SEMARANG, Jowonews.com -Masyarakat pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (golput) dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 9 Desember 2015 dikhawatirkan sangat besar.
Sehingga dikhawatirkan akan mengurangi legitimasi pasangan calon (paslon) kepala daerah (kada) terpilih.
Kekhawatiran itu diungkapkan Wakil Ketua PWI Jateng Gunawan Permadi saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk “Peran Media dan Lembaga Pengawas dalam Pilkada 2015”, di Gedung Pers, Jl Tri Lomba Juang Semarang, Selasa (24/11).
”Saya saring diskusi dengan teman-teman yang memiliki lembaga survei, angka golput pilkada serentak diperkirakan cukup tinggi. Bahkan untuk beberapa daerah diperkirakan di atas 50 persen. Ini angka yang kita waspadai bersama,”ungkapnya.
Tampil sebagai pembicara dalam diskusi hasil kerjasama Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Provinsi Jawa Tengah, Bawaslu dan Bank Jateng, selain Gunawan Permadi juga anggota Bawaslu Jateng Teguh Purnomo dan angggota KPU Jateng Hakim Junaidi.
Lebih lanjut disampaikan Gunawan,, dari survei sejumlah lembaga survei, cukup menegaskan pernyataan dari Presiden Jokowidodo bahwa pilkada serentak menjadi kurang semarak, kurang ramai, kurang greget, dan masyarakat perlu dibangkitkan antuasiasismenya.
Sebagai insan pers, masih menurut Gunawan, media memiliki peran yang sangat besar dalam pilkada.
khusus Jateng, media online juga kurang kenceng dalam pemberitaan pilkada.
“Demikian pula dengan media cetak. Yang diberitakan hanya kampanye pasangan nomor urut 1, 2, dan 3. Untuk memenuhi unsur keberimbangan, akhirnya ya langkah tiga pasang calon itu yang diberitakan. Pemberitaan yang terkait dengan grengseng warga menyongsong pilkada tidak begitu terlihat,”paparnya.
Gunawan khawatir, jangan-jangan kondisi yang terjadi sekarang memang sengaja dibiarkan oleh parpol. Sehingga mesin partai besar saja yang bisa berjalan dan calonnya akan memenangi pertarungan. (JN01/JN03)
