Jowonews

Janu Setiawan, Mengais Rezeki dari Bisnis Servis Rebana di Bulan Puasa

Janu Setiawan

BOYOLALI – Kreativitas dalam mencari rezeki tak mengenal batas, begitu yang ditunjukkan oleh Janu Setiawan, warga Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Meskipun penjualan rebana yang dibuatnya sepi selama bulan Ramadhan, namun dia tak menyerah. Janu justru menemukan celah bisnis lain, yaitu servis rebana. Menurut Janu, di bulan puasa, minat masyarakat untuk membeli rebana memang menurun drastis karena lebih fokus pada ibadah, terutama kegiatan mengaji. Namun, hal itu tidak menghentikan arus rezekinya. Meskipun rebana buatannya tidak laku dijual, namun pesanan servis rebana justru mengalir deras kepadanya. Rebana-rebana yang dibawa ke Rebana Centre miliknya umumnya mengalami masalah suara yang kurang nyaring. Mereka yang memiliki rebana yang tidak terpakai selama bulan puasa, seringkali juga memanfaatkannya untuk diservis agar kembali berfungsi dengan baik. Tentang proses servis rebana, Janu menjelaskan bahwa mayoritas permintaan servis hanya untuk penggantian kulit rebana yang sudah kendor atau robek sehingga suaranya menjadi berubah. Ada pula yang meminta untuk pengecatan ulang kolom kayu rebana. “Kami menggunakan kulit kambing betina untuk servis rebana. Kulit ini lebih awet dan menghasilkan suara yang lebih nyaring,” ujar Janu, sambil menjelaskan bahwa pemasangan kulit kambing ini membutuhkan proses yang cukup rumit dan memakan waktu. Pada bulan puasa ini saja, Janu telah menerima pesanan servis sebanyak 200 rebana dengan biaya servis bervariasi antara Rp 125.000 hingga Rp 200.000 per rebana. Meskipun bisnis servis rebana ini dilakukan di kawasan Soloraya, namun pesanan juga datang dari grup hadrah atau majelis sholawat di Magelang, Salatiga, dan kota lainnya. Foto Dok. Joglosemar News

Gropyokan Tikus, Cara Petani Boyolali Basmi Hama yang Merajalela

Gropyokan Tikus

BOYOLALI – Di Desa Gombang, Kecamatan Sawit, para petani bersatu padu menggelar “gropyokan tikus” untuk membasmi hama yang merajalela di sawah mereka. Berbekal cangkul, potongan kayu dan bambu, serta jaring, mereka bertekad untuk mengusir hama yang meresahkan ini. Kegiatan ini juga didukung oleh petugas dari Dinas Pertanian Boyolali, Camat Sawit, Pemerintah Desa Gombang dan Manjung, serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Bersama-sama, mereka membersihkan gulma dan rumput liar di pematang dan pinggiran sawah, sehingga lubang persembunyian tikus terlihat jelas. Dengan cekatan, petani membongkar lubang-lubang tersebut dan langsung menangkap tikus yang berhamburan keluar. Ada pula tikus yang terperangkap dalam jaring, sehingga memudahkan petani untuk membunuhnya. “Kami sangat mengapresiasi kekompakan petani dan jajaran terkait dalam kegiatan gropyokan tikus ini. Hasilnya, kami berhasil menangkap ratusan ekor tikus,” ujar Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian Boyolali, Kristini Boedyarti. Dinas Pertanian Boyolali juga membantu dengan menyediakan umpan beracun dan mercon asap. Untuk lubang yang sulit dibongkar, mercon asap dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup. Tikus yang berada di dalam lubang akan mati karena menghirup asap. Serangan hama tikus terjadi di tiga kecamatan di Boyolali, yaitu Sawit, Nogosari, dan Mojosongo. Di Kecamatan Sawit, serangan terparah terjadi di Desa Gombang, dengan luas lahan yang terserang mencapai 44 hektar. “Beruntung, serangan hama tikus di Nogosari dan Mojosongo sudah berhasil dikendalikan,” kata Kristini. Kegiatan gropyokan tikus diharapkan dapat dilakukan secara rutin untuk mengendalikan serangan hama dan melindungi hasil panen petani. Foto Dok. Joglosemarnews

