Jowonews

Sega Pecel Pawon Mbah Minah Blora, Ludes Dalam 2 Jam Meski Hanya Dijual dari Dapur

Sega Pecel Pawon Mbah Minah Blora, Ludes Dalam 2 Jam Meski Hanya Dijual dari Dapur

Sega Pecel Pawon Mbah Minah merupakan menu kuliner tradisional yang wajib Anda coba saat berkunjung ke Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Keunikan dari warung sego pecel Pawon Mbah Minah terletak pada suasana pedesaan dan dapur tradisional yang dimilikinya. Tak lupa, sego pecel yang dibungkus daun jati juga memberikan cita rasa yang berbeda. Meski agak tersembunyi sekitar 200 Meter dari jalan raya Randublatung, lokasi warung di gang Kutilang, Kelurahan Wulung tetap mudah diakses berkat bantuan Google Maps dan media sosial. Nasi pecel disajikan di atas pincuk daun jati dengan sayuran daun ketela, toge, kacang panjang, mlanding lamtoro, hingga ale (kecambah mlanding), dan disiram sambel pecel khas buatan Pawon Mbah Minah. Sekarang, warung Pecel Pawon Mbah Minah diteruskan oleh Mbah Su, generasi kedua dari Mbah Minah. Meski usianya sudah mencapai 73 tahun, Mbah Su masih sehat, cantik, dan semangat berjualan dengan bantuan anak dan cucunya. Tidak heran jika Pecel Pawon Mbah Minah menjadi salah satu warung pecel legendaris di Kabupaten Blora. Hampir setiap hari, warung Sega Pecel Mbah Su selalu ramai dikunjungi pembeli, bahkan saat liburan lebaran kemarin banyak pembeli dari luar kota yang datang. Beberapa pembeli bahkan memesan sambel pecel kering untuk oleh-oleh. Warung sego pecel Pawon Mbah Minah semakin terkenal berkat media sosial Instagram @pawon_mbah_minah yang digunakan untuk mempromosikan usahanya. Baru-baru ini, tim liputan kuliner dari salah satu stasiun televisi nasional juga datang untuk mendokumentasikan Mbah Su. Pawon Mbah Minah hanya buka pada pagi hari mulai 06.00 WIB dan biasanya sudah habis pukul 08.00 WIB. Untuk itu para pembeli harus datang pagi-pagi sekali agar dapat merasakan kelezatan dari nasi pecel legendaris ini.

