Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

80 KK Diberi Kompensasi Rp 10 Juta untuk Pembangunan Tol SS

PROYEK TOL: Warga Resah Pembebasan Tanah Proyek Tol Semarang-Solo (SS). Nampak alat berat memadatkan tanah proyek pembangunan jalan tol di wilayah Boyolali.

SALATIGA, Jowonews.com – Warga RT 02 RW 01 Dukuh Pasaranyar Kelurahan Kauman Kidul, akhirnya mendapat kompensasi dari dampak langsung pembangunan jala tol Semarang-Solo (SS). Namun, kompensasi yang diberikan penggarap proyek masih jauh dari harapan warga.

Kompensasi yang diberikan hanya Rp 10 juta untuk RT setempat. Kompensasi itu juga tidak diberikan kepada pribadi warga. Tapi diberikan kepada pihak Rukun Tetangga ( RT).

Salah seorang warga Dukuh Pasaranyar, Supreh (45) membenarkan, ada kompensasi untuk RT sebesar Rp 10 juta. Menurut dia, nilai itu masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan dampak yang dirasakan warga terdampak tol.

“Kami memang berterimakasih, ada perhatian karena diberi kompensasi. Namun kompensasi itu  kurang, karena di RT 02 ada sekitar 80 kepala keluarga ( KK). Maka akhirnya diputuskan untuk dimasukkan ke kas RT,” ujarnya.

Warga Pasaranyar lainnya Eko (40) mengaku, di RT 02 RW 01, merupakan kawasan pemukiman yang paling dekat dengan konsentrasi pembangunan jalan tol SS di Kauman Kidul dan sekitar. Karena sejumlah alat berat dan puluhan truk saban harinya lalu lalang di kawasan itu.

“Tidak hanya pagi dan siang, sampai larut malam masih tetap beraktifitas. Kami juga sadar jalan tol itu nantinya juga untuk kepentingan masyarakat,” ujarnya.

Selain untuk lalu lalang kendaraan berat, kampung Pasaranyar merupakan kawasan yang paling dekat dengan jembatan tol yang melintas di Jalan Patimura. Hanya berjarak sekira 50-an meter. Selain berdebu saat musim kemarau, di musim hujan ini, yang dikeluhkan warga adalah becek karena lumpur.

Sebelumnya, warga Pasaranyar juga sempat memprotes pihak pelaksana jalan tol, karena akses jalan keluar masuk warga ‘ hilang’ tertutup lumpur. Jalan warga itu juga dipakai untuk lalu lalang kendaraan berat. Beberaa  kali protes, namun kurang ditanggapi, warga akhirnya membuat pembatas jalan. Pihak pelaksana akhirnya memberi alas jalan yang berlumpur itu dengan plat baja.

“Saat musim kemarau kemarin, masalah yang dihadapi warga adalah debu, sekarang di musim hujan ganti lumpur,” kara Nardi warga lainnya.

BACA JUGA  Kesulitan Air, Warga Sragen Ini Terpaksa Jual Hewan Ternak

Sementara, Kepala Bappeda Kota Salatiga Tedjo Supriyanto mengatakan, ia bisa memahami apa yang dirasakan oleh warga. Namun demikian, pembangunan jalan tol itu merupakan proyek pemerintah dan juga untuk kepentingan masyarakat juga.

“Ada kompenssasi itu sudah bagus karena sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat terdampak tol,” ujarnya. (JN01/JN03)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...