Jowonews

Kuliner Khas Jawarna di Jayengan Ini Perlu Dicoba Saat di Solo

Kuliner Jarwana Solo

SURAKARTA – Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta, terkenal dengan tiga etnis yang hidup rukun satu sama lain. Tiga kelompok etnis yang dikenal sebagai Jarwana adalah Banjar, Jawa dan Cina. Selain hidup rukun, masyarakat juga memiliki jajanan khas yang sangat melegenda. Masyarakat luas bisa membeli aneka makanan di perempatan Alona, ​​Jalan Gatot Subroto. Setiap hari jajanan ini dapat ditemukan di lokasi tersebut. Berikut jajanan khas di pasar Jarwana yang wajib Anda coba: Jajanan Etnis China Berbagai jajanan khas China dapat kamu temukan di Kota Solo. Rasanya juga sangat enak. Misalnya: bakpao, bacang, yangko, kue mankok, dan kuliner lainnya. Selain itu harganya juga murah. Jajanan Etnis Jawa Aneka jajanan pasar khas Jawa juga tersedia. Misalnya intan, jadah, klenyem dan lapis. Kamu juga dapat menemukan utri, corobikan, sawut dan klepon Jawa di Solo. Jajanan Etnis Banjar Jajanan khas Banjar juga bisa ditemukan di Jayengan. Diantaranya adalah lepet, lontong, timun, klepon dan paperek.

UNESCO Tetapkan Gamelan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Sertifikat Diserahkan Secara Simbolis Di Solo

Gamelan Warisan Budaya Tak Benda

SURAKARTA – Pertunjukan musik oleh berbagai kelompok gamelan mewarnai upacara sertifikasi Warisan Budaya Tak benda (Intangible Cultural Heritage) UNESCO, pada Jumat malam (16/9/2022). Acara bertajuk Mahambara Gamelan Nusantara, Gamelan Indonesia untuk Dunia itu berhasil menarik perhatian ribuan penonton yang hadir malam itu. Kegiatan yang dimulai pukul 20.00 WIB diawali dengan penampilan tim Gamelan Ageng melalui Tribute Rahayu Supangah sebagai tanda penghormatan kepada guru-guru ISI Solo. Yakni empu gamelan sekaligus inisiator pengajuan gamelan sebagai warisan budaya ke UNSCO sejak beberapa tahun terkahir sampai bisa diakui pada 15 Desember 2021 lalu. Tak berhenti sampai di situ, setidaknya lima grup gamelan dengan gaya berbeda terus menghibur hingga pukul 20.00 WIB. Direktur Pembinaan dan Pemanfaatan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Restu Gunawan, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam memