Jowonews

Bulog Solo Targetkan Pengadaan Pangan 2020 Sebanyak 38.030 Ton

SOLO, Jowonews.com – Perusahaan Umum (Perum) Bulog Kantor Cabang Surakarta, Jawa Tengah, terus melakukan pengadaan pangan dengan menyerap gabah hasil panen petani di Solo Raya, dengan target 2020 sebanyak 38.030 ton setara beras. Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Surakarta Imam Firdaus Jamal, di Solo, Rabu, mengatakan tahun ini Bulog Kantor Cabang Surakarta ditargetkan menyerap hasil panen petani di wilayah Boyolali, Sragen, Klaten, Sukoharjo, dan Karanganyar sebanyak 38.030 ton setara beras. “Kami sudah melakukan penyerapan gabah petani dengan realisasi hingga awal Mei mencapai 15.314 ton setara beras. Kami optimistis target itu dapat terpenuhi dalam rangka pemenuhan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tahun ini,” kata Imam Firdaus Jamal. Imam mengatakan kegiatan penyerapan tersebut sudah dilakukan sejak Maret 2020. Bulog Surakarta juga telah melakukan komunikasi dengan Dinas Pertanian se-Karesidenan Surakarta, mitra kerja penggilingan gabah/beras dan terjun langsung ke lapangan melalui Satuan Kerja Pengadaan yang sudah dibentuk. Bulog dalam pembelian gabah atau beras sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020, dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan yaitu Rp4.200 per kg untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dan Rp4.250 per kg di tingkat penggilingan dengan kualitas kadar air paling tinggi 25 persen dan kadar kotoran paling tinggi 10 persen. “Harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan Rp5.250/kg dan GKG di gudang Perum Bulog Rp5.300/kg, memiliki kadar air paling tinggi 14 persen dan kadar kotoran paling tinggi 3 persen,” kata Imam. Dia mengatakan untuk harga beras di gudang Bulog Rp8.300/kg dengan kualitas memiliki kadar air paling tinggi 14 persen, derajat sosoh paling sedikit 95 persen, butir patah paling tinggi 20 persen dan butir menir paling tinggi 2 persen. Bulog Surakarta hingga kini memiliki stok sebanyak 15.314 ton setara beras yang tersimpan di sembilan gudangnya antara lain berupa gabah, beras baik kualitas medium maupun premium. Stok pangan itu, mampu melayani kebutuhan pangan di Solo Raya hingga enam bulan ke depan. “Kami selain beras juga memiliki stok minyak goreng dan gula pasir. Barang ini, untuk pengendalian harga di pasar dengan kegiatan operasi pasar,” katanya. Perum Bulog Kantor Cabang Surakarta membantu  Tim TPID, swasta, maupun komunitas-komunitas dalam menyiapkan paket sembako Lebaran atau bantuan sosial dalam penanggulangan pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia saat ini. “Kami menjual paket sembako dengan harga komoditas sesuai HET yang ditetapkan dan jumlah paket menyesuaikan permintaan serta persediaan yang ada. Paket sembako ini, akan langsung diantar ke titik terdekat sesuai dengan imbauan Pemerintah untuk social distancing,” katanya.  (jwn5/ant)

