Jowonews

Seorang Penumpang Angkot Tewas Dalam Laka Di Sekitar Makam Bergota Semarang

Seorang Penumpang Angkot Tewas Dalam Laka Di Sekitar Makam Bergota Semarang

SEMARANG – Seorang penumpang angkot meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal di Jalan Kiai Saleh di sekitar komplek Pemakaman Bergota Semarang, pada Senin (23/8/2022) sore. Korban merupakan salah satu penumpang angkot yang membawa rombongan peziarah yang akan pulang dari makam Bergota. Mengutip dari Antara Jateng, kronologi kejadian menurut Kasat Lantas Polrestabes Semarang AKBP Sigit bermula ketika mobil angkutan umum yang diisi sejumlah peziarah melaju dari arah barat atau arah keluar dari komplek makam Bergota menuju Jalan Kiai Saleh. Pengemudi angkutan umum tersebut diduga tidak bisa mengendalikan kendaraan saat melintas di jalan menurun tersebut. “Kendaraan melaju tak terkendali hingga akhirnya menabrak dinding beton di Jalan Kiai Saleh,” katanya. Saat melaju tak terkendali, angkutan umum tersebut juga menabrak sebuah sepeda motor Honda Beat. Sigit mengatakan sebagian besar korban luka dalam kejadian tersebut mengalami patah tulang. Korban tewas dan luka dalam kejadian tersebut selanjutnya dilarikan ke RS Dr.Kariadi Semarang. Polisi sendiri belum memastikan penyebab kecelakaan yang dugaan sementara diakibatkan oleh rem kendaraan yang tidak berfungsi dengan baik. Foto: doc. Satlantas Polrestabes Semarang

Derita Warga Tambaklorok Semarang Saat Genangan Rob Menyapa

Genangan Rob Tambaklorok Semarang

SEMARANG – Genangan rob merupakan hal yang akrab dengan warga Tambaklorok, Kota Semarang. Sudah seminggu terakhir ini banjir rob menggenangi wilayah tersebut dan mengganggu aktivitas warga. Rob yang kembali menggenangi kawasan pemukiman nelayan di Kelurahan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara itu telah membuat para warga harus rela susah payah melalui genangan untuk berangkat bekerja ataupun mengantar sang anak ke sekolah. Diantaranya dialami Solekah (38) adalah warga Kampung Tambaklorok yang rumahnya selalu tergenang rob pada setiap bulannya. Ibu dua anak tersebut harus melakukan aktivitas di tengah genangan rob sejak pagi hingga surut menjelang malam. Baru-baru ini, Solekah dapat menghela napas dengan adanya transportasi sepeda motor roda tiga milik warga setempat yang mengangkut anaknya untuk berangkat ke sekolah. “Tetapi, kalau yang tak punya uang mereka digendong orang tuanya,” kata Solekah saat ditemui di rumahnya, Senin (15/8). Tak hanya itu saja, warga yang rumahnya masih rendah harus menitipkan barang-barang berharga ke rumah tetangga yang sudah ditinggikan. “Biar aman, jangan dipaksa melintas nanti cepat rusak,” tuturnya, dikutip dari JPNN Jateng, Senin (15/8/2022). Ia mengungkapkan selama seminggu terakhir, air pasang selalu datang tiap pagi dan surut menjelang malam hari. Namun, kadang bisa bertahan dari pagi hingga sore hari. “Jadi memang tidak bisa ditebak datangnya air rob,” ujarnya. Tak jauh dari rumah Solekah, terdapat seorang ibu yang tengah menggendong bayi di depan gang masuk Kampung Tambaklorok. Langkahnya terhenti setelah melihat rob menggenangi jalan kampung yang sulit dilalui sepeda motor, dan licin bila tak hati-hati. Sumiyatun namanya, ibu berusia 47 tahun itu hendak membawa bayinya yang baru dua bulan ke panti pijat. Namun, dirinya mengurungkan niat karena kondisi rob.“Airnya bisa sampai satu meter, saya tidak berani,” kata Sumiyatun warga Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Sudah kesekian kalinya Sumiyatun gagal mendatangi panti pijat tersebut. Terbesit dibenaknya menaiki perahu untuk dapat memijatkan bayinya. “Selalu gagal karena rob, hari ini airnya lebih tinggi,” tuturnya. Meskipun selalu dilanda rob, bahkan telah berpuluh tahun, masih banyak warga Kampung Tambaklorok tidak bisa meninggalkan tempat tinggalnya. Hanya segelintir yang dapat meninggalkan kawasan timur Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang tersebut dengan menyewa atau membeli rumah di daerah yang lebih tinggi.“Ada 80 KK di enam RT, sekitar 40 rumah yang terendam,” kata Ketua RW 16 Kelurahan Tanjung Emas Slamet Riyadi. Mayoritas penduduk yang merupakan nelayan menjadi alasan utama para warga tetap mendiami rumah mereka walau harus dalam genangan rob. “Kami terus berusaha dengan swadaya, kemarin kami tinggikan jalan tanpa bantuan pemerintah,” ujarnya.Slamet tak tahu harus mengadu kepada siapa. Pasalnya, proposal warga untuk mendapatkan bantuan telah lama disampaikan ke pemerintah. Satu di antara usulan yaitu pembuatan atau pembangunan tanggul laut yang masih belum selesai hingga sekarang ini. Keresahan akan rob tersebut harus dibayar dengan uang milik pribadi. “Tiap RT membeli tanah satu dumptruck, sambil menunggu bantuan dari pemerintah,” tuturnya. Slamet merinci biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan tiap satu dumptruck berisi tanah uruk sebesar Rp 550 ribu. Total ada 20 dumptruck yang didatangkan oleh warga. “Itu warga sendiri yang membongkar, kalau tidak harus keluar uang Rp 450 ribu tiap dumptruck,” kata Slamet.Berdasarkan data yang dihimpun dari Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, pesisir Semarang dan Kabupaten Demak dilanda air pasang sejak Rabu (10/8) hingga Selasa (16/8). Foto: Doc JPNN Jateng/Wisnu Indra Kusuma

