Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Sedulur Sikep Upacara HUT RI di Tengah Sungai

PATI, Jowonews.com – Seribuan warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu, menggelar upacara bendera untuk peringatan Hari Ulang Tahun Ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia di tengah sungai di Tambakromo.

Sebagian peserta upacara mengenakan pakaian serba hitam yang merupakan pakaian khas dari Sedulur Sikep.

Sepanjang pelaksanaan upacara hari kemerdekaan tersebut, diiringi dengan gendang dan slendro dari Komunitas Wiji Kendeng.

Upacara bendera pada hari kemerdekaan di tengah aliran Sungai Kedung Jurug di Desa Karangawen, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati itu, tidak sekadar untuk mengenang jasa dan perjuangan para pahlawan, melainkan salah satu upaya warga sekitar untuk mewujudkan kemerdekaan mereka dari kekhawatiran atas dampak rencana kehadiran pabrik semen.

Bahkan, bentuk perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan diperlihatkan lewat aksi pengibaran bendera pada tiang bambu yang memiliki ketinggian sekitar 12 meter dengan cara dipanjat tanpa pengaman.

Pengibaran bendera Merah Putih dengan cara dipanjat tersebut, bukan hanya sekali melainkan sudah tiga kali dilakukan dengan melibatkan perempuan pemanjat dan tiga kali diserahkan kepada Suriman, warga asal Desa Brati.

“Warga Pegunungan Kendeng memang masih berjuang agar bisa terbebas dari dampak negatif rencana pembangunan pabrik semen,” kata Inspektur Upacara Hari Kemerdekaan RI, Bambang Suyitno.

Menurut dia, warga Pegunungan Kendeng belum menyerah dalam memperjuangkan kemerdekaannya dari rencana pembangunan pabrik semen yang dikhawatirkan bakal mengganggu kehidupan warga sekitar, meskipun beredar informasi upaya banding PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) ke PTUN Surabaya atas putusan PTUN Semarang, Jawa Tengah, yang mengabulkan permohonan warga penolak pembangunan pabrik semen di Kabupaten Pati diterima.

Lokasi upacara di tengah-tengah aliran sungai yang cukup deras itu, kata dia, untuk menunjukkan kepada sejumlah pihak bahwa terdapat mata air yang cukup besar yang selama ini memang dimanfaatkan masyarakat sekitar.

BACA JUGA  Ganjar Sayangkan Bupati Pati Tak Temui Pendemo Semen

Hanya saja, kata dia, dalam peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ternyata tidak menyertakan salah satu sumber mata air yang bermanfaat bagi masyarakat, yakni sumber mata air Goboyo.

Ia menduga perubahan atas perda tata ruang yang pada 2007 memasukkan kawasan Pegunungan Kendeng sebagai kawasan pertanian dan pariwisata, kemudian pada 2011 berubah menjadi kawasan industri dan pertanian, merupakan pesanan dari investor.

“Kami berharap, semua pihak yang berkepentingan atas nasib masyarakat yang berada di kawasan Pegunungan Kendeng mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang dengan tegas menolak kehadiran pabrik semen,” ujarnya.

Giyem, salah satu peserta upacara, mengakui kehadirannya dalam upacara bendera HUT Kemerdekaan RI untuk memberikan dukungan perjuangan menolak kehadiran pabrik semen.

Ia menganggap masyarakat bawah seperti dirinya akan menikmati kemerdekaan ketika pabrik semen tidak jadi dibangun di Kabupaten Pati.

“Jika jadi dibangun maka saya dan warga lain belum merasakan kemerdekaannya karena akan selalu diliputi kekhawatiran atas dampak kehadiran pabrik semen tersebut,” ujarnya. Jn16-ant

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...