Polisi Bongkar Kasus Penyalahgunaan Solar Bersubsidi di Banyumas

PURWOKERTO, Jowonews.com – Petugas Satuan Reserse Kriminalitas Kepolisian Resor Kota Banyumas mengungkap kasus dugaan penyalahgunaan bahan bakar minyak bersubsidi jenis solar di sebuah lahan kosong, Kelurahan Berkoh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. “Kasus ini berhasil diungkap kemarin (5/5) dan kami telah mengamankan dua orang yang diduga sebagai pelaku, yakni AP alias Gundul (42), warga Kelurahan Berkoh, Kecamatan Purwokerto Selatan, dan YS (42), warga Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara,” kata Kepala Polresta Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka didampingi Kepala Satreskrim Ajun Komisaris Polisi Berry di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu. Menurut dia, modus operandi kasus tersebut dilakukan dengan cara pelaku AP lebih dulu datang ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Yos Sudarso, Sokaraja, dengan menggunakan mobil Brio warna kuning guna melakukan pemetaan situasi dan pembayaran dimuka kepada petugas operator SPBU. Selanjutnya, YS atas perintah AP datang ke SPBU tersebut untuk menemui operator yang telah menerima uang pembayaran dimuka guna mengisi solar bersubsidi ke dalam mobil Panther yang sudah dimodifikasi dengan diberi tangki BBM tambahan berkapasitas 720 liter. Mobil Panther tersebut selanjutnya dibawa YS menuju lahan kosong dekat rumah AP agar solar bersubsidi yang tersimpan di dalam tangki tambahan dapat dipindahkan ke jeriken berkapasitas 30 liter dengan menggunakan selang melalui keran yang ada pada tangki BBM itu. Solar bersubsidi yang sudah berpindah ke dalam puluhan jeriken berkapasitas 30 liter itu kemudian diangkut menggunakan mobil APV warna abu-abu untuk dijual ke pertambangan di wilayah Cilacap. “Barang bukti yang kami amankan terdiri atas 24 jeriken masing-masing berkapasitas 30 liter isi solar, lima jeriken berkapasitas 30 liter kosongan, satu unit mobil Brio warna kuning, satu unit APV warna abu-abu, satu unit mobil Panther yang telah dimodifikasi, dan dua unit telepon seluler,” kata Kasatreskrim AKP Berry menambahkan. Ia mengatakan kedua pelaku bakal dijerat Pasal 55 subsider Pasal 53 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. (jwn5/ant)

Pasokan Melimpah, Harga Kebutuhan Pokok dan Cabai di Pekalongan Masih Stabil

PEKALONGAN, Jowonews.com – Harga kebutuhan pokok dan cabai di beberapa pasar tradisional Kota Pekalongan, Jawa Tengah, memasuki H+13 Ramadhan 1441 Hijriah masih terpantau stabil karena pasokannya lancar serta melimpah. Sejumlah pedagang di pasar tradisional Grogolan di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa harga beberapa kebutuhan pokok seperti daging sapi dan ayam, telur, beras, serta kebutuhan bumbu dapur masih stabil, bahkan cenderung turun. “Harga daging, untuk saat ini belum naik dibanding bulan puasa sebelumnya. Untuk harga daging sapi saat ini masih sekitar Rp60 ribu per kilogram,” kata pedagang Nurjanah. Saat ini, harga daging ayam ras sekitar Rp30 ribu per kilogram, daging sapi Rp55 ribu perkilogram hingga Rp60 ribu/ kilogram, beras Rp10.500 per kilogram, cabai merah besar Rp30 ribu/ kilogram, serta cabai rawit Rp35 ribu/ kilogram. “Kendati harga daging, telur, dan cabai cenderung turun dibanding Ramadhan sebelumnya, daya beli masyarakat terhadap komoditas pokok masih normal,” katanya. Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop) Kota Pekalongan Bambang Nurdiyatman menjamin ketersediaan bahan pangan masih aman menjelang Ramadhan karena stoknya lancar dan melimpah. “Oleh karena, masyarakat tidak perlu khawatir dan melakukan aksi borong bahan pangan karena stoknya masih mencukupi untuk beberapa bulan ke depan,” katanya. Menurut dia, aktivitas transaksi jual beli di pasar tradisional juga masih berjalan normal, bahkan cenderung ada penurunan daya beli masyarakat namun tidak terlalu drastis. Kendati demikian, kata dia, memang ada beberapa harga jenis kebutuhan pokok yang mengalami tren naik sehingga tim pengendali inflasi daerah (TPID) harus terus berkoordinasi dengan Perum Bulog setempat untuk melakukan pengawasan harga kebutuhan pokok secara berkala. (jwn5/ant)

Nelayan di Batang Pilih Tidak Melaut Akibat COVID-19

BATANG, Jowonews.com – Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Batang Teguh Tarmujo mengatakan puluhan kapal nelayan berbobot 80 Gross Ton (GT) di Batang memilih tidak melaut seiring dengan adanya COVID-19.  “Saat ini, para nelayan memilih menyandarkan kapalnya di dermaga karena banyak perusahaan pengolahan ikan yang tidak beroperasi,” katanya di Batang, Selasa. Menurut dia, selama ini, hasil tangkapan ikan disetorkan ke sejumlah perusahaan pengolahan ikan, namun pelaku usaha itu sudah tidak beraktivitas karena adanya wabah tersebut. Meski demikian, kata dia, kondisi ini berbeda dengan para nelayan yang mempunyai kapal berbobot 40 GT, karena mereka memutuskan untuk tetap melaut. “Bagi kapal nelayan berbobot 40 GT tetap melaut karena surat izin melaut sudah keluar sehingga mereka tetap mencari ikan meski saat ini harga ikan turun hingga 30 persen,” katanya. Ia mengatakan wabah virus corona memang mempengaruhi aktivitas para nelayan sehingga mereka mulai kesulitan memenuhi kebutuhan keluarganya. “Para nelayan nekad mencari ikan di laut karena hasil tangkapan ikan hanya untuk mengembalikan modal mengingat harga ikan juga anjlok. Jika tidak berangkat melaut, surat izin melaut yang diurus sebelumnya sudah keluar sehingga mereka dilematis,” katanya. Tokoh nelayan Kabupaten Batang, Nur Untung Slamet mengatakan bahwa sebagian warga di pelabuhan Klidang Lor mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan. “Akan tetapi dengan adanya pandemi corona maka kini kondisi para nelayan memprihatinkan. Jika nelayan melaut selama 25 hari biasanya mendapatkan hasil Rp3 juta. Namun, karena pandemi COVID-19 maka harga ikan turun drastis sehingga pendapatan yang diperoleh hanya sekitar Rp1 juta,” katanya. (jwn5/ant)

Kembali Bertambah, Kasus Positif COVID-19 Kabupaten Magelang Mencapai 25 Orang

MAGELANG, Jowonews.com – Kasus positif COVID-19 di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bertambah enam orang menjadi 25 orang, kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi. “Setelah sehari kemarin tidak ada tambahan baik orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), maupun terkonfirmasi positif, hari ini ada tambahan satu PDP dan enam terkonfirmasi positif COVID-19,” katanya di Magelang, Selasa. Ia menyebutkan tambahan enam kasus positif tersebut, lima di antaranya dari Kecamatan Candimulyo yang memiliki riwayat bepergian dari Gowa, Sulawesi Selatan mengikuti ijtima ulama dan satu lainnya dari Kecamatan Kajoran. “Sebanyak enam tambahan warga positif tersebut, saat ini menjalani isolasi mandiri dengan pengawasan ketat dari petugas kesehatan dan satgas percepatan penanganan COVID-19 kecamatan dan desa,” katanya. Pasien positif lainnya, saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit, yakni RSUD Tidar, RST dr Soedjono, RSJ Prof Soerojo, dan RSUD Muntilan. Nanda menyampaikan tambahan satu PDP berasal dari Kecamatan Grabag. Ia menyebutkan saat ini ada 21 PDP di Kabupaten Magelang, sedangkan PDP yang sudah sembuh 99 orang, pasien terkonfirmasi positif yang sudah sembuh tiga orang. Kasus meninggal 20 orang, terdiri atas 18 PDP dan dua orang terkonfirmasi positif. Nanda menyampaikan imbauan Bupati Magelang Zaenal Arifin agar warga menerapkan disiplin pribadi dan kolektif di lingkungan masing-masing. “Baik disiplin soal bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, memakai masker saat keluar rumah, menunda mudik, jaga jarak, sering mencuci tangan pakai sabun, menunda mudik, konsumsi makanan bergizi, olah raga yang cukup dan minum vitamin serta menjaga daya tahan tubuh,” katanya. (jwn5/ant)

