Jowonews

Siapa Bilang Salatiga Tidak Punya Mal? Resta Pendopo KM 456 Salah Satunya

Siapa Bilang Salatiga Tidak Punya Mal? Resta Pendopo KM 456 Salah Satunya

Tol Trans Jawa telah menghubungkan berbagai tempat strategis seantero Pulau Jawa, membentang dari ujung barat hingga ujung timur pulau. Hal ini menjadikan perjalanan antar kota maupun antar provinsi menjadi lebih cepat. Meskipun begitu tetap disediakan area istirahat (rest area) di setiap titik-titik tertentu bagi para pengendara. Biasanya digunakan untuk sekadar buang air kecil, makan, tidur, yang pada intinya kegiatan memulihkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan yang panjang. Salah satu rest area yang bisa menjadi opsi serta banyak direkomendasikan oleh para pengendara adalah rest area Resta Pendopo 456 Salatiga. Lokasinya ada di ruas Tol Semarang-Solo atau Trans Jawa, sekitar 20 kilometer dari Gerbang Tol Bawen. Tidak jauh dari Exit Tol Salatiga. Rest area yang berdiri di lereng Gunung Merbabu ini resmi beroperasi pada 20 Februari 2020, dan telah mendapat pengahargaan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai Rest Area Terbaik pada Juni 2021. Resta Pendopo KM 456 Salatiga ini berdiri pada dua sisi bersebrangan, yaitu sisi A dan sisi B. Yang menjadi salah satu keunikan di bangunan ini adalah sky bridge (jembatan penghubung) antara kedua sisi bangunan. Melewati jembatan ini seoalah berjalan melayang di atas jalan tol. Tempat ini juga sangat favorit sebagai spot foto dangan latar Gunung Merbabu dan hamparan sawah di sekitar rest area. Bagaimana tidak menjadi Rest Area terbaik, Rest Area dengan luas sekitar 3,3 hektare ini memiliki pemandangan yang sangat indah memanjakan mata berupa pemandangan Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Sindoro, dan Gunung Ungaran yang terlihat di sekitar ruas jalan tol Trans Jawa tersebut. Arsitektur bangunan rest area ini juga memanjakan mata karena bangunannya yang estetik, terdapat lima buah joglo dengan atap limas yang melambangkan lima buah gunung yang ada di Jawa Tengah tadi. Untuk sisi A (arah pergi), terdapat 2 joglo, dan sisi B (arah balik) terdapat 3 joglo. Pembangunan Rest Area ini juga merangkul para UMKM yang terdampak akibat pembangunan rest area ini yang tersebar di Kota Semarang, Solo, Salatiga, Boyolali, dan daerah di sekitarnya sehingga perekonomian tetap berjalan dan beramnafaat bagi semua kalangan. Terdapat sekitar 40an gerai UMKM yang menawarkan produk kuliner, kerajinan, busana hingga oleh-oleh khas Jawa Tengah. Juga terdapat fasilitas yang sangat memadai berupa puluhan toilet umum, tempat ibadah, tempat pengisian bahan bakar umum, minimarket, kios jajanan, pujasera, pojok ATM, serta lahan parkir luas yang kabarnya mampu menampung 200 kendaraan kecil dan sekitar 40 kendaraan besar seperti bus dan truk. Khusus di area sisi A (arah dari Semarang menuju Solo) terdapat mall yang menyediakan outlet-outlet lokal sampai nasional, baik makanan maupun pakaian. Mulai Starbucks, Solaria, Tong Tji, Istana Mie, Banaran, Salezone & Levi’s. Juga ada kuliner lokal seperti Ayam Goreng Bu Toha, Vien’s Selat, Ronde Jago, Gudeg, Lumpia Semarang, dan masih banyak yang lainnya. Terdapatnya mall di dalam rest area ini juga menjadi hiburan tersendiri bagi warga lokal karena mengingat Salatiga merupakan kota yang tidak memiliki mall. Jadi selain menjadi tempat beristirahat, juga menjadi tujuan wisata bagi sebagian orang. Banyak yang berkunjung hanya untuk wisata, berkeliling rest area. Anda ingin berkunjung dan merasakan sendiri fasilitas yang disediakan?

