Jowonews

Logo Jowonews Brown

Tutupan Tumbuhan Laut di Indonesia Hanya 40 Persen

JAKARTA, Jowonews.com – Laporan terbaru Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) selaku Tim Walidata Lamun menunjukkan kondisi tutupan padang lamun (tumbuhan laut) di sebagian besar perairan Indonesia kurang sehat akibat tekanan aktivitas manusia.

“Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun 2004, padang lamun dengan tutupan 40 persen masuk dalam kondisi kurang sehat. Ini artinya padang lamun Indonesia dalam kondisi kurang sehat,” kata peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Udhi E Hernawan di Jakarta, Rabu (7/6).

Dari keseluruhan lokasi yang divalidasi, hanya 5 persen yang kondisinya sehat misal di Biak, Papua. Lokasi lainnya berada pada kondisi kurang sehat atau miskin, bahkan padang lamun yang berada di kawasan konservasi, misalnya Wakatobi dan Lombok juga dalam kondisi kurang sehat.

Tim peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, menurut dia, telah memantau kondisi padang lamun Indonesia dengan melakukan perhitungan dan validasi padang lamun yang tersebar di 423 lokasi di seluruh Indonesia. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia setidaknya memiliki padang lamun seluas 150.000 hektare.

Informasi luasan padang lamun dapat memberikan indikasi kondisi dan potensi lamun secara menyeluruh. “Jika terjadi penurunan, menunjukkan adanya tekanan atau ancaman pada ekosistem tersebut, sebaliknya jika luasannya stabil atau naik ini menunjukkan peluang padang lamun untuk lestari semakin tinggi,” ujarnya.

Lokasi perairan yang kurang sehat atau miskin menjadi penyebab buruknya kondisi lamun. Pencetus buruknya kondisi perairan pada umumnya disebabkan oleh tekanan aktivitas manusia.

Reklamasi pantai untuk lahan pembangunan pelabuhan, kawasan industri dan pemukiman berdampak langsung pada hilangnya habitat lamun. Tekanan lingkungan akibat pencemaran dari aktivitas rumah tangga, pertanian dan limbah industri serta sedimentasi menurunkan kualitas habitat yang berdampak pada penurunan kondisi padang lamun.

Selain itu, ia mengatakan aktivitas perikanan yang tidak ramah lingkungan juga dapat merusak padang lamun.

Menurut dia, agar padang lamun tetap mampu memberikan manfaat bagi masyarakat secara berkelanjutan, upaya konservasi padang lamun harus mampu mencegah terjadinya aktivitas yang mengancam kelestarian lamun tersebut. Selain itu, kegiatan transplantasi lamun dapat dilakukan untuk memulihkan padang lamun yang telah hilang atau rusak dan menciptakan areal padang lamun yang baru.

Pada dasarnya padang lamun memberikan manfaat besar bagi kehidupan manusia. Ekosistem ini menunjang keberlangsungan sumber daya perikanan di Indonesia. Sebagai contoh, berbagai jenis komoditas perikanan, seperti ikan baronang (samandar), kepiting rajungan, dan kerang-kerangan banyak ditemukan hidup di padang lamun.

Selain bermanfaat bagi perikanan, padang lamun juga membantu mengurangi laju perubahan iklim dengan menyerap emisi karbondioksida (CO2). Padang lamun juga dapat menahan gelombang, serta menangkap dan menyetabilkan sedimen, sehingga air menjadi lebih jernih.(jwn4/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...