Jowonews

Nasi Pedo Godong Jati Kudus, Kuliner Jadul Yang Bikin Ketagihan

Nasi Pedo Godong Jati Kudus, Kuliner Jadul Yang Bikin Ketagihan

Nasi Pedo Godong Jati Kudus merupakan salah satu kuliner tradisional yang perlu Anda coba saat mengunjungi Kota Kretek ini. Kuliner ini tergolong jadul dan jarang dijajakan di warung-warung. Nasi pedo merupakan menu makanan berisi ikan asin peda. Kuliner jadul ini kemudian dibungkus menggunakan godong atau daun jati. Rasa khas ikan asin ditambah aroma dari daun jati membuat penikmatnya terus ingin nambah. Rasa pedas, asin, dan gurih menjadikan kuliner ini cukup layak untuk dijadikan kuliner klangenan. Salah satu warung yang masih menjajakan Nasi Pedo atau Sego Pedo Godong Jati ini berada di jalan Gang 2, Desa Demaan, Kecamatan Kudus, Kabupaten Kudus. Meski sederhana, namun warung tersebut selalu ramai pembeli. Bahkan, terkadang beberapa di antaranya terpaksa mengantre di luar untuk mendapatkan sarapan. Tidak ada yang istimewa di warung tersebut. Satu-satunya pemandangan yang unik adalah nasi yang disantap para pembeli yang dibungkus dengan daun jati di atas piring. Dalam satu porsi, biasanya terdiri dari nasi, sayur nangka, ikan pedo yang sudah dicacah/disuwir, kering tempe, dan sambal. Ada juga pilihan tambahan lauk lainnya seperti telur dan gorengan. Enak dan sederhana, itulah yang membuat Nasi Pedo selalu menjadi incaran para pembeli. Terutama pada waktu sarapan Takaran porsi Nasi Pedo Godong Jati Kudus tidak terlalu banyak. Hal inilah mengapa beberapa orang memesan 2 bungkus untuk dimakan sekaligus. Selain nasinya pulan dengan aroma alami daun jati, rasa asin daging ikan peda menjadi ciri khasnya. Tertarik untuk mencoba kuliner khas Kudus ini? 

Warung Duwur Blora, Keindahan Pemandangan Dari Bentangan Alam

Warung Duwur Blora, Keindahan Pemandangan Dari Bentangan Alam

Warung Duwur Blora Garden (WDB) merupakan salah satu wisata alam yang tergolong baru di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di lokasi ini wisatawan dapat menikmati pemandangan alam dan hutan blora dari atas bukit. Bahkan, pabrik Semen Indonesia di kawasan Rembang juga terlihat jelas di bukit ini. Berbagai fasilitas wisata yang ditawarkan dapat menginspirasi masyarakat tidak hanya untuk berwisata, tetapi juga untuk menciptakan karya seperti foto, video, dan artikel yang menginspirasi. Untuk menikmati panorama alam yang memanjakan mata, pengunjung juga disediakan, kursi atau bangku dan tanaman yang dibentuk menyerupai hewan untuk berswafoto dengan latar panorama alam. Selain menyediakan beberapa tempat berteduh (gazebo) untuk acara keluarga, komunitas, forum dan tempat lainnya. Di tempat yang bebatuannya kokoh ini juga dicanangkan sebagai objek olah raga dan alam yang siap memanjakan pengunjung. Berbagai tanaman, bunga, dan permainan pemacu adrenalin lainnya untuk ditemukan dan diunggah oleh para pecinta fotografi ke jejaring sosial. WDB Garden telah dibuka dan siap dikunjungi pengunjung dengan biaya masuk yang relatif terjangkau yaitu Rp 5.000/orang. Indah, salah satu pengunjung mengaku sering datang ke taman Warung Duwur Blora ini, mengaku terkesan dengan pemandangan di lokasi wisata alam ini. “Tempatnya sejuk, pemandangannya indah. Bunganya juga banyak,” kata Indah dikutip dari tribunmuria.com, Sabtu (18/2/2023). Perempuan asal Desa Gedangdowo, Jepon ini kerap datang ke sini saat akhir pekan, karena kakak perempuannya juga merupakan warga desa tersebut. “Sabtu dan Minggu biasanya saya main ke sini. Saya main ke rumah kakak saya dan saya lanjut main ke sini. Saya ke sini sama teman-teman sekelas. Saya berharap ini akan lebih bagus dan bersih. Untuk dasarnya oke. Bisa lihat pabrik semennya,” harap Indah. Penjaga warung di WDB Garden, Jhon mengungkapkan, wisata ini dibangun pada Januari 2021. Wisatawan yang berkunjung tidak hanya dari Blora saja, melainkan juga dari Rembang dan Purwodadi, kata Jhon. Jhon mengatakan tempat ini paling ramai pada hari Sabtu dan Minggu. “Dari segi fasilitas, ada toilet, warung, dan area lesehan untuk selfie,” kata Jhon. Warung yang ditunggunya pun menjadi satu-satunya warung yang menjual makanan dan minuman ringan. “Semoga dengan adanya taman ini dapat membantu membangun kawasan Blora yang terus berkembang, khususnya di bidang pariwisata,” harap Jhon. Ketika di lokasi, para wisatawan juga dapat menikmati minuman seperti kopi, susu dan teh, serta mie rebus yang dapat dibeli di warung di sekitar area wisata. Karena WDB Garden mengusung tema Love of Nature, pengunjung diminta untuk tidak mencabut atau merusak tanaman yang dirawat. Untuk menuju lokasi WDB Garden sangatlah mudah. Warga bisa menempuh jalan dari Pertigaan Seso, Kabupaten Jepon, ke arah utara menuju Desa Soko, Kabupaten Jepon. Atau bisa dimulai dari perempatan pasar Sendangharjo kabupaten Blora, melewati desa Tempuran kemudian menuju desa Soko. Saat tiba, para tamu dapat parkir di sekitar taman WDB yang telah ditata. Kemudian, untuk mencapai puncak bukit, pengunjung bisa berkeliling sambil menikmati pesona alam yang ada. Ingat, pastikan Anda memiliki memori kamera yang cukup untuk menyimpan foto ke lokasi taman WDB. Karena ada begitu banyak mata pelajaran yang menarik untuk direkam. Bagi pecinta kuliner, tidak perlu khawatir. Karena WDB Resto juga menyediakan berbagai hidangan dan minuman seperti ikan bakar dan lain-lain. Termasuk penginapan juga telah disediakan bagi pengunjung yang ingin berlama-lama di lokasi. Lokasi WDB Garden sebenarnya digagas sebagai tujuan wisata khas dengan memanfaatkan potensi daerah. Hal ini untuk mendukung promosi sektor pariwisata Kabupaten Blora yang disebut “Ayo Dolan Blora”. 

