Jowonews

Pasien Sembuh Corona di Cilacap Bertambah Enam Orang

PURWOKERTO, Jowonews.com – Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, bertambah enam menjadi 25 orang, kata Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji. Dalam siaran pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Cilacap yang diterima di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu, Bupati mengutip hasil pemeriksaan laboratorium yang diterima Selasa (26/5) yang menunjukkan enam pasien COVID-19 sudah sembuh dan tujuh pasien dalam pengawasan (PDP) dinyatakan tidak tertular virus corona. Enam pasien yang baru dinyatakan sembuh meliputi seorang laki-laki 29 tahun asal Desa Bolang, Kecamatan Dayeuhluhur; seorang laki-laki 30 tahun asal Desa Adimulya, Kecamatan Wanareja; dan seorang perempuan 43 tahun dengan alamat di Desa Mulyasari, Kecamatan Majenang. Pasien lain yang dinyatakan sembuh adalah seorang perempuan 41 tahun asal Desa Jenang, Kecamatan Majenang; seorang laki-laki 49 tahun dari Desa Cibalung, Kecamatan Cimanggu; dan seorang laki-laki berusia 60 tahun asal Kelurahan Sidanegara, Kecamatan Cilacap Tengah. Sementara tujuh PDP yang dinyatakan negatif COVID-19 meliputi tiga orang asal Kecamatan Majenang, satu orang asal Kecamatan Karangpucung, satu orang asal Kecamatan Cimanggu, satu orang asal Kecamatan Jeruklegi, dan satu orang asal Kecamatan Kesugihan. “Jadi, jumlah kasus konfirmasi COVID-19 di Kabupaten Cilacap saat ini sebanyak 45 orang dengan rincian 25 orang dinyatakan sembuh, 19 orang dalam perawatan, dan 1 orang meninggal dunia, sedangkan PDP yang dirawat berjumlah 26 orang,” kata Bupati. Kendati jumlah PDP yang dinyatakan negatif COVID-19 maupun pasien positif COVID-19 yang sembuh terus bertambah, dia meminta warga tidak melonggarkan disiplin dalam menjalankan protokol pencegahan COVID-19. “Tetap diam di rumah, jaga jarak, hindari kerumunan, selalu memakai masker, selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta menerapkan pola hidup sehat. Semoga wabah pandemi COVID-19 segera berakhir,” katanya. (jwn5/ant)

