Jowonews

Persiapan Pendidikan Jarak Jauh 2020/2021 Jadi Prioritas Utama Kemendikbud

JAKARTA, Jowonews.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan penyiapan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk tahun ajaran baru 2020/2021 menjadi prioritas utama. “Persiapan PJJ untuk tahun ajaran baru akan menjadi prioritas utama,” ujar Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad di Jakarta, Jumat. Dari hasil evaluasi PJJ selama tiga bulan terakhir, lanjut Hamid, terdapat sejumlah kendala. Mulai dari kendala infrastruktur seperti jaringan internet, kuota internet dan kepemilikan gawai. Kendala lainnya kecakapan guru dalam melakukan PJJ. “Kami sudah respons kendala seperti ketersediaan kuota internet tersebut, dengan pelonggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bahkan pekan lalu, Mas Menteri (Mendikbud Nadiem Makarim) sudah mengumumkan mengenai relaksasi dana BOS Afirmasi dan Kinerja untuk sekolah yang berada di daerah terdampak COVID-19,” jelas Hamid. Sedangkan untuk kendala jaringan internet, Kemendikbud telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk penyediaan jaringan internet untuk daerah yang tidak terjangkau jaringan internet. Kemendikbud juga menyelenggarakan pelatihan bagi para guru, agar memiliki kecakapan dalam melakukan PJJ. Dari hasil evaluasi Kemendikbud, sebanyak 60 persen guru yang tidak memiliki kendala infrastruktur belum mempunyai kecakapan yang optimal untuk mengintegrasikan PJJ dengan perangkat digital. “Selama beberapa bulan terakhir, kami melakukan pelatihan tidak hanya guru tapi juga pemerintah daerahnya.” Untuk kurikulum selama masa pandemi COVID-19, Kemendikbud melakukan dua hal yakni penyesuaian kompetensi dasar dan penyiapan modul. Hasil evaluasi Kemendikbud diketahui bahwa hanya 20 persen guru yang melakukan adaptasi kurikulum. “Penyesuaian kompetensi dasar itu dilakukan agar pembelajaran di rumah tidak terlalu berat. Misalnya untuk kelas tiga SD, terdapat 26 kompetensi dasar, namun kita integrasikan dan pilih yang penting dan jadi 16 kompetensi dasar,” terang Hamid. Selanjutnya untuk penyiapan modul, Kemendikbud menyiapkan modul pembelajaran yang bisa dipakai siswa untuk belajar secara mandiri di rumah. Modul tersebut lebih ringkas dan mudah dipahami oleh siswa. Untuk mendampingi modul tersebut, Kemendikbud juga menyiapkan video pembelajaran yang bisa ditonton siswa selama pembelajaran dari rumah. Sebelumnya, pemerintah menyatakan bahwa sekolah yang bisa dibuka pada tahun ajaran baru hanya untuk sekolah yang berada di zona hijau. Sedangkan sekolah pada zona merah, kuning dan oranye masih melanjutkan pembelajaran di rumah pada tahun ajaran baru. (jwn5/ant)

