Jowonews

Sebar Hoaks Terkait Corona, Emak-emak di Semarang Minta Maaf

SEMARANG, Jowonews.com – Seorang warga Kota Semarang menyampaikan permintaan maaf di hadapan polisi akibat unggahannya di melalui aplikasi pesan Whatsapp tentang penutupan ruas jalan di Sampangan, Kota Semarang, yang diduga hoaks dan meresahkan warga karena dikaitkan dengan penyebaran COVID-19. Kasat Binmas Polrestabes Semarang AKBP Maulud di Semarang, Selasa, mengatakan, pelaku bernama Oktavia Eko Wati (39), warga Sampangan, Kota Semarang, diduga menyebarkan informasi tanpa mengecek kebenarannya. Menurut dia, kejadian itu bermula pada 31 Maret 2020 pelaku melintas di Jalan Lamongan Barat, Kota Semarang, yang kondisinya ditutup pada malam hari. “Yang bersangkutan ini kemudian bertanya ke rekannya yang tinggal di daerah itu tentang penutupan jalan tersebut yang kemudian dijawab mungkin karena Corona,” katanya. Pelaku kemudian mengirimkan pesan singkat ke grup Whatsapp yang isinya “Malam teman2…. Malam ini pukul 20.00 Jalan Lamongan Barat resmi di Lockdown oleh aparat setempat dikarenakan ada warga suspect Covid-19. Bagi yg tidak berkepentingan di wilayah Sampangan diharap tdk perlu datang berkunjung. Stay at home… Stay healthy….Stay strong!”. Informasi itu, lanjut dia, menyebar hingga menimbulkan keresahan warga di sekitar kawasan itu. Petugas dari Polsek Gajahmungkur dan Polrestabes Semarang yang memperoleh informasi tersebut langsung menindaklanjuti dengan melakukan pengecekan ke lokasi serta mendatangi rumah pelaku. “Saat dicek ke lokasi ternyata informasi itu tidak benar,” tambahnya. Pelaku yang secara kooperatif mendatangi Polrestabes Semarang dengan diantar suaminya itu mengaku keliru dan meminta maaf. “Sudah minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya,” katanya. Polisi sendiri tidak memroses pelaku secara hukum atas perbuatannya. “Demi kemanusiaan akhirnya kami izinkan pulang, namun tetap harus wajib lapor,” katanya. (jwn5/ant)

Dua dari Tiga Dokter yang Terpapar Corona di Batang Telah Sembuh

BATANG, Jowonews.com – Dua dari tiga orang berprofesi dokter di Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang sempat dirawat di RSUP Kariadi Semarang akibat terpapar COVID-19, saat ini  kondisi sudah membaik dan diperbolehkan pulang untuk melakukan isolasi mandiri. “Adapun, satu dokter lagi yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) positif COVID-19 dari hasil rapid test rumah sakit swasta di Batang sudah dirujuk di RSUP Kariadi Semarang,” kata Bupati Batang Wihaji di Batang, Selasa. Menurut dia, dengan bertambahnya jumlah pasien positif COVID-19 dari hasil rapid test maka Kabupaten Batang sudah masuk dalam zona merah dengan status tanggap darurat. “Oleh karena itu, kita mempertegas lagi agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga pola hidup sehat, cuci tangan dengan sabun antiseptik, dan dilarang melakukan kerumunan massa,” katanya. Wihaji mengatakan sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus corona baru, pemkab masih melakukan tracking siapa saja yang pernah kontak langsung dengan PDP COVID-19. “Dari empat orang positif COVID-19 hasil rapid test, semuanya sudah diambil swab untuk dilakukan tes di laboratorium. Akan tetapi, kami belum tahu hasilnya karena masih menunggu antrean sampai sekitar satu pekan,” katanya. Ia menambahkan tiga dokter PDP COVID-19 ini adalah pensiunan pegawai negeri sipil (SPN) Kabupaten Batang yang kini bertugas praktik di rumah sakit di Batang. (jwn5/ant)

