SEMARANG, Jowonews.com — Universitas Negeri Semarang berencana menggelar penjaringan ulang bakal calon rektor Unnes periode 2018-2022 setelah berkoordinasi dengan Kemenristek Dikti.
“Kami sudah menyampaikan hasil penyaringan calon rektor Unnes kepada Kemenristek Dikti. Tetapi, ada satu klausul keharusan yang tidak terpenuhi,” kata Ketua Senat Unnes Prof Soesanto di Semarang, Selasa.
Satu klausul keharusan yang dimaksud, kata dia, pada penyaringan dalam rapat senat terbuka dihadiri perwakilan Kemenristek Dikti, tetapi sampai pelaksanaan tidak ada perwakilan kementerian bisa hadir.
Sebelumnya, pihaknya telah menyiapkan tahapan pemilihan rektor (pilrek), mulai penjaringan hingga penyaringan yang dilakukan pada 3 Juli 2018 untuk menjaring tiga calon rektor.
“Pada rapat senat terbuka untuk penyaringan calon rektor, semua sudah diundang, mulai dewan pengawas, dewan penyantun, ikatan alumni, dosen, hingga perwakilan Kemenristek Dikti,” katanya.
Bahkan, kata dia, undangan kepada Kemenristek Dikti sudah disampaikan per tanggal 22 Juni 2018, tetapi hingga pelaksanaan tidak ada pemberitahuan tertulis atas ketidakhadiran perwakilan kementerian.
Dengan ketidakhadiran perwakilan Kemenristek Dikti, kata dia, otomatis kegiatan penyaringan calon rektor itu bisa dikatakan belum memenuhi ketentuan sehingga harus diulang kembali.
“Rencananya, tahapan penjaringan akan dilakukan pada 31 Juli 2018. Untuk peraturannya juga sudah diterbitkan Peraturan Senat Unnes Nomor 2/2018 sebagai pengganti aturan sebelumnya,” katanya.
Pada tahapan penyaringan yang berlangsung di Rektorat Unnes Semarang, Selasa (3/7), Fathur yang merupakan kandidat petahana mengantongi perolehan 61 suara dari total anggota senat 65 orang.
Fathur, Guru Besar Fakultas Ilmu Bahasa dan Seni (FBS) Unnes merupakan satu-satunya profesor yang maju penjaringan calon rektor dari lima bakal calon, sebab empat bakal calon lainnya masih doktor.
Doktor Achmad Rifai dan Dr Martitah masing-masing meraih dua suara, sedangkan dua bakal calon rektor Unnes lainnya, yakni Dr Eko Handoyo dan Dr Wirawan Sumbogo tidak mendapatkan suara. (jwn5/ant)