Gerakan Merbabu di Boyolali Untuk Menurunkan Kematian Ibu dan Bayi

Gerakan Merbabu

BOYOLALI – Bupati Boyolali, M Said Hidayat, memulai program Merawat Bayi dan Ibu (Merbabu) pada hari Rabu (7/6/2023). Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk stakeholder, jajaran desa, dan masyarakat sipil. Dilakukan karena angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) masih tinggi selama tiga tahun terakhir, dengan 4 kasus AKI dan 36 kasus AKB tercatat hingga Mei 2023. Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta mencegah stunting. “Bahkan dalam tiga tahun terakhir, kasus tersebut masih tinggi,” ungkap Bupati. Menurut informasi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, terdapat 17 kasus kematian ibu saat melahirkan pada tahun 2020, sementara pada tahun 2021 terjadi 45 kasus dengan 26 di antaranya disebabkan oleh covid-19. Pada tahun 2022, tercatat 20 kasus kematian ibu. Hingga bulan Mei 2023, terjadi 4 kasus kematian ibu dan 36 kasus kematian bayi. Program Merbabu mendorong partisipasi berbagai pihak hingga tingkat desa, termasuk melibatkan organisasi masyarakat sipil (OMS). Tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi baru lahir, dan anak (KIBBLA). Gerakan Merbabu dilaksanakan melalui pembentukan Desa Siaga KIBBLA. Dikemukakan, pada saat ini hampir 200 desa telah membentuk Desa Siaga KIBBLA yang telah disahkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi sebuah kolaborasi dari berbagai pihak dengan beragam jenis aktivitas guna memperbaiki kesehatan dan keamanan ibu serta bayi. Foto Dok. Waskita/Joglo Semar News

Perlu, Restrukturisasi TPS dilakukan secara Detail

Komisi A DPRD Jateng

BOYOLALI – Komisi A DPRD Provinsi Jateng mendorong restrukturisasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) di KPU Kabupaten Boyolali karena akan berdampak pada efektifitas anggaran, baik anggaran Pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten. Restrukturisasi itu harus mempertimbangkan rasio dan keterjangkauan mengingat Boyolali memiliki letak geografis yang konturnya beragam, sangat dekat dengan puncak gunung berapi di bagian atas dan Bendung Kedung Ombo dibawahnya. Kalangan dewan juga mengapresiasi kinerja KPU Kabupaten Boyolali yang menjadikan kabupaten itu pernah tercatat sebagai wilayah dengan tingkat partisipasi pemilihnya mencapai 89%, termasuk paling tinggi di Provinsi Jateng. Demikian disampaikan Ayuning Sekar Suci, Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jateng, yang memimpin diskusi dengan KPU Kabupaten Boyolali dalam rangka monitoring persiapan KPU kabupaten/ kota untuk penyelenggaraan Pemilu 2024 di KPU Kabupaten Boyolali, Selasa (7/3/2023). “Saya mengapresiasi KPU Boyolali yang sangat informatif dengan menampilkan informasi secara grafis di kantor sehingga mudah dibaca dan dimengerti, juga tingkat partisipasi pemilih disini yang luar biasa. Kalau bisa, ini ditingatkan secara kualitasnya,” katanya. Sementara, Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jateng Irna Setyawati menyoroti perihal restruksturisasi TPS yang tengah dirancang KPU Kabupaten Boyolali. Menurut dia pengurangan jumlah TPS akan berdampak efektifitas anggaran. Ia berpesan agar mempertimbangkan aksesibilitas terkait kondisi geografis dan rasio jumlah pemilih dan TPS karena saat ini masih terlalu banyak. “Saya menilai TPS disini banyak banget dan itu akan berdampak pada anggaran, baik anggaran dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten ini sendiri. Saya mohon masukan pertimbangannya apa saja?” tanya Irna. Ali Fahrudin selaku Ketua KPU Kabupaten Boyolali menjelaskan pihaknya saat ini tengah melakukan restrukturisasi dan pengurangan jumlah tempat pemungutan suara (TPS). Hal itu dilakukan karena terdapat sejumlah TPS di desa/ kelurahan di kabupaten itu yang jumlah pemilihnya tidak mencapai 280 orang. Selain itu, pihaknya juga mempersiapkan TPS khusus terutama di daerah rawan bencana, mengingat Kabupaten Boyolali dekat dengan gunung berapi yang bisa saja sewaktu-waktu aktifitas vulkanisnya meningkat sehingga terjadi pengungsian. Dimana pengungsi itu direlokasi, maka TPS-nya akan menyesuaikan. “Belajar dari pengalaman yang lalu, di Dusun Stabelan yang memang letaknya dekat dengan puncak Merapi, kita menyesuiakan, dimana pengungsi itu akan direlokasi disitu menyelenggarakan TPS di pengungsian,” kata Ali.

