Aplikasi E-Lapor Sit Meningkatkan Efisiensi Penyampaian Data Pemeriksaan di Dinas Pertanian Purbalingga
Aplikasi E-Lapor Sit di Dinas Pertanian Purbalingga bertujuan untuk mempercepat dan mempermudah penyampaian data pemeriksaan keuangan.
Aplikasi E-Lapor Sit di Dinas Pertanian Purbalingga bertujuan untuk mempercepat dan mempermudah penyampaian data pemeriksaan keuangan.
Kampung Kurcaci di Purbalingga menawarkan pengalaman wisata unik dengan bangunan ikonik dan keindahan alam yang menawan.
PURBALINGGA – Bupati Banyumas, Achmad Husein, dengan tegas menyatakan dukungannya untuk optimalisasi Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS) sebagai feeder perjalanan umrah. Menurutnya, langkah tersebut adalah upaya untuk memeriahkan kembali bandara yang terletak di Desa Wirasaba, Kecamatan Bukateja, Purbalingga. “Saya merasa bertanggung jawab karena telah mengusulkan pembangunan bandara ini, sehingga saya mendukung sepenuhnya upaya apapun untuk mengoptimalkan Bandara JBS ini,” ujarnya saat hadir dalam acara Penandatanganan Surat Pernyataan Dukungan Optimalisasi Penerbangan Bandara JBS di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (5/6/2023) malam. Dalam acara tersebut, disetujui bahwa Bandara JBS Purbalingga akan secara resmi melayani feeder perjalanan umrah pada bulan Agustus 2023. Langkah ini merupakan salah satu upaya untuk memeriahkan kembali Bandara JBS yang telah diresmikan setahun yang lalu. “Saya mendukung sepenuhnya,” kata Husein. Pada kesempatan yang sama, Ketua Kadin Bandara Soekarno-Hatta, Arifah Mulyani, mengatakan bahwa optimalisasi Bandara JBS sebagai feeder umrah akan membuat perjalanan menjadi lebih murah, mudah, dan efisien. “Kami akan menyediakan pesawat khusus untuk Umrah dari Purbalingga dan fasilitas handling serta lounge di bandara agar pelayanan untuk jemaah menjadi lebih cepat dan nyaman,” ujarnya. Arifah, yang juga Direktur Utama PT. Jaho Mulya Sunjaya, optimis bahwa pemanfaatan Bandara JBS sebagai feeder umrah akan berhasil dengan dukungan besar ini. “Jika semuanya berjalan lancar, kami optimis bahwa program ini bisa dimulai pada bulan Agustus nanti,” tambahnya.
PURWOKERTO – Kerajinan limbah kayu “D&D Craft” yang dikelola Suhendi (46), warga Desa Majatengah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mulai menjajaki pasar ekspor setelah produknya dikenal di sejumlah daerah. “Kemarin ada sedikit ekspor ke Singapura setelah bertemu dengan pembeli yang dikenalkan oleh Bank Indonesia,” ujar Suhendi saat ditemui di acara Bursa Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Jawa Tengah 2023 di kompleks Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (20/5/2023). Sebagai binaan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, dia berharap bahwa peluang untuk mengekspor kerajinan limbah kayu buatannya akan semakin terbuka lebar di masa depan. Dia telah mendalami kerajinan limbah kayu tersebut sejak tahun 2017 dan saat ini pasarnya relatif bagus. “Tetapi pasar tergantung pada kita. Jika kita terus melakukan inovasi pada produk yang kita buat, maka produk akan diterima oleh pasar,” jelasnya. Oleh karena itu, ketika memulai usaha kerajinan tersebut, dia terus berupaya membuka pasar dengan berbagai inovasi hingga akhirnya produk yang dihasilkan oleh “D&D Craft” mulai diterima pasar meskipun pada awalnya hanya di tingkat lokal. Namun, dalam perkembangannya, pasar kerajinan limbah kayu tersebut semakin meluas berkat pemanfaatan teknologi informatika khususnya media sosial. “Terutama sekarang, dengan adanya IG (Instagram), lebih mudah secara online untuk mencari reseller,” jelasnya. Terkait dengan pendampingan yang diberikan oleh Bank Indonesia, pria yang akrab disapa Hendi itu mengakui jika selama ini Bank Indonesia banyak memberi dukungan secara totalitas. Oleh sebab itu, ia menyatakan bahwa tim dari Bank Indonesia selalu memantau dan mendampingi dalam segala aspek, mulai dari pemasaran hingga pengembangan. “Khususnya dalam bidang pemasaran, kami mendapat pendampingan dari Bank Indonesia,” tegasnya. Menurutnya, pendampingan tersebut meliputi keikutsertaan dalam pameran untuk memperluas jangkauan pasar. Dampak positif dari pendampingan tersebut juga dirasakannya, di mana penjualan produknya mengalami peningkatan signifikan. “Sebelum mendapat pendampingan, penjualan kami hanya sekitar Rp5 juta per bulan, namun sekarang bisa mencapai Rp20 juta hingga Rp25 juta per bulan,” jelasnya. Saat ini, produk kerajinan limbah kayu “D&D Craft” telah didistribusikan ke beberapa daerah seperti Bali, Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Mengenai keikutsertaannya dalam Bursa KUKM Jateng 2023, Hendi berharap dapat memperkenalkan produk kerajinan limbah kayu yang diproduksi oleh masyarakat Desa Majatengah, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. “Produk kerajinan limbah kayu yang kami tawarkan antara lain talenan, stoples kerupuk, kursi kayu, tas kayu, dan lain-lain,” katanya. Selain itu, ia berencana untuk membangun jaringan pemasaran dengan pelaku usaha lain yang turut serta dalam Bursa KUKM, termasuk pelaku usaha kafe yang dapat menggunakan produk lokal tersebut. Menurutnya, sejumlah produk kerajinan limbah kayu yang dipamerkan dalam Bursa KUKM Jateng 2023 juga telah terjual dengan baik. Foto dok. Antara Jateng
PURBALINGGA – Anggota Komisi D DPRD Jateng Mochamad Ichwan mengajak masyarakat untuk terus melestarikan kesenian Ebeg. Kesenian yang merupakan seni budaya yang berasal dari Jawa-Banyumasan ini merupakan aset bangsa yang perlu terus dilestarikan. Hal tersebut disampaikannya dalam acara Sosialisasi Kebijakan melalui Media Tradisional yang diselenggarakan di Lapangan Desa Karangaren, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga, belum lama ini. “Kesenian Ebeg berkembang di daerah Jawa Tengah khususnya wilayah Banyumas, Purbalingga, Cilacap, dan Kebumen. Kesenian Ebeg termasuk dalam seni tari tradisional yang bercerita tentang ksatria yang berlatih perang. Kesenian ini telah berkembang sejak meletusnya perang diponegoro,” jelasnya. Anggota Fraksi PDIP DPRD Jateng itu menambahkan, Ebeg tidak menceritakan tokoh atau pengaruh agama tertentu. Lagu-lagu justru banyak menceritakan kehidupan masyarakat tradisional, terkadang berupa pantun dan wejangan. Lagu sepanjang pentas hampir semua menggunakan Bahasa Jawa Banyumasan dengan khas logat ngapak. “Di Banyumasan, kesenian Ebeg harus kita lestarikan dan jangan sampai punah,” ungkap pria asal Purbalingga itu. Dalam acara yang dihadiri oleh ribuan penonton itu, dia mengungkapkan DPRD Jateng akan terus mendorong kelestarian budaya daerah khususnya di Kabupaten Purbalingga. Dengan terjaganya budaya bangsa tersebut, sehingga anak cucu kita ke depan akan terus menikmati warisan nenek moyang tersebut dan terjaga dari gempuran budaya asing. “Dalam rangka nguri-uri budaya jawa tengah, kami akan menyelenggarakan kegiatan semacam ini sebulan sekali,” tandasnya. (Adv)
PURBALINGGA – Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet, Jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Saiful Amri mengimbau pendaki agar mewaspadai kondisi cuaca ekstrem yang hingga saat masih bisa saja terjadi. “Untuk kegiatan pendakian berjalan seperti biasa dan kondisi Gunung Slamet juga normal,” ujarnya kepada Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Selasa (1/3/2022). Pihaknya mengimbau para pendaki untuk mewaspadai kemungkinan kondisi cuaca ekstrim yang sering terjadi belakangan ini. Selain itu, kata dia, pendaki juga wajib membawa perlengkapan keselamatan dan kesehatan yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter, seperti yang biasa dilakukan setiap kali mendaki gunung. Menurutnya, pihaknya juga terus memantau situasi dan kondisi cuaca di sekitar Gunung Slamet. “Bila keadaan tidak memungkinkan, jalur pendakian Gunung Slamet akan ditutup sementara selama sehari sembari menunggu cuaca kembali bagus,” ungkapnya. Diakui Saiful, menjelang malam tahun baru atau Sabtu (31/12/2022), ada sekitar 400 pendaki yang ingin menaklukkan Puncak Slamet. Namun, kata dia, ratusan pendaki tidak bisa melanjutkan pendakian ke puncak Gunung Slamet karena cuaca buruk. “Mereka hanya sampai di Pos 5 jalur Bambangan karena sempat terhenti cuaca buruk, lalu kembali ke pos pendakian Bambangan. Alhamdulillah aman, tidak ada masalah,” ujarnya. Ditanya tentang jumlah orang yang mendaki Slamet akhir-akhir ini, dia mengatakan hanya 25 sampai 30 orang/hari pada hari kerja, atau kurang dari biasanya, bisa lebih dari 50 orang/hari. Amri menduga anjloknya pendaki karena cuaca yang sering hujan. “Kami paham saat musim hujan aktivitas pendakian akan berkurang,” kata Saiful.
PURBALINGGA – Lady Gaga memakai wig buatan Purbalingga! Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kebudayaan dan Pembangunan Manusia (PMK) Muhadjir Effendy. Dalam kunjungan dan kerjanya di Purbalingga, Muhadjir lebih dulu memuji produk rambut palsu atau wig asal Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Muhadjir memuji produksi unggulan daerah itu, yakni kerajinan rambut palsu atau wig. Ia mengatakan, kepopuleran wig Purbalingga sudah mendunia, hingga dipakai oleh artis-artis papan atas mancanegara. “Bahkan di Amerika ada artis bernama Lady Gaga yang suka pakai rambut palsu, ternyata buatan Purbalingga. Yang patut dibanggakan oleh seluruh masyarakat Purbalingga,” kata Muhadjir dalam sambutannya, di Kompleks Masjid Raya Darrusalam, Purbalingga, Rabu (28/12/2022), dikutip dari Detik Jateng. Muhadjir juga menyarankan agar Purbalingga meningkatkan brandingnya sebagai kota pembuat wig. Pihaknya siap membantu memperkuat brand wig berkualitas dari Purbalingga itu. “Kalau mau Lady Gaga, saya bisa ajak dia ke sini supaya tahu bahwa rambut palsu yang dia pakai itu buatan orang Purbalingga. Pengrajinnya teliti, sangat rapi, sehingga menghasilkan produk yang diakui kualitasnya,” imbuhnya. Muhadjir mengatakan sebelumnya dia pernah bertemu pembuat rambut palsu. Ia mengaku terkesan dengan dengan pola yang selama ini berjalan dengan memberdayakan masyarakat lokal dalam hal produksi. Produk wig Purbalingga mayoritas diekspor ke Amerika. “Produknya 99% diekspor ke AS. Bahkan dia tidak perlu menunggu barangnya itu untuk laku tapi sudah diinden, jadi produksinya pasti laku,” kata Muhadjir. “Amerika itu sangat teliti, sehingga itu bisa menjadi ukuran bahwa orang-orang Purbalingga sangat teliti dalam bekerja,” lanjutnya. Foto dok Detik Jateng
PURBALINGGA – Kebaya Goes To Unesco menjadi tren kampanye yang kini sedang marak dilakukan berbagai daerah di Indonesia. Kampanye tersebut sebagai bentuk dukungan agar kebaya diakui sebagai warisan budaya tak benda. Sebagai bentuk dukungan terhadap kebaya, Pemerintah Kabupaten Purbalingga menyelenggarakan Parade Kebaya di Pendopo Dipokusumo, Kamis Sore (22/12/2022). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan memperingati HUT Purbalingga ke-192 yang juga merupakan perayaan Hari Ibu. Tak kurang dari 500 wanita ikut serta dalam Parade Kebaya. Dimulai dari bupati, sekretaris daerah dan para istri Forkompinda Purbalingga. Selain itu, para kontestan adalah istri-istri camat, kabid, kades, dan BUMD. Ada juga paguyuban desainer Purbalingga dan komunitas penggiat seni. “Bertepatan dengan Hari Ibu, pada tanggal 22 Desember, kami mengadakan acara khusus untuk wanita yaitu parade kebaya. Selain itu, ini juga sebagai bentuk dukungan kebaya agar menjadi warisan budaya tak benda oleh Unesco. Kami melakukan penandatanganan bersama sebagai dukungan,” kata Bupati Dyah Hayuning Pratiwi usai acara. Tiwi menambahkan, bentuk dukungan kebaya ini tidak hanya sebatas Parade. Pemkab Purbalingga telah menetapkan kebijakan agar para ASN di lingkungan Pemda Purbalingga mengenakan pakaian adat termasuk kebaya. “Kami tidak hanya mengadakan upacara seperti ini, bentuk dukungan juga dilakukan dengan menggunakan pakaian adat, termasuk kebaya, setiap tanggal 18,” kata Tiwi. Tiwi menambahkan, para desainer didorong untuk berpartisipasi dalam mengkampanyekan kebaya. Diantaranya bisa dibuat dengan model kreatif yang memadukan unsur kebaya, sehingga bisa lebih menarik bagi anak muda. Foto: Amin Wahyudi/Serayunews