Hadapi Cobaan Corona, Jokowi: Mari Kita Sabar

JAKARTA, Jowonews.com – Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia untuk menghadapi cobaan COVID-19 dengan tetap tenang dan sabar. “Marilah kita hadapi cobaan ini dengan tenang dan sabar, kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat dan kesabaran adalah titik tolak kesembuhan,” kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Kamis. Presiden Jokowi menyampaikan hal itu dalam acara “Doa Kebangsaan dan Kemanusiaan” yang dilangsungkan melalui “video conference”. “Selain berikhtiar dengan berbagai usaha lahiriah, kita juga wajib berikhtiar dengan usaha batiniah dengan tidak henti-hentinya memanjatkan doa memohon pertolongan Allah SWT,” ungkap Presiden. Harapan dalam doa tersebut adalah agar rakyat, bangsa dan negara, juga dunia segera terbebas dari pandemi COVID-19. “Agar kita semuanya diringankan, disingkirkan dari segala musibah. Marilah kita bersama-sama tundukkan kepala, merendahkan hati, kita memohon kepada Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang diberikan kesabaran menerima musibah ini dengan lapang dada, diberi kekuatan agar kita semua bisa selamat dan melewati ujian yang diberikan Allah SWT,” ungkap Presiden. Presiden Jokowi mengaku saat ini bangsa Indonesia dan masyarakat di dunia sedang menghadapi ujian dan cobaan, menjalani masa-masa sulit, berjuang untuk bebas dari pandemi COVID-19. “Wabah virus corona ini sudah menyebar cepat ke lebih dari 213 negara dan hampir 4,4 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus corona ini. Banyak yang terbaring di rumah sakit, banyak yang sedang menjalani isolasi mandiri, banyak yang berpulang ke Rahmatullah dan semoga meninggalnya husnul khotimah amin, tapi alhamdulilah juga banyak yang telah diberi kesembuhan,” tambah Presiden. Dalam menghadapi kesulitan tersebut, Presiden Jokowi mengajak masyarakat Indonesia tidak boleh pesimis dan putus asa. “Kita wajib berikhtiar, berusaha sekuat tenaga untuk melindungi diri kita, melindungi keluarga kita, melindungi saudara-saudara kita, melindungi bangsa, melindungi negara kita dari virus corona ini, sehingga semua bisa terjaga keselamatan jiwa dan raganya,” kata Presiden. Doa bersama tersebut dilaksanakan bertepatan dengan “Hari Doa Sedunia” ini juga dihadiri Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Menteri Agama Fachrul Razi, dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona (COVID-19) sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo. Hadir juga memberikan pencerahan keagamaan sekaligus memimpin doa, enam tokoh agama. Mereka adalah, dari Khonghucu Budi Tanuwibowo, dari agama Buddha Sri Pannyavaro Mahathera, dari agama Hindu Ida Pedanda Nabe Gede Bang Buruan Manuaba, dari agama Katolik Ignatius Kardinal Suharyo, dari agama Kristen Protestan Pendeta Ronny Mandang dan dari agama Islam Quraish Shihab. Hingga Rabu (12/5) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 15.438 orang dengan 3.287 orang dinyatakan sembuh dan 1.028 orang meninggal dunia. Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 33.042 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) 256.299 orang dan total spesimen yang diuji 169.195 Kasus positif COVID-19 ini sudah menyebar di 34 provinsi di Indonesia dengan daerah terbanyak positif yaitu DKI Jakarta (5.554), Jawa Timur (1.772), Jawa Barat (1.556), Jawa Tengah (1.023), Sulawesi Selatan (803), Banten (580), Nusa Tenggara Barat (344), Bali (332), Papua (328), Sumatera Selatan (322), Kalimantan Selatan (291), Kalimantan Timur (230) Berdasarkan data dari situs Worldometers, hingga Kamis (14/5) pagi terkonfirmasi di dunia ada 4.429.236 orang yang terinfeksi virus Corona dengan 298.165 kematian, 1.658.995 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus di Amerika Serikat mencapai 1.430.348 kasus, di Spanyol 271.095 kasus, di Rusia 242.271, di Inggris 229.705, di Italia 222.104 kasus, di di Brazil sebanyak 190.137, di Prancis 178.060, di Jerman sebanyak 174.098. Jumlah kematian tertinggi saat ini terjadi di Amerika Serikat, yaitu 85.197 orang, disusul Inggris 33.186 orang, Italia 31.106 orang, di Spanyol 27.104 orang, Prancis 27.074, Brazil 13.240 orang. Saat ini sudah ada lebih dari 213 negara dan teritori yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19. (jwn5/ant)

Tekan Penyebaran Corona, Purbalingga Akan Berlakukan Jam Malam

PURBALINGGA, Jowonews.com – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menginformasikan bahwa Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Purbalingga akan memberlakukan jam malam untuk mencegah penyebaran Virus Corona di wilayah ini. “Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Purbalingga akan memberlakukan jam malam untuk menekan penyebaran COVID-19 di wilayah ini,” kata Bupati Dyah Hayuning, di Purbalingga, Selasa. Bupati menjelaskan jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di wilayah Purbalingga terus bertambah. “Pada hari Selasa, 12 Mei 2020 ada tambahan kasus positif baru sebanyak tiga kasus, sehingga totalnya menjadi 46 kasus positif,” katanya. Dari 46 kasus positif tersebut, 10 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh, 35 lainnya masih dirawat dan satu orang meninggal dunia. Bupati menambahkan semua kegiatan kemasyarakatan, termasuk kegiatan perekonomian seperti para pedagang kaki lima dan lain sebagainya, hanya diperbolehkan berjualan hingga pukul 22.00 malam. “Tim gugus tugas akan melakukan patroli bersama unsur terkait, TNI, Polri dan Satpol PP. Setelah lewat dari pukul 22.00 WIB akan dilakukan patroli oleh tim untuk menertibkan,” kata Bupati pula. Selain memberlakukan jam malam, kata dia, tim gugus tugas juga akan memberlakukan jalur atau area wajib pakai masker. “Tim gugus tugas akan memantau dan menertibkan para pengguna jalan yang melewati jalur wajib bermasker. Apabila ada masyarakat yang tidak menggunakan masker, maka tim gabungan dari TNI, Polri dan Dishub akan menegur dan mengingatkan,” katanya lagi. Bupati berharap masyarakat dapat mematuhi aturan yang ada demi mencegah COVID-19 di wilayah setempat. “Kami juga berharap masyarakat senantiasa meningkatkan kewaspadaan, menjaga kebersihan lingkungan dan sering mencuci tangan,” katanya pula. Dia juga meminta masyarakat untuk menghindari kerumunan serta tetap berdiam di rumah jika tidak ada yang mendesak. “Masyarakat kami harap senantiasa ikuti imbauan pemerintah agar masyarakat terhindar dari COVID-19, dan jangan lupa selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” kata dia lagi. (jwn5/ant)