BNN: Narkoba Sintetis Lebih Bahaya Daripada yang Alami

JAKARTA, Jowonews.com – Kepala Pusat Laboratorium Narkotika Badan Narkotika Nasional (BNN), Brigjen (Pol) Mufti Djusnir mengatakan narkoba jenis sintetis ini efeknya lebih buruk dibandingkan narkotika alami seperti ganja, heroin dan kokain. “Yang jelas, narkoba jenis sintetis ini seperti derivate methamphetamine, derivate chatinone; (sabu, methylone, tembakau gorila, dan lainnya), efek yang ditimbulkan lebih buruk dibandingkan narkotika alami (ganja, heroin, cocain),” kata dia kepada ANTARA belum lama ini. Zat psikoaktif baru (New Psychoactive Substance) atau NPS dengan potensi membahayakan kesehatan tubuh. NPS secara kimiawi mirip dengan obat psikoaktif kuat dan adiktif lainnya seperti metamfetamin, heroin, ganja dan kokain, menurut Dr. Mohamed Zakir Karuvetil, seorang konsultan di The National Addictions Management Service, Institute of Mental Health, di Singapura. Dia mengatakan dalam kebanyakan kasus, penggunaan rutin NPS bisa menyebabkan sakit kepala, agitasi, tremor dan insomnia ketika dihentikan. Dalam kasus lain, mungkin ada perubahan kondisi mental akut, paranoia, gangguan pikiran, halusinasi, suasana hati yang buruk, cemas hingga pikiran untuk bunuh diri. Kemudian, gejala penarikan fisik zat ini bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung NPS yang digunakan dan kerentanan individu yang menyalahgunakannya. Gejala-gejala penarikan psikologis yang biasa dialami penyalaguna antara lain marah, gelisah, perasaan tertekan mirip seperti penarikan obat-obatan lain seperti ganja. “Beberapa individu yang rentan dapat lebih sensitif terhadap sifat kecanduan NPS dan karena itu bisa mengembangkan komplikasi medis, seperti paranoia ekstrem, halusinasi, kecenderungan bunuh diri dan mengubah status mental,” kata Karuvetil seperti dilansir dari Strait Times. Mereka yang kecanduan NPS akan memiliki masalah kesehatan mental jangka panjang yang lebih serius, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan masalah memori. OverdosisTidak ada yang namanya batas aman untuk penggunaan narkoba. Alcohol and Drug Foundation di Australia mengungkapkan, kemasan NPS sering menyesatkan dan tidak mencantumkan semua bahan atau jumlah yang benar sehingga memudahkan pengguna mengalami overdosis. Efek samping dan overdosis lebih mungkin terjadi ketika NPS dikonsumsi dengan kombinasi dengan alkohol atau obat lain. Jika seseorang overdosis NPS, dia berisiko mengalami masalah kesehatan yang serius karena kurangnya tes laboratorium standar untuk mendeteksi keberadaan NPS dalam cairan tubuh, menurut Karuvetil. Di Indonesia, NPS yang termasuk narkotika golongan 3 populer beredar mengalahkan ganja yang berada di posisi ke dua. “Untuk tren narkoba yang beredar di Indonesia sampai dengan sekarang, masih dominan NPS, yaitu Meth Amphetamine (sabu), serta sintetis lainnya derivat Chatinone, canaboid syntetic (ganja sintetis). Sedangkan ganja, pada posisi kedua,” tutur Mufti. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengingatkan masyarakat mewaspadai narkoba sintetis (Synthetic Drug) yang memiliki pangsa pasar karena harganya terjangkau. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Heru Winarko pernah menyatakan narkoba jenis sintetis ini bisa didapatkan dengan harga Rp3.000 dan siswa sekolah target yang potensial. (jwn5/ant)

Penelitian Temukan Fakta Terbaru, COVID-19 Kasus Parah dapat Merusak Otak

LONDON, Jowonews.com – Sejumlah peneliti mengungkap COVID-19 dalam beberapa kasus yang sangat parah dapat merusak otak dan menyebabkan komplikasi penyakit seperti stroke, peradangan, psikosis, dan gejala mirip demensia pada penderita. Temuan itu merupakan salah satu hasil studi awal yang diadakan beberapa lembaga dan universitas ke sejumlah pasien COVID-19. Hasil tersebut merupakan temuan pertama yang memberi gambaran lengkap mengenai pengaruh COVID-19 terhadap sistem saraf, kata para periset. Mereka menekankan bahwa penelitian dalam lingkup lebih luas dibutuhkan demi mengetahui cara kerja komplikasi serta membantu menemukan pengobatan yang tepat. “Ini merupakan gambaran penting mengenai komplikasi COVID-19 terkait otak pada pasien yang dirawat di rumah sakit. (Temuan) ini penting karena kami terus mengumpulkan informasi semacam ini demi memahami sepenuhnya cara kerja virus,” kata salah satu ketua riset, Sarah Pett, seorang profesor di University College London. Kajian yang telah diterbitkan dalam jurnal Lancet Psychiatry, Kamis (25/6), itu memperlihatkan secara detail 125 kasus COVID-19 di Inggris. Ketua peneliti lainnya, Benedict Michael dari Liverpool University mengatakan penting bagi mereka untuk fokus ke penderita COVID-19 dengan gejala sakit parah. Data penelitian dikumpulkan sejak 2 April sampai 26 April. Periode itu merupakan saat kasus COVID-19 meningkat secara eksponensial di Inggris. Stroke jadi komplikasi penyakit otak yang cukup umum ditemui pada penderita COVID-19. Sedikitnya, 77 pasien dari total 125 pasien COVID-19 mengalami stroke. Dari 77 orang itu, sebagian besar pasien merupakan orang lanjut usia di atas 60 tahun. Sebagian besar stroke disebabkan oleh penyumbatan darah di otak, dikenal dengan stroke iskemik. Kajian itu juga menemukan 39 pasien dari total 125 pasien menunjukkan tanda-tanda linglung atau perubahan pada tingkah laku yang mencerminkan perubahan kondisi mental atau pikiran seseorang. Dari 39 orang itu, sembilan di antaranya mengalami disfungsi atau kegagalan fungsi otak yang tidak spesifik atau dikenal dengan istilah ensefalopati. Sementara itu, tujuh di antaranya mengalami peradangan otak atau ensefalitis. Michael mengatakan temuan-temuan itu merupakan langkah awal yang penting untuk mengetahui pengaruh COVID-19 pada otak. “Saat ini, kami membutuhkan kajian lebih detail untuk memahami mekanisme biologis yang mungkin terjadi … jadi kami dapat mengeksplorasi pengobatan yang berpotensi menyembuhkan penyakit,” kata dia. (jwn5/ant)