BI Solo Siapkan Uang Tunai Rp4,3 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran 2020

SOLO, Jowonews.com – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Surakarta menyiapkan uang tunai sebesar Rp4,3 triliun, atau meningkat lima persen dari periode sama tahun lalu, untuk kebutuhan Lebaran 2020. “Angka ini meningkat lima persen dari tahun 2019 yaitu sebesar Rp4,17 triliun,” kata Kepala BI Kanwil Surakarta Bambang Pramono di Solo, Selasa. Ia mengatakan persediaan uang tunai tersebut sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan nominal dan pecahan yang sudah dalam kondisi layak edar. Terkait dengan kegiatan penukaran uang baru, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan sejumlah lembaga keuangan untuk memberikan kemudahan kepada warga. “Di antaranya dengan perbankan, Perbarindo, Asbisindo, PT Pegadaian, dan PT Pos Indonesia agar memberikan layanan penukaran kepada masyarakat dan stakeholders terkait,” katanya. Sementara itu, dengan mempertimbangkan kondisi pandemi COVID-19, layanan kas keliling dan penukaran uang di ruang publik bersama perbankan ditiadakan. Meski demikian, layanan penukaran uang kepada masyarakat dan instansi maupun mitra kerja tetap dilakukan oleh perbankan di seluruh Soloraya termasuk BPR dan BPRS serta Pegadaian dan PT Pos Indonesia. “Kami juga meminta kepada perbankan agar memberikan layanan dengan menegakkan protokol pencegahan COVID-19 yang diberlakukan oleh pemerintah setempat, di antaranya penggunaan masker, pemindaian suhu tubuh, dan penerapan physical distancing,” katanya. Secara keseluruhan, dikatakannya, sebanyak 175 titik loket layanan penukaran maupun penarikan uang pecahan kecil akan dilaksanakan mulai tanggal 4-22 Mei 2020. “Dalam hal ini kami tidak melakukan pembatasan jumlah penukaran, namun dalam pelaksanaannya perlu diatur agar terdapat pemerataan bagi masyarakat yang membutuhkan uang tunai tersebut,” katanya. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan penukaran uang melalui jasa penukaran uang tidak resmi atau perantara lainnya. “Karena ada risikonya, di antaranya tidak ada jaminan ketepatan jumlah uang yang ditukar, kemungkinan menerima uang palsu, serta adanya pungutan biaya,” katanya. (jwn5/ant)

