Purbalingga, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga menyampaikan bahwa jalur pendakian Gunung Slamet melalui Pos Bambangan di Desa Kutabawa masih ditutup.
Menurut Disbudpar setempat, penutupan jalur pendakian itu berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menyatakan bahwa Gunung Slamet masih berstatus waspada sehingga tidak boleh ada aktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncaknya, kata seorang pejabat, Rabu.
Di sisi lain, kata dia, Pemkab harus menerima konsekuensi tidak ada pendapatan dari pos pendakian tersebut. Target pendapatan asli daerah (PAD) dari pos pendakian Gunung Slamet di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, pada tahun 2015 sebesar Rp14 juta.
Dengan demikian, penutupan jalur pendakian sejak tanggal 10 Maret 2014, praktis target PAD tahun itu sebesar Rp10 juta tidak terpenuhi. Sejak tanggal 1 Januari 2014 hingga hari penutupan tanggal 10 Maret 2014, hanya mendapat pendapatan Rp3,4 juta atau setara dengan sekitar 856 pendaki yang naik para periode itu.
Ia mengatakan bahwa penutupan jalur pendakian Gunung Slamet tidak hanya berdampak pada PAD tetapi juga aktivitas ekonomi warga yang mengandalkan berjualan kebutuhan pendaki. Warung makan di sekitar pos pendakian yang biasanya selalu ramai oleh pendaki kini menjadi sepi.
“Demikian pula dengan tempat penitipan sepeda motor dan mobil. Oleh karena sudah lebih dari satu tahun pos pendakian itu ditutup, pemilik warung makan maupun penitipan kendaraan memilih kerja serabutan dan sebagian bertani,” jelasnya.
Prayitno mengatakan bahwa objek wisata di sekitar Gunung Slamet seperti Gua Lawa dan Agrowisata Desa Serang tetap aman dikunjungi. (JN03)