Masjid Kelenteng Salatiga, Gambaran Akulturasi Budaya dan Toleransi

Masjid Kelenteng Salatiga, Gambaran Akulturasi Budaya dan Toleransi

Masjid Kelenteng Salatiga merupakan masjid bernuansa kelenteng dengan warna merah menyala. Masjid ini penuh dengan ornamen China, sehingga membuat masjid ini kian menarik. Melewati Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga akan ada bangunan yang menarik perhatian karena warnanya yang sangat mencolok, selain itu juga bentuk bangunan yang unik selintas terlihat seperti kelenteng tempat ibadah warga Tionghoa. Namun jika diperhatikan lebih dekat, dan membaca papan nama bertuliskan Masjid Klenteng (Masteng) yang menjadi penjelas bahwa bangunan tersebut adalah Masjid tempat ibadah umat Islam. Masjid Kelenteng berlokasi di Jalan Abiyoso No. 14 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Pengelola masjid ini, Cholid Mawardi mengatakan bahwa masjid ini dibangun pada tahun 2005 oleh Yusuf Hidayatullah setelah pulang dari tanah suci. Beliau adalah seorang Tionghoa yang menjadi mualaf. Beliau juga pengusaha makanan khas Salatiga yaitu enting-enting gepuk Bangunan masjid ini memiliki ornamen Tionghoa yang didominasi warna merah dan dihiasi lampion. Di depan bangunannya berdiri gagah gapura besar berkelir merah dipadu kuning cerah. Selepas Yusuf Hidayatullah meninggal dunia, tanah seluas 1.700 meter persegi yang terdapat bangunan masjid Klenteng, dibeli kakak Cholid, Agus Ahmad pada akhir tahun 2020. Sampai saat ini bangunan masjid tetap dipertahankan sesuai bentuk aslinya karena unik yang merupakan gambaran akulturasi budaya yang sesuai dengan Kota Salatiga, yakni toleransi. Sampai saat ini banyak sudah pengembangan yang dilakukan untuk pemberdayaan serta pendidikan, seperti aula aula yang diberi nama Aula H. Zaenal Abidin tetap dengan corak serta dekorasi Tionghoa. Selain itu juga terdapat Pondok Pesantren Entrepreneur yang saat ini sudah ada 35 santri yang mondok. Mereka dari pagi hingga malam selalu mengisi kegiatannya di Masjid Klenteng, mulai dari shalat hingga mengaji bersama. Setelah alih tangan, Masjid Klenteng diwakafkan untuk masyarakat. Saat Bulan Ramadhan banyak kegiatan keagamaan dilaksanakan di sini seperti tarawih, buka bersama, dll.