Pembangunan Pariwisata di Jawa Tengah Dipercepat

JAKARTA, Jowonews.com – Pemerintah melakukan percepatan pembangunan spot destinasi pariwisata di Jawa Tengah guna mendukung sektor tersebut bersiap untuk bisa bangkit setelah pandemi COVID-19. Percepatan pembangunan empat destinasi pariwisata nasional di Jawa Tengah tertuang dalam Perpres 46 Tahun 2017 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Borobudur, termasuk di dalamnya kawasan wisata alam Karimun Jawa. “Tempat wisata outdoor dan wisata alam (adventure) diperkirakan akan segera booming setelah pandemi Corona berakhir. Kebetulan dua kabupaten ini, Magelang dan Karimun Jawa, wisata alamnya bagus,” kata Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah, Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator (Kemenko) Kemaritiman dan Investasi (Marves) Djoko Hartoyo dalam keterangan di Jakarta, Jumat. Djoko menjelaskan pihaknya telah memfasilitasi aspirasi desa terkait pengembangan wisata di 20 desa di sekitar kawasan Candi Borobudur. Usulan tersebut telah diakomodir dalam Integrated Tourism Master Plan (ITMP) yang telah rampung disusun dan sedang dipersiapkan Rancangan Peraturan Presiden (RPP)-nya. Dengan masuknya usulan ke dalam ITMP tersebut diharapkan pembangunan infrastruktur seperti jalan dan fasilitas lainnya, sehingga dapat menghubungkan konektivitas antar-lokasi dan pada akhirnya memudahkan para wisatawan untuk menjangkau destinasi tersebut. Kemenko Marves juga memfasilitasi kerja sama antara pemerintah desa dengan Bank BRI melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membangun lokasi swafoto menuju Candi Selogriyo yaitu di desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Candi Selogriyo berada di lereng timur kumpulan tiga bukit, yakni Bukit Condong, Bukit Giyanti, dan Malang, dengan ketinggian 740 mdpl, dan mempunyai pemandangan yang eksotik dan cocok untuk wisata alam. Menurut Djoko, pendekatan itu dilakukan untuk mendistribusikan manfaat ekonomi di wilayah yang lebih luas, mengurangi kemacetan di tujuan-tujuan utama pariwisata, hingga meningkatkan jangkauan penawaran produk pariwisata. Lebih lanjut untuk mengembangkan Kawasan Karimun Jawa, pihaknya bersama Kementerian Perhubungan akan menyiapkan angkutan umum berupa bus untuk melayani rute Bandara Dewandaru dan Pelabuhan Legon Bajak ke Pusat Kota Karimun Jawa. “Karena jarak dari bandara ke pusat kota cukup jauh, mencapai 22 km dan tidak ada transportasi umum, kami sedang mengusulkan pengadaan armada bus. Jadi wisatawan yang datang dapat langsung melanjutkan perjalanannya dan ini menghemat biaya,” katanya. Pihaknya mendorong agar para pelaku di sektor wisata melakukan strategi promosi yang berbeda, misalnya dengan menawarkan paket wisata baru dengan menonjolkan local content melibatkan komunitas dan dinas pariwisata, menjual tiket secara online, hingga meningkatkan infrastruktur digital dan menguatkan SDM. Sejalan dengan itu, lanjut Djoko, pemerintah juga berencana akan memperluas stimulus konsumsi untuk kelas menengah ke atas. Stimulus tersebut di antaranya akan dikucurkan dalam bentuk bantuan langsung bagi para pekerja pariwisata yang terdampak, diskon tiket pesawat ke destinasi wisata serta insentif pajak hotel atau restoran dengan alokasi anggaran Rp3,8 triliun, serta penguatan dukungan sektor pariwisata seperti voucher makanan secara online dengan alokasi anggaran hingga Rp25 triliun. “Perluasan ini dilakukan paling lambat pada kuartal III-2020 setelah ekonomi pulih dari pandemi,” kata Joko. (jwn5/ant)

