Rasakan Kesegaran Alami di Mata Air Senjoyo, Menjadi Momen Liburan Tak Terlupakan
Mata Air Senjoyo di Semarang adalah destinasi wisata yang menawarkan kesegaran alam dengan berbagai wahana air, menjadikannya tempat ideal untuk bersantai.
Mata Air Senjoyo di Semarang adalah destinasi wisata yang menawarkan kesegaran alam dengan berbagai wahana air, menjadikannya tempat ideal untuk bersantai.
KPU Kota Salatiga menerima surat suara untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2024, dengan rincian 153.359 lembar yang tiba pada 17 Oktober 2024.
Enting-enting gepuk, camilan legendaris dari Salatiga, memiliki sejarah menarik dan kini menjadi oleh-oleh khas yang wajib dicoba.
Tugu Jam Tamansari di Salatiga, dengan sejarah panjangnya sejak zaman Belanda, menjadi simbol kota yang kaya akan budaya dan pendidikan.
Sebanyak 2.500 peserta dari Jawa Tengah akan mengikuti Kemah Wilayah IX Sako Pramuka Sekolah Islam Terpadu di Kabupaten Semarang pada 14-17 Oktober 2024.
SALATIGA – Anggota DPRD Jawa Tengah, Ida Nurul Farida, memanfaatkan kesibukan sebagai wakil rakyat untuk menemui masyarakat dan meninjau realisasi aspirasinya di Kota Salatiga. Dalam acara Dialog TV Proaktif yang diselenggarakan pada Sabtu (11/5/2024), Ida mengunjungi proyek jalan dan jembatan di Dusun Manggisan, Kelurahan Tegalwaton, Kota Salatiga. Memiliki tekad untuk memajukan infrastruktur di kampung halamannya, Ida telah lama memimpikan perbaikan jalan dan jembatan di Dusun Manggisan. Setelah menjadi anggota DPRD Jateng, ia pun mewujudkan mimpinya tersebut. Jalan sepanjang 200 meter telah diperbaiki secara bertahap untuk membantu masyarakat sekitar. “Alhamdulillah, pelan-pelan jalan dan jembatan di desa ini sudah dibenahi dan bisa dilalui oleh motor dan mobil. Saya berharap masyarakat mampu mendapatkan manfaat dan mendongkrak potensi wisata karena saya melihat Salatiga ini banyak potensi wisata yang mampu di kembangkan karena di daerah sini masih banyak pegunungan,” terang Ida. Lurah Tegalwaton, Tri Wuryanto, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Ida atas aspirasinya yang telah terealisasi. Berkat pembangunan jalan dan jembatan, aktivitas desa berjalan dengan lancar, termasuk irigasi pertanian dan pendidikan setempat. Sebelumnya, akses jalan yang buruk sempat menghambat aktivitas warga, terutama anak-anak yang harus menempuh jarak jauh untuk pergi ke sekolah. “Yang jelas saya ucapkan terima kasih kepada Bu Ida atas aspirasinya dengan pembangunan jalan dan jembatan. Petani lebih mudah bekerja seperti membawa pupuk dan membawa hasil panennya, serta anak anak lebih mudah untuk sekolah karena akses sudah cukup baik,” ucap Tri Wuryanto. Selanjutnya, Ida melanjutkan peninjauan aspirasinya di Jalan Rekesan, Desa Butuh, Kecamatan Tengaran. Jalan sepanjang 300 meter dengan lebar 5 meter ini telah diubahnya dari jalan berbatu yang tidak teratur menjadi jalan halus dan beraspal. Warga pun antusias dan mengucapkan terima kasih atas kinerja Ida sebagai wakil rakyat. Bagi Ida, aspirasi merupakan amanat yang harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Setelah selesai meninjau jalan, Ida melanjutkan kegiatannya ke Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nurul Islam Tengaran. Di sana, ia bersapa dengan para murid dan guru, serta meresmikan bioskop dan studio milik sekolah. “Dengan diresmikannya bioskop mini dan studio ini, diharapkan para siswa dan siswi di sini lebih enjoy dalam belajar dan juga menjadi hiburan untuk para guru,” ujar Ida sambil tertawa. Kepala SDIT Tengaran, Siti Rofiah, menjelaskan bahwa bioskop dan studio tersebut merupakan hibah dari Provinsi dan wali murid SDIT dengan total hibah sebesar Rp 150 juta. (Adv)
