Jowonews

Logo Jowonews Brown

Tujuh Perempuan jadi Korban Pelecehan, Wawali Minta Diklat Satpol PP Dievaluasi

SEMARANG, Jowonews.com – Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta pendidikan dan pelatihan (diklat) satuan polisi pamong praja (PP) dievaluasi agar lebih mengena pada tugas pokok dan fungsinya (tupoksi).

“Satpol PP ini tugasnya menegakkan peraturan daerah (perda), tetapi ternyata ada yang tidak hafal perda. Mestinya, ini yang lebih penting untuk didiklat. Bukan malah kegiatan ‘jurit malam’,” katanya di Semarang, Kamis.

Hal itu diungkapkan Ita, sapaan akrab Hevearita menanggapi dugaan pelecehan seksual yang menimpa tujuh perempuan anggota satpol PP saat kegiatan caraka linmas di Gedongsongo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, 3-4 Februari lalu.

Di dalam kegiatan itu, ada sesi “jurit malam” yang mengharuskan setiap peserta berjalan sendiri menyusuri rute di malam hari yang kemudian terjadi dugaan pelecehan seksual oleh rekan sesama pegawai “outsourcing”.

“Saya sudah tanyakan kegiatan ini, ternyata resmi. Namun, kenapa mesti ada ‘jurit malam’? Kenapa tidak diisi kegiatan yang lebih mengena ke tupoksi mereka. Latihan fisik memang penting, tetapi kan bisa siang hari,” katanya.

Yang jelas, kata dia, diklat satpol PP harus dikemas secara humanis dengan mengedepankan pemahaman terhadap tupoksi mereka dan sifatnya lebih implementatif, terutama mengenai perda dan pelayanan kepada masyarakat.

Ia sepakat jika perempuan yang lebih banyak direkrut menjadi satpol PP karena dalam penegakan perda tentunya didahului dengan sosialisasi kepada masyarakat, dan penempatan kaum hawa tentunya lebih berkesan ramah dan humanis.

Apalagi, Ita menjelaskan Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa tengah mengembangkan potensi kepariwisataan sehingga salah satunya membentuk unit satpol PP pariwisata yang menjaga destinasi-destinasi wisata yang ada.

“Kaitannya dengan destinasi wisata, mereka kan akan ketemu dengan turis-turis. Tidak hanya turis dari Indonesia, tetapi dari luar negeri. Kemampuan bahasa asing, terutama bahasa Inggris wajib mereka kuasai,” ungkapnya.

BACA JUGA  Usai Penutupan Sunan Kuning, Satpol PP Semarang Siagakan Petugas

Selain itu, kata dia, pelatihan yang harus diberikan kepada perempuan anggota satpol PP adalah mengenai cara berdandan atau menjaga penampilan sehingga mereka bisa tampil menarik dalam memberikan pelayanan publik.

“Mestinya, kegiatan-kegiatan ini yang penting untuk diklat, seperti pemahaman perda, bahasa Inggris, dan kecantikan. Bukannya malah ‘jurit malam’, mereka ini kan sudah bekerja, mestinya pelatihannya implementatif,” tegasnya. Jn16-ant

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...