Wapres Sebut Butuh Kerja Sama Internasional untuk Berantas Narkoba

JAKARTA, Jowonews.com – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan upaya pemberantasan narkotika, psikotropika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di Indonesia harus melibatkan berbagai pihak, termasuk kerja sama internasional karena narkoba termasuk kejahatan lintas batas negara. “Narkotika merupakan kejahatan lintas batas negara dan kejahatan luar biasa. Oleh karena itu, penanganannya harus melibatkan semua unsur masyarakat. Kerja sama internasional sangat diperlukan untuk memutus mata rantai peredaran narkotika,” kata Wapres Ma’ruf saat memberikan sambutan dalam Pembukaan Puncak Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional di Jakarta, Jumat. Salah satu upaya untuk memutus rantai peredaran narkoba di Indonesia itu dapat dilakukan dengan menekan pasarnya secara konsisten, yakni mengurangi angka penawaran dan permintaan terhadap narkoba. “Salah satu sebab terjadinya peredaran narkoba oleh karena masih tingginya supply dan demand. Upaya preventif melalui strategi demand reduction dan upaya penegakan hukum sebagai strategi supply reduction harus terus dilakukan secara konsisten,” jelasnya. Mengutip data milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Wapres mengatakan sebanyak 275 juta penduduk dunia, atau setara dengan 5,6 persen dari total populasi dunia berusia 15-64 tahun, pernah mengonsumsi narkoba. Di Indonesia, kata Ma’ruf, angka penyalahgunaan narkoba sendiri mengalami kenaikan di tahun 2019 yang mencapai 3,6 juta orang, dari data tahun 2017 sebesar 3,37 juta orang. “Data BNN (Badan Narkotika Nasional) menyebutkan angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia tahun 2017 sebanyak 3,37 juta jiwa dengan rentang usia 10-59 tahun. Tahun 2019 naik menjadi 3,6 juta. Sedangkan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar di tahun 2018 mencapai angka 2,29 juta,” tutur Wapres. Kelompok masyarakat yang paling rawan terpapar penyalahgunaan narkoba umumnya berada di rentang usia 15-35 tahun atau dikenal dengan generasi milenial. Jika hal itu terus dibiarkan, maka akan berdampak pada kualitas dan produktivitas masa depan negara. “Generasi milenial pada dekade mendatang akan muncul sebagai pengganti generasi saat ini. Mereka harus sehat dan produktif. Harus hidup 100 persen dan hidup bahagia tanpa narkoba,” ujarnya. (jwn5/ant)

Mahasiswa Unnes Tuntut Transparansi Keuangan Kampus

SEMARANG, Jowonews.com – Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) meminta pihak kampus transparan soal kondisi keuangan lembaga pendidikan tersebut selama pandemi COVID-19. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Unnes, Fajar Ahsanul Hakam di Semarang, Kamis, mengatakan saat ini kondisi perguruan tinggi negeri tersebut tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Menurut dia, kondisi keluarga para mahasiswa Unnes sedang terdampak COVID-19. Mahasiswa meminta kampus memotong atau mengembalikan uang kuliah tunggal semester ganjil para mahasiswa yang masih aktif agar tidak membebani orang tuanya. “Kembalikan UKT semester ganjil dengan mekanisme yang jelas dan transparan,” katanya Selain itu, mahasiswa meminta rektorat Unnes memberikan keringanan UKT kepada calon mahasiswa baru yang sudah dinyatakan diterima di kampus ini. “Mahasiswa baru yang sudah diterima harus tetap bisa berkuliah meskipun tidak sanggup membayar UKT,” tambahnya. Tuntutan mahasiswa tersebut belum bisa disampaikan secara langsung kepada Rektor Unnes Fathur Rokhman. Mahasiswa berharap bisa beraudiensi langsung dengan rektor untuk menyampaikan tuntutannya itu. Sementara itu, Wakil Rektor III Unnes Abdurrachman mengatakan audiensi rencananya dilakukan melalui aplikasi konferensi video. Meski demikian, kata dia, tuntutan mahasiswa tersebut memerlukan pengkajian agar memperoleh jalan terbaik. (jwn5/ant)