Perlu, Validasi Data Kemiskinan di Jateng

Validasi Data Kemiskinan di Jateng

WONOGIRI – Komisi E DPRD Provinsi Jateng menyoroti soal pentingnya validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Karena, data itu menjadi salah satu komponen untuk menyusun rencana pengentasan kemiskinan. Demikian disampaikan Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng Endriyaningsih, saat berdiskusi bersama jajaran Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri, baru-baru ini. Pada kesempatan itu, ia juga berharap, dengan validasi DTKS, tidak ada potensi selisih atau ada warga yang belum terdata.  “Update, kriteria, verifikasi, sampai validasi menjadi penting. Oleh karenanya, kami ingin mendengar dari Kabupaten Wonogiri, muatan lokal seperti apa yang dilakukan terhadap DTKS. Data itu salah satu aset penting dan untuk mendapatkannya mahal tapi kalau datanya kacau jatuhnya lebih mahal lagi,” ungkap Endry, Wakil Rakyat dari Dapil Magelang dan Boyolali.  Endry menggambarkan bagaimana penggunaan data untuk penentuan tindakan atas kemiskinan by name. Sehingga, program yang ada, atau yang dicarikan bisa tetap sasaran.  “Kalau by name butuhnya jamban, ya dikasih jamban, butuhnya hanya jamban jangan kasih perbaikan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni). Belum lagi kalau dicarikan CSR atau lembaga filantropi, jadi lebih akurat. Data ini penting untuk penentuan program pengentasan kedepan. Apalagi ini infonya Jateng juga akan membuat Data Terpadu Jateng, kita nantikan seperti apa,” ujarnya. Senada dengan Endry, Anggota Komisi E lainnya yakni Ida Nurul Farida juga mengatakan pentingnya data yang valid dan berkelompok. Menurut dia pengelompokan atau rincian singkat dari jenis kemiskinan yang ada akan sangat mempermudah pemerintah untuk membuat program dan mempermudah masyarakat juga untuk membantu mengawasinya.  Ia menilai peran serta masyarakat langsung untuk pemenuhan DTKS sangatlah diperlukan. Hal itu bisa dimulai dari pengusulan, validasi, penyaluran program, hingga pengawasannya. “Data itu harus kita dorong, kita fasilitasi dengan prinsip peran aktif dari masyarakat. Karena, bagaimanapun itu kewajiban semua pihak agar program tepat sasaran dan kemiskinan terangkat dari daerah tersebut,” harap Ida. Ia juga mendorong adanya program yang sustainable berkelanjutan untuk meningkatkan pendapatan dari target program sehingga tidak menyisakan tugas lain dikemudian hari. Mengingat, ada beberapa program yang malah membuat warga masuk ke dalam lingkaran sistem kemiskinan. Menanggapinya, Kurnia Listiyarini selaku Kepala Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri mengaku sependapat soal validasi data dan perlunya peran aktif masyarakat. Cita-cita adanya sistem satu data akan sangat membantu untuk program program yang ada.  Mengenai peran aktif masyarakat, nantinya membuat data yang telah dikumpulkan selalu update. Karena, yang tahu seperti apa kondisi sesorang adalah tetangga dan perangkat di daerah/ desa itu sendiri. “Untuk mendapatkan data, memang membutuhkan banyak anggaran dan mahal. Terlebih, kalau datanya tidak jelas, mengumpulkannya asal-asalan atau apa adanya, maka itu akan jauh menghabiskan anggaran dan lebih Mahal lagi,” tandasnya.  (Adv)