Pemuda Asal Batang Kebanjiran Pesanan Miniatur Truk, Harganya Ada Yang Puluhan Juta

Agus Saluyo

BATANG – Berawal dari hobi terhadap kendaraan pengankut barang atau truk, Agus Saluyo, pemuda asal Desa Sukomangli, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, menyalurkan hobisnya dengan membuat miniatur truk. Namun ternyata usaha sederhana yang awalnya hanya membuat satu truk kini berubah menjadi bisnis yang cukup menguntungkan. “Sebetulnya sudah hobi sejak lama, awalnya dulu ada yang mau beli. Tahunya hanya dibuat mainan saja. Saya jual dengan harga Rp 100ribu. Lalu iseng-iseng buat lagi dan dijual di marketplace, ternyata laris manis, baik online maupun offline,” ujarnya. Di bawah merek Aden Miniature Production, telah tercipta berbagai miniatur truk dengan nilai penjualan yang cukup tinggi mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta. Bahkan dalam sebulan, bisnis miniatur truk ini bisa menghasilkan omzet hingga Rp 20 juta. “Dengan harga mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 20 juta, tergantung kerumitan dan bahan yang digunakan, biasanya kami menggunakan kayu jati yang mahal,” imbuhnya. Untuk membuat miniatur truk menggunakan perbandingan 12,14 banding 28. Bahan baku yang digunakan adalah kayu lapis, kabin PVC, kayu jati. “Bahan bakunya ada yang dari limbah, jika sulit dicari atau pas tidak ada ya beli,” ujarnya, dikutip dari Tribun Jateng. Dalam sehari, Agus bisa membuat tiga miniatur truk minimalis. “Kalau agak ribet, misalnya bikin satu unit puluhan juta itu butuh waktu lama, kadang sebulan,” imbuhnya. Selain miniatur truk, Aden Miniatur Production juga memproduksi berbagai macam miniatur lainnya seperti gerobak, lemari, sound, dan lain sebagainya. Tak sedikit orang yang membeli miniatur langsung ke tempat produksi, salah satunya adlaah Malikin. Dia datang untuk membeli miniatur truk yang diinginkan putranya. “Truk oleng masih menjadi fenomena saat ini, masih musim, anak saya juga suka dan ingin membelinya, saya tahu dari teman-teman kalau di desa Sukomangli ada yang bikin, jadi saya datang ke sini,” ujarnya. Ia pun memilih miniatur truk seharga Rp 500.000 yang menurutnya sesuai dengan kualitasnya. “Kalau harganya sih lumayan, tapi sesuai dengan kualitasnya,” pungkasnya. Foto dok Tribun Jateng