Buron Sejak 2010, Pemalsu Surat Akhirnya Ditangkap Kejati Jateng

SEMARANG, Jowonews.com – Terpidana kasus pemalsuan surat Sri Katon yang menjadi buronan setelah divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Semarang pada 2010 lalu ditangkap oleh tim intelijen Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Kamis. Asisten Bidang Intelijen Kejati Jateng Emilwan Ridwan di Semarang, Kamis, mengatakan Sri Katon harus menjalani hukuman selama sembilan bulan penjara berdasarkan putusan Mahkamah Agung. “Peninjauan kembali yang diajukan terpidana ditolak oleh Mahkamah Agung,” katanya. Menurut dia, terpidana ditangkap di rumahnya di Jalan Candi Prambanan, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Sri Katon diputus bersalah atas pemalsuan surat yang digunakan untuk transaksi “over booking” di Bank Niaga. Usai ditangkap, kata Emilwan, terpidana menjalani tes cepat COVID-19 sesuai dengan protokol kesehatan. “Hasil tes cepat yang bersangkutan diketahui reaktif,” katanya. Atas hal tersebut, petugas kemudian melakukan tes usap terhadap terpidana. “Sambil menunggu hasil tes usap, yang bersangkutan akan diisolasi dengan pengawasan petugas,” katanya. (jwn5/ant)

Bertambah Lagi Tenaga Kesehatan Meninggal Akibat Corona di Jepara

JEPARA, Jowonews.com – Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yang meninggal saat berupaya memerangi COVID-19 terus bertambah dari sebelumnya dua orang, kini bertambah menjadi empat orang dan dua orang di antaranya positif COVID-19. “Hingga kini, memang ada empat orang tenaga kesehatan yang meninggal di tengah pandemi COVID-19,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Jepara Fakhrudin di Jepara, Kamis. Ia mengungkapkan dari keempat tenaga kesehatan, tercatat ada dua orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Kasus pertama, dialami tenaga kesehatan asal Kalinyamatan saat meninggal masih berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), namun setelahnya hasil tes usap (swab) tenggorokannya keluar diketahui positif COVID-19. Sementara kasus kedua, merupakan perawat RSUD RA. Kartini Jepara yang meninggal Rabu (24/6) dan hasil usap tenggorokannya belum keluar, kemudian disusul perawat di Puskesmas Bangsri I yang meninggal akibat COVID-19 dan hasil usap tenggorokan terkonfirmasi positif. “Khusus untuk dokter yang bertugas di Klinik Welahan Jepara, kami belum bisa menjelaskan secara detail karena meninggalnya di Semarang dan almarhumah juga memungkinkan dicatat di Kudus,” ujarnya. Untuk menghindari penularan COVID-19, kata dia, kuncinya semua pihak harus mematuhi protokol kesehatan sehingga selain tenaga kesehatan juga terlindungi, masyarakatnya juga terlindungi dari kemungkinan tertular COVID-19. Ketersediaan alat pelindung diri (APD) sendiri, katanya, tersedia cukup karena selain pengadaan juga ada bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dia mengajak, masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah untuk selalu memakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak fisik dengan orang lain serta menghindari kerumunan. Informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, dokter yang bekerja di Klinik Mardi Nugroho Welahan Jepara disebutkan memiliki riwayat sakit ginjal, sedangkan hasil tes usap tenggorokannya untuk memastikan terpapar COVID-19 atau tidak belum keluar. Jumlah tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Jepara juga mencapai 50-an orang, sedangkan hasil tes cepat COVID-19 yang dinyatakan reaktif juga cukup banyak. Berdasarkan data COVID-19 dari website https://corona.jepara.go.id/ hari ini (25/6) pukul 18.00 WIB, tercatat jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah menjadi 261 kasus atau meningkat dibandingkan dengan hari Rabu (24/6) jumlahnya tercatat sebanyak 239 kasus. Sementara pasien positif COVID-19 yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 230 orang, sebanyak 214 pasien di antaranya merupakan pasien asal Kabupaten Jepara dan 16 pasien dari luar daerah. Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang dinyatakan sembuh sebanyak 14 orang, sedangkan meninggal dunia sebanyak 17 orang. (jwn5/ant)