Kendalikan Inflasi, Pemkab Sukoharjo Gelar Operasi Pasar

Operasi Pasar

SUKOHARJO – Pemkab Sukoharjo kembali menggelar operasi Pasar Beras Medium menyusul kenaikan harga beras akhir-akhir ini. Kali ini, operasi pasar Pemkab Sukoharjo digelar di Balai Desa Malangan, kecamatan Bulu, pada Rabu (1/3/2023). Operasi pasar ini dilakukan untuk menjaga dan mengendalikan stabilitas harga pangan, sehingga inflasi dapat terkendali. Lewat operasi pasar ini, pemerintah membantu masyarakat dengan menjual beras medium dengan harga di bawah harga pasar, serta membantu masyarakat kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. “Selain untuk mengendalikan inflasi, operasi pasar beras medium ini juga untuk membantu masyarakat kurang mampu di mana setiap warga bisa membeli beras maksimal 10kg,” ujar Bupati Sukoharjo Etik Suryani saat meninjau pelaksanaan operasi pasar tersebut. Dalam operasi pasar beras medium tersebut, setiap beras medium kemasan 5 kilogram dari Bulog dijual dengan harga Rp42.500 atau Rp8.500 per kg. Setiap warga bisa membeli beras tersebut maksimal 10 kg. “Harga beras medium yang diberikan untuk masyarakat jauh di bawah harga pasaran. Saat ini beras medium nonBulog harganya berkisar Rp12.000 per kg. Bahkan, beras medium dari Bulog yang juga dijual di pasaran dijual Rp47.500 per 5 kg,” terang Etik. Selain Kemasan beras 5kg, lanjutnya, selama operasi pasar juga dijual paket berisi minyak satu liter dan gula pasir satu kg dari Bulog dengan harga Rp27.500. Operasi Pasar selanjutnya akan digelar di Balai Desa Klasemen, Kecamatan Gatak pada 3 Maret 2023. (JatengProv)

Dindukcapil Kebut Perekaman Pemilih Pemula Pemilu 2024

Dindukcapil Temanggung

TEMANGGUNG – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dindukcapil) Kabupaten Temanggung mencatat terdapat 16.000 warga di kabupaten tersebut belum melakukan perekaman data dan pembuatan KTP elektronik. Kepala Dindukcapil Kabupaten Temanggung N. Bagus Pinuntun mengatakan, Dindukcapil kebut perekaman data pada 16.000 warga di kabupaten tersebut. Perekaman melalui pelayanan mobile hingga di pelosok kabupaten, selain fasilitas di kantor. “Pelayanan mobile hampir tiap hari petugas ke dusun-dusun untuk perekaman data warga,” katanya, Kamis (3/3/2023) di Temanggung. Bagus merinci, dari 16.000 warga tersebut, 13.000 berstatus pelajar, sementara 3000 warga berada di desa-desa. Mereka adalah pemilih pemula pada Pemilu 2024. Bagi 13.000 pelajar, Dindukcapil mendatangi langsung ke sekolah-sekolah untuk perekaman. Secara teknis, pelajar di sejumlah sekolah dikumpulkan dalam satu sekolah yang kemudian dilakukan perekaman. “Layanan ini agar optimal dalam perekaman, ” katanya. Demikian halnya pelayanan di dusun-dusun, warga dikumpulkan dalam satu titik tertentu, kemudian dilakukan perekaman. Petugas juga melakukan perekaman door to door, jika memang sangat dibutuhkan. Ia menyampaikan, hasil coklit yang dilakukan petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) sangat membantu untuk mengetahui siapa saja warga yang belum memiliki KTP elektronik atau rekam data. “Dindukcapil menargetkan sebelum Pemilu 2024 perekaman data dan pembuatan KTP elektronik sudah selesai,” tuturnya. Menyinggung warga yang meninggal belum mendapatkan surat kematian, sehingga masih tercatat di daftar pemilih, ia menyampaikan, pemerintah desa bisa secara kolektif membuat surat kematian dan nanti mengusulkan ke Dindukcapil untuk pembuatan akte kematian. “Berdasar dokumen secara administratif, nanti data penduduk tersebut dinonaktifkan, sehingga secara otomatis tidak muncul lagi pada daftar pemilih,” tandasnya. (jatengprov.go.id)

Wujudkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan, Pemkot Magelang Gelar Festival Anggaran 2023

