Jowonews

PSIS Semarang Cetak Setengah Lusin Gol Ke Gawang Persita Tangerang

PSIS Semarang Cetak Setengah Lusin Gol Ke Gawang Persita Tangerang

SURAKARTA – PSIS Semarang pesta gol saat menghadapi Persita Tangerang pada laga pertamanya di Grup A Piala Presiden 2022. Tak tanggung-tanggung, PSIS Semarang mengalahkan Persita Tangerang dengan skor 6-1, pada Senin sore (13/6/2022). Bertanding di Stadion Manahan Solo, pesta gol PSIS Semarang dibuka melalui kaki Oktafianus Fernando. Ia berhasil memanfaatkan bola liar dan menjebol gawang Pendekar Cisadane pada menit ke-17. Dua puluh menit berselang, bintang baru PSIS Semarang, Carlos Fortes menambah keunggulan tim Mahesa Jenar. Mantan pemain Arema FC berhasil menggetarkan gawang Persita, berkat umpan akurat dari Frendi Saputra pada menit ke-36. Empat menit berikutnya, tak ingin ketinggalan dengan rekannya, Pemain Asal Jepang, Taise Marukawa gantian membobol gawang lawan. Mendapat umpan dari Carlos Fortes, dengan sedikit gocekan dan kemudian tendangannya menggetarkan jala gawang Persita untuk ketiga kalinya. Keunggulan 3-0 PSIS Semarang bertahan hingga peluit akhir babak pertama ditiupkan. Usai turun minum, Laskar Mahesa Jenar terus menekan pertahanan Persita Tangerang. Hasilnya pada menit ke-53, giliran Sang Kapten, Hari Nur Yuliyanto, mencatatkan namanya di papan skor. Keunggulan PSIS Semarang bertambah menjadi 4-0. Tiga menit berselang, Persita Tangerang menipiskan skor melalui titik putih. Ramiro Fergonzi sukses memperdaya kiper PSIS, Aldhila Ray Redondo. Memasuki menit ke-80, pemain berambut gimbal PSIS Semarang, Carlos Fortes berhasil menorehkan gol keduanya. Pesta gol PSIS ditutup dengan gol Rachmad Hidayat dipenghujung pertandingan. Rahcmad Hidayat berhasil menceploskan bola ke gawang Dede Sulaiman, setelah menyapu umpan yang dilepaskan Wawan Febrianto. Susunan Pemain: PSIS Semarang: Aldhila Ray Redondo; Frendi Saputra (Taufik Hidayat 85′), Fredyan Wahyu, Wahyu Prasetyo, Ahmad Syiha Buddin, Eka Febri, Guntur Triaji (Eduardus Aditya 60′), Oktafianus Fernando (Rachmad Hidayat 69′), Hari Nur Yulianto (Wawan Febrianto 69′), Carlos Fortes (Andreas Crismanto Ado 8′), Taisei Marukawa. Persita Tangerang: Dede Sulaiman; Israel Wamiau, Charisma Fathoni, Arif Setiawan, Muhammad Toha, Shin Yeong Bae, Nelson Alom, Fahreza Sudin (Dadang Apridianto 58′), Heri Susanto (Dominggus Fakdawer 45′), Ramiro Fergonzi, Ghozali Siregar (Elisa Basna 58′).

