Jowonews

Kebun Benih Masaran Karanganyar Berupaya Kejar Target PAD

Kebun Benih Masaran

KARANGANYAR – Dalam hal monitoring kinerja pendapatan, Komisi C DPRD Provinsi Jateng tidak hanya menyambangi BUMD bidang keuangan/ perbankan tapi juga organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya seperti Dinas Pertanian & Perkebunan (Distanbun) yang memiliki banyak kebun benih. Pada Senin (27/2/2023), Komisi C menyasar Kebun Benih Tanaman Pangan & Hortikultura (TPH) Masaran Kabupaten Karanganyar. Saat bertemu dan berdiskusi dengan pihak pengelolanya, Kepala Balai Benih Tanaman Pangan & Hortikuktura Wilayah Surakarta Suryono Budi Santosa memaparkan pada 2021 lalu dari target pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 50 juta terealisasi Rp 96.81 juta dengan anggaran operasional Rp 113,73 juta. Pada 2022, dari target Rp 40 juta terealisasi Rp 22.43 juta dengan anggaran operasional Rp 33,54 juta. Hingga 27 Februari 2023, dari target Rp 60 juta baru terealisasi Rp 25,55 juta dengan anggaran Rp 36,90 juta. “Kami sebagai pengelola kebun benih meyakini, dengan anggaran Rp 36,90 juta, tidak mampu mencapai target PAD Rp 60 juta. Dana dari mana kita mendapatkannya, padahal permintaan banyak tapi tidak ada yang mensupport/ mendorong kebun benih TPH itu,” ungkapnya. Selama ini, pihaknya telah mampu melaksanakan fungsi sosial kepada masyarakat sekitar. Dikatakan Suryono, luas kebun eksisting 17.224 hektar dengan tinggi tempat 377 Mdpl, jenis tanah latosol. “Ciri-ciri buah durian yang unggul/ bagus bisa dicium dari aromanya, durinya besar-besar, dan bentuknya elips. Kebun benih banyak menghasilkan buah durian. Pertumbuhan durian sendiri berpengaruh dari  cuaca/ iklim dan jenis tanahnya. Kalau musim hujan seperti ini, durian kebanyakan busuk/ gagal panen,” jelasnya. Ragam durian yang ada di TPH Masaran diantaranya Durian Montong, Durian Bawor, Durian Musnagkir, dan Durian Keni. Sebagian besar pendapatan untuk fungsi sosial seperti adanya bagi hasil untuk masyarakat terutama penjualan durian tapi Durian Montong sekarang sudah tidak bertumbuh lagi dan kini yang lagi lebat berbuah adalah Durian Bawor. Selain itu, TPH Masaran juga memproduksi pupuk organik. Hanya saja, kendalanya di cuaca ekstrim yang terus menerus, banyak durian yang gagal panen. “Pada 2022 lalu, anggaran dari APBD, target sebanyak 1.000 benih durian. Pada 2023 ini, permintaan penanaman durian banyak tapi tidak ada anggarannya,” ungkapnya lagi. Mendengarnya, Wakil Ketua Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng Sriyanto Saputro mengatakan persoalan kurangnya pendapatan anggaran itu akan dibahas agar Kebun Benih Tanaman Pangan & Hortikultura (TPH) Masaran Kabupaten Karanganyar tetap eksis untuk masyarakat. Selain itu, fasilitas juga perlu dibenahi, mengingat kebun benih melaksanakan fungsi sosial. Anggota Komisi C lainnya, Siti Rosidah, juga mengakui hampir setiap kebun benih memiliki kendala sarana dan prasarana. Sementara, Sekretaris Komisi C DPRD Provinsi Jateng Henry Wicaksono mengaku sangat apresiatif dengan kinerja Kebun Benih Tanaman Pangan & Hortikultura (TPH) Masaran Kabupaten Karanganyar. “Karena, di tengah keterbatasan anggaran, kebun benih masih bisa berdiri,” kata Henry.

Pemuda Karanganyar Raih Penghargaan Good Design Award 2022 Karena Restorasi Rumah Tradisional Jawa

Restorasi Rumah Tradisional Jawa

KARANGANYAR – Pemuda asal Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Lorca Langit Biru menerima penghargaan kategori Architectural-Interior Design pada Good Design Awards 2022. Good Design Award adalah kompetisi dan penghargaan tertua untuk desainer interior yang diakui oleh World Design Organization (WDO). Lorca meraih penghargaan atas karyanya yang memadukan nuansa tradisional dan modern dengan nama Rumah Limasan. Ia merenovasi rumah limas miliknya di kawasan Colomadu yang selesai dibangun pada 2020. Pria berusia 29 tahun itu membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk merestorasi rumahnya. Hal itu ia lakukan karena melihat banyak rumah adat Jawa yang tidak tertata dengan baik dari segi desain interiornya. “Rumah tradisional Jawa sering terlihat gelap, suram, bahkan angker,” kata Lorca dikutip dari GenPI.co Jateng, Selasa (20//9/2022). Dia menjelaskan bahwa pencahayaan menghilangkan nuansa rumah Jawa yang angker. “Ruangan terasa lebih terang, lebih luas dan nyaman,” kata Lorca. Menurutnya, banyak pemilik rumah tradisional Jawa yang tidak tahu bagaimana mendekorasi rumahnya agar sesuai dengan kebutuhan kehidupan modern saat ini. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya referensi tata ruang perumahan yang memadukan tradisional dan modern. Hal ini membuat banyak pemilik lebih memilih untuk meruntuhkan konstruksi aslinya dan kemudian membangun kembali rumahnya dengan desain modern. Lorca berharap karyanya bisa menjadi referensi untuk desain interior rumah tradisional Jawa yang tetap mempertahankan tampilan tradisionalnya. Foto: doc. Genpi.co

Warga Tegalgede Karanganyar Gempar Dengan Temuan Mayat Di Sungai Siwaluh, Tangan dan Kaki Terikat

Warga Tegalgede Karanganyar Gempar Dengan Temuan Mayat Di Sungai Siwaluh, Tangan dan Kaki Terikat

KARANGANYAR – Warga Tegalgede, Kabupaten Karanganyar gempar dengan adanya temuan mayat laki-laki di Sungai Siwaluh yang berada di desa setempat. Mayat tersebut ditemukan seorang warga dengan kondisi tangan dan kaki terikat rafia, pada Minggu (21/8/2022) Pukul 15.30 WIB. Menurut keterangan Ps Kasubsi Penmas Humas Polres Karanganyar, Bripka Sakti mengungkapkan, korban ditemukan dalam keadaan kedua kaki terikat rafia dan tangan kanan terikat dengan badan. “Posisi korban tangan kiri sudah terlepas dari ikatan, sementara kaki dan tangan kanan terikat rafia,” terangnya dikutip dari genpi.co. Sementara itu, pihaknya belum dapat menyimpulkan apa penyebab kematian mayat pria tersebut. “Untuk kepolisian belum dapat menyimpulkan terkait peristiwa tersebut jadi masih dalam pendalaman dan penyelidikan anggota di lapangan,” ungkapnya. Korban ini diketahui bernama Ngadiman (63) asal Tegalwinangun RT 03 RW 13, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. Korban ditemukan oleh Sutono (50) warga Mulyorejo, Tegalgede, Karanganyar, saat hendak memancing. Saksi melihat korban dalam keadaan tengkurap terapung di aliran Sungai Siwaluh. Sementara itu, Komandan Markas SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto, menjelaskan korban dibawa ke RSUD Karanganyar untuk dilakukan visum. “Informasi terakhir masih menunggu visum,” jelasnya. Foto: Doc. Humas Polres Karanganyar