Pemkab Boyolali Sosialisasikan Rokok Ilegal saat CFD

Rokok Ilegal

BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) mengisi acara Car Free Day (CFD) dengan sosialisasi rokok ilegal. Bekerja sama dengan Bea Cukai Surakarta, sosialisasi dipusatkan di barat Monumen Susu Murni Kabupaten Boyolali, pada Minggu (5/3/2023) pagi. “Untuk membangun kesadaran bersama pada seluruh masyarakat Kabupaten Boyolali. Sehingga pajaknya akan masuk ke pemerintah, dan pada akhirnya akan berdampak pada laju pembangunan yang kita laksanakan secara bersama ini,” ujar Bupati Boyolali, M Said Hidayat di sela acara. Sementara itu, Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Surakarta, Rusli Nur Ahmad mengatakan, terdapat poin-poin penting yang dia tekankan saat sosialisasi bertema Gempur Rokok Ilegal. “Utamanya tentu untuk menekan peredaran rokok ilegal, karena sebagaimana kita tahu perang terhadap rokok ilegal ini masih belum berakhir. Peredarannya masih meluas di Indonesia. Utamanya di Boyolali kita sosialisasikan di sini agar tidak ada peredaran rokok ilegal,” katanya. Dia menjelaskan terkait dengan cukai yang berupa barang-barang tertentu yang memiliki karakteristik tertentu. Sehingga perlu pengendalian konsumsi, dan peredarannya pun perlu diawasi, agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat ataupun lingkungan. Barang-barang kena cukai tersebut meliputi hasil tembakau, etil alkohol, minuman yang mengandung etil alkohol atau miras. “Ciri-ciri rokok ilegal, ada yang polos tidak ada pita cukai, ada yang bodong tidak dikemas dalam penjualan eceran, ada yang menggunakan pita cukai bekas, ada yang salah peruntukan, ada salah personalisasi, pita cukai digunakan perusahaan tidak seharusnya,” terangnya. Disinggung mengenai peredaran, dia menyebut ruas jalan tol merupakan peredaran barang tanpa cukai yang paling banyak ditemukan. Terlebih, Kabupaten Boyolali memiliki anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Kabupaten Boyolali sebesar Rp32 miliar dari Rp144 miliar se-Soloraya.Secara terperinci, besaran DBHCHT Kabupaten Boyolali tahun 2022 sebesar Rp32.951.235.000, yang digunakan di bidang kesehatan masyarakat Rp9.090.247.000 atau 27,59 persen, bidang penegakan hukum sebesar Rp3.295.123.500 atau 10 persen, dan bidang kesehatan sebesar Rp20.565.864.500 atau 62,41 persen. Untuk menarik perhatian, panitia mengundang penyanyi asal Kecamatan Musuk yakni Abah Lala, untuk menghibur pengunjung disertai dengan pembagian hadiah. Abah Lala tampil enerjik dengan beberapa lagu andalan antara lain Ojo Dibanding-bandingke, Gede Roso, serta lagu terkenal lainnya yang mampu menghipnotis pengunjung CFD pagi itu.