Pegiat Fashion Modifikasi Baju Adat Kudus Untuk Tarik Minat Generasi Muda

Aris Yuni Astuti

KUDUS – Penggiat busana Kabupaten Kudus membuat gebrakan baru dengan memodifikasi busana adat Kudus. Langkah ini diambil untuk membangkitkan minat kaum muda terhadap pakaian daerah, khususnya Kudus. Aris Yuni Astuti, penggiat fashion Kudus sekaligus pemilik showroom pengantin Magenta mengatakan, generasi milenial di Kota Kretek saat ini mulai tertarik dengan pakaian adat Kudus. Ia membandingkannya dengan tahun 2013, saat kaum milenial Kabupaten Kudus belum memahami pakaian adat Kudus. Berbekal pengalaman itu, ia mulai mencari cara untuk membuat anak muda mencintai pakaian adat Kudus. “Setiap ada acara ulang tahun Kabupaten Kudus, sebagian ASN (Pegawai Negeri Sipil) biasanya memakai pakaian adat Kudus. Tapi tidak dengan anak anak-anak mudanya. Dari situ saya berpikir bagaimana agar generasi milenial tahu dan mau memakai pakaian adat Kudus,” ujarnya, Rabu (28/12/2022), dikutip dari murianews.com. Dari situlah ia mencoba mengenalkan busana adat Kudus yang telah mengalami sedikit modifikasi. Tujuannya untuk menyesuaikan dengan selera generasi muda sekarang. “Makanya setiap ada fashion show, saya selalu membawa baju adat Kudus. Saya modifikasi sedikit sesuai selera anak muda,” lanjutnya. Aris menjelaskan beberapa bagian dari busana adat asli Kudus sebelum dimodifikasi olehnya. Aris masih mengusung warna biru sebagai warna dominannya. Kemudian, bagian seperti caping kalo, bros perhiasan, dan kalung tetap diikutsertakan. Begitu juga dengan selendang toh watu, baju purung biru dari bludru dan kain batik. ”Modifnya hanya di baju kurung beludru saja. Saya modif dan saya beri bahan dari kain brokat dengan warna cerah. Mirip-mirip kebaya yang saya sesuaikan ala-ala anak muda,” terangnya. Ia mengaku tak ingin meninggalkan ciri khas baju adat Kudus yang asli. Jadi dia hanya mengubah beberapa bagiannya saja. “Saya tidak mau melepaskan ciri khas baju adat Kudus asli. Hanya mengganti bagian baju purung dan bagian capingnya dengan ornamen blink-blink kesukaan anak-anak muda,” tambahnya. Foto dok. Samin News

BMKG: Kemungkinan Gelombang Sangat Tinggi Terjadi di Samudera Hindia Selatan Jawa Tengah

BMKG: Kemungkinan Gelombang Sangat Tinggi Terjadi di Samudera Hindia Selatan Jawa Tengah

CILACAP – Gelombang sangat tinggi diperkirakan terjadi di Samudera Hindia Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi gelombang sangat tinggi sekitar 4 hingga 6 meter. Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan, kenaikan tinggi gelombang dipicu pola pergerakan angin yang cenderung searah dengan kecepatan tinggi. “Sedangkan tinggi gelombang di perairan selatan Jabar, Jateng, dan DIY diperkirakan mencapai 2,5 hingga 4 meter atau masuk dalam kategori tinggi,” katanya, Rabu (28/12/2022) dikutip dari Antara Jateng. Teguh menjelaskan pola angin di Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat daya ke barat laut dengan kecepatan angin antara 5 hingga 30 knot. “BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku untuk 28-29 Desember 2022 dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut,” papar dia. Di sisi lain, Teguh membeberkan wilayah yang berpotensi terjadi gelombang sangat tinggi meliputi Samudra Hindia selatan Cianjur, Samudra Hindia selatan Garut, Samudra Hindia selatan Tasikmalaya, Samudra Hindia selatan Pangandaran. Selain itu juga di Samudra Hindia selatan Cilacap, Samudra Hindia selatan Kebumen, Samudra Hindia selatan Purworejo, dan Samudra Hindia selatan Yogyakarta. Sedangkan wilayah yang berpotensi terjadi gelombang tinggi, meliputi perairan selatan Cianjur, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, dan perairan selatan Yogyakarta. Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang dan kecepatan angin terhadap keselamatan pelayaran. Teguh menambahkan, saat ini musim barat sedang berlangsung, sehingga gelombang tinggi hingga sangat tinggi dimungkinkan terjadi di perairan selatan Jabar-DIY dan selatan Samudera Hindia Jabar-DIY. Menurut dia, berdasarkan analisis kecepatan angin di atas 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter, hal itu berisiko bagi kapal nelayan. Angin di atas 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter menimbulkan risiko bagi tongkang. Selain itu, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang lebih dari 2,5 meter menimbulkan risiko bagi kapal feri, dan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang lebih dari 4 meter menimbulkan risiko bagi kapal besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar.