Imbas Corona, Tiga Ribu Pekerja di Semarang Dirumahkan

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut sekitar 3.000 pekerja dari berbagai sektor usaha di Ibu Kota Jawa Tengah harus dirumahkan akibat kondisi perekonomian yang lesu karena terdampak wabah Virus Corona baru atau COVID-19. “Dari catatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ada 2.620 buruh dari berbagai pabrik yang terpaksa dirumahkan,” kata Hendrar Prihadi di Semarang, Jawa Tengah, Senin. Selain itu, kata dia, dilaporkan sekitar 400 lebih pekerja dari 11 hotel di Semarang juga terpaksa dirumahkan. Menurut wali kota yang akrab dipanggil Hendi tersebut, hampir seluruh lini dunia usaha lesu akibat wabah Virus Corona. Kondisi tersebut, lanjut dia, juga dialami oleh pengemudi ojek daring yang sepi penumpang dan pedagang kaki lima yang mengalami sepi pembeli. Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sudah menyiapkan upaya antisipasi untuk menangani dampak kesehatan maupun ekonomi akibat pandemi COVID-19 itu. Menurut dia, upaya penyemprotan disinfektan terus dilakukan, termasuk penyediaan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis. Di sisi ekonomi, kata dia, pemkot siap menyalurkan bantuan bahan kebutuhan pokok bagj masyarakat terdampak COVID-19 ini. Namun yang terpenting dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19, ia mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah. “Tetap di rumah. Corona ini jangan disepelekan karena sebarannya semakin naik,” katanya. Hingga Senin (6/4) tercatat 57 pasien positif Corona yang masih dirawat, 15 pasien positif meninggal dunia, dan enam orang sudah dinyatakan sembuh. (jwn5/ant)

Kemenag Terbitkan Edaran Panduan Ibadah Ramadan di Tengah Wabah

JAKARTA, Jowonews.com – Kementerian Agama mengeluarkan panduan ibadah Ramadhan semasa wabah COVID-19 bagi warga Muslim sebagai bagian dari upaya mengurangi risiko penularan virus corona. Panduan pelaksanaan ibadah Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah tersebut dituangkan dalam Surat Edaran No.6 Tahun 2020. “Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan syariat Islam sekaligus mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai serta masyarakat Muslim di Indonesia dari risiko penularan COVID-19,” kata Menteri Agama Fachrul Razi dalam siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta, Senin. Menurut panduan dari Kementerian Agama, umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan baik berdasarkan ketentuan fikih ibadah. Namun demikian, warga Muslim diminta melaksanakan sahur dan buka puasa sendiri atau bersama keluarga inti saja, tidak menggelar acara sahur di jalan atau ifthar jama’i, buka puasa bersama. Acara buka puasa bersama di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid, maupun musala tidak diperkenankan semasa wabah. Kementerian Agama juga meminta warga Muslim melaksanakan shalat tarawih secara individual atau berjamaah bersama keluarga inti di rumah serta melakukan tilawah atau tadarus Al-Qur’an di rumah masing-masing sesuai anjuran Rasulullah SAW untuk menyinari rumah dengan tilawah Al-Qur’an. Menurut panduan kementerian, peringatan Nuzulul Qur’an dalam bentuk tablig dengan menghadirkan penceramah dan massa dalam jumlah besar, baik di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid, maupun musala ditiadakan. Demikian pula kegiatan iktikaf pada 10 malam terakhir Ramadhan di masjid/musala. Berkenaan dengan pelaksanaan Shalat Idul Fitri yang lazimnya dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau di lapangan, kementerian mengharapkan Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa menjelang Idul Fitri. Surat edaran Kementerian Agama juga menyebutkan bahwa kegiatan shalat tarawih keliling dan takbiran keliling ditiadakan. Kegiatan takbiran cukup dilakukan di masjid/musala dengan menggunakan pengeras suara. Kegiatan pesantren kilat Ramadhan dan silaturahim pada Hari Raya Idul Fitri disarankan dilakukan melalui media sosial atau telekonferensi. Di samping itu, surat edaran Kementerian Agama mencakup panduan kegiatan pengumpulan serta penyaluran zakat fitrah dan/atau zakat, infak, dan sedekah. Pemerintah mengimbau warga Muslim membayarkan zakat harta segera sebelum puasa Ramadhan agar bisa terdistribusi kepada Mustahik lebih cepat dan meminta organisasi pengelola zakat sebisa mungkin meminimalkan pengumpulan zakat melalui kontak fisik, tatap muka secara langsung, dan membuka gerai di tempat keramaian. “Hal tersebut diganti menjadi sosialisasi pembayaran zakat melalui layanan jemput zakat dan transfer layanan perbankan,” kata surat edaran kementerian. Organisasi Pengelola Zakat diminta berkomunikasi melalui unit pengumpul zakat (UPZ) dan panitia Pengumpul Zakat Fitrah yang berada di lingkungan masjid, musala, dan tempat pengumpulan zakat lain di lingkungan masyarakat untuk menyediakan sarana mencuci tangan pakai sabun dan alat pembersih sekali pakai serta memastikan tempat penerimaan zakat rutin dibersihkan. Pemerintah juga mengingatkan panitia Pengumpul Zakat Fitrah dan/atau ZIS  untuk meminimalkan kontak fisik langsung seperti berjabat tangan ketika melakukan penyerahan zakat. Panitia pengelola zakat diminta menghindari penyaluran zakat melalui penularan kupon dan pengumpulan orang, disarankan menyalurkan langsung kepada mustahik berkoordinasi dengan pengurus rukun warga dan rukun tetangga. “Semua panduan di atas dapat diabaikan bila pada saatnya telah diterbitkannya pernyataan resmi Pemerintah Pusat untuk seluruh wilayah negeri, atau Pemerintah Daerah untuk daerahnya masing-masing, yang menyatakan keadaan telah aman dari COVID,” demikian Menteri Agama. (jwn5/ant)