Bendungan Urban Downhill Semarang, Trek Gowes Menantang Di Tengah Perkampungan

Bendungan Urban Downhill Semarang

SEMARANG – Sebanyak 208 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia mengayuh sepeda dengan medan menantang dan sulit di tengah perkampungan warga. Mereka mengikuti Bendungan Urban Downhill Competition 2022 pertama di Kota Semarang, Sabtu (13/8/2022). Peserta urban downhill terbagi dalam beberapa kategori yaitu, kategori lokal Semarang, hartil, usia mainude 15-16 tahun, main junior 17-18 tahun, main elite yaitu atlet 19 tahun ke atas, main open yaitu para pehobi sepeda usia 19 tahun ke atas, master A usia 30 – 39 tahun, master B usia 40-49 tahun, dan master C 50 tahun ke atas. Jarak lintasan yang ditempuh hanya sekitar 1,1 km, namun medan lintasan yang dilalui sangat menantang, mulai dari turunan tajam, jalan sempit, masuk rumah kosong, lewat bekas kandang kambing, pekarangan rumah warga dan menuruni anak tangga. Beberapa peserta sempat jatuh di sejumlah titik terutama saat menuruni tangga di perkampungan itu. Mengutip dari Detik Jateng, Ketua Panitia, Bagyo Putranto mengatakan peserta terjauh berasal dari Batam. Pihaknya menargetkan untuk kompetisi selanjutnya peserta ada yang datang dari luar negeri. Lebih lanjut ia menjelaskan dalam penyelenggaraan kompetisi ini pihaknya bekerjasama dengan warga sekitar. Salah satu diantaranya adalah menggandeng para ibu rumah tangga untuk menyiapkan makanan. “Kita libatkan semua warga, intinya event ini dari warga untuk warga. Tujuannya agar perekonomian warga bisa terangkat pasca pandemi,” ungkapnya. Salah satu peserta, Wahyu Purnomo dari tim Garuda Leader House Blora mengatakan cukup tertantang dengan medan Bendungan Urban Downhill. Namun ia berharap keamanan warga sekitar bisa lebih diperhatikan walau saat ini sudah baik. “Treknya sih perkampungan, keren sih ini dan asik. Semakin sulit itu semakin menantang. Lintasan yang turun anak tangga itu susah, saya sempat terjatuh. Tapi asik sih, saya harap event ini rutin digelar, dan kedepan keamanan warga juga lebih dipikirkan,” kata Wahyu. Sementara itu salah satu warga, Masrukan mengatakan senang kampungnya jadi ramai karena ajang itu bisa ditonton gratis oleh warga. Walaupun ketika hendak keluar rumah harus menunggu aba-aba panitia biar aman. “Kalau mau keluar rumah ya harus nunggu aba-aba dari petugas dulu. Nggak apa-apa Tapi senang kampung jadi ramai,” ujarnya. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) berharap event tersebut bisa digelar tahunan. Karena selain untuk ajang olahraga juga bisa jadi agenda wisata dan tentunya memberikan manfaat kepada warga di sekitar lokasi acara terutama. “Bismillah kita jadikan event tahunan. Dengan gotong-royong ini yang bisa memberikan hasil luar biasa,” kata Hendi. Foto: doc. Detik Jateng/Angling Adhitya Purbaya