Pendaftaran PPPK Kemenag 2022 Telah Dibuka, Ini Syaratnya

PPPK Kemenag

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Kementerian Agama (PPPK Kemenag) tahun anggaran 2022 telah dibuka. Pendaftaran seleksi dibuka mulai 21 Desember 2022 sampai dengan 6 Januari tahun 2023. “Total ada 49.549 formasi. Pemilihan calon PPPK tahap ini merupakan salah satu upaya untuk menyikapi situasi pegawai non-ASN yang telah mengabdi di Departemen Agama melalui mekanisme yang telah ditetapkan,” ujar Sekjen Kemenag yang juga ketua panitia seleksi, Nizar Ali, beberapa waktu lalu. Menurutnya, ada tiga kriteria calon dalam menyeleksi calon PPPK Kemenag. Pertama, pelamar Eks Tenaga Honorer Kategori II (Eks – THK II). Mereka adalah calon yang telah terdaftar di database Badan Kepegawaian Negara (BKN), lulus ujian pada tahun 2021, dan masih aktif bekerja di Kementerian Agama hingga periode pendaftaran PPPK Kementerian Agama Tahun 2022. Kedua, pelamar non-ASN dari Kementerian Agama. Mereka adalah calon yang telah mengabdi dan masih aktif bekerja di Kementerian Agama sejak mengajukan PPPK ke Kementerian Agama tahun 2022. Selain itu, pelamar harus memiliki pengalaman di bidang pekerjaan yang relevan dengan jabatan fungsional yang dilamar sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ketiga, calon lainnya. Secara khusus, pelamar yang tidak termasuk pada poin 1 dan 2 di atas dan harus memiliki pengalaman di bidang pekerjaan yang sesuai dengan posisi jabatan fungsional yang dibutuhkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Nizar menjelaskan, Pelamar harus warga negara Indonesia. Usia minimum adalah 20 tahun dan maksimal satu tahun sebelum usia pensiun untuk posisi yang akan dilamar sesuai ketentuan undang-undang. “Pelamar tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusanpengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara 2 (dua) tahun atau lebih,” sambungnya. Syarat lainnya, kata Nizar, tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, PPPK, prajurit TNI, anggota Polri, atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta (termasuk pegawai Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah). “Pelamar juga tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik atau terlibat politik praktis,” jelasnya.

Tengkleng Solo, Kuliner Lezat Dari Tulang Kambing Yang Lahir Pada Masa Penjajahan

Tengkleng Solo, Kuliner Lezat Dari Tulang Kambing Yang Lahir Pada Masa Penjajahan