Situs Timboa di Lereng Gunung Merbabu Dieskavasi Disdikbud Boyolali

Situs Timboa Merbabu

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali terus menyelidiki dugaan situs cagar budaya. Setelah kompleks candi Watu Genuk, prasasti Sarongga dan sekarang penggalian di situs Timboa Taman Nasional Gunung Merbabu. Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto, mengaku saat ini pihaknya sedang melakukan penelitian di wilayah Timboa yang terletak di Kecamatan Gladagsari, Boyolal. Untuk kegiatan tersebut, pihaknya berkoordinasi dengan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) dan Balai Pelestarian Budaya (BPK) X Wilayah Jateng-DIY. “Ya, kami sudah menyurati BPCB (BPK) untuk eskavasi. Dengan BTNGMb sudah (koordinasi). Kami sudah sosialisasi bersama-sama di Desa Ngadirojo (Gladagsari), salah satu pembicaranya dari BTNGMb,” kata Darmanto, Selasa (28/2/2023). Ia menjelaskan, situs Timboa diduga sebagai cagar budaya. Situs ini juga termasuk dalam inventarisasi. “Nanti setelah dikaji, ternyata unsur-unsur cagar budaya masuk, lha itu kita masukkan,” kata Darmanto, dikutip dari Detik Jateng. Pihak ketiga kini mulai melakukan kegiatan pengkajian di situs Timboa dengan dukungan BPK-Wilayah X Jateng-DIY. Ekskavasi yang dilakukan Disdikbudi Boyolali ini juga bekerjasama dengan BTNGMb karena lokasi situs tersebut berada di dalam cagar alam. Sementara itu, Pengendali Ekosistem Ahli Madya BTNGMb, Kristina Dewi membenarkan bahwa situs Timboa berada di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Kurang lebih 2700 mdpl dan secara administratif termasuk wilayah Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali. Ia menjelaskan, sebelumnya memang pernah ada penelitian terkait situs yang diduga sebagai cagar budaya tersebut. Tahun 2020, BTNGMb bersama peneliti UNS juga melakukan pemetaan situs tersebut dan memang benar ada peninggalan yang diduga sebagai cagar budaya. “Kemudian Disdikbud Boyolali menindaklanjuti hasil tersebut. Hasilnya juga diteruskan ke kami (BTNGMb). Jadi meskipun dilakukan oleh Disdikbud, pelaksanaannya tetap di taman nasional dan memastikan langkah yang diambil sesuai dengan aturan yang berlaku di kawasan lindung,” ujar Kristina Dewi. Jadi akan selalu ada Petuhas dari BTNGMb yang mendampingi. Dewi menjelaskan, situs Timboa berada sekitar 2.700 meter di atas permukaan laut. Tepat berada di lereng atau perbukitan dan tidak ada vegetasi atau pohon besar. Hanya semak atau rerumputan.  