HUT RI Ke-77, Warga Kembangsari Semarang Kumpulkan Jelantah Untuk Dibuat Sabun

HUT RI Ke-77, Warga Kembangsari Semarang Kumpulkan Jelantah Untuk Dibuat Sabun

SEMARANG – Berbagai kegiatan dilaksanakan masyarakat untuk menyambut hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia ke-77, seperti halnya dilakukan warga RW 5 Kembangsari, Kota Semarang. Mereka mengumpulkan minyak jelantah untuk pembuatan sabun. Selain mengumpulkan minyak jelantah, warga setempat juga menyelenggarakan kegiatan jalan sehat yang diikuti sekitar 300 orang, pada Senin (8/8/2022). Ketua RW 5, Suwardi mengatakan, sesuai dengan tema HUT tahun ini yakni Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat, pihaknya berinisiatif merancang beragam kegiatan sesuai dengan tema tersebut. Salah satunya adalah mengajak warga untuk mengolah limbah dan barang bekas. Dalam waktu dekat ini, para warga akan diajarkan cara mengolah minyak goreng bekas agar bernilai lebih ekonomis, kata Suwardi. “Minyak goreng bekas dari masyarakat RW 5 nantinya diolah sebagai UMKM seperti sabun atau lilin,” ungkapnya, dikutip dari Tribun Jateng. Selain itu, pihaknya juga menggandeng tim KKN Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Karangtaruna setempat meluncurkan program RW 5 Mengajar. Ia berharap program tersebut dapat meningkatkan semangat belajar bagi anak-anak SD yang saat pandemi kemarin sempat surut. “Apalagi anak-anak SD selama pandemi kemarin, mau tidak mau kencanduan gadget akibat setiap hari rutinitas belajar juga tak bisa lepas dari handphone,” terangnya. Suwardi meminta anak-anak SD di lingkungan RW-nya agar menuliskan cita-cita di pohon harapan, agar impiah yang ingin diraih semakin tersemat. Sementara itu ketua Panitia, Khoerudin mengungkapkan, acara tersebut berlangsung meriah. Hal ini lantaran telah dua vakum akibat pandemi Covid-19. “Ya tentu acara ini sebagai ajang silaturahmi, karena kami semua selama dua tahun ini tidak berkumpul dalam kegiatan semacam ini,” terangnya. Khoerudin menambahkan, dalam kegiatan ini juga dilakukan pembagian beras dari Semarang Donasi bagi para lansia di RW 5, sebanyak 30 pcs. Foto: Doc. Warga

