dilengkapi hasil tes cepat (rapid test) antigen. Kabid Ketenteraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Kabupaten Wonosobo Hermawan Animoro di Wonosobo, Ahad (27/12), menyebutkan sedikitnya 513 kendaraan roda empat bernomor polisi luar daerah yang terjaring dalam operasi selama dua hari terakhir. Tim gabungan kembali menghentikan ratusan kendaraan milik wisatawan asal luar daerah yang hendak menuju sejumlah lokasi wisata di kawasan Dieng. Karena tidak dilengkapi dengan hasil tes cepat antigen mereka terpaksa harus putar balik. “Sesuai ketentuan yang diterbitkan Pemerintah Kabupaten Wonosobo maka bagi wisatawan asal luar daerah yang hendak menuju objek wisata mesti menunjukkan surat keterangan hasil rapid antigen negatif. Bagi yang tidak membawa kami minta agar mereka melakukan tes cepat antigen di fasilitas kesehatan atau laboratorium terdekat,” kata Hermawan ditemui di sela operasi di area parkir Taman Rekreasi Kalianget. Berdasarkan hasil operasi protokol kesehatan di jalur utama menuju kawasan Dieng tersebut, dia menuturkan tim gabungan dari unsur TNI, Polri, Dinas Perkimhub, Dinas Kesehatan dan Dinas Pariwisata Budaya yang menjaring 49 wisatawan untuk menjalani uji petik tes cepat antigen. Satu diantaranya dinyatakan positif Covid-19 sehingga yang bersangkutan dilarang melanjutkan perjalanannya. Kepada wisatawan yang gasil tes cepat antigen terkonfirmasi positif, petugas mengimbau agar kembali ke daerah asal untuk memulihkan diri dan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 di daerah setempat. “Saran kembali ke daerah asal selain sebagai upaya pencegahan penularan juga demi kesehatan yang bersangkutan agar segera pulih dengan perawatan lebih dini,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Selain melakukan pemantauan wisatawan asal luar daerah, katanya tim gabungan juga berupaya menekankan pentingnya menaati protokol kesehatan kepada warga lokal yang melintas di kawasan Kalianget. “Bagi warga Wonosobo yang terjaring operasi lantaran tidak memakai masker perlindungan diri maka sanksi kami terapkan, mulai dari denda sebesar Rp50.000. Bagi anak-anak dengan sanksi sosial membersihkan area wisata Kalianget,” katanya. Ia berharap momentum hari libur Natal dan Tahun Baru di Kabupaten Wonosobo tidak menimbulkan penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sehingga Wonosobo segera kembali ke zona aman dari Covid-19. 

Harga Anjlok, Petani di Wonosobo Biarkan Hasil Panen Membusuk

WONOSOBO, Jowonews- Tragis. Petani sayuran di Wonosobo mulai ada yang biarkan hasil panen mereka membusuk tanpa dipanen. Hal ini karena hasil kebun mereka dihargai sangat murah. Khususnya untuk sayuran kubis, kol, dan labu siam Kades Lamuk Zainur Rosyidi mengungkapkan pada saat ini harga sayuran terutama tiga komoditas tersebut memang sangat anjlok. “Masyarakat enggan memanen hasil kebun mereka karena hasil penjualan belum bisa menutup ongkos petik. Belum termasuk bibit dan biaya perawatan,” katanya sebagaimana dilansir Antara, Selasa (15/9). Melihat hal tersebut Kodim bekerja sama Polres Wonosobo memborong sayuran petani di Desa Lamuk dan Bowongso, Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Kemudian sayuran tersebut dibagikan kepada anggota TNI/Polri dan masyarakat yang kebetulan lewat di depan Makodim Wonosobo. Anggota Kodim dan Polres Wonosobo terjun langsung ke ladang memetik sayuran kubis, kol, dan labu siam. Total ada tiga ton sayuran yang mereka borong. Dandim 0707/Wonosobo Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat dalam keterangan pers di Wonosobo, Selasa, menyampaikan semoga kegiatan ini bisa sedikit membantu sebagian kecil masyarakat. Namun pihaknya mengaku belum bisa membantu dalam jumlah besar. Mengingat jumlah petani sangat banyak, sementara tidak ada anggaran ke arah tersebut. Menggugah Pemerintah Ia berharap sinergitas Kodim dan Polres ini bisa menggugah pemerintah agar ada sebuah kebijakan membantu petani di saat harga sedang terpuruk seperti ini. Sementara Kasat Sabhara Polres Wonosobo AKP Agus Priyono mengungkapkan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Program Seribu Daun yang dicanangkan Polres Wonosobo dalam rangka antisipasi pandemi Covid-19. “Selain itu, program ini juga merupakan wujud kepedulian kepada petani utamanya sayuran jenis sawi putih, kol dan labu siam, yang mana mengalami kerugian yang sangat besar terkait anjloknya harga komoditas tersebut,” katanya. Kasat Sabhara mengapresiasi semangat para petani yang masih gigih berjuang melawan krisis akibat pandemi Covid-19. “Kami hanya membantu panen dan pengangkutan saja sudah merasakan beban yang berat. Apalagi ditambah petani yang masih harus menanggung kerugian yang tidak sedikit. Bahkan bisa dibilang kerugian total,” katanya.

Jalur Kereta Purwokerto-Wonosobo Diminta Untuk Diaktifkan

PURBALINGGA, Jowonews- Jalur rel kereta api yang menghubungkan Purwokerto dan Wonosobo, Jawa Tengah diminta untuk diaktifkan kembali. Pandangan tersebut disampaikan anggota Komisi V DPR RI Lasmi Indaryani, di Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, Sabtu (5/9). “Pada rapat dengar pendapat kemarin, dengan Pak Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi), saya sudah suarakan kembali. Jadi tidak hanya sekali, saya sudah suarakan yang mungkin kedua kalinya di rapat dengar pendapat untuk mempercepat reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo,” kata Lasmi sebagaimana dilansir Antara. Lasmi mengatakan hal itu kepada wartawan usai membuka kegiatan padat karya di Terminal Bus Tipe A Bobotsari bersama Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi. Dalam rapat dengar pendapat tersebut, kata dia, Menhub Budi Karya Sumadi sudah memberikan jawaban bahwa usulan reaktivasi jalur rel Purwokerto-Wonosobo akan dikaji. “Akan dikaji, nanti seperti apa, karena juga kendalanya adalah jalur yang ke Wonosobo itu ada yang menanjak. Itu mungkin nanti akan dipelajari, nanti mungkin akan kami komunikasikan lagi,” kata anggota Fraksi Partai Demokrat dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VII yang meliputi Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen itu. Ia menduga dalam reaktivasi tersebut harus ada jalur baru karena banyak permasalahan pada jalur-jalur yang lama. Antara lain sebagian telah menjadi permukiman penduduk sehingga tidak gampang untuk diaktifkan kembali. “Mungkin karena sudah lama tidak aktif, sehingga mereka sudah nyaman di situ, atau mungkin sudah sewa dan sebagainya. Nanti kami harus kaji juga karena ada aspirasi dari masyarakat yang tinggal di atas tanah PT KAI (Persero), meminta tolong jangan langsung digusur dan sebagainya,” kata dia menambahkan. Dinikmati Masyarakat Purbalingga Sementara saat memberi sambutan pada pembukaan kegiatan padat karya, Lasmi mengatakan masyarakat Purbalingga akan turut menikmati reaktivasi jalur rel Purwokerto-Wonosobo karena melewati wilayah kabupaten itu. Ia meyakini rencana reaktivasi jalur rel kereta api Purwokerto-Wonosobo juga disambut gembira oleh warga Purbalingga karena akan mendukung kelancaran transportasi mereka. “Dengan adanya kereta api, paling tidak masyarakat Purbalingga yang hendak ke Jakarta tidak perlu ke Purwokerto lebih dulu. Demikian pula dengan masyarakat Banjarnegara karena wilayahnya juga dilalui jalur rel kereta api,” jelasnya. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya juga akan mendengarkan aspirasi dari masyarakat yang bermukim di atas tanah milik PT KAI (Persero) maupun aspirasi dari masyarakat yang menginginkan adanya reaktivasi jalur rel Purwokerto-Wonosobo tersebut. Informasi yang dihimpun, operasional jalur KA Purwokerto-Wonosobo dihentikan sejak tahun 1978 karena dinilai kalah bersaing dengan moda transportasi lain. Jalur tersebut terakhir kali dilintasi kereta api pada pengujung tahun 1986. Yakni KA barang yang berhenti di Stasiun Mantrianom atau sekitar 8 kilometer sebelah barat pusat kota Banjarnegara. KA barang tersebut mengangkut peti kemas yang berisi komponen elektrik dari Prancis untuk keperluan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Panglima Besar Soedirman di Mrica, Banjarnegara.