Jowonews

Kembangkan Sentra Kawasan Bawang Putih, Kementan Anggarkan Rp220 Miliar

JAKARTA, Jowonews.com – Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian mengalokasikan anggaran Rp220,15 miliar untuk pengembangan sentra kawasan bawang putih seluas 5.453 hektare guna meningkatkan produksi dalam negeri. Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto menjelaskan produksi bawang putih dalam negeri saat ini baru mencapai 85.000 ton per tahun, sedangkan kebutuhan nasional terhadap komoditas tersebut sebesar 560.000-580.000 ton per tahun. “Pengembangan kawasan bawang putih totalnya ada 5.453 hektare dengan total anggaran Rp220,15 miliar,” kata Prihasto dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR di Jakarta, Senin. Prihasto memaparkan pengembangan kawasan bawang putih seluas 5.453 hektare (ha) tersebut tersebar di 16 provinsi Indonesia, yakni Aceh seluas 100 ha, Sumatra Utara 505 ha, Sumatra Barat 150 ha, Bengkulu 225 ha, Jambi 75 ha, Sumatera Selatan 50 ha, dan Lampung 160 ha. Selanjutnya, Jawa Barat 185 ha, Jawa Tengah 1.581 ha, Jawa Timur 636 ha, Bali 195 ha, NTB 811 ha, NTT 50 ha, Sulawesi Utara 170 ha, Sulawesi Tengah 200 ha dan Sulawesi Selatan 360 ha. Ada pun total anggaran sebesar Rp220,15 miliar digunakan untuk benih bersertifikat, pengendali organisme pengganggu tanaman dan mulsa plastik. Pada 2019, Kementan mencatat luas tanam bawang putih adalah 12.461 hektare dengan luas panen 12.007 ha, produksi 87.509 ton, produktivitas 7,29 ton per hektare. Selain peningkatan produksi lewat APBN, Kementan juga menerapkan peraturan wajib tanam kepada pelaku usaha yang mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Hingga tahun 2019, Kementan telah menerbitkan RIPH kepada 75 importir dengan volume 760.922 ton, sehingga target produksi harus mencapai 38.046 ton dengan target luas tanam 6.341 hektare. “Evaluasi RIPH 2019, realisasi produksi 12.185 ton dengan realisasi tanam 2.572 hektare, sehingga masih ada sisa tanam 3.744 hektare dan kurangnya produksi dari target yang ditetapkan sekitar 26.004 ton,” kata Prihasto. Prihasto menambahkan bahwa produksi bawang putih di dalam negeri akan difokuskan untuk peningkatan benih, bukan untuk konsumsi, sehingga produksi dalam negeri dapat ditingkatkan. (jwn5/ant)

Kejagung Periksa Delapan Saksi Kasus Jiwasraya

JAKARTA, Jowonews.com – Delapan orang saksi diperiksa tim jaksa penyidik Kejaksaan Agung pada Senin, terkait penyidikan dugaan perkara tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero). “Ada delapan saksi diperiksa,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Hari Setiyono di Kantor Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin. Delapan saksi tersebut adalah Alwi Halim selaku Direktur Equaily PT. Lotus Andalan Sekuritas, Danang Suryono selaku GM Operasional dan Pelayanan PT. Asuransi Jiwasraya (PT AJS), De Yong Adrian selaku eks Direktur Pemasaran PT. AJS dan Supardi Sudiro selaku Kepala Divisi Managemen Resiko PT. AJS. Kemudian Putu Sutama selaku eks GM Teknis PT. AJS, Agustin Widhiastuti selaku Pejabat Sementara Kepala Divisi Keuangan dan Investasi PT. AJS, Devi Henita selaku Direktur Independent PT. Angkasa Karyatama dan J. Wahyoedi Hidayat. Kejaksaan Agung sebelumnya telah menetapkan status tersangka terhadap enam orang dalam penyidikan kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Keenamnya adalah Komisaris PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro, Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) Heru Hidayat, mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya Harry Prasetyo, mantan Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim dan mantan Kepala Divisi Investasi dan Keuangan PT Jiwasraya Syahmirwan, Direktur PT Maxima Integra Joko Hartono Tirto. (jwn5/ant)

Pengusaha Demak Mengaku Habiskan Rp 10 Miliar Untuk ‘Serangan Fajar’ Saat Dukung Tamzil

SEMARANG, Jowonews.com – Pengusaha jasa konstruksi asal Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Noer Halim, mengaku mengeluarkan uang Rp10 miliar darinya untuk kebutuhan “serangan fajar” saat dirinya mendukung pasangan M.Tamzil-Hartopo dalam Pilkada Kabupaten Kudus 2018. “Pada awalnya kami komitmen untuk memberi Rp5 miliar. Tetapi karena sampai waktu yang ditentukan ternyata yang lain belum mengumpulkan, maka kami tambah lagi Rp5 miliar,” kara Noer Halim saat diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap Bupati Nonaktif Kudus M.Tamzil di Pengadilan Tipikor Semarang, Senin. Menurut dia, proses memasuk-masukkan uang yang dibagikan saat hari pemungutan suara itu dilakukan di Demak. “Dibungkusi di Demak. Kami memang mainnya di Demak agar tidak diketahui lawan,” katanya di bawah sumpah dalam sidang yang dipimpin Hakim Ketua Sulistyono itu. Setelah seluruh amplop berisi uang itu disiapkan, kata dia, para koordinator 9 kecamatan di Kudus datang untuk mengambilnya pada tiga hari menjelang hari pencoblosan. Setelah diambil, amplop-amplop berisi uang pecahan Rp50 ribu itu diserahkan kepada masing-masing kepala desa untuk dibagikan. Meski menyadari hal tersebut merupakan perbuatan yang salah, ia menyebut pemberian amplop tersebut sebagai bentuk uang pengganti kepada para pemilih yang telah meluangkan waktu dan meninggalkan pekerjaannya untuk mencoblos. Dalam mendukung pasangan Tamzil-Hartopo, Halim mengaku tidak sendirian dalam memodali pasangan tersebut. Ia menyebut pengusaha bus asal Kudus, Hariyanto, juga menjadi pendukung pasangan tersebut. Namun, ia tidak mengetahui pasti jumlah uang yang dikeluarkan oleh pemilik P.O.Hariyanto itu. Sementara itu, Hariyanto yang juga diperiksa sebagai saksi dalam persidangan itu mengaku mengeluarkan uang lebih dari Rp8.7 miliar. “Saya keluar Rp8,7 miliar, setahu saya Pak Hartopo Rp2,5 miliar,” katanya. Haryanto yang merupakan panglima pemenangan pasangan Tamzil-Hartopo dalam Pilkada 2018 tersebut tidak mengetahui apakah dana sumbangannya dalam pesta demokrasi itu dilaporkan secara resmi ke KPU atau tidak. (jwn5/ant)

Pasokan Kembali Melimpah, Harga Cabai di Solo Turun

SOLO, Jowonews.com – Harga cabai di Kota Solo, Jawa Tengah, berangsur turun seiring dengan melimpahnya pasokan komoditas tersebut di pasaran. “Salah satunya cabai merah besar, dari harga Rp60.000/kg sekarang Rp55.000/kg,” kata salah satu pedagang di Pasar Legi, Sari di Solo, Senin. Bahkan untuk cabai rawit, dikatakannya, saat ini sudah berada di level Rp50.000/kg dari sebelumnya Rp80.000/kg. Penurunan harga terjadi secara bertahap seiring dengan membaiknya hasil panen para petani. “Kalau untuk cabai besar hijau dan cabai rawit putih harganya turun dari Rp25.000/kg menjadi Rp20.000/kg,” katanya. Pedagang lain di Pasar Gede, Hastuti, mengatakan untuk harga cabai rawit merah saat ini di kisaran Rp60.000-65.000/kg. Angka ini turun dari Rp100.000/kg. “Sudah beberapa hari terakhir ini turunnya, yang paling kelihatan ya cabai rawit itu karena kan sebelumnya sampai Rp100.000/kg, saya sampai diprotes pembeli,” katanya. Sementara itu, penurunan harga komoditas tersebut juga diikuti oleh beberapa komoditas lain, salah satunya bawang putih. Salah satu pedagang di Pasar Gede, Wahyuni mengatakan harga bawang putih jenis sinco turun dari Rp50.000/kg menjadi Rp43.000/kg. “Turunnya baru-baru ini, minggu lalu harganya masih Rp50.000/kg. Mudah-mudahan segera normal lagi,” katanya. Harga bawang putih jenis kating juga mengalami penurunan harga, yaitu dari kisaran Rp40.000-45.000/kg menjadi Rp36.000/kg. Meski demikian, penurunan harga tersebut belum terjadi di Pasar Gede. Salah satu pedagang, Sisri, mengatakan saat ini komoditas tersebut masih di harga Rp60.000/kg. “Dari distributor belum menurunkan harga, jadi saya juga masih menggunakan harga Rp60.000/kg itu,” katanya. Sebelumnya, kenaikan harga bawang putih terjadi seiring dengan isu dihentikannya pengiriman komoditas tersebut dari China akibat merebaknya wabah virus Corona. Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mengatakan terus mengupayakan agar pengiriman bisa tetap berjalan sesuai kebutuhan masyarakat. “Kami menunggu pusat, harapannya kran impor tetap dibuka. Kalau sebetulnya dihentikan atau tidak saya juga kurang paham,” katanya. (jwn5/ant)

Ganjar Dorong Bawang Putih Dijadikan Komoditas Prioritas

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong pemerintah pusat untuk menjadikan bawang putih sebagai salah satu komoditas prioritas guna mengantisipasi terjadinya gejolak harga akibat terbatasnya pasokan. “Dengan dijadikannya bawang putih sebagai komoditas prioritas, maka diharapkan pasokan di Tanah Air tidak lagi terganggu,” kata Ganjar di Semarang, Senin. Saat ini pasokan bawang putih di Indonesia turun drastis dan harganya melambung akibat adanya pembatasan impor produk Tiongkok sebagai antisipasi penyebaran virus corona. Menurut Ganjar, momentum tersebut mesti dimanfaatkan untuk menggenjot pertanian bawang putih di Tanah Air. “Ini momentum buat pertanian kita khususnya bawang, dengan corona dan orang bertanya-tanya di mana sumber bawang putih. Ini harus kita manfaatkan, musibah ini harus kita cari barokahnya. Barokahnya apa, kita mesti berdikari, kalau sudah begitu bisa kita kejar itu (peningkatan produksi),” ujarnya. Ganjar menyebutkan suplai bawang putih secara nasional di Indonesia masih sangat kurang, di mana lahan pertanian bawang putih di Jawa Tengah saat ini tercatat 2.573 hektare dengan kemampuan produksi 195.472 kilogram. Luasan itu tersebar hampir di seluruh wilayah pegunungan di Jateng, mulai dari Tawangmangu, Sindoro, Sumbing, hingga Tegal. “Itu sebenarnya bagian untuk mendorong kekurangan ini, cuma ngejar waktu tidak bisa, maka harus ada ‘crash program’ (percepatan) untuk meningkatkan produksi ini,” katanya. Ganjar juga mengharapkan keran impor bawang putih untuk mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga yang mencapai Rp50.000-70.000 per kilogram. “Kalau pun tidak dari China, alternatif lain bisa dikirim dari India meskipun secara kualitas masih di bawah bawang putih China,” ujarnya. (jwn5/ant)