Hasil Rapid Test Reaktif, Tiga Warga Wonosobo Jadi PDP

WONOSOBO, Jowonews.com – Hasil tes cepat (rapid test) tiga warga Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, dinyatakan reaktif sehingga mereka harus menjalani perawatan di ruang isolasi pasien dalam pengawasan (PDP) diduga COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRT Setjonegoro Wonosobo. Juru bicara Pemkab Wonosobo untuk penanganan wabah corona dr. Muhamad Riyatno di Wonosobo, Ahad, mengatakan bahwa kabar yang beredar di jejaring sosial masyarakat terkait adanya 3 orang yang masuk kategori PDP adalah benar. Namun, katanya ketiganya belum menjalani uji laboratorium berupa real time polymerase chain reaction (RT-PCR) sebagai acuan utama penegakan diagnosa apakah yang bersangkutan benar-benar positif COVID-19. “Tiga orang ini dirujuk ke ruang isolasi RSUD Setjonegoro dari hasil rapid diagnostic test (RDT) setelah diketahui mereka memiliki gejala klinis yang mengarah pada COVID-19, serta memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit, yaitu dari Gowa Sulawesi Selatan,” katanya. Riyatno menyampaikan hasil tes cepat yang dilakukan oleh tim dari Puskesmas Sapuran dan Dinas Kesehatan ketiga orang tersebut ternyata reaktif atau memerlukan tindak lanjut berupa isolasi dan mesti menjalani tes lanjutan dengan RT-PCR. Ia menyebutkan dengan adanya tambahan tiga orang, maka jumlah PDP di Kabupaten Wonosobo mencapai 10 orang, 4 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang sehingga saat ini yang menjalani perawatan di ruang isolasi sejumlah 6 PDP, dengan 1 orang sudah positif COVID-19,” katanya. Terkait dengan tes cepat bagi orang dengan risiko COVID-19, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo Junaedi menjelaskan Kabupaten Wonosobo menerima 555 unit alat tes cepat yang bisa memunculkan hasil dalam waktu 15-20 menit tersebut. “Sebanyak 420 unit sudah didistribusikan ke Rumah Sakit dan Puskesmas, kemudian sudah digunakan sebanyak 101 unit, dengan hasil sebanyak 96 menunjukkan tidak reaktif atau negatif, 4 reaktif atau perlu uji lanjutan dan 1 preparat lainnya rusak,” katanya. Kabid Pencegahan Penyakit Dinkes Kabupaten Wonosobo Jaelan mengatakan tes cepat hanya digunakan untuk pengamatan atau skrining orang yang diduga memiliki potensi COVID-19 karena riwayat perjalanan, gejala klinis, hingga riwayat kontak dengan penderita. “Prinsip kerja dari tes cepat ini mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) dalam serum darah yang keluar akibat masuknya bibit penyakit,” katanya. Jaelan mengatakan sesuai protap apabila hasil tes cepat negatif, maka perlu diulang tes setelah 10 hari, namun apabila ternyata reaktif, kemudian dilanjutkan dengan RT-PCR. (jwn5/ant)

Wali Kota Solo Minta Pemudik Didata Guna Cegah Penyebaran Corona

SOLO, Jowonews.com – Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan pendatang atau pemudik di daerah itu harus didata dengan baik, sedangkan petugas pendataan harus ditanggapi dengan baik oleh mereka guna mengoptimalkan pencegahan penyebaran virus corona baru di daerah itu.  “Jika ada petugas terdiri dari unsur satuan perlindungan masyarakat (satlinmas), bintara pembina desa (babinsa), dan bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas) datang ke rumah, tidak perlu arogan, dan dimohon ditanggapi dengan baik,” katanya menanggapi rekaman video seorang warga pulang dari Jakarta menolak didata yang beredar di daerah itu di Solo, Minggu. Pemudik ke Solo yang ternyata dari Jakarta, katanya, harus didata dengan lebih cermat karena daerah itu salah satu zona merah penyebaran COVID-19. Dia menjelaskan petugas pendataan yang datang ke rumah warga, sebenarnya hanya menanyakan, antara lain kedatangannya dari mana, keperluan berada di tempat itu, dan tempat bekerja mereka. Jika mereka datang dari daerah zona merah COVID-19, katanya, langsung diminta membuat surat pernyataan kesanggupan melakukan karantina mandiri di rumah. Rudyatmo menjelaskan penyebaran virus corona tersebut berlangsung cepat sehingga masyarakat tidak boleh menganggap remeh. Ia menjelaskan masyarakat harus waspada dan berhati-hati, tetap tinggal di rumah, dan menjaga pola hidup sehat agar tidak tertular virus corona baru tersebut. “Kami meminta masyarakat tidak meremehkan petugas yang datang ke rumahnya saat melakukan pendataan. Hal itu, dengan tujuan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dari para pendatang,” kata Rudyatmo. Dia menjelaskan pendataan terhadap pendatang di Solo merupakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah dalam pencegahan penyebaran COVID-19. “Kami berharap masyarakat harus mematuhi protokol kesehatan itu. Hargailah petugas yang datang ke rumah untuk mendata para pendatang,” kata dia. Ia mengharapkan pemudik mandiri ke kota itu untuk memberikan jawaban yang baik terkait dengan pendataan oleh petugas, baik pihak kelurahan maupun pengurus RT dan RW. (jwn5/ant)