Rekomendasi Oleh-oleh Khas Kudus Untuk Keluarga di Rumah

Rekomendasi Oleh-oleh Khas Kudus Untuk Keluarga di Rumah

Rekomendasi oleh-oleh khas Kudus berikut mungkin bisa menjadi pilihan Anda saat berkunjung atau mampir di Kota Kretek ini. Membeli oleh-oleh sudah menjadi kebiasaan ketika mudik ke kampung halaman. Tak terkecuali bagi mereka yang pulang kampung di Kabupaten Kudus. Kabupaten Kudus memiliki sejumlah oleh-oleh yang cocok untuk dibagikan pada keluarga maupun rekan saat kembali ke perantauan. Berikut adalah daftar oleh-oleh khas Kudus yang direkomendasikan. Rekomendasi Oleh-oleh Khas Kudus Jenang Kudus Salah satu oleh-oleh yang paling terkenal adalah Jenang Kudus. Jenang menjadi camilan yang paling disukai untuk dijadikan oleh-oleh. Rasanya yang manis dan lengket membuat camilan ini sangat digemari. Banyak toko oleh-oleh di Kudus yang menjajakan jenang khas Kudus ini. Beberapa di antaranya di Museum Jenang, sepanjang Jalan Sunan Muria turut Desa Kaliputu, di Terminal Wisata Sunan Kudus Bakalan Krapyak, dan Terminal Wisata Sunan Muria Colo. Keciput Pada pandangan awal, makanan ini nampak serupa dengan onde-onde. Tetapi, wujudnya yang kecil dan saat dikonsumsi mengeluarkan suara “kletuk-kletuk”. Makanan ringan yang terbuat dari tepung ketan ini juga mudah ditemukan di beberapa toko oleh-oleh di Kudus. Beberapa di antaranya dijual di sekitar Desa Kaliputu, Museum Jenang, Terminal Wisata Bakalan Krapyak, kawasan Taman Menara Kudus, dan Pasar Kliwon. Buah Parijoto Buah parijoto banyak dijual di daerah Muria. Konon, buah ini hanya tumbuh di Pegunungan Muria. Bentuknya unik seperti bunga kecil-kecil dan memiliki rasa yang segar dan asam. Orang biasanya memakannya dalam bentuk rujak. Saat ini, buah parijoto telah dikembangkan menjadi berbagai produk. Salah satunya adalah sirop untuk memudahkan penyimpanan dan konsumsi. Beberapa orang percaya bahwa konsumsi buah parijoto dapat membuat bayi yang dikandung oleh ibu hamil menjadi lebih cantik. Selain itu, buah ini juga dianggap dapat meningkatkan kesuburan. Madu Mongso Makanan ringan ini dibuat dengan dasar ketan hitam. Kemasannya menyerupai jenang, namun teksturnya lebih padat dari jenang. Anda dapat menemukan madu mongso di beberapa tempat jual makanan ringan, seperti di sekitar Desa Kaliputu yang terkenal dengan oleh-olehnya, Museum Jenang, Terminal Wisata Bakalan Krapyak, kawasan Taman Menara Kudus, dan Pasar Kliwon. Getuk Nyimut Getuk nyimut adalah hidangan dari singkong yang diolah secara khas di Desa Kajar, Kecamatan Dawe. Hidangan ini adalah getuk goreng yang diisi dengan gula aren. Namun, saat ini terdapat banyak variasi isi untuk getuk nyimut, seperti cokelat, keju, dan selai stroberi. Agar dapat menikmati hidangan ini dengan sepenuhnya, disarankan untuk menyantapnya bersama kopi muria. Jika tertarik membeli, para wisatawan dapat mengunjungi Desa Kajar. Di sepanjang jalan menuju Wisata Colo, terdapat banyak toko atau warung yang menjual getuk nyimut. Kopi Muria Kopi muria adalah varietas kopi robusta yang memiliki cita rasa yang unik. Bagi para penggemar kopi, khususnya para pemudik, sangat disarankan untuk mencicipi kopi muria dan membawanya sebagai oleh-oleh. Terdapat banyak kedai kopi di Kudus yang menyajikan kopi muria ini. Sebagian besar berlokasi di daerah Colo dan Japan, seperti Kopi Muria ‘Moelya’, Kopi Muria ‘Itheng’, Omah Kopi Muria, Kopi Muria Zayna, Kopi Jhowo Muria, dan Kopi Muria Otentik. Jika Anda tidak ingin pergi ke daerah Colo, jangan khawatir. Kios-kios di Terminal Wisata Sunan Muria Bakalan Krapyak juga menyediakan kopi muria.

