
Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Abdul Fikri Faqih mengaku prihatin mengingat dari beberapa pasangan calon jamaah haji hanya satu yang mendapat visa. “Padahal tidak mungkin pergi haji tanpa mahram bagi perempuan,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Fikri itu, menengarai peristiwa ini merupakan buntut dari lambatnya Dirjen PHU dalam melakukan advokasi kepada Dubes Arab Saudi yang baru dilakukan Rabu (19/8).
Meski yakin mereka akan mendapatkan visa, Fikri menuntut agar Kementerian Agama (Kemenag) bekerja keras untuk mengatasi masalah yang membuat risau masyarakat, khususnya keluarga besar calon jamaah haji.
Menurutnya, terlambatnya visa akan menimbulkan persoalan-persoalan lain, yakni dalam pengaturan penerbangan dan pemondokan selama di Saudi Arabia yang menjadi rumit. “Kalau 22 sampai 44 orang tidak dapat visa kan artinya tidak bisa terbang. Selanjutnya bagaimana? Diikutkan kloter berikutnya atau seperti apa? Artinya, ini akan mengganggu kloter yang mestinya tidak ada masalah,” tegas Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah IX ini.
Selain itu. persoalan kesehatan calon jamaah haji yang bervariasi juga menjadi sorotan. Pasalnya, kata Fikri, sejumlah petugas kesehatan juga belum mendapatkan visa. Padahal, informasi dari kloter pertama dan kedua sudah terdapat 7-22 orang yang dirujuk ke RSUD Mawardi dan RS TNI AU. Mereka tidak berangkat karena menunggu kesehatannya pulih. (JN03)