SALATIGA – Sebanyak 28 peserta dari berbagai daerah di Jawa Tengah, termasuk Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota, perwakilan TP PKK Provinsi, dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Jateng, turut serta dalam lomba merangkai parsel produk UMKM Halal. Acara ini diadakan dalam rangka Jateng Halal Vaganza 2024, yang berlangsung di Halaman DPRD Jateng pada Rabu (27/3/2024). Jateng Halal Vaganza merupakan bagian dari Nusantara Halal Fair yang digagas oleh Komisi Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Ajang ini bertujuan untuk menggairahkan pasar bisnis halal di Indonesia. Lomba merangkai parsel ini menjadi wadah bagi TP PKK untuk mengasah keterampilan, menggali potensi bisnis, dan mempromosikan produk UMKM Halal yang telah tersertifikasi. Dengan semangat “Makin Halal Makin Maksimal”, para peserta berlomba menyusun kudapan-kudapan halal dalam waktu 1,5 jam. Kreativitas dan ketelitian mereka diuji untuk menghasilkan parsel yang menarik dan sesuai dengan tema halal. Setelah melalui penilaian yang ketat, PKK Kota Salatiga berhasil meraih Juara I Lomba Merangkai Parsel 2024. Pj Ketua TP PKK Salatiga Anita Yasip Khasani mengaku terkejut dengan kemenangannya, mengingat persiapan yang dilakukan cukup singkat. Konsep orisinal dan semangat yang tinggi menjadi kunci kesuksesan mereka. Selain Juara I, Lomba Merangkai Parsel juga menobatkan Juara II Kabupaten Temanggung, Juara III DWP Provinsi Jateng, serta tiga Juara Harapan dari Kabupaten Banjarnegara, Grobogan, dan Tegal. Para pemenang berhak atas hadiah uang tunai dan sertifikat dari Gubernur Jawa Tengah.
SALATIGA – Di tengah hiruk-pikuk Kota Salatiga, terdapat sebuah permata arsitektur yang unik dan menawan, Pitu Rooms. Hotel ini bukan hanya sekedar tempat peristirahatan, melainkan sebuah karya seni yang lahir dari tangan dingin Ary Indra, arsitek yang telah mencapai puncak kreativitasnya di usia emas. Menurut Oktaviani Rosita, Supervisor Pitu Rooms, Ary memiliki tradisi unik dimana setiap dekade hidupnya harus diisi dengan pencapaian yang berarti. “Pada usianya yang ke-50, beliau ingin mewujudkan impian memiliki hotel sendiri. Dan Salatiga, tempat dimana beliau ingin menikmati masa pensiun, menjadi lokasi yang sempurna,” ungkap Rosita dalam wawancara dengan detikJateng. Pitu Rooms, yang berdiri megah di Jalan Sukowati No 33, adalah hasil transformasi tanah yang awalnya hanya sebidang tanah kosong di samping gang. Proses pembangunan dimulai pada tahun 2021 dan hotel ini mulai beroperasi pada Desember 2022 tanpa perayaan peresmian yang mewah. Ary Indra, yang memiliki kecintaan pada estetika Jepang, menghadirkan konsep hotel tipis dengan lebar hanya 2,8 meter. “Konsep minimalis dan efisien sangat kental dalam desain Pitu Rooms, mencerminkan keindahan dalam kesederhanaan yang sering kita temui di Jepang,” jelas Rosi. Sejak dibuka, Pitu Rooms telah menjadi tujuan favorit bagi para pelancong dari berbagai kota besar seperti Jogja, Surabaya, Jakarta, dan Bandung. Mereka datang tidak hanya untuk beristirahat, tetapi juga untuk memenuhi rasa penasaran mereka terhadap Ary Indra dan karyanya. Dengan tarif Rp 850 ribu per malam, yang meningkat Rp 50 ribu saat akhir pekan, Pitu Rooms menawarkan tujuh kamar yang tersebar dari lantai dua hingga lima. Setiap kamar dirancang untuk mengakomodasi dua orang, sementara lantai enam dijadikan restoran dan lantai tujuh sebagai ruang instalasi khusus pegawai.