Seribu Batu Semliro Kudus, Tempat Ngopi Asyik Di Lereng Gunung Muria

Seribu Batu Semliro Kudus, Tempat Ngopi Asyik Di Lereng Gunung Muria

Seribu Batu Semliro Kudus merupakan objek wisata yang telah ada sejak akhir tahun 2019 lalu. Sebenarnya objek wisata alam yang terletak di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog-Kabupaten Kudus ini merupakan objek wisata milik perorangan. Sebelum dikenal dengan nama Seribu Batu Semliro, pemilik tempat wisata di Kudus Jawa Tengah ini awalnya menamai tempat tersebut sebagai Seribu Anak Tangga Semliro karena memiliki banyak tingkatan anak tangga. Perubahan nama ini bukan semata-mata untuk mencari sensasi agar menjadi viral, melainkan sebagai bentuk pertanggungjawaban karya dari seorang Sarjana Seni Terapan Unnes. Karena lokasinya yang berada di pegunungan, suasana yang dihadirkan terasa sejuk dan dingin, sangat cocok untuk dijadikan sebagai tempat relaksasi atau healing. Terdiri dari 4 Lantai Di Destinasi wisata Seribu Batu Semliro ini terdapat bangunan empat lantai, di mana setiap lantai mempunyai fungsi dan karakteristik yang berlainan. Lantai pertama memiliki dapur dan berfungsi sebagai ruang kasir, dilengkapi dengan empat meja dan 16 kursi. Lantai kedua menyediakan banyak meja dan kursi bagi pengunjung untuk menikmati keindahan alam. Sementara itu, lantai tiga dan empat sedang dalam tahap pembangunan dan akan dijadikan tempat untuk berfoto. Jika sudah memesan makanan dan minuman, pengunjung dapat langsung ke lantai empat untuk berswafoto tanpa tambahan biaya. Namun, bagi yang hanya ingin berfoto, dikenakan biaya sebesar Rp5.000. Terdapat aturan unik di lokasi ini, pengunjung yang membeli makanan atau minuman sudah otomatis diizinkan untuk berswafoto. Meskipun spot foto masih dalam tahap pembangunan, pengunjung tetap bisa menikmati keindahan tempat ini. Menu makanan yang disajikan cukup terjangkau, dengan harga mulai dari Rp5.000 hingga Rp40.000, sambil menikmati pemandangan yang indah dan asri di destinasi ini. Perjalanan 45 Menit dari Pusat Kota Kudus Untuk tiba di lokasi ini, dibutuhkan waktu yang relatif cukup lama. Dari pusat kota Kudus, diperlukan waktu sekitar 45 menit hingga 1 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Untuk mencapai Seribu Batu Semliro dari pusat kota Kudus, dapat dilakukan dengan melalui Jalan Raya Kudus – Colo untuk menuju ke Desa Wisata Rahtawu. Setelah mencapai Tugu Wisata Desa Rahtawu, masih perlu menempuh jarak sekitar 7 km lagi. Jalur akses ke lokasi dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat, namun perlu berhati-hati saat berkendara karena jalur yang dilalui cukup berliku dan menanjak. Harga Tiket Masuk Seribu Batu Semliro Tiket masuk Seribu Batu Semliro sebesar Rp. 5.000,- per orangParkir motor sebesar Rp 3.000,-Parkir mobil sebesar Rp. 5.000,- Harga di atas sewaktu-waktu dapat berubah. Jam Operasional Seribu Batu Semliro Jam buka Seribu Batu Semliro setiap hari Senin hingga Minggu.Seribu Batu Semliro beroperasional mulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00. Daya Tarik Seribu Batu Semliro Melihat Pemandangan Alam secara Langsung Seribu Batu Semliro menawarkan lokasi santai yang menarik karena langsung menghadap ke pemandangan alam yang hijau dan asri. Di sana, Anda bisa melihat secara lebih dekat bukit dan lahan perkebunan warga dengan sensasi alam yang segar dan alami. Banyak tempat duduk yang menghadap langsung ke pemandangan alam, sehingga menjadi favorit pengunjung di Seribu Batu Semliro. Anda bisa menikmati keindahan alam sambil menikmati hidangan yang tersedia. Pemandangan di sore hari akan tampak berbeda, terutama ketika warna langit mulai berubah dan matahari kembali ke tempat peraduannya. Mencicipi Kopi Arabika Khas Rahtawu Daya tarik lainnya adalah untuk para pecinta kopi, yang dapat mencicipi kopi Arabica khas Rahtawu. Kopi ini tidak dapat ditemukan di tempat lain karena hanya ditanam di Desa Rahtawu. Anda akan merasakan ketenangan saat menikmati secangkir kopi sambil menikmati pemandangan alam yang indah. Semua rasa lelah dan penat akan hilang. Seribu Batu Semliro juga memiliki restoran yang menyajikan makanan khas Kudus. Hunting Foto Seribu Batu Semliro memiliki 4 tingkat dengan fungsi yang berbeda-beda. Jika Anda ingin berburu foto yang keren, Anda bisa menuju ke lantai paling atas.