Gobak Sodor, Permainan Tradisional Yang Mengandung Berbagai Manfaat Luhur

Gobak Sodor, Permainan Tradisional Yang Mengandung Berbagai Manfaat Luhur

Jowonews.com – Jika kamu anak tahun 90-an ke atas apakah kamu masih ingat permainan Gobak Sodor? Permainan tradisional Indonesia ini tentu telah membawa kebahagiaan tersendiri dalam kehidupan masa kecil kita. Namun, sayangnya di masa sekarang ini banyak permainan tradisional perlahan mulai terkikis dengan gawai atau modernisasi. Sebagian anak-anak sekarang lebih senang menghabiskan waktu sehari-sehari dengan gawai pintar mereka di rumah masing-masing. Arti dan Asal-usul Gobak Sodor Sebelum mengetahui asal-usul gobak sodor. Mengapa permainan tradisional ini dinamakan gobak sodor? Jika menilik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “gobak” berarti ‘permainan tradisional yang memanfaatkan lapangan berbentuk segi empat berpetak-petak, diman setiap garisnya terdapat seorang penjaga. Pihak yang hendak masuk harus melewati garis dan jika mereka terkena sentuhan oleh penjaga, maka pihak tersebut harus bergantian menjadi penjaga’. Sementara itu kata “sodor” berarti ‘menyodorkan’. Dalam hal ini, yang disodorkan adalah tangan dan tubuh kita supaya dapat menyentuh pihak lawan yang hendak melewati garis yang sedang dijaga. Di sejumlah daerah, permainan tradisonal ini memiliki nama atau penyebutan yang berbeda-beda. Misal di Jawa Barat, permainan ini disebut galah asin, di Riau Daratan permainan ini disebut Cak Bur atau Main Belon, di Makassar permainan disebut Asing, dan di Jawa Tengah tetap disebut dengan Gobak Sodor. Go Back Through The Door Beberapa sumber menyebut permainan gobak sodor merupakan permainan tradisional yang berasal dari daerah Jawa Tengah. Namun, ternyata sejumlah literatur lain menyebut permainan permainan tradisional ini bukan berasal dari daerah di Indonesia. Sejumlah literatur Belanda mengungkap jika kata gobak sodor diambil dari kata Gobak Go Back Through The Door yang berarti menembus pintu. Namun, karena lidah orang Indonesia yang tak terbiasa dengan sebutan kata asing, sehingga akhirnya disebut dengan gobak sodor. Referensi lain seperti yang tercatat dalam buku Kamus Jawa (Baoesastra) yang dutulis oleh WJS Poerwadarminto terbitan JB Wolters Uitgevers Maatscappij NV Groningen, Batavia (1939) menyebut bahwa gobak sodor berarti bergerak bebas menggunakan tombak. Gobak berarti bergerak bebas, sementara sodor berarti tombak. Dasar makna tersebut karena pada masa lalu, para prajurit terkadang melakukan permainan yang biasa disebut dengan sodoran untuk melatih keterampilan berperang menggunakan tombak. Bagaimana Cara Bermain Gobak Sodor? Cara bermain gobak sodor adalah sebagai berikut: Membuat garis-garis penjagaan menggunakan goresan dari kapur atau batu. Garis-garis tersebut dibuat seperti lapangan bulu tangkis, namun dalam permainan ini tidak ada garis yang rangkap. Pemain dibagi ke dalam dua tim, setiap tim tediri dari 3-5 orang anggota. Satu tim akan bertindak sebagai “penjaga benteng” atau “penjaga garis” dan tim lainnya akan jadi pihak yang berusaha memasuki garis atau benteng tersebut. Tim yang mendapat bagian sebagai “penjaga garis” atau “penjaga benteng” harus menjaga area/benteng sesuai dengan garis (pijakan kaki harus berada di atas garis), baik garis vertikal maupun garis horizontal. “Penjaga benteng” garis horizontal tugasnya adalah menghalangi pihak yang akan masuk atau melewati batas. Sementara, bagi “penjaga benteng” garis vertikal bertugas menjaga keseluruhan garis vertikal yang berada di tengah lapangan. Sementara itu, tim lawan harus bergerak melewati setiap garis dan penjagaan-penjagaan tersebut dari awal hingga akhir. Jika, lawan terkena sentuhan penjaga garis, maka mereka harus bergantian menjadi penjaga garis. Aturan Permainan Gobak Sodor Seperti halnya permainan-permainan tradisional lainnya, Gobak Sodor juga memiliki aturan-aturan yang perlu diperhatikan saat melakukan permainan. Aturan permainan gobak sodor tersebut antara lain: Pemain dibagi ke dalam dua tim. Masing-masing tim terdiri dari 3-5 orang (opsional, menyesuaikan jumlah peserta yang mengikuti permainan). Jika dalam 1 tim terdiri dari 5 orang, maka lapangan yang digunakan harus dibagi menjadi 4 kotak persegi panjang dengan ukuran kira-kira 5m x 3m (menyesuaikan ukuran lapangan yang akan digunakan). Bagi tim yang bertugas menjadi “penjaga benteng”, bertugas menjaga garis supaya tim “lawan” tidak dapat melewati atau menuju garis akhir (finish). Bagi tim “lawan”, harus bergerak menuju garis finish dengan syarat tidak tersentuh oleh tim “penjaga garis” dan dapat memasuki garis akhir dengan syarat tidak ada anggota tim “lawan” yang masih berada di wilayah start. Tim “lawan” dikatakan menang jika salah satu anggotanya berhasil kembali ke garis awal atau start dengan selamat atau tanpa terkena sentuhan oleh tim “penjaga”. Tim “lawan” dikatakan kalah apabila salah satu anggotanya terkena sentuhan “penjaga garis” atau keluar melewati garis batas lapangan yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila hal tersebut terjadi, maka dilakukan pergantian posisi tim. Manfaat Permainan Tradisional Gobak Sodor Tak hanya mendapatkan kesenangan atau keseruan dalam bermain, pada nyatanya permainan tradisional gobak sodor juga memiliki sejumlah manfaat untuk anak-anak. Permainan Gobak Sodor Dapat Melatih Ketangkasan Permainan tradisional ini dapat melatih ketangkasan dan manfaat lainnya dalam perkembangan motorik anak. Permainan ini melatih koordinasi antara tangan dan otot kaki serta ketahanan fisik. Selain ketangkasan, pemain juga dapat melatih kegesitan. Semua pemain harus menggerakkan seluruh anggota tubuhnya supaya bisa lolos dari “penjaga garis” agar sampai di garis akhir atau finish. Sama halnya dengan “penjaga garis” yang juga dituntut ceoar dalam gerak, sehingga dapat mencegah tim lawan sampai di garis akhir. Permainan Gobak Sodor Dapat Melatih Komunikasi dan Kerja sama Tim Secara tak langsung, permainan gobak sodor juga melatih kemampuan kerja sama dan komunikasi dalam sebuah tim. Hal tersebut karena mereka perlu mengatur strategi dan saling berkomunikasi untuk melewati “penjaga garis” atau mencegah tim lawan tidak sampai melalui garis akhir. Permainan Gobak Sodor Dapat Melatih Empati, Kejujuran dan Sportivitas Permainan tradisional ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, empati, dan sportivitas anak. Dalam permainan ini apabila ada anggota tim yang tak dapat menembus penjagaan “penjaga garis”, maka anggota tim lainnya harus mengelabuhi dan mengecoh agar “penjaga garis” lengah. Sehingga anggota tim tersebut dapat lolos dari hadangan “penjaga garis”. Pemainan ini juga mengajarkan tentang kejujuran. Salah satu kasus yang sering terjadi adalah ketika ada anak yang yang terkena sentuhan salah seorang “penjaga garis” dan kemudian langsung mengakui bahwa dirinya terkena sentuhan. Dari kasus ini, manfaat lainnya juga menumbuhkan sportivitas, karena anak mau mengakui bahwa dirinya kalah. Permainan Gobak Sodor Dapat Melatih Perkembangan Emosi Selain beberapa manfaat di atas, manfaat permainan permainan tradisional ini adalah dapat melatih perkembangan emosi anak. Secara tak langsung permainan ini dapat melatih pengendalian diri, kesadaran, dan kemampuan dalam mengontrol emosi. Salah satu contoh kasusnya adalah ketika “penjaga garis” tak terpengaruh atau terpancing pihak lawan yang mencoba mengecoh dan mengelabuhi dirinya … Baca Selengkapnya