Wapres Ma’ruf Amin Sebut Pariwasata Masuk Sektor Prioritas

KARAWANG, Jowonews.com – Wakil Presiden Ma’ruf Amin membuka Musyawarah Nasional XVII 2020 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan menyampaikan kepada seluruh jajaran PHRI bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas yang perlu dikembangkan bersama untuk meningkatkan perekonomian nasional. “Pariwisata telah ditetapkan sebagai salah satu sektor prioritas yang perlu dikembangkan dalam rangka meningkatkan perekonomian Indonesia,” ujar Wapres dalam sambutannya di Munas XVII 2020 PHRI, di Karawang, Jawa Barat, Senin. Wapres menyampaikan pariwisata merupakan sektor yang paling mudah dan murah untuk dikembangkan, serta memberikan dampak langsung bagi peningkatan pendapatan masyarakat. Pemerintah sejauh ini telah menetapkan percepatan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang dinilai dalam jangka pendek paling berpotensi memberikan hasil segera (quick wins), yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Wapres juga mengingatkan pengembangan pariwisata perlu didukung dengan pengembangan 3A, yaitu aksesibilitas, atraksi dan amenitas. Aksesibilitas meliputi keterhubungan darat, laut, dan udara, menuju destinasi wisata. Atraksi meliputi kegiatan seni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam, olahraga dan hiburan yang menjadi daya tarik wisatawan. Sementara amenitas sebagai fasilitas pendukung pariwisata bertujuan memberikan kenyamanan bagi wisatawan, seperti akomodasi, kuliner, pusat informasi, pusat oleh-oleh, kesehatan, keamanan, komunikasi, bank, air bersih dan listrik. Menurut Wapres, PHRI berperan penting dalam mendukung kebutuhan amenitas pariwisata, khususnya terkait sarana akomodasi dan kuliner. Adapun terkait penyelenggaraan Munas XVII PHRI di Karawang, Wapres berharap acara lima tahunan itu dapat dijadikan forum untuk membahas strategi dan upaya dalam mendukung pengembangan pariwisata Indonesia, dan mencari solusi dari hambatan dan tantangan yang dihadapi saat ini. Sementara itu Ketua Umum PHRI 2015-2020 Hariyadi Sukamdani dalam sambutannya menyampaikan Karawang merupakan kota kabupaten pertama yang didaulat menyelenggarakan Munas PHRI dalam sejarah 50 tahun berdirinya PHRI. Penyelenggaraan Munas di Karawang, kata Hariyadi, menjadi momentum tepat agar Pemerintah Pusat memasukkan Karawang sebagai kota yang berpotensi menjadi destinasi wisata sejarah. Salah satu wisata sejarah Karawang misalnya Rengasdengklok, yang menyimpan sejarah Peristiwa Rengasdengklok yakni peristiwa penculikan terhadap Presiden pertama RI Bung Karno, yang sarat akan makna perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selain itu Karawang juga memiliki destinasi wisata lain seperti Candi Jiwa, Patilasan Syech Quro, green canyon di bagian selatan Karawang, Pantai Samudera Baru, Pantai Pakis dan juga potensi wisata industri serta kuliner. Hariyadi menyampaikan perkembangan dunia perhotelan di Karawang sendiri sudah sangat pesat dengan fasilitas yang lengkap yang bisa mengakomodasi acara-acara tingkat nasional. Lebih jauh Hariyadi juga berharap seluruh unsur organisasi PHRI dapat berperan dan berkontribusi signifikan terhadap kemajuan pariwisata Indonesia, sehingga pemerintah daerah dan pusat akan memberikan dukungan baik melalui kebijakan maupun anggaran. Adapun selain Wapres, acara Munas XVII PHRI turut dihadiri Menteri Parekraf, Gubernur Jawa Barat, Bupati Karawang serta perwakilan PHRI dari 34 Provinsi di seluruh Indonesia. (jwn5/ant)