Rumah Oei Lasem Rembang, Destinasi Wisata Kuliner hingga Sejarah

Rumah Oei Lasem Rembang, Destinasi Wisata Kuliner hingga Sejarah

Rumah Oei Lasem Rembang merupakan salah satu destinasi yang tak asing lagi di telinga para wisatawan. Rumah Oei kini telah menjelma menjadi salah satu destinasi wisata kuliner dengan beragam menu makanan seperti anek penyet, rujak, bubur, ice cream, gado-gado dan lain sebagainya. Selain itu, Rumah Oei juga menyedikan oleh-oleh khas Lasem, aneka jamu, jajanan tradisional, dan tidak ketinggalan juga kopi lelet khas Lasem yang banyak diburu wisatawan. Di bagian depan Rumah Oei adalah tempat yang cocok untuk bersantai sambil menikmati hidangan lezat. Suasana di sana sangat tenang karena ditumbuhi pohon mangga yang rimbun. Meja-meja juga tersedia di halaman rumah. Teras rumah ini luas dan panjang. Pintu utama terbuat dari kayu berwarna coklat dengan ukiran aksara kanji Cina berwarna emas. Warna coklat tersebut serasi dengan empat jendela yang mengelilingi pintu utama. Jika jendela dibuka, dapat terlihat bagian dalam rumah. Terdapat meja kursi dan lemari kaca. Dindingnya dihiasi dengan foto-foto klasik yang kebanyakan berwarna hitam putih. Di bagian belakang terdapat bangunan penginapan dengan desain arsitektur yang sama dengan nuansa klasik. Berdiri Sejak Tahun 1818 Sejak tahun 1818, bangunan ini telah berdiri kokoh. Di dindingnya terdapat cerita tentang sejarah rumah ini. Oei Am, yang lahir di Tiongkok pada tahun 1798, adalah pemilik rumah ini. Saat usianya 15 tahun, ia merantau ke pesisir Lasem dan pada usia 17 tahun, ia menikahi Tjioe Nio, seorang gadis Lasem yang mahir menari dan membatik. Pada tahun 1818, Oei Am dan istrinya mendirikan rumah di Jalan Jatirogo 10, yang kini dikenal sebagai Rumah Oei. Sebelumnya, Rumah Oei adalah sebuah rumah keluarga besar, tetapi sekarang telah berubah menjadi museum, food court, pusat seni, dan penginapan di Rembang. Meskipun Rumah Oei telah berusia 200-an tahun, konstruksinya masih asli, dengan kayu-kayu yang tidak diubah. Bangunan khas China kuno abad ke-17 dan ke-18 ini terlihat sederhana namun tetap megah. Desain interior Rumah Oei masih sama seperti semula, termasuk bangku-bangku rotan yang terdapat di dalamnya. Foto-foto keluarga Oei juga terpajang di hampir setiap sudut depan rumah. Pada salah satu sudut dinding, terdapat syair Joyo Boyo yang diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin dan Inggris, serta primbon Jawa dan shio China yang menggabungkan unsur-unsur China dan Jawa. Kaum Tionghoa yang Peduli pada Bangsa Ketika para pelancong berkunjung ke tempat tujuan wisata ini, mereka akan merasa seolah-olah sedang melakukan perjalanan melintasi waktu yang memberikan pengetahuan. Sebagai seorang tokoh terkemuka dalam komunitas Tionghoa, Oei Am juga terlibat dalam upaya mempertahankan kehormatan bangsa dan negara. Salah satu dari upaya tersebut adalah ketika ia ikut serta dalam pertempuran selama lima hari di Semarang pada tahun 1965. Meskipun Rumah Oei sempat kehilangan identitasnya, namun pada masa reformasi di era pemerintahan Presiden keempat Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gusdur, berbagai atribut Tionghoa berhasil dikembalikan ke masyarakat. Pada rentang waktu 2016-2018, Rumah Oei direnovasi oleh Oei Lee Giok (Grace Widjaja) sebagai generasi ketujuh dari keluarga Oei, dengan tujuan untuk memperkenalkan rumah tersebut kembali kepada masyarakat Indonesia sebagai pusat edukasi, seni budaya, dan tempat wisata kuliner Lasem Kabupaten Rembang.