MEDIA TRADISIONAL: Tradisi Apitan di Pati Patut Dilanjutkan

MEDIA TRADISIONAL: Tradisi Apitan di Pati Patut Dilanjutkan

Jowonews.com, PATI – Pementasan wayang “Wahyu Ponco Tunggal” dalam rangka kegiatan Media Tradisional Sekretariat DPRD Jateng dipusatkan di kompleks makam Ki Gusti Sentono di Dukuh Pucang, Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Pati, Minggu (12/6/2022). Ki Gusti Sentono diyakini warga setempat sebagai penyebar agama Islam di tanah Pati. Pada pementasan itu, anggota DPRD Jateng Supriyanto menjadi narasumber Bersama Rusmito (pengamat seni), Gunadi ( pelaku seni dalang ), dan Zanuri (pelaku seniman karawitan ). Sebagai pengamat seni, Rusmito mewakili pelaku seni mengaku banyak berterima kasih ada salah satu wakil rakyat di DPRD Jateng yang simpati dan mau menguri-uri seni budaya. Menurutnya seni adalah alat pemersatu bangsa. Diibaratkan sebuah etika yang tidak akan pernah luntur di masa-masa yang akan datang. Gunadi pun mengaku setelah sudah tidak ada pembatasan beraktivitas, kegiatan berkesenian menjadi longgar. Seniman sudah kembali bisa beraktivitas. “Pati ini sangat kaya akan budaya. Kami sebagai pelaku seniman sangat berbahahagia, seperti wayang kulit ini sudah mulai tampil lagi, apalagi setiap bulan Apit kalau orang Jawa (sedekah bumi) ini sebagai bentuk masyarakat melestarikan budaya. Untuk ke depan agar budaya itu jangan sampai dilupakan, dan harapan sebagai pelaku seniman, sering diadakan festival dan lomba, untuk menarik anak-anak sekarang,” kata dia. Zanuri pun turut menambahkan, Desa Jatiroto sebenarnya kaya akan kesenian. Ada seni ketoprak, reog, bahkan kelompok musik kentrung atau ukulele. “Harapan kami, Desa Jatiroto ini bisa dijadikan desa budaya. Dan untuk masyarakat berharap seni bisa dimasukkan ke kurikulum pelajaran pendidikan, khususnya untuk meneruskan anak-anak cucu kita nanti,” paparnya. Sementara Supriyanto menyatakan, sudah selayaknya sebagai wakil rakyat dan berangkat dari Dapil Pati bisa merealisasikan kegiatan berkesenian untuk nguri-uri budaya. Potensi di Pati ini sangat kompleks. Di Pati terdapat seni budaya dan seniman sangat banyak. Potensi ini  bisa dikembangkan lagi. Dijadikan Desa Jatiroto ini desa seni, potensinya sudah teruji. “Sebagai tugas wakil rakyat, apapun aspirasi baik untuk kontribusi negara akan terus mengawal dan memberi kebijakan yang terealisasikan ini. Karena budaya itu sangat penting ke depanNya. Budaya yang berkembang, negara juga akan menjadi besar dan untuk bersaing daripada negara-negara lain,” kata politikus Partai Golkar.