Pemerintah Harap Program Sembako Dapat Kurangi Stunting

JAKARTA, Jowonews.com – Program Sembako yang diinisiasi Kementerian Sosial untuk keluarga prasejahtera diharapkan dapat membantu mengurangi permasalahan stunting di Tanah Air. Melalui Program Sembako pemerintah memberikan pilihan bahan pangan yang dapat dibeli oleh keluarga penerima manfaat (KPM) sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan dengan memperhatikan gizi, kata Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (Dirjen PFM), Andi ZA Dulung dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin. Dirjen PFM menyebutkan bahwa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) diberikan kebebasan dalam membelanjakan bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan agar KPM menjadi bahagia. Program ini memastikan ibu sendiri yang mengatur (pembelanjaan) sehingga ibu bahagia, jadi memang didesain sedemikian rupa, ujar Andi. Namun KPM dilarang membeli barang yang tidak diperbolehkan, contohnya rokok. Jika diketahui ada KPM yang dapat membeli barang tersebut, maka sanksipun akan diberikan kepada e-Warong yang menjualnya. Memang dikasih uang, tapi tidak boleh diterima ‘cash’, nah yang tidak boleh, yang sangat dilarang adalah rokok, kalau ketahuan warungnya ada yang melanggar izinnya akan dicabut, jelas Andi. Pada 2020 indeks bantuan pada Program Sembako mengalami peningkatan dari program sebelumnya yaitu Bantuan Pangan Nontunai (BPNT). Sebelumnya setiap KPM diberikan bantuan sebesar Rp110.000 per bulan namun dengan beralih menjadi Program Sembako, KPM diberikan bantuan sebesar Rp150.000 per bulan. Selain itu, Andi juga berpesan agar KPM yang memiliki usaha dapat didorong untuk semakin meningkatkan usahanya dengan diberikan modal tambahan. Dengan diberikan bantuan tersebut, diharapkan KPM tidak perlu lagi menerima bantuan dan menjadi mandiri. (jwn5/ant)

Selundupkan Sabu dalam Sandal Di Rutan, Ibu di Surakarta Jadi Tersangka

SOLO, Jowonews.com – Satuan Rekrim Polres Kota Surakarta, Jawa Tengah, menetapkan seorang ibu rumah tangga yang terlibat menyelundupkan sabu-sabu yang dimasukkan dalam sandal di Rutan Kelas 1A di Solo menjadi tersangka. “Seorang pelaku penyelundup sabu-sabu di Rutan Surakarta tersebut Emi Suryani (35) warga Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Solo, dan kini masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Surakarta,” kata Kepala Polres Kota Surakarta Kombes Pol Andy Rifai, di Solo, Senin. Selain itu, polisi juga menyita satu pasang sandal, satu paket sabu-sabu, alat hisap atau pipet dijadikan barang bukti. Tersangka ini, menyelundupkan sabu-sabu yang dimasukkan di dalam sandalnya, saat membesuk suaminya, Budi Setiawan, seorang tahanan kasus narkoba, pada Jumat (7/2), sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, tersangka gagal menyelundupkan sabu sabu untuk suaminya tersebut di ruang pemeriksaan petugas rutan. Petugas curiga karena setiap pengunjung yang menjengok tahanan atau Napi diwajibkan menggunakan sandal yang disediakan rutan, tetapi tersangka tidak mau, justru kelihatan takut. Petugas rutan kemudian memeriksa sandal tersangka dan ditemukan satu paket sabu-sabu dengan pipet di dalamnya. Kejadian ini, kemudian dilaporkan ke Polresta untuk proses hukum. Kapolres mengatakan tersangka mengaku mendapatkan sabu-sabu dari seseorang bernama Kiek yang kini masih buron. Tersangka melalui komunikasi handphonenya diminta mengambil barang haram itu, di dalam bungkus rokok yang diletakkan di kawasan taman Banjarsari, Minggu (2/2). Tersangka setelah mengambail paket sabu-sabu sesuai petunjuk Kiek tersebut, dan membawa pulang ke rumahnya. Tersangka kemudian mengonsumsi sebagian sabu-sabu, di rumahnya, Senin (3/2), sekitar pukul 10.00 WIB, dan sisanya disimpan di lemari ruma tersangka. Tersangka kemudian dengan naik ojek online ke Rutan Surakarta, pada Jumat (7/2), sekitar pukul 10.00 WIB. Tersangka mengenakan sandal warna biru muda yang digunakan menyimpan sabu-sabu dab pipet untuk suaminya di tahanan. Namun, niat tersangka itu, digagalkan petugas rutan di ruang pemeriksaan. Atas perbuatan tersangka tersebut dijerat dengan primair pasal 114 ayat (1) subsidair Pasla 112 ayat (1) subsidair Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang Undang RI No.35./2009, tentang Narkotika. Ancaman hukuman minimal lima tahun menjara dan maksimal 20 tahun penjara, dan atau penjara seumur hidup. (jwn5/ant)