Kirab Obang-abing, Tradisi Warga Kandri Semarang Untuk Mengusir Hama

Kirab Obang-abing, Tradisi Warga Kandri Semarang Untuk Mengusir Hama

SEMARANG – Puluhan Obang-abing atau orang-orangan sawah raksasa diarak keliling kampung oleh ribuan warga di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Tradisi Kirab Obang-abing ini sebagai bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah, sekaligus diyakini dapat mengusir hama. Obang-abing yang terbuat dari jerami padi ini diarak mengelilingi kelurahan setempat. Selain itu juga terdapat orang-orangan sawah berbagai ukuran yang diarak menuju lapangan. Pada arak-arakan tersebut warga juga membawa hasil pertanian, seperti jagung, sayuran dan hasul pertanian lainnya sebagai wujud syukur karena tanaman mereka terbebas dari hama. Warga Kelurahan Kandri dalam bertani, lebih memilih mengusir hama dibanding membasminya dengan pestisida karena dapat membunuhnya. Mengusir hama menggunakan orang-orangan sawah merupakan peninggalan leluhur yang hingga kini masih dilestarikan di kelurahan tersebut. Dalam keyakinan masyarakat setempat, hama yang dibunuh akan mengundang jumlah hama yang semakin berlipat ganda. Selain itu cara ini juga dinilai lebih ramah lingkungan dan ekonomis. “Selain tak membutuhkan biaya besar, cara ini juga ramah terhadap lingkungan,” kata Penyelenggara Kirab Obang-abing, Masduki, dikutip dari iNews Jateng, Senin (8/8/2022). Acara kirab berlangsung cukup meriah. Warga di sekitar Kelurahan berdiri di sepanjang jalan menyaksikan jalannya kirab ini. Prosesi kirab juga diiringi dengan alunan musik tradisional dan rebana. Kirab obang-abing menarik perhatian hingga luar kota karena tradisi masih terus dilestarikan. Kegiatan juga menjadi agenda rutin tahunan sebagai salah satu ajang menarik wisatawan. Foto: Doc. iNews Jateng/Taufik Budi

Kolaborasi Pertamina, Angkasa Pura I dan BEM Undip Tanam 12.000 Bibit Mangrove

Kolaborasi Pertamina, Angkasa Pura I dan BEM Undip Tanam 12.000 Bibit Mangrove

Abrasi disebut sebagai ancaman utama di pesisir pantai utara (Pantura) Pulau Jawa saat ini. Jika tak segera diantisipasi, bukan tidak mungkin kota-kota di kawasan Pantura terancam tenggelam pada tahun 2050 mendatang. Abrasi adalah proses terjadinya pengikisan daratan oleh gelombang sehingga menyebabkan hanyutnya substrat dan berkurangnya luasan daratan. Pantai akan mengalami proses abrasi lebih cepat apabila tidak memiliki sistem penahan pada kawasan tersebut. Salah satu penahan alami yang dapat digunakan adalah tanaman mangrove. Untuk menanggulangi abrasi, sebanyak 12.000 bibit mangrove di tanam di Pantai Mangunharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Selasa (26/7/2022). Kolaborasi penanaman mangrove dilakukan oleh PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Ahmad Yani, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Diponegoro (BEM Undip), dan Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah. Sejumlah pejabat atau pewakilan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kota Semarang turut hadir dalam dalam seremonial penanaman tersebut, di antaranya Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita), dan Komandan Lanal Semarang, Kolonel Marinir, Hariyono Masturi. Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti atau akrab disapa Ita memberikan apresiasi positif terhadap gerakan ini. Ia berharap kolaborasi antar pihak ini dampak memberikan dampak positif terhadap lingkungan agar tetap lestari. “Penanaman mangroe menjadi salah satu hal yang cukup signifikan untuk menjaga kota ini supaya terhindar dari bahaya rob, pasang surut air laut yang berakibat pada erosi dan hal lainnya,” terangnya. “Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sinergi antara Pertamina Patra Niaga dengan Angkasa Pura I tidak hanya dijalankan dalam melayani kebutuhan transportasi udara (pesawat) saja, tapi juga diperkuat dengan aksi kepedulian sosial atau lingkungan untuk masyarakat sekitar seperti saat ini,” pungkas Ari. Pada kesempatan yang sama, hal senada juga disampaikan oleh General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Hardi Ariyanto, mengatakan Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani dan Pertamina Patra Niaga, khususnya DPPU Ahmad Yani sama-sama menaruh perhatian dan kepedulian terhadap pelestarian mangrove, mengingat lokasi operasi yang berada di area pesisir. “Penanaman mangrove seperti ini sangat penting untuk mencegah terjadinya abrasi, tidak hanya bagi lokasi operasi kami, tapi juga bagi pemukiman masyarakat yang ada di sekitar. Untuk itu kami juga mengajak para aktivis lingkungan yang tergabung dalam BEM Undip sebagai sukarelawan dalam aksi penanaman mangrove ini,” ujar Hardi. Mewakili relawan dari kalangan mahasiswa, Fika Indah Febriyani, yang juga merupakan Wakil Ketua BEM UNDIP mengaku senang karena bisa ikut berkontribusi dalam aksi penanaman mangrove sebagai wujud pelestarian lingkungan, tepatnya dalam memperingati Hari Mangrove Sedunia. “Sebagai generasi muda dan penerus bangsa, kami merasa memiliki tanggung jawab dalam menjaga kelestarian alam tempat kita tinggal. Bagi kami kegiatan penanaman ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami terhadap penyelamatan lingkungan di Kota Semarang, yang merupakan tempat kami menempuh ilmu di bangku perkuliahan saat ini,” imbuh Ichwan. Selain BEM Undip, organisasi pekerja muda Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah yang tergabung dalam Agent of Change (AOC) juga ikut serta menjadi relawan dalam aksi penanaman tersebut. Foto: Doc. Jateng Pos

