KULON PROGO, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta mengupayakan tambang emas di Desa Kalirejo dan Hargorejo, Kecamatan Kokap menjadi wilayah penambangan rakyat.
Kabid Pertambangan Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kulon Progo Mustapa Ali Mohamad di Kulon Progo, Rabu mengatakan Disperindag ESDM telah mengajukan empat lokasi penambangan emas yakni satu lokasi di Hargorejo dan tiga tempat di Desa Kalirejo.
“Lokasi penambangan di Hargorejo ditolak karena dekat dengan kantor kecamatan. Lokasi lainnya masih diupayakan menjadi wilayah penambangan rakyat, tapi yang mengajukan Pemda DIY,” kata Mustafa.
Adapun lokasi penambangan emas di Kecamatan Kokap yakni Desa Kalirejo, meliputi Pedukuhan Plampang, Sangon, dan Sengir.
Satu lainnya, yaitu di Pedukuhan Gunung Kukusan Desa Hargorejo dianggap tidak sesuai kriteria sehingga tidak akan diusulkan lagi.
Ia mengatakan sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, kewenangan sudah kembali ke provinsi dan pusat.
Jika nanti tambang rakyat ditetapkan pusat, masyarakat harus mengajukan perizinan pertambangan rakyat ke provinsi.
Menurut dia, masing-masing tambang rakyat diperkirakan seluas 25 hektare. Penambangan rakyat juga menggunakan alat-alat tradisional, bukan modern.
Penambangan untuk kelompok koperasi maksimal lima hektare, sedangkan perorangan maksimal satu hektare.
“Ada kriteria untuk bisa mengajukan ijin pertambangan rakyat antara lain harus penduduk setempat, tidak memiliki pekerjaan, kedalaman maksimal 25 meter, mesin maksimal 25 PK,” katanya.
Ia mengatakan Disperindag ESDM tidak lagi melakukan pengawasan lagi karena kegiatan penambangan sudah berkurang.
“Kami sudah tidak melakukan pemantauan, hanya sedikit masyarakat yang melakukan penambanban karena sumur lokasi penambanban sudah dalam,” katanya. (Jn16/ant)