Tengkleng Solo merupakan makanan khas Surakarta dan sekitarnya. Kuliner ini terbuat dari olahan dari tulang kambing dengan kuah bumbu kuning yang nikmat. Hidangan tradisional ini menjadi favorit para pecinta kuliner ketika berkunjung ke Surakarta. Sejarah Masakan Tengkleng Solo Penulis buku Keplek Ilat: Sejarah wisata kuliner Solo, Heri Priyatmoko mengungkap perjalanan sejarah tengkleng sebagai salah satu menu makanan favorit Tanah Air. Hidangan ini lahir dari kreasi Solo pada masa pendudukan Jepang. Saat itu, masyarakat Solo sedang dalam kesulitan. Penemuan tengkleng merupakan hasil kreativitas di tengah situasi yang sangat pelik, yaitu pada masa [kolonial] Jepang. Saat kondisi masih sulit, masyarakat Solo menemukan tengkleng. Dalam perkembangannya, tengkleng tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat kelas bawah tetapi juga kalangan bangsawan. Fenomena ini menunjukkan bahwa tengkleng dapat menunjukkan identitas dan harga diri yang tinggi dalam kategori kuliner. Selain diolah dari tulang-tulang yang sudah diambil dagingnya, tengleng juga dibuat dari organ hewan yang seringkali tidak digunakan atau tidak begitu diminati. Namun dengan cara pengolahan yang inovatif dan bumbu yang khas, jadilah menu tengkleng yang lezat ini. Nama Tengkleng Solo sendiri juga ada asal usulnya. Pada masa lalu piring yang digunakan orang miskin saat itu kebanyakan terbuat dari gembreng atau seng. Sehingga ketika tulang-tulang kambing itu dimakan di atas piring akan menimbulkan bunyi kleng-kleng-kleng. Oleh sebab itu, masakan yang lahir dari buah kesengsaraan rakyat ini oleh masyarakat disebut tengkleng. Jika Anda penggemar tengkleng, Anda pasti paham bahwa kenikmatan utama dari sajian ini adalah menyeruput kuah gulai di antara tulang kambing. Jika beruntung, Anda akan menemukan daging, otot, sumsum, dan lemak yang masih menempel di tulang. Meski hanya tinggal tulang dan usus, proses memasak tengkleng memakan waktu yang sama seperti saat memasak gulai. Bahan-bahan tersebut direbus terus menerus sampai ekstrak tulang keluar. Semakin lama direbus, semakin enak tengklengnya. Kamu tidak akan mencium bau amis karena rempah-rempah ini terdiri jahe, kunyit, serai, daun jeruk, lengkuas, kayu manis, daun salam, cengkeh, bawang merah, bawang putih, kemiri, pala dan kelapa. Warung Tengkleng Solo Paling Populer Jika Anda berknjunt ke Solo, ada baiknya untuk mencicipi kuliner kuah yang satu ini. Ada banyak warung tengkleng di Solo, jika Anda masih belum tahu mau ke mana, berikut 7 rekomendasi toko tengkleng di Solo yang bisa Anda kunjungi: Tengkleng Kambing Bu Pon Tengkleng Kambing Bu Pon berlokasi di Shelter Lojiwetan, Jalan Kaptem Mulyadi, Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Buka setiap hari mulai pukul 09.00-15.30 WIB. Lokasi: Shelter Lojiwetan, Jl. Kapten Mulyadi, Kedung Lumbu, Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah Tengkleng Klewer Bu Edi Tengkleng Klewer Bu Edi berlokasi di Pasar Klewer Solo, Jalan Dr. Radjiman, Kauman, Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Buka setiap hari mulai pukul 11.30-15.30 WIB. Terdapat beragam menu tengkleng yang ditawarkan, seperti tulang kambing, lidah, pipi, kaki, dan otak. Lokasi: Pasar Klewer, Gajahan, Jl. DR. Radjiman, Kauman, Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah Tengkleng Mba Diah Tengkleng Mba Diah berlokasi di Tanjunganom, Kwarasan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Terdapat beragam menu tengkleng seperti tengkleng kuah, tengkleng gongso, dan tengkleng goreng. Jika kamu datang bersama teman ataupun keluarga, kamu bisa memesan tengkleng spesial. Porsi ini lebih besar dan cocok disantap ramai-ramai. Tengkleng Mba Diah buka setiap hari pukul 09.00-21.00 WIB. Lokasi: Desa Tanjunganom RT.002 / RW.001, Kwarasan, Grogol, Tj. Ongih, Kwarasan, Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah Tengkleng Solo Bu Jito Dlidir Tengkleng Solo Bu Jito Dlidir berlokasi di Jalan Kolonel Sugiyono, Nomor 67, Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Terdapat berbagai menu tengkleng, salah satu menu favorit yaitu rica-rica tengkleng. Di sini kamu juga bisa mengatur tingkat kepedasan tengkleng yakni pedas, sedang, dan super pedas. Lokasi: Jl. Kolonel Sugiyono No.67, Kadipiro, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah Tengkleng Rica Pak Manto Tengkleng Rica Pak Manto berlokasi di Jalan Honggowongso Nomor 36, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Menu tengkleng paling terkenal di sini yaitu Tengkleng Rica-rica dan Tengkleng Segar. Ukuran tengkleng yang disajikan besar dan rasanya enak. Tengkleng Rica Pak Manto buka setiap hari pukul 07.30-20.00 WIB. Lokasi: Jl. Honggowongso No.36, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah

Rewang Hajatan, Tradisi Gotong Royong Dalam Pesta Pernikahan

Rewang Hajatan, Tradisi Gotong Royong Dalam Pesta Pernikahan

Rewang hajatan merupakan tradisi yang masih lestari di masyarakat pedesaan hingga saat ini. Tradisi rewang pada masyarakat Jawa merupakan suatu kewajiban, bukan hanya berkaitan dengan urusan kemanusiaan tapi juga menghindari hukum sosial. Sudah fitrahnya bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang saling bergantung satu sama lain. Terlihat dari tradisi gotong royong yang sudah ada sejak zaman dahulu kala. Tradisi gotong royong juga masih sangat kental di wilayah pedesaan, salah satunya adalah Tradisi Rewang. Pada umumnya, rewang dilakukan saat ada tetangga yang akan menggelar acara besar seperti pernikahan, sunatan, dsb. Baik perempuan maupun laki-laki semua turut andil meringankan dan mensukseskan acara besar tersebut. Dalam bukunya yang berjudul Javanese Villagers : Social Relations in Rural Modjukuto, Robert R. Jay mengatakan bahwa orang Jawa tidak menempatkan dirinya sebagai individu yang bisa melakukan semua hal. Orang Jawa sejak dulu telah sadar bahwa hidup ini pasti membutuhkan dan melibatkan orang lain. Kegiatan yang dilakukan saat rewang adalah memasak bersama-sama. Dalam hal ini perempuan yang memiliki andil besar dalam keberjalanannya. Sementara laki-laki menyiapkan hal-hal yang lebih berat seperti menyiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan. Di beberapa wilayah laki-laki juga diminta untuk memasak nasi dan air karena dianggap lebih berat. Pada saat hari H, para muda-mudi yang bertugas untuk mengantarkan hidangan ke para tamu (sinoman). Jadi rewang ini melibatkan semua kalangan baik laki-laki, perempuan, tua, muda. Tradisi rewang hajatan ini masih bertahan di wilayah pedesaan. Karena biasanya penyelenggaraan acara besar di desa sudah dimulai paling tidak 3 hari sebelum hari H itu sendiri. Jadi sudah sangat jelas jika penyelenggaraan acara besar ini melibatkan orang banyak. Selain itu, di desa semua serba buat sendiri, mulai dari makanan pokok nasi, lauk pauk, camilan yang nanti akan dihidangkan untuk para tamu. Sebelum hari H juga ada pemberian hantaran untuk para kerabat dan tetangga yang biasanya berisi nasi, lauk pauk berupa daging sapi, tahu, tempe, dll. Itu juga semua dibuat oleh para orang yang rewang. Semua yang terlibat dalam rewang hajatan tidak diberi imbalan alias bantu sukarela. Biasanya hanya disediakan makan di tempat. Rewang pada akhirnya tidak hanya berbicara tugas perempuan di dapur, tetapi juga berkaitan dengan bentuk perjuangan dan pengorbanan kepada masyarakat. Serta peran perempuan yang pro aktif demi terwujudnya perbaikan keadaan. Jadi, sukarela tersebut yang menjadi basis sebuah tradisi rewang dalam upaya membentuk dan membangun kebiasaan inisiatif dan partisipatif dalam kehidupan sosial dan politik. Tradisi rewang juga pembentuk dapur sebagai penghubung nilai-nilai sosial perempuan Jawa yaitu silaturahmi yang sangat kuat nilai-nilai kehidupan yang setara, adil, dan harmonis. Serta sebagai upaya pencegahan konflik yang mungkin karena adanya perbedaan. Tradisi rewang juga dapat dikatakan sebagai konsep komunitas yang di dalamnya tidak ada lagi struktur sosial. Oleh karena itu, rewang bisa sangat memungkinkan terjadinya unsur kesetaraan demi kehidupan yang adil dan makmur.