KLATEN, Jowonews.com – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Rabu kemarin (18/11) meluncurkan program Peningkatan Produksi dan Pemasaran Beras Unggul Nasional di Desa Towangsan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten. Program yang digagas untuk lebih meningkatkan kesejahteraan petani ini dilakukan atas kerjasama Pemprov Jateng dengan Pemerintah Belanda dan sejumlah perusahaan swasta.
Anggota Badan Pelaksana Program Fadlil Kirom mengatakan, program ini bertujuan meningkatkan pendapatan 10.000 keluarga petani anggota 58 gabungan kelompok tani (gapoktan) di 29 kabupaten di Jateng. “Kami menargetkan pendapatan petani meningkat 30 persen,” katanya, di sela-sela peluncuran program, Rabu (18/11).
Peningkatan pendapatan berasal dari efisiensi pembelian benih dan penggunaan pupuk, penerapan teknologi dan mekanisasi pertanian, serta peningkatan kualitas dan jumlah produksi padi. Program ini tidak hanya mengajari cara bertani secara modern, tapi juga mengawal hingga tingkat pemasaran.
“Perusahaan yang kami gandeng bersedia membeli padi petani melebihi harga pasar, mensubsidi pupuk lebih murah, dan memberi petunjuk agar kualitas padi petani sesuai dengan standar pasar,” imbuh Fadlil.
Dewan Pengarah Program Witoro mengatakan, program ini akan berlangsung 4,5 tahun ini. Program ini merupakan rintisan model pertanian Nasional. Sistem ini baru pertama kali diterapkan di Indonesia. Dalam empat bulan pertama, ada empat gapoktan yang menjadi pelaksana dengan total luas lahan 125 hektare. Empat gapoktan itu berada di Klaten, Karanganyar, Boyolali, dan Sukoharjo.
Gapoktan pelaksana yang terpilih dari 158 Gapoktan nominator mendapatkan sejumlah peralatan, seperti sabit bergerigi, alat penyiang, mesin perontok padi, perbaikan dan perluasan lantai jemur.
“Program ini hanya memproduksi padi kualitas unggul. Seperti Inpari, C4, Ciherang, dan Situbagendit. Untuk permodalan petani akan dibantu Bank Jateng. Jika nanti berhasil maka Jateng akan jadi model percontohan Nasional,” jelasnya.
Sementara, dalam acara peluncuran program, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memimpin tanam padi bersama menggunakan mesin penanam (transplanter). Mesin tersebut merupakan bantuan Pemprov Jateng untuk Gapoktan Desa Towangsan.
“Pelan-pelan kita menuju pertanian organik dan hamparan. Tidak ada galengan lagi. Saya juga ingin ada lembaga penjamin sehingga kalau gagal panen tidak ada lagi petani jatuh miskin,” tegasnya. (JN01/JN03)