10.000 Warga Pekalongan Terima Bansos Tunai Tahap Pertama

PEKALONGAN, Jowonews.com – Sekitar 10 ribu warga terdampak wabah COVID-19 di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menerima bantuan sosial tunai tahap pertama dari Pemerintah Pusat, di Kantor Pos Pekalongan, Jumat siang. Kepala Kantor Pos Kota Pekalongan Rio Ananda di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa pemberian BST ini akan dilakukan melalui melalui loket kantor pos, komunitas, dan pengantaran. “Adapun mekanisme penyaluran BST melalui pengantaran tidak sepenuhnya dapat dilakukan karena kita terhambat pada karakter alamat yang kadang sulit ditemukan,” katanya. Terkait dengan aturan protokol kesehatan, Rio Ananda mengatakan bagi penerima BST harus memakai masker saat mengantre pencairan (BST, red.) di kantor pos. “Kita akan bersikap tegas bagi penerima BST yang tidak memakai masker maka bantuan itu tidak akan diberikan pada yang bersangkutan,” katanya. Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz mengapresiasi pihak kantor pos yang telah menyiapkan sarana dan prasarana dalam pencairan bantuan sosial tunai. “Biasanya kalau pelaksanaan pembagian seperti ini (bantuan, red.) warga berduyun-duyun datang sehingga mereka terkadang mengabaikan protokol kesehatan. Akan tetapi, dengan adanya bantuan keamanan dari Polres Pekalongan Kota maka proses pembagian BST berlangsung tertib,” katanya. Saelany menduga pencairan BST ini masih menggunakan data penerima lama sehingga hal tersebut dimungkinkan banyak yang salah sasaran. “Oleh karena, kami mengimbau masyarakat yang tidak berhak menerima BST agar diberikan pada warga lain yang benar-benar membutuhkan,” katanya. (jwn5/ant)

Dampak Corona, 1.362 Karyawan di Temanggung Dirumahkan

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Sebanyak 1.362 karyawan dari tujuh perusahaan di Kabupaten Temanggung dirumahkan karena kondisi usaha yang lesu terdampak dari pandemi Virus Corona baru atau COVID-19. Selain itu, kata Kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Temanggung Agus Sarwono di Temanggung, Jumat, ada sebanyak 62 pekerja terkena Pemutusan Hubung Kerja (PHK) oleh perusahaan tekstil PT Sumber Makmur Anugerah. “Karena situasi dan kondisi pandemi COVID-19 ini maka sebanyak 62 karyawan di PT Sumber Makmur Anugerah di-PHK. Mereka yang di-PHK tersebut belum karyawan tetap,” katanya. Ia menuturkan dari tujuh perusahaan yang merumahkan karyawannya tersebut satu merupakan industri garmen yaitu PT Sumber Makmur Anugerah, sedangkan enam perusahaan lain bergerak di bidang perkayuan. “Di Temanggung ini sebagian besar perusahaan perkayuan skala ekspor sehingga ada ketergantungan dengan negara tujuan seperti China, maka perusahaan tersebut kini tidak berproduksi karena tidak ada permintaan dari negara tujuan,” katanya. Selain sejumlah perusahaan tersebut, katanya, ada satu perusahaan otobus dan beberapa kontraktor di Temanggung juga terkena dampak COVID-19, sehingga karyawannya tidak bekerja. Agus menyampaikan untuk para karyawan yang dirumahkan tersebut, perusahaan masih mempunyai tanggungan memberikan upah walaupun tidak sesuai dengan UMK. Menyinggung THR bagi karyawan yang dirumahkan, dia mengatakan karena statusnya dirumahkan dan belum di-PHK, maka mereka tetap seharusnya mendapat THR. “Perusahaan masih mempunyai kewajiban untuk memberikan THR kepada para pekerjanya. Harapan kami pada H-7 tetap diberikan THR termasuk pemberian upah walaupun tidak sesuai UMK,” katanya. Terkait hal tersebut, pihaknya telah memberikan surat edaran kepada perusahaan-perusahaan di Kabupaten Temanggung, antara lain berisi imbauan agar perusahaan tidak melakukan PHK meskipun di tengah pandemi COVID-19, selain itu perusahaan diharapkan bisa memberikan THR sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (jwn5/ant)