Kebun Benih Kandeman Diharapkan Bisa Suplai Bibit Unggulan

Kebun Benih Kandeman

BATANG – Budi daya sejumlah tanaman yang dikembangkan Kebun Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kandeman, Batang mendapatkan perhatian dari Komisi B DPRD Jateng. Sekarang ini TPH Kandeman mampu membudidayakan tanam Srikaya, Kelengkeng, dan Durian. Menurut Wakil Ketua Komisi B Sri Marnyuni, budi daya tanaman sangat diperlukan terlebih hasil panen mampu memenuhi pangsa pasar domestic maupun internasional. Kedatangan mereka ke TPH Kandeman, Senin (8/5/2023), untuk mengetahui konsep pengembangan budi daya maupun permasalahan yang dihadapi supaya mendapatkan solusi ke depannya. “Apakah benih tanaman pangan yang dikembangkan TPH Kandeman bisa memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Tren saat ini, hasil perkebunan banyak dicari oleh petani. Kalau stok mencukupi tentu sangatlah bagus,” ucapnya di sela-sela pertemuan yang turut dihadiri  Kepala Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Banyumas  Endang Tri Hartati. Dalam paparannya,  Endang menyampaikan,  sekarang ini di Kebun Benih TPH Kandeman  telah memiliki 94 pohon induk seperti Srikaya, Kelengkeng, Durian. Dalam pengembangan bibitnya memiliki 1.882 pohon. Capaian PAD 2023 Kebun Benih Tanaman Pangan & Hortikultura (TPH) Kandeman saat ini baru mencapai Rp. 46.125.000 atau baru 7,37% dari capaian target Rp. 625.550.000. Menyinggung SDM, Kebun Benih TPH Kandeman memiliki 16 orang tenaga kerja meliputi 7 orang tenaga kerja harian lepas, 6 orang tenaga teknis, 1 orang PNS sebagai coordinator, 1 orang outsourcing  dan 1 orang penjaga malam. Endang Tri Hartati menambahkan, mengenai permasalahan untuk permintaan pasar yang berubah-ubah, target produksi buah secara berkesinambungan belum tercapai. Terlebih mengenai kondisi embung sebagai penampung air belum memadai karena masih perlu dilakukan perbaikan.   “Kegiatan penyiraman tanaman terkendala karena belum adanya jaringan irigrasi secara permanen, anggaran untuk pemupukan tanaman masih rendah, Ketersediaan anggaran yang tidak sesuai dengan luasan lahan produktif, belum tercukupi SDM baik secara kualitas maupun kuantitas, kurangnya sarana dan prasarana yang memadai seperti jalan usaha tani, pagar keliling dan fasilitas umum pendukung,”ucapnya. Namun demikian, pihaknya tetap berupaya keras untuk memaksimalkan kondisi yang ada. Pengadaan bibit serta pengembangannya terus dilakukan. (Adv)