Kabupaten Kudus Dinilai Tidak Perlu Terapkan PSBB

KUDUS, Jowonews.com – Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dinilai belum perlu menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam memerangi penyebaran penyakit virus Corona (COVID-19) karena menjadi daerah perlintasan, kata Anggota DPRD Jateng Mawahib Afkar. “Jika melihat grafik kasus Corona saat ini, kami anggap belum perlu karena PSBB ini harus punya wilayah satelit. Sedangkan Kota Kudus sebagai kota perlintasan tentunya banyak pihak yang melintas untuk aktivitas ekonomi sehingga penerapan PSBB juga perlu memertimbangkan banyak hal,” uja Mawahib Afkar yang juga anggota Komisi E DPRD Jateng di sela-sela menyalurkan bantuan 3.500 paket sembako di Mejobo, Kudus, Selasa. Hal terpenting dalam memutus mata rantai penularan, kata dia, pemkab bisa menyadarkan masyarakatnya agar menerapkan pola hidup sehat serta mengikuti anjuran pemerintah mulai dari social distancing (jaga jarak dari aktivitas sosial) serta physical distancing (menjaga jarak fisik antar manusia). Ia juga mengingatkan kewaspadaan terhadap pemudik karena berpotensi membawa virus sehingga sejak dini perlu memberikan upaya agar masyarakat yang berada di perantauan menunda mudik terlebih dahulu. Terkait penyaluran bantuan, wakil rakyat dari Partai Golkar tersebut menganggap masih banyak warga tedampak COVID-19 di Kabupaten Kudus yang belum menerima bantuan sosial seperti bantuan langsung tunai (BLT) maupun program keluarga harapan (PKH). Mereka perlu mendapat perhatian dari pemangku kebijakan di daerah, sedangkan Pemprov Jateng sendiri telah merealokasi anggaran hingga Rp2,4 triliun untuk penanggulangan Corona di wilayah Jawa Tengah. Terkait BLT atau jaring pengaman sosial warga terdampak Corona, dia akan menyampaikan ke Pemprov Jateng jika masih banyak warga di Jateng yang belum tersentuh bantuan tersebut, meskipun mereka termasuk terdampak pandemik Corona ini. Untuk meringankan beban mereka, khususnya masyarakat Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus ini, mendapatkan bantuan sembako. Untuk mengurangi kerumunan massa, bantuan disalurkan melalui badan otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU) seperti Gerakan Pemuda Ansor, Fatayat NU, dan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BPKRMI) Kabupaten Kudus. Selain bantuan paket sembako, Mawahib juga menyalurkan bantuan alat pelindung diri (APD) untuk tim medis yang penyalurannya dilakukan secara simbolis di SMK Assaidiyah II Mejobo Kudus. Adapun data kasus Corona hingga kini mencapai 37 kasus terkonfirmasi COVID-19, lima orang di antaranya dinyatakan sembuh, lima orang dinyatakan meninggal, dan 27 menjalani perawatan. (jwn5/ant)

Stok Pangan di Jateng Dipastikan Aman Hingga 11 Bulan Kedepan

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa stok pangan di Provinsi Jawa Tengah aman hingga 11 bulan kedepan meskipun dalam kondisi pandemi COVID-19 dan ada tambahan pemudik sekitar 1 juta jiwa. “Secara keseluruhan stok pangan kita bisa bertahan 11,5 bulan, namun kalau penduduk sekarang ketambahan pemudik sejuta, kalau ini terjadi maka ketahanan pangan kita stoknya jadi 11 bulan,” katanya di Semarang, Selasa. Ganjar menjelaskan pihaknya memiliki beberspa skenario untuk mengamankan stok pangan Jateng di tengah pandemi yang dihitung dengan jumlah penduduk, penambahan pemudik, dan kemampuan ketahanan pangan. Salah satu skenarionya adalah jika jumlah penduduk Jateng masih tetap di angka 34,5 juta jiwa, maka ketahanan stok pangan di Jateng bisa bertahan 13 bulan kedepan. Menurut dia, kondisi beras aman dan untuk kekurangan gula pasir dan bawang putih bisa dicukupi dari impor. “Kalau penduduk saat ini ketambahan pemudik kira-kira 500.000-an, maka stok pangan kita bisa bertahan 11,5 bulan, namun kalau penduduk sekarang ketambah pemudik sejuta, kalau ini terjadi maka ketahanan pangan kita stoknya jadi 11 bulan,” ujarnya. Oleh karena itu, Ganjar mengaku tidak khawatir dengan stok pangan di Jateng, apalagi saat ini sudah masuk musim panen. “Sekarang sudah aman, bahkan akibat bawang putih impor sudah masuk, ada 6.000 ton bawang putih milik petani di Temanggung tidak terbeli karena tidak bisa bersaing. Kami dari Pemprov dan Pemkab Temanggung sudah membuat gerakan membeli dan sekarang sudah teratasi,” katanya. Selain stok pangan, Pemprov Jateng juga berupaya untuk mengendalikan fluktuasi harga di pasaran agar tidak terjadi inflasi. (jwn5/ant)