Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kudus Hadapi Kemarau Panjang, PDAM Siapkan 300 Ribu Kubik Air Bersih

Ilustrasi Musim Kemarau. (Foto: IST)
Ilustrasi Musim Kemarau. (Foto: IST)
Ilustrasi Musim Kemarau. (Foto: IST)

Kudus, Jowonews.com – Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diprediksi oleh BMKG Kudus akan menghadapi kemarau cukup panjang mulai Juni hingga November 2015. 

“Kemarau panjang yang dimaksud Kudus akan menghadapi hari tanpa hujan selama 21 – 30 hari berturut-turut,” kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Bergas C. Penanggungan, di Kudus, Selasa (30/6).

Untuk itu, dia mempersiapkannya dengan mengadakan rapat lintas sektoral, yang dihadiri dari berbagai instansi di lingkungan Pemkab, dan juga beberapa pihak swasta. Rapat dilaksanakan di kantor BPBD setempat, pada Senin siang.

“Yang hadir dari dinas pertanian, pemadam kebakaran (Damkar), perwakilan sembilan kecamatan di Kudus, dan juga perwakilan lima perusahaan besar yang ada di Kota Kretek,” ujarnya..

Menurut Bergas, dalam menghadapi kemarau panjang, setidaknya tiga hal yang harus diantisipasi. Pertama, kekurangan aor bersih di permukiman, kedua kekurangan air untuk menunjang pertanian. Serta meningkatnya kewanan kebakaran.

Dipaparkan, untuk antisipasi kekurangan air bersih di permukiman, pihaknya mengimbau agar masyarakat yang tidak mengalami kekeringan bisa berbagi air besih. Di samping itu, pihaknya juga meminta kepada perusahaan-perusahaan besar di Kudus, agar sebagian dana CSR dialokasikan untuk droping air bersih.

“Mereka sudah menyatakan siap, asal ada permintaan resmi dari pihak desa atau kecamatan. Masyarakat nanti juga bisa mengajukan permintaan droping air bersih kepada kami,” ujarnya.

Sementara, mengantisipasi kekeringan untuk pertanian, Dinas Pertanian, menurut dia, telah mengeluarkan imbauan agar petani menanam palawija, yang tak begitu banyak membutuhkan air. “Sedang untuk antisipasi kerawanan kebakaran, kami akan menggalakkan sosialisasi terkait itu,” ujarnya.

Disampaikan Bergas lebih lanjut, pihaknya telah memetakan daerah yang rawan kekeringan. Antara lain; Desa Kedungsari (Kecamatan Gebog), Desa Blimbing Kidul, Desa Setrokalangan, Desa Sidorekso, Desa Banget (Kecamatan Kaliwungu).

BACA JUGA  Izin Sirkus Lumba-Lumba Diminta Dicabut

Lalu, Desa Tanjungkarang (Kecamatan Jati), Desa Kutuk dan Lambangan (Kecamatan Undaan). Desa Sidomulyo, Desa Pladen, Desa Sadang (Kecamatan Jekulo). Serta Desa Temulus, Desa Jojo, Desa Payaman (Kecamatan Mejobo). “Petanya tidak banyak berubah, masih seperti tahun sebelumnya. Yang rawan kekeringan ada di daerah cekungan,” sebut Bergas.

Petugas BPDB lain, Atok, mengatakan pihaknya mempunyai tujuh bak besar, berkapasitas ribuan liter, untuk menampung droping air. Jika diperlukan, bak-bak ini nantinya akan ditempatkan di daerah yang memerlukan. “Yang empat ready di sini, sementara sisanya masih terpasang di desa yang kemarin mengalami kekeringan. Jika dibutuhkan sewaktu-waktu bisa digeser,” ucapnya. 

 Langkah antisipasi mengahadapi musim kemarau panjang juga dilakukan perusahaan daerah air minum (PDAM) Kudus. Guna menghadapi kekeringan di sejumlah daerah, PDAM menyediakan setidaknya 300 ribu kubik air bersih. “Untuk antisipasi kekeringan, jika ada daerah yang meminta droping air bersih,” kata Direktur PDAM Kudus, Achmadi Syafa.

Ratusan ribu kubik air bersih yang disiapkan itu, ditandaskan dia, tak akan mengganggu pelayanan terhadap sekitar 32.500 pelanggan. “Untuk melayani permintaan droping, nanti kami akan berkoordinasi dengan BPBD. Sampai sekarang belum ada permintaan,” tandasnya.

Diakui, dampak musim kemarau mulai dirasakan pihaknya. Setidaknya, dari 42 sumur produksi PDAM, terdapat empat sumur yang telah mengalamai penurunan elevasi sumber air. “Meski ada penurunan elevasi air di sejumlah sumur, itu tak sampai mengganggu layanan ke pelanggan,” tutupnya. (JN04)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...