Rokok Senilai 11,54 Miliar Dimusnahkan di Depan Kantor Gubernur Jateng

Rokok Senilai 11,54 Miliar Dimusnahkan di Depan Kantor Gubernur Jateng

Sejauh ini sebagian masyarakat memahami bahwa merokok adalah aktivitas sederhana yang dilakukan sehari-hari. Ada yang mempercayai menghisap gulungan tembakau itu dapat mengusir penat yang memenuhi pikiran. Ada pula yang merokok untuk mengurai hati yang kusut. Dengan beragam dalih di atas, tentu dari segi medis merokok adalah aktivitas yang tidak dianjurkan. Apabila dilakukan secara berkepanjangan akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan, terutama masalah paru-paru dan jantung, hingga mempengaruhi fungsi otak. Dibalik pro dan kontranya, sejauh ini cukai rokok menjadi penyumbang terbesar penerimaan cukai negara. Semestinya penerimaan tersebut akan jauh lebih besar jika rokok ilegal tak beredar. Untuk itulah mengapaa Bea Cukai dan satuan di bawahnya getol melakukan penindakan rokok ilegal. Seperti halnya Kanwil Bea Cukai Jateng DIY yang telah menyita puluhan ribu batang rokok dengan taksiran nilai puluhan miliar rupiah. Puluhan ribu batang rokok ilegal hasil sitaan itu kemudian dimusnahkan untuk menutup rantai peredarannya. Sebanyak 11.317.128 batang rokok ilegal dimusnahkan di halaman Kantor Gubernur Jawa Tangah, di Kota Semarang, Selasa (26/7/2022). Puluhan juta batang rokok itu didapat dari hasil 20 kalai penindakan pada tahun 2021 silam. Kepala Kanwil Bea Cukai Jateng DIY, Muhammad Purwanto mengklaim, rokok ilegal yang dimusnahkan itu nilainya mencapai 11,54 miliar. Sementara potensi penerimaan negara yang semestinya dibayarkan mencapai 7,58 miliar rupiah. “Barang yang dimusnahkan ini merupakan hasil kolaborasi Kanwil Bea Cukai Jateng DIY bersama aparat penegak hukum lainnya seperti TNI, Polri, Kejaksaan, organisasi pemerintah dan lain-lain dalam rangka pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau [DBHCTHT] di Provinsi jateng,” kata Purwanto. Lebih lanjut ia mengungkapkan, Rentang Januari hingga Juli 2022, Kanwil Bea Cukai Jateng DIY telah melakukan 530 kali penindakan. Hasilnya 39.723.022 batang rokok ilegal berhasil disita. Jika ditaksir nilainya mencapai Rp44.07 miliar. Sedangkan potensi penerimaan negara yang semestinya dibayarkan mencapai Rp29,93 miliar. Purwoko meegaskan pihaknya akan terus meningkatkan sinergi dengan berbagai pihak terkait untuk menekan peredaran rokok ilegal. Langkah yang akan ditempuh pihaknya antara lain operasi bersama pemberantasan rokok ilegal, sosialisasi ketentuan di bidang bea cukai kepada masyarakat, pengumpulan informasi peredaran rokok ilegal, dan pembentukan Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT). “Upaya pemberantasan barang kena cukai ilegal akan terus digencarkan dari hulu hingga hilir. Langkah ini untuk pengamanan keuangan negara, penciptaan iklim usaha yang sehat, dan kelancaran pembangunan,” kata Purwanto. Perlu diketahui sesui dengan Pasal54 UU No. 39/2007 tentang Perubahan atas UU No. 11/1995 tentang Cukai, pelaku peradaran rokok ilegal dapat dijerat hukuman paling lama tahun dan dena 10 kali nilai cukai yang semestinya dibayarkan.