Soto Bathok Mbah Karto, Menikmati Sensasi Soto dalam Tempurung Kelapa

Soto Bathok Mbah Karto, Menikmati Sensasi Soto dalam Tempurung Kelapa

Soto Bathok Mbah Karto merupakan salah satu hidangan khas yang legendaris asal Yogyakarta. Seperti namanya, soto ini memiliki cita rasa istimewa yang enak dan menyegarkan yang dibuat oleh Mbah Karto. Warung soto legendaris di Sleman ini sudah terkenal di kalangan banyak orang, sehingga wajar jika setiap hari selalu ramai dengan pembeli yang datang. Pelanggan yang mengunjungi Soto Bathok Mbah Karto Yogyakarta dapat memesan menu di depan warung. Sesuai dengan namanya, menu yang tersedia hanya soto beserta beberapa menu tambahan. Setelah memesan makanan dan mengambil nomor antrian, pelanggan dapat memilih tempat duduk yang unik, berupa gubuk yang dikelilingi taman bermain dan kolam ikan. Dengan pengaturan tempat duduk seperti itu, Soto Bathok Mbah Karto terkesan sederhana namun indah. Keunikan lainnya terletak pada penyajian soto itu sendiri, yaitu menggunakan bathok kelapa. Meskipun menggunakan bathok, soto yang disajikan tetap aman dan tidak tumpah. Di bawah bathok tersebut, akan diberikan penyangga kayu dan piring kecil yang terbuat dari tanah liat. Penyajian yang unik dari Soto Bathok Mbah Karto ini semakin meningkatkan cita rasa kuliner tersebut. Sedangkan untuk mangkuk lauknya, di warung milik Mbah Karto ini menggunakan piring kecil yang terbuat dari tanah liat. Warung ini selalu terlihat totalitas dalam setiap penyajiannya. Dapat dilihat dari cara penyajiannya, tempatnya selalu bersih dan rapi. Hal ini membuat siapa saja merasa nyaman dengan lingkungan yang selalu bersih. Mungkin ini menjadi salah satu alasan mengapa Soto Bathok Mbah Karto selalu ramai pengunjung. Meskipun soto di sini masih menyajikan menu oriental bukan hasil modifikasi, namun di situlah letak kelezatan makanan ini. Penyajian nasi dengan soto yang berisi potongan kecil daging sapi, tauge, seledri, dan bawang merah. Toping yang sederhana, namun membuat Soto Bathok Mbah Karto terasa semakin nikmat. Kuah soto yang disajikannya pun bening dan relatif lebih banyak, kuahnya terlihat lebih segar dan terasa berbeda dengan kuah kental soto lainnya. Namun soal selera ini dikembalikan pada pengalaman cita rasa masing-masing orang..

Komisi D Minta Pengerjaan Jembatan Ganepo Tak Molor

Pengerjaan Jembatan Ganepo

SRAGEN – Komisi D DPRD Jawa Tengah meninjau perkembangan proyek penggantian jembatan Ganepo di ruas Jalan Galeh-Ngrampal, Sragen, Senin (8/5/2023). Sekretaris Komisi D Chamim Irfani mewanti-wanti  kepada pemerintah provinsi supaya proyek pembangunan jembatan Ganefo harus cepat selesai. Proyek tersebut sempat terhenti karena adanya pemotongan anggaran yang dialihkan untuk penanganan Covid-19. Keberadaan jembatan penghubung kecamatan Ngrampal dan Tangen ini, lanjut dia, dinilai krusial bukan hanya untuk warga Sragen namun juga Grobogan. Keberadaan jembatan akan berdampak pada peningkatan ekonomi di wilyahnya. “Jembatan ini masuk jalan provinsi, menghubungkan wilayah Sragen dan Grobogan. Maka, pekerjaan jembatan jangan sampai molor,” tegasnya. Pembangunan jembatan Ganepo dimulai pada 2021 dilaksanakan oleh PT Putra Mas Indah Baroe dan konsultan pengawas CV Jatidiri. Nilai pagu Rp 20 miliar, nilai kontrak Rp 16.984.000.000, dan nilai addendum Rp 13,7 miliar. Selanjutnya pada 2022, proyek tersebut dilanjutkan oleh PT Satua Cipta Perkasa dan konsultan pengawas PT Wastu Anopama dengan nilai pagu 20 miliar nilai kontrak 18.595.111.000 dan nilai adendum Rp 11.593.534.000.  Pada 2023 pengerjaan proyek jembatan Ganepo sedang dalam proses tender sampai dengan 15 Mei 2023 dengan nilai pagu sebesar 12 miliar. Dengan adanya pelelalangan diharapkan pemenang tender berkualitas sehingga proyek pekerjaan pembangunan jembatan Ganepo dapat selesai tepat waktu, (Adv)