Terminal Musik, Inovasi Menghidupkan Suasana Terminal Mangkang Semarang

Terminal Musik, Inovasi Menghidupkan Suasana Terminal Mangkang Semarang

SEMARANG – Setelah direvitalisasi, Terminal Mangkang, Kota Semarang, kini mengusung konsep baru. Untuk menghidupkan suasana terminal, baru-baru ini pengelola meresmikan Terminal Musik, Sabtu (11/6/2022). Terminal musik merupakan bagian dari integrasi antara terminal dengan pusat kegiatan masyarakat yang memanfaatkan fasilitas ruang serba guna. Kepala terminal Tipe A Mangkang, Reno Adi Pribadi ST, MT mengatakan tujuan Terminal Musik untuk memfasilitasi para musisi yang ada di Semarang. “Untuk acara pembukaan kali ini kita menggandeng komunitas rock Semarang. Tidak menutup kemungkinan pada event selanjutnya bisa bersama komunitas pop, jazz, tembang kenangan, keroncong, dangdut dan lainya. Kita sediakan semua fasilitasnya seperti alat musik dan sound system yang bisa dipakai setiap hari, kapanpun,” kata Reno. Selanjutnya, kata Reno, Terminal Musik ini akan diadakan secara rutin setiap bulan sekali. Apabila dalam perkembangannya mendapatkan respon yang lebih positif, tak menutup kemungkinan diselenggarakan dua minggu atau seminggu sekali. Selain itu, lanjutnya, kita juga akan menggelar podcast dengan menghadirkan tokoh-tokoh Semarang, baik musisi, politisi, seniman, pengusaha dan lain sebagainya. Personil Rock Star Band, Enggar, menyambut positif penyelenggaraan Terminal Musik ini. Menurutnya hal ini merupakan inovasi yang luar biasa. Jika pada umumnya terminal hanya dijadikan sebagai tempat untuk kegiatan transportasi, sekarang bisa digunakan untuk aktivitas bermusik pada musisi. “Kedepannya, semoga Terminal Musik bisa mendatangkan artis nasional, sehingga masyarakat yang datang semakin antusias dan acara semakin meriah,” ungkapnya.

Logo ASEAN Para Games Dihiasi Aksen Khas Jawa

Logo ASEAN Para Games Dihiasi Aksen Khas Jawa

SURAKARTA – Logo ASEAN Para Games 2022 resmi diperkenalkan jelang penyelenggaraan ajang olah raga itu pada 30 Juli s.d. 6 Agustus 2022 mendatang di Jawa Tengah. Dalam Logo ASEAN Para Games tersebut terdapat sejumlah aksen khas Jawa seperti gunungan wayang, keris dan font yang mirip dengan aksara hancaraka. Ketua panitia pelaksana ASEAN Para Games (INASPOC), Gibran Rakabuming Raka, menjelaskan logo tersebut menggambarkan berbagai kombinasi segala aspek yang mewakili semanga perjuangan. Hal ini juga untuk menggambarkan kekuatan atlet-atlet penyandang disabilitas. “Misalnya peletakan keris dalam logo tersebut sebagai perlambang tepat bagi kewibawaan para atlet pralimpiade di dunia khususnya ASEAN Para Games 2022. ASEAN Para Games, lanjutnya, menggambarkan peranan aktif, keseimbangan, pengharapan serta tekad bulat untuk senantiasa tumbuh lebih baik pada setiap babaknya. “Seperti pohon yang terus bertumbuh dan bermanfaat, menjadi harapan yang dapat membawa dampak positif bagi kehidupan, bahkan setelah dunia menghadapi Covid-19 selama dua tahun terakhir,” kata Gibran. ASEAN Para Games akan diiuti dari 11 negara, terdiri dari 1.648 atlet dan 661 offisial. Pada nantinya mereka akan bertanding dalam 14 cabang olahraga, yaitu blind judo, para badminton, para table tennis, para chess, para archery, para atletik, boccia, para powerlifting, para swimming, wheelchair tennis, wheelchair basketball, goalball, CP football, dan sitting volleyball. Selain Surakarta, ASEAN Para Games 2022 juga akan menggunakan beberapa arena di Kota Semarang, Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar.