SLAWI, Jowonews.com–Pembangunan los yang diperuntukkan untuk pedagang daging segar dan kelapa di areal selatan dan barat Pasar Trayeman hingga kini masih mangkrak. Pasalnya, los tersebut tidak dihuni para pedagang. Sebanyak 72 los yang sempat dibangun itu dibiarkan kosong.
Tampak hanya beberapa los saja yang digunakan pedagang. Rasa enggan pedagang memanfaatkan bangunan tersebut dipicu oleh tingginya dinding pembatas antar pedagang yang mengganggu jarak pandang pembeli.
Hal itu dikatakan Ketua Paguyuban Pedagang Slawi (Pagangpattawi) Sakuri. Meski demikian, pihaknya sedang berupaya mencari solusi.
”Bangunan los itu tidak sesuai dengan keinginan pedagang. Masih adanya tembok atau dinding pembatas yang tinggi. Ini dirasa pedagang mengganggu pemandangan pembeli yang datang dari sebelah timur. Perlu
upaya tindak lanjut UPTD pasar untuk memahami keinginan pedagang,”tuturnya Minggu (18/1).
Sakuri menyatakan bahwa keinginan pedagang los tersebut harus terbuka. Jika dibolehkan, pedagang siap secara
swadaya untuk merombak los yang ada sekarang.
Kasi Sarpras Edi Siswanto menyatakan memang ada perintah untuk merombak melalui rehab struktur bangunan los daging dan kelapa. Namun untuk saat ini masih terbentur soal anggaran. ”Kami sudah berencana untuk mengajukan anggaran di APBD Perubahan untuk bisa diakomodir,”katanya.
Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Trayeman M. Supriyadi mengakui, dari bangunan los daging itu. hanya 10 persen saja yang dihuni oleh pedagang.
Menurut dia, dari kapasitas bangunan los yang dibangun itu, tidak sebanding dengan jumlah pedagang daging segar yang ada di Pasar Trayeman. Oleh karena itu, los tersebut dimaksimalkan untuk dagangan basah, yakni daging dan kelapa.
”Langkah penyempurnaan itu perlu dilakukan demi kenyamanan calon penghuni dan pembeli. Memang tembok
pembatas terkesan sangat tinggi, sehingga menutupi pedagang lainnya. Hal ini bisa menimbulkan kesan ada yang dirugikan, mengingat keberadaan pedagang tidak terlihat oleh calon pembeli,” terangnya.(JN01)