Festival Anggaran

KOTA MAGELANG – Pemerintah Kota Magelang menggelar Festival Anggaran 2023 di di GOR Samapta kompleks Gelora Sanden Magelang, 28 Februari – 1 Maret 2023. Kegiatan yang baru pertama kali digelar ini menjadi terobosan untuk mewujudkan keterbukaan dan akuntabilitas penyelenggaraan keuangan pemerintah daerah. Sebanyak 45 tenant dari OPD, kelurahan dan beberapa BUMD Kota Magelang memaparkan hasil kinerja perencanaan, pengelolaan hingga pertanggungjawaban anggaran. Festival Anggaran Kota Magelang 2023 juga diisi dengan talkshow, kuliah umum oleh Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz, dan Cerdas Cermat tingkat SMP se-Kota Magelang. Ketua Panitia Festival Anggaran 2023 Larsita mengungkapkan, maksud dan tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi secara terbuka dan seluas-luasnya kepada masyarakat tentang transparansi dan akuntabilitas atas capaian keuangan dan anggaran. “Festival Anggaran 2023 merupakan perwujudan nyawiji dan kolaborasi seluruh stakeholder terkait untuk memberikan masukan, sumbang saran, koreksi, terhadap capaian penyelenggaraan kinerja keuangan Pemkot Magelang,” ungkap Larsita. Selain itu, demi perbaikan pengelolaan, perencanaan anggaran agar lebih inklusi, akomodatif, partisipatif, berkeadilan, di tahun yang akan datang. Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz sangat mengapresiasi penyelenggaraan Festival Anggaran 2023 tersebut. “Saya melihat ini luar biasa. Saya perintahkan (Festival) dalam tujuh hari langsung jadi, minimal masyarakat tahu secara garis besar apa yangg akan dilakukan oleh OPD,” ujarnya. Selain itu, masyarakat pun bisa langsung memberikan masukan-masukan agar penyelenggaraan keuangan lebih baik lagi di masa akan datang. “Di sini pentingnya, masyarakat memberikan masukan-masukan, mau ngambil manfaatnya apa. Nanti masukan lewat RKM, lalu masuk di anggaran perubahan,” imbuh Aziz. Azis berharap Festival Anggaran ini bisa menjadi role model terkait dengan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan anggaran negara.

Bahas Raperda Kedaulatan Pangan bersama Dishanpan & Distanbun

Raperda Kedaulatan Pangan

UNGARAN – Dalam penyusunan Raperda tentang Kedaulatan Pangan, Komisi B DPRD Provinsi Jateng terus melakukan pendalaman materi untuk mendapatkan hasil yang komprehensif. Seperti saat Komisi B menyambangi Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) dan Dinas Pertanian & Perkebunan (Distanbun) di Komplek Tarubudoyo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada Rabu dan Kamis (1-2/3/2023). Pada kesempatan itu, Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jateng Sumanto mengatakan, dalam persoalan pangan, hal itu bukan hanya soal ketersediaan makanan. Namun, segala aspek dalam proses ketahanan pangan itu sendiri. “Jadi, ruang lingkup ketahanan itu banyak, tadi semua aspek tadi kita diskusikan. Sehingga, saat mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul, nantinya bisa diminimalisir,” katanya. Dikatakan, Komisi B mengusulkan Raperda Kedaulatan Pangan itu untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dalam kondisi aman, jumlah yang mencukupi, kualitas terjamin, merata dan terjangkau. Selanjutnya, raperda tersebut mencakup kualitas pemanfaatan pangan dengan baik, kemudian sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. “Substansi raperda tersebut untuk mengatur ketahanan pangan, cadangan pangan, diversifikasi pangan, pendistribusian, lahan, kualitas dan kuantitas, serta peran pemerintah dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan,” tandasnya. Sebelumnya, Komisi B sudah melakukan konsultasi ke Badan Pangan Nasional. Konsultasi itu dilakukan untuk mendapatkan masukan/ informasi dalam penyusunan Naskah Akademik (NA). “Ini masih tahap awal, konsultasi ke Badan Pangan Nasional. Tadi, kami berdiskusi dan mendapatkan banyak masukan. Informasi-informasi tersebut kami jadikan bahan untuk penyusunan NA raperda inisiatif Komisi B,” ungkapnya. Dalam hal ini, Dishanpan Provinsi Jateng menilai populasi penduduk dan ketersediaan lahan turut menjadi penunjang masalah kedaulatan pangan dalam negeri. Kawasan pertanian berkelanjutan juga perlu dilakukan supaya lahan pertanian tetap terjaga. Sementara, Distanbun Provinsi Jateng menilai diversifikasi pangan sudah harus mulai digalakkan. Pemerintah sedang mendorong daerah untuk mengembangkan potensi sumber pangan lokal, dan mengajak masyarakat agar mengubah pola pikir, bahwa beras/ nasi bukan satu-satunya sumber karbohidrat. Masih banyak sumber pangan lokal seperti umbian, sukun, jagung, sagu dan lainnya yang nilai gizinya setara dengan beras.