SD Mangkang Kulon 02 Semarang, Biasakan Siswa-siswanya Bijak Kelola Keuangan dengan Menabung

SD Mangkang Kulon 02 Semarang, Biasakan Siswa-siswanya Bijak Kelola Keuangan dengan Menabung

Saat di sekolah, mungkin kita pernah diajarkan pepatah “Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit” atau “Jangan Besar Pasak, Daripada Tiang”. Jika ditelaah lebih dalam pepatah tersebut menyiratkan agar kita bijak dalam pengelolaan keuangan. Menabung adalah salah satu langkah mengenalkan anak agar bijak dan hemat dalam menggunakan uang. Seperti halnya dilakukan siswa SD Mangkang Kulon 02, Kota Semarang. Sekolah itu membiasakan anak didiknya menabung di Celengan dan setiap seminggu sekali menyetorkan uang celengan tersebut ke mobil kas keliling. Kepala SD Mangkang Kulon 02, Lia Maylani mengatakan, untuk menabung siswa tak perlu jauh-jauh ke Bank. Setiap hari Kamis ada mobil kas keliling yang datang ke sekolah. Sehingga anak-anak dapat menyetorkan uang secara mandiri. Lebih lanjut, katanya, nominal uang yang disetorkan sangat beragam, menyesuaikan jumlah tabungan celengan yang terkumpul pada setiap pekannya. Menurutnya bukan besaran nominalnya yang jadi ukuran. Melainkan lebih untuk menanamkan kedisiplinan dan berhemat. “Anak-anak dibiasakan untuk mengatur keuangan mereka, tidak boros karena harus menyisihkan uang jajannya. Dengan cara tersebut, anak belajar membudayakan karakter berhemat. Nilai karakter ini dilakukan melalui praktek langsung. Karena anak usia masa sekolah dasar mengembangkan nilai karakter melalui pembiasaan secara langsung, sehingga akan tertanam dan terbiasa sejak dini,” kata Lia, dikutip dari Antara Jateng, Selasa (26/7/2022). Pembiasaan ini, katanya, perlu ditanamkan dan dibiasakan sejak dini. Hal ini agar anak-anak lebih awal belajar mengatur dan mengelola keuangan dengan baik. Menurutnya bijak mengelola keuangan adalah pondasi kehidupan yang baik di masa depan. Terkait celengan yang digunakan untuk menabung, Lia mengungkapkan pihaknya difasilitasi oleh bank. Celengan tersebut terbuat dari kaleng yang terdapat pembuka pada bagian bawahnya. Sehingga anak-anak dapat mengambil uang dari celengan itu setiap pekannya. Terus mengapa uang celengan tersebut disetor ke Bank? Lia berpendapat bahwa uang akan lebih aman saat disimpan di bank. Uang tersebut dapat digunakan kembali saat kondisi-kondisi yang mendadak atau mendesak. “Membudayakan menabung pada anak-anak perlu terus diterapkan. Karakter berhemat dapat menyadarkannya tentang pentingnya untuk menyelamatkan kita di masa yang akan datang,” tutup Lia.