Jowonews

Tak Ada Pengecualian Larangan Mudik 2021

SEMARANG, Jowonews- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menegaskan tidak ada pengecualian pada kelompok tertentu terkait dengan penerapan larangan mudik Lebaran 2021 untuk antisipasi penyebaran Covid-19. “Nggak ada fasilitasi khusus kepada kelompok-kelompok tertentu, semua aturannya sama. Jadi kalau mereka memang harus pulang dalam kondisi sesuai dengan regulasi, ya ikuti saja di situ,” kata Ganjar, di Semarang, Jumat (30/4). Ganjar mengingatkan kembali kasus Covid-19 yang muncul di Kabupaten Pati berawal dari warga mudik. Kemudian kasus di Kabupaten Purbalingga yang muncul saat pengecekan pembelajaran tatap muka (PTM) dan berasal dari pondok pesantren. “Artinya bukan soal yang lainnya. Ayo kita jaga diri kita tidak pulang, kalau ada yang sifatnya terpaksa silakan ikuti aturannya, kalau dengan mengikuti aturan saya kira seluruh aturannya sudah ada,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Politikus PDI Perjuangan itu, juga memastikan tidak ada prioritas terhadap kelompok masyarakat tertentu, sebab semuanya sama di mata hukum. “Yang tidak sama adalah yang diizinkan oleh regulasi yang ditentukan oleh kementerian maupun satgas,” kata Ganjar. Pemerintah resmi melarang masyarakat untuk melakukan mudik Lebaran 2021. Larangan itu tertuang dalam Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah.

Puncak Mudik Diprediksi Terjadi pada 2 Mei

BOYOLALI, Jowonews- Puncak arus mudik Lebaran akan terjadi pada tanggal 2 Mei 2021 sebelum diberlakukannya pelarangan oleh pemerintah pusat. “Ada regulasi terbaru terkait larangan mudik, H-7 sampai H+3 yaitu tanggal 6-17 Mei di 2021. Jadi kami mulai memprediksi arus balik dimulai dari tanggal 2 Mei, yaitu di hari Minggu ini,” kata General Manager Teknik dan Operasi PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) Saktia Lesan Dianasari di Kantor JSN Boyolali, Jumat (30/4). Bahkan, pihaknya memperkirakan mulai Sabtu (1/5) akan mulai terjadi kenaikan arus lalu lintas. Menurut dia, masyarakat cenderung mulai melakukan mudik sebelum diberlakukannya pelarangan tersebut. Meski demikian, ia memperkirakan pada puncak arus mudik tersebut jumlah kendaraan masih akan lebih rendah dibandingkan periode yang sama dua tahun lalu, yaitu sebelum terjadi pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19. “Di tahun 2019 sangat tinggi, bahkan saat Lebaran sampai mencapai 38.000 kendaraan/hari. Mungkin faktornya karena di tahun tersebut baru pertama kali jalan tol Transjawa ‘nyambung’ dari ruas Jakarta sampai Surabaya,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sedangkan untuk puncak arus lalu lintas, dikatakannya, terjadi pada Kamis (13/5) yang diperkirakan akan ada sekitar 22.000 kendaraan melewati ruas tol tersebut serta Jumat (14/5) sebanyak 24.000 kendaraan. “Kalau sekarang di hari normal rata-rata 12.000-13.000 kendaraan/hari yang melewati. Untuk puncak di bulan April kemarin sampai 20.000 kendaraan karena kan ada ‘long weekend’,” katanya. Sementara itu, dikatakannya, untuk penyekatan terkait pelarangan mudik ini khusus di ruas tol Solo-Ngawi ada dua lokasi, yaitu di Gerbang Tol Sragen KM 528 dan Gerbang Tol Ngawi KM 579. “Kenapa ada dua penyekatan di sini, karena Solo-Ngawi ini berada di dua wilayah provinsi, yaitu Sragen mewakili Jawa Tengah dan Ngawi mewakili Jawa Timur. Semoga ini tidak berdampak signifikan karena tahun kemarin ada dua penyekatan juga di lokasi yang sama, lalu lintas hanya 2.000/hari, jadi sangat menurun, sepi sekali,” katanya. Terkait hal itu, pihaknya tengah mengusulkan agar penyekatan cukup dilakukan di satu gerbang tol. “Jadi antara Polda Jawa Tengah dan Jawa Timur bisa menjadi satu, tetapi sepertinya masih dalam kajian dari Polda. Kalau untuk saat ini masih dengan skenario yang sama,” katanya.

Proses Migrasi, BSI Jamin Dana Nasabah Aman

SEMARANG, Jowonews- Selama proses migrasi dan integrasi, Bank Syariah Indonesia (BSI) menjamin dana dan data nasabah tetap aman. BSI sendiri merupakan merger Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah. “Nasabah tak usah panik. Dana maupun data nasabah aman selama proses integrasi ke layanan BSI,” kata Regional CEO Region Office VIII BSI Semarang Iman Hidayat Sunarto, Kamis (29/4). Proses integrasi operasional cabang, layanan, dan produk dilakukan mulai 15 Februari hingga 30 Oktober 2021 sehingga masih cukup waktu proses migrasiya. Dalam periode tersebut, nasabah secara bertahap akan dihubungi untuk melakukan migrasi ke BSI. Menurut dia, nasabah bisa melakukan migrasi rekening dengan dua cara, yaitu secara daring (online) atau dengan menggunakan aplikasi BSI Mobile maupun hadir langsung kantor cabang BSI. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah 3 Jawa Tengah dan DIY Aman Santoso menyatakan mendukung migrasi tersebut sehingga nasabah tetap dapat melakukan transaksi yang dapat memajukan industri keuangan syariah. Imam Hidaya sebagaimana dilansir Antara menyatakan, saat ini BSI di wilayah kerjanya memiliki sekitar 2,2 juta nasabah. ia menyatakan layanan produk masih didomijasi sektor consumer, sedangkan untuk UKM dan mikro masih harus dipacu pertumbuannnya.

GeNose Kini Tersedia di Bandara Ahmad Yani Semarang

SEMARANG, Jowonews- Kabar gembira bagi para penggguna Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang. Kini, alat pendeteksi Covid-19 berbasis embusan nafas GeNose C19 telah tersedia di bandara tersebut. “Layanan alat GeNose sudah tersedia di area gedung parkir lantai 1A yang dilaksanakan oleh Farmalab sebagai penyedia layanan yang bermitra dengan kami,” kata General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang Hardi Ariyanto di Semarang, Rabu (28/4). Ia menjelaskan bahwa layanan GeNose C19 ini hanya diperuntukan bagi calon penumpang yang telah memiliki tiket pesawat yang berangkat pada hari itu juga dari Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani dan tidak diperuntukan bagi masyarakat umum. Calon penumpang diimbau tidak mengandalkan layanan GeNose C19 saja sebagai salah satu syarat penerbangan, tapi juga dapat menggunakan layanan “Rapid Test Antigen” yang layanannya juga tersedia di bandara untuk menghindari penumpukkan antrean. Terkait dengan itu, calon penumpang yang berencana menggunakan layanan GeNose C19 di bandara diharapkan dapat memperhatikan waktu operasional layanan, waktu kedatangan di bandara, dan prosedur layanan tersebut. Adapun biaya layanan GeNose C19 di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang sebesar Rp 40.000. Sedangkan waktu operasional layanan GeNose C19 adalah pukul 09.00 WIB-17.00 WIB. Pihaknya telah menyediakan dua unit mesin GeNose C19 sehingga dapat menampung sebanyak 300 kantong per harinya untuk dapat dilakukan pemeriksaan. “Kami berupaya semaksimal mungkin agar tidak terjadi penumpukkan antrean layanan GeNose C19 di bandara dengan mengerahkan sejumlah petugas khusus di lapangan yang merupakan gabungan petugas dari Farmalab, Angkasa Pura Supports dan petugas bandara kami,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Ketika teridentifikasi potensi adanya penumpukan penumpang, lanjut dia, petugas akan langsung mengarahkan calon penumpang yang awalnya ingin menggunakan layanan GeNose ke layanan Rapid Test Antigen yang tersedia di tiga lokasi di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani.

ASN yang Nekat Mudik akan Disanksi Tegas

BATANG, Jowonews- Para aparatur sipil negara (ASN) Kabupaten Batang jangan coba-coba berani mudik tahun ini. Pasalnya, Bupati Wihaji akan memberikan sanksi tegas pada ASN maupun organisasi perangkat daerah (OPD) yang nekat melakukan tradisi pulang kampung tersebut. “Bagi ASN maupun OPD yang membandel dan nekat melakukan mudik Lebaran 2021 pasti akan kami berikan sanksi. Oleh karena, kami segera menerbitkan SE mengenai larangan ASN melakukan mudik Lebaran,” katanya, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (29/4). Ia mengatakan pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terhadap adanya larangan mudik Lebaran mulai 6 Mei hingga 17 Mei 2021 bagi masyarakat sehingga pihaknya akan mengikuti kebijakan dari pusat. “Pemkab sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah pusat pasti akan mendukungnya dengan melarang ASN melakukan mudik Lebaran atau pulang ke kampung halamannya,” katanya. Menurut Wihaji, setelah diterbitkannya SE, dipastikan seluruh ASN maupun OPD akan mematuhi perintah dari pemerintah pusat karena hal itu untuk kepentingan bersama yaitu mengantisipasi penyebaran Covid-19. “Oleh karena, kami memastikan akan memberikan sanksi (ASN maupun OPD) karena hal ini sudah menjadi semangat bersama agar pandemi Covid-19 tidak terus menyebar,” katanya. Ia mengatakan pemkab akan memberikan pengecualian izin bagi pegawai ASN yang melaksanakan tugas kedinasan yang sifatnya penting atau dalam keadaan terpaksa melakukan kegiatan bepergian ke luar daerah pada periode tertentu. “Demikian pula, ASN tidak diperkenankan mengajukan cuti selama periode tersebut, kecuali cuti melahirkan atau sakit. Selain cuti bersama, Kepala Perangkat Daerah tidak memberikan izin cuti bagi ASN,” katanya.

Mau Mudik ke Boyolali? Siap-siap Uji Nyali

BOYOLALI, Jowonews- Bagi yang mau mudik ke Boyolali khususnya ke Desa Sidomulyo, Ampel, Boyolali, harus siapkan diri untuk uji nyali. Pasalnya, pemerintah desa setempat telah menyiapkan rumah yang sudah lama kosong dan dianggap angker untuk mengarantina warga yang nekat mudik dari perantauan. Rumah kosong di kawasan sendang Dukuh Piji, Desa Sidomulyo, yang disiapkan sebagai tempat karantina pemudik layak guna. Namun menurut warga setempat area rumah itu tergolong angker, banyak hantunya. Kepala Desa Sidomulyo Moh. Sawali di Boyolali, Kamis (29/4), mengatakan bahwa pemerintah desa memilih rumah itu sebagai tempat karantina untuk mencegah perantau mudik Lebaran mengingat pemerintah pusat sudah memberlakukan larangan mudik guna mencegah peningkatan kasus penularan Covid-19.  Sawali mengatakan pemerintah desa menerapkan kebijakan itu berdasarkan pengalaman tahun 2020. Menurut dia, warga Kecamatan Ampel yang pertama kali terpapar Covid-19 pada tahun 2020 berasal dari Desa Sidomulyo dan pemerintah desa tidak ingin hal serupa terjadi pada masa mudik Lebaran tahun ini. Sawali mengatakan bahwa pemerintah desa sejak awal Ramadhan sudah mengimbau warga yang merantau agar tidak mudik.  Jika ada warga yang nekat mudik dan tidak bisa menunjukkan surat keterangan sehat dari dokter atau surat bebas Covid-19, ia mengatakan, maka pemerintah desa mewajibkan mereka menjalani karantina selama tujuh hari di lokasi yang sudah disiapkan. “Hingga saat ini sudah ada dua orang perantau yang dikarantina di tempat yang disediakan itu,” katanya, menambahkan, Satuan Tugas Jogo Tonggo memenuhi kebutuhan logistik warga yang menjalani karantina. Fajar Adi Nugroho, perantau yang mudik dari Tangerang, mengaku menyesal karena nekat pulang kampung tanpa membawa surat sehat. Akhirnya ia harus menjalani karantina di fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Desa Sidomulyo. Dia sudah tahu kalau pemerintah melarang warga mudik. Namun Fajar nekat pulang ke kampung melalui jalan tikus pada malam hari dan berhasil meloloskan diri dari pantauan petugas, lansir Antara.