Wali dan Wawali Kota Semarang Sumbang Gaji demi Penanganan Corona

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Wakil Wali Kota Hevearita G.Rahayu mengikhlaskan tiga bulan gajinya sebagai pemimpin Ibu Kota Jawa Tengah tersebut untuk membantu penanganan dampak pandemi Covid-19. “Ini sebagai bentuk darma bakti kader PDIP Kota Semarang bagi masyarakat yang terkena dampak corona,” kata Hendrar Prihadi di Semarang, Minggu. Selain dirinya dan wakil wali kota, 19 kader PDIP yang saat ini mendapat amanah sebagai anggota DPRD Kota Semarang juga memastikan siap merelakan gajinya sebagai legislator untuk penanganan pandemi ini. Menurut Ketua DPC PDIP Kota Semarang itu, gaji para kader partai yang menduduki posisi penting di lingkungan Kota Semarang untuk tiga bulan ke depan akan diberikan untuk membantu upaya penyebaran Covid-19 yang berdampak terhadap perekonomian maupun kesehatan masyarakat. “Ini merupakan inisiatif kami yang sudah dikoordinasikan dengan seluruh pimpinan partai,” katanya. Jika memang dampak Corona belum juga selesai dalam tiga bulan ke depan, kata dia, kader PDIP tetap siap mendonasikan penghasilannya hingga permasalahan yang dihadapi ini tuntas. Ia menjelaskan gaji para kader PDIP ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konkrit dalam menghadapi pandemi ini, seperti pembelian alat pelindung diri bagi para tenaga medis, hingga bahan kebutuhan pokok untuk masyarakat. (jwn5/ant)

Pemkot Solo Bagikan 40.000 Sembako untuk Warga Terdampak Corona

SOLO, Jowonews.com – Pemerintah Kota Surakarta membagikan bantuan 40.000 paket sembako kepada warga miskin yang terdampak kejadian luar biasa (KLB) virus corona baru (COVID-19) di Solo, Minggu. Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo di Solo, Minggu, mengatakan pembagian paket sembako dilakukan petugas dengan mengantarkan ke rumah masing-masing warga miskin untuk menghindari kerumunan massa. “Kami siapkan 40.000 paket sembako untuk didistribusikan kepada warga miskin terdampak COVID-19 di Solo, ” katanya. Paket sembako itu, terdiri atas beras, minyak goreng, gula pasir, teh, kecap, telur, dan mi instan. Rudyatmo mengharapkan pembagian paket sembako itu meringankan beban warga miskin yang mengalami kesulitan akibat lumpuhnya perekonomian di Solo setelah daerah setempat berstatus KLB COVID-19. “Kami membagikan paket sembako menggunakan data warga miskin, berdasarkan nama dan alamat yang terdapat di 54 kelurahan di Solo,” katanya. Ia menjelaskan pemberian paket sembako dua kali dengan dipantau petugas sehingga dapat dipastikan tepat sasaran. Pemkot Surakarta juga berharap, warga yang mampu tidak meminta bantuan paket sembako. Namun, pihaknya mengajak warga mampu di Solo tergerak harinya dengan menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu warga miskin terdampak pandemi COVID-19. Sekretaris Daerah Pemkot Surakarta yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surakarta Ahyani mengatakan total dana yang dikeluarkan pemkot untuk pengadaan 40.000 paket sembako Rp10 miliar bersumber APBD 2020. “Hal itu, hasil rasionalisasi anggaran sejumlah kegiatan yang ada di organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkot Surakarta,” kata dia. Setiap paket sembako senilai sekitar Rp250 ribu, sedangkan sasarannya 40.000 keluarga di Solo, sehingga totalnya Rp10 miliar. (jwn5/ant)