Sebanyak 22 Desa di Boyolali Meraih Predikat Desa Mandiri dari Kemendes PDTT

Desa Mandiri

BOYOLALI – Sebanyak 22 desa di Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah menerima predikat penghargaan Desa Mandiri 2022 dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Pemerintah Kabupaten Boyolali (Pemkab) mengucapkan terima kasih kepada Petugas Pemberdayaan Desa di 22 Desa Mandiri yang disampaikan langsung oleh Bupati Boyolali, Said Hidayat, di kantor Bupati Boyolali, Rabu. Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermasdes) Kabupaten Boyolali, Yulius Bagus Triyanto, sebanyak 22 desa di Kabupaten Boyolali telah ditingkatkan statusnya menjadi desa mandiri. “Ke-22 desa binaan mendapatkan penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Desa mandiri adalah kategori teratas,” kata Yulius Bagus Triyanto, dikutip dari Antara Jateng, Rabu (29/12/2022). Dikatakannya, Desa Mandiri merupakan predikat yang diberikan Kementerian Desa. Predikat ini diambil dari Indeks Desa Membangun (IDM) yang merupakan  indeks komposit yang dibentuk dari Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi atau Lingkungan. Ke-22 desa tersebut meliputi Desa Karanggeneng, Kiringan, Mudal dan Kebonbimo di Kecamatan Boyolali. Desa Bantengan, Sendang, Tegalsari dan Kebonan di Kecamatan Karanggde. Desa Baden, Jaten, Klego, Tanjung, Sangge, Karangmojo, Banyuurip dan Sumberagung termasuk dalam wilayah Kecamatan Klego. Selain itu, dalam acara tersebut juga diberikan penghargaan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terbaik yaitu BUMDes Kemasan di Kabupaten Sawit, BUMDes Cepogo (Cepogo) dan BUMDes Mudal (Boyolali kota). Ada juga penghargaan kinerja terbaik yang diberikan kepada desa Karanggeneng di kabupaten Boyolali kota. Penghargaan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) Penanganan Kemiskinan Terbaik terdapat di Kecamatan Karanggede, Selo dan Ampel. Penghargaan kecamatan pembina terbaik diberikan kepada Kecamatan Boyolali kota, Karanggede dan Klego. Selain menjadi pembina terbaik, Kecamatan Klego juga dinobatkan sebagai kecamatan pembina terbaik I sekaligus merupakan kecamatan kinerja penyerapan dana desa terbaik lingkup wilayah kerja KPPN Klaten. Bupati Boyolali M Said Hidayat mengucapkan selamat kepada desa yang mendapatkan penghargaan tersebut. Bupati berharap penghargaan yang diraih dapat memberikan motivasi dan meningkatkan kinerja ke depan. “Selamat kepada desa-desa yang mendapatkan penghargaan. Kami berharap apa yang dikelola dengan baik dapat memberikan dampak positif dalam upaya bersama membangun Kabupaten Boyolali,” ujar Bupati.

Abah Lala, Pencipta Lagu Ojo Dibandingke Didaulat Menjadi Duta Kesenian Boyolali

Abah Lala

BOYOLALI – Pencipta lagu populer “Ojo Dibandengke”, Abah Lala, didaulat menjadi Duta Kesenian Boyolali. Penyanyi dan pecipta lagu asal Boyolali bernama asli Agus Purwanto ini juga mendapatkan apresiasi berupa uang tunai 20 juta dari Bupati Boyolali, bersamaan saat acara HUT DPRD Boyolali ke-72, Minggu (18/12/2022). Pada kesempatan itu Abah Lala dan Yeni Inka selaku bintang tamu naik ke atas panggung menambah kemeriahan acara. Mereka menyanyikan lagu-lagu yang sedang digandrungi penonton saat ini. Diantaranya jadi Bandingke, Gede Roso, Tanjung Mas, Angel, Koyo Jogja Istimewa, Klebus, Mangku Purel dan Bojo Loro. Untuk memeriahkan HUT DPRD Boyolali ke-72, juga digelar acara jalan sehat dengan hadiah utama sepuluh unit sepeda motor. Agenda hajatan anggota legislatif di Kabupaten Boyolali dimulai di halaman gedung DPRD Kabupaten Boyolali, Minggu (18/12) pagi hari. Rutenya dari halaman depan gedung DPRD Boyolali ke arah utara di Jalan Soekarno kemudian belok kiri. Peserta harus menyusuri Jalan Pandanaran hingga belok kiri di tugu Susu Murni. Di perempatan Desa Pulisen jalan terus belok kiri ke arah Timur menuju Komplek Perkantoran Kabupaten Boyolali. Rute kemudian berakhir di Alun-alun Selatan di Kabupaten Boyolali. Ditemui usai pelepasan Jalan Sehat, Marsono mengungkapkan bahwa Jalan Sehat merupakan ajang berkumpulnya warga dan membantu masyarakat Kabupaten Boyolali agar tetap sehat. “Perayaan ini kita rayakan untuk mengambil hikmahnya, tentunya kita juga ingin bersama Bupati Boyolali untuk menyehatkan masyarakat Boyolali,” kata Marsono. Selain jalan sehat, juga terdapat pasar UMKM perwakilan 22 kecamatan di Kabupaten Boyolali yang terletak di sebelah utara gedung DPRD Kabupaten Boyolali.