Enam Orang Reaktif Corona Hasil Rapid Test di Pasar Kliwon Kudus

KUDUS, Jowonews.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyatakan hasil tes cepat (rapid test) corona terhadap sejumlah pengunjung Pasar Kliwon Kudus tercatat ada enam orang reaktif virus corona atau COVID-19. “Hari ini (8/5) tercatat ada dua lokasi yang disasar untuk pelaksanaan tes cepat corona, yakni Pasar Kliwon Kudus dan kompleks Menara Kudus. Hasilnya, untuk sementara ada enam orang di Pasar Kliwon Kudus yang dinyatakan reaktif,” Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Nasiban di Kudus, Jumat. Awalnya, kata dia, ada delapan orang, namun dua orang di antaranya ternyata masih meragukan sehingga yang dipastikan reaktif akhirnya enam orang. Untuk hasil tes cepat di kompleks Masjid Menara Kudus hingga kini belum diketahui hasilnya karena petugas di lapangan belum menyampaikan laporannya. Kegiatan tes cepat corona di sejumlah tempat keramaian, kata dia, memang menjadi program Pemkab Kudus untuk mendeteksi lebih dini dengan melakukan pemilahan masyarakat yang berpotensi terpapar corona karena rapid test hanyalah pemeriksaan penyaring atau skrining untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM (Immunoglobulin M) dan IgG (Immunoglobulin G) yang dihasilkan tubuh ketika terpapar virus corona. Bagi peserta tes cepat yang hasilnya dinyatakan reaktif virus corona, maka akan dilakukan swab (usap) atau tes PCR atau polymerase chain reaction untuk mendeteksi keberadaan material genetik virus corona. “Untuk sementara, orang tersebut diminta menjalankan isolasi mandiri atau di tempat yang disediakan oleh pemerintah daerah,” ujarnya. Hingga kini, tercatat sudah ada 500-an orang yang dilakukan tes cepat corona, termasuk tenaga kesehatan yang jumlahnya 400-an orang. Nantinya, lanjut dia, rapid test akan dilakukan secara berkelanjutan menyusul tersedianya 1.500 hingga 2.000 alat rapid test.  (jwn5/ant)

Pemkab Pekalongan Berlakukan Aturan Gelang Khusus Bagi ODP

PEKALONGAN, Jowonews.com – Pemerintah Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, memberlakukan aturan bagi status orang dalam pantauan (ODP) harus memakai gelang khusus sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19). Sekretaris Kecamatan Kesesi Argo Yudha Ismoyo di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa inovasi pencegahan dan penyebaran virus corona ini akan dilaksanakan di seluruh wilayah desa di kecamatan setempat. “Inovasi ini kami berlakukan agar para ODP dapat diawasi oleh keluarga dan masyarakat sekitarnya. Adapun pemakaian gelang ini, layaknya tanda pasien sebuah rumah sakit,” katanya. Apabila inovasi tersebut sukses menekan angka penyebaran virus corona, kata dia, maka diharapkan dapat diterapkan di wilayah kecamatan lain. Menurut dia, pada gelang yang dipakai para ODP tersebut juga tertera nama, terakhir perjalanan kedatangannya, serta tanggal. Para ODP ini, kata dia, juga wajib mengisi surat pernyataan antara lain bersedia mengenakan gelang sebagai tanda orang baru pulang dari zona merah, bersedia melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari yang didampingi oleh pihak keluarga. Kemudian, melaporkan diri setelah menjalani masa isolasi selama 14 hari kepada tim satuan tugas (satgas) penanganan COVID-19 di tingkat desa didampingi oleh bidan desa sekaligus untuk melepas gelang. “Apabila selama masa isolasi terjadi gejala demam, batuk, sakit tenggorokan, dan sesak napas maka mereka segera melaporkan ke satgas COVID-19 desa agar segera ditindaklanjuti,” katanya. Ia mengatakan tujuan pemakaian gelang khusus ini juga untuk memudahkan pemerintah desa dalam mengawasi warganya yang baru datang dari zona merah sekaligus masyarakat dapat ikut menjaga jarak bahwa yang bersangkutan sedang menjalani isolasi mandiri. “Kami berharap melalui inovasi ini bisa memutus mata rantai penyebaran virus corona. Kami juga meminta pada masyarakat tetap mematuhi anjuran pemerintah dengan mengenakan masker, cuci tangan menggunakan sabun, social distancing, serta tetap di rumah saja,” katanya. (jwn5/ant)

Pasien Positif Corona di Kudus Bertambah Tiga Jadi 40 Orang

KUDUS, Jowonews.com – Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah bertambah tiga orang hingga menjadi 40 kasus hingga 7 Mei 2020. “Ketiga kasus baru tersebut, satu di antaranya dari Karanganyar, Kabupaten Demak dan dua lainnya dari Kecamatan Bae dan Jati, Kabupaten Kudus,” kata Juru Bicara Gugus Kendali Pencegahan COVID-19 Kabupaten Kudus, Andini Aridewi di Kudus, Kamis. Ketiganya yang merupakan tenaga kesehatan kini menjalani perawatan di rumah sakit di Kabupaten Kudus. Warga asal Kecamatan Bae merupakan seorang wanita berusia 42 tahun dan tes swab (usap) diambil pada 24 April 2020 dan saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Sementara tenaga kesehatan berusia 27 tahun asal Kecamatan Jati, kata Andini, sempat dirawat di RSUD Kudus, namun karena hasil swab yang bersangkutan positif kemudian dirawat kembali di RSUD Loekmono Hadi Kudus. “Untuk warga Karanganyar yang menjalani tes swab di Kudus karena bekerja di Kabupaten Kudus,” ujarnya. Dengan bertambahnya tiga tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19, sampai saat ini sudah ada 16 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif. Sementara untuk total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Kudus hingga kini mencapai 40 kasus, sebanyak 26 kasus di antaranya dari Kudus dan 14 kasus dari luar Kudus. Jumlah pasien yang dirawat sebanyak 29 orang, dinyatakan sembuh lima orang dan meninggal enam orang. Dalam upaya pencegahan penularan, Pemerintah Kabupaten Kudus memberlakukan jam malam yang dimulai dari pukul 20.00-06.00 WIB di kawasan Alun-alun Kudus dan kompleks Balai Jagong. Pemkab Kudus juga menyediakan tiga tempat karantina utama bagi pelaku perjalanan dari zona merah ataupun luar kota, yakni Rusunawa Bakalan Krapyak, Balai Diklat Sonyawarih Menawan, dan Graha Muria Colo. Sampai saat ini terdapat 110 orang di Rusunawa Bakalan Krapyak, 12 orang di Balai Diklat Sonyawarih Menawan, dan sembilan orang di Graha Muria Colo. Selain itu, beberapa desa di Kudus juga menyiapkan tempat karantina, seperti Desa Pasuruan Kidul, Desa Jati Kulon, Desa Gondosari, Desa Getaspejaten, Desa Bae, Desa Karang Bener, Desa Peganjaran, Desa Gondangmanis, Desa Purworejo, Desa Tanjung Rejo, dan Desa Honggosoco. (jwn5/ant)