Cara Mengolah Sayur Tanpa Kehilangan Vitamin C

JAKARTA, Jowonews- Vitamin C adalah salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan imunitas. Namun vitamin jenis ini mudah rusak jika mengolahnya tidak benar. Dokter spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK(K) mengatakan bahwa vitamin C memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Akan tetapi di balik khasiatnya yang beragam, vitamin C ternyata memiliki sifat larut dalam air dan mudah rusak. “Vitamin C adalah suatu vitamin yang larut air, artinya dia akan dibawa bersirkulasi di dalam darah, begitu dimakan akan ikut terbawa dalam sirkulasi dan dikeluarkan lewat urin,” ujar dr Inge dalam Hello Webinar pada Rabu (28/4). Vitamin C banyak ditemukan pada buah dan sayuran berdaun hijau tua. Namun, bila disimpan di suhu yang terlalu panas, maka kandungan vitaminnya akan hilang. “Buah-buahan sayur-sayuran kalau ditaruh di luar kena panas, vitamin C-nya akan rusak. Waktu penyimpanan yang lama juga akan membuatnya rusak,” kata dr Inge. Tak hanya pada proses penyimpanan, mengolah sayuran dengan cara yang tidak tepat seperti memotong terlalu kecil, memasak dengan suhu yang panas dan merendam di air akan membuat vitamin C rusak. “Waktu pengolahan sayur-sayuran dirajang, dimasukkan ke dalam air dia akan hilang. Waktu dimasak pakai api panas rusak, jadi banyak faktor yang bikin cepat rusak,” kata dr Inge. “Ketika jeruk diperas, vitamin C-nya dapat teroksidasi dengan segera karena dia zat gizi yang labil dan mudah rusak. Apa akibatnya kalau minum jus jeruk? Akhirnya yang diminum hanya air jeruk saja tanpa ada kandungan vitamin C-nya,” imbuh dr. Inge. Dokter Inge menyarankan sebisa mungkin mengolah sayur tanpa melalui banyak proses. Jika dirasa kecukupan vitamin C -nya masih kurang, bisa ditambah dengan mengkonsumsi suplemen.

MUI: Utamakan Shalat Ied di Rumah Saja

JAKARTA, Jowonews- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghimbau masyarakat untuk mengutamakan shalat Idul Fitri di rumah saja terutama di daerah yang berada di zona merah. “Shalat Idul Fitri ini karena akan menimbulkan kerumunan, menimbulkan kelompok masyarakat yang berbondong-bondong menuju lapangan. Maka kita utamakan untuk, sekali lagi, shalat di rumah saja bersama keluarga,” kata Sekjen MUI Amirsyah dalam konferensi pers Satgas Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (23/4). Hal itu, katanya, terutama berlaku untuk masyarakat yang berada di daerah yang dinyatakan Satgas Penanganan Covid-19 sebagai zona merah, yaitu daerah dengan potensi penularan tinggi. Amirsyah menegaskan langkah itu dilakukan sebagai bentuk pencegahan untuk memutus penularan Covid-19 dan munculnya klaster baru. Selain itu, terkait dengan silahturahmi Idul Fitri, menurutnya, dapat dilakukan menggunakan fasilitas internet dan dunia virtual. “Ini akan lebih meningkatkan suasana yang hangat di tengah-tengah keluarga dan terhindar dari kerumunan di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Dalam konferensi pers tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito juga mendorong kedisiplinan semua pihak menjelang libur Idul Fitri. Wiku mengingatkan bahwa belajar dari pengalaman sebelumnya, terdapat tren kenaikan kasus baru Covid-19 usai libur panjang akibat adanya mobilitas masyarakat. “Menjelang libur Idul Fitri semoga semua bisa disiplin dan konsisten selama Bulan Ramadhan ini dan bisa bekerja dengan baik, tidak melakukan mudik karena berpotensi menularkan kasus dan menyebarkan kasus dari satu daerah ke daerah lain,” katanya. Karena itu Wiku mengajak agar silahturahim dilakukan secara virtual untuk menghindari potensi penularan Covid-19, dengan beberapa negara, seperti India mengalami lonjakan kasus luar biasa. “Indonesia sementara waktu, dan semoga ini berlangsung terus, kasusnya sedang menurun. Ini harus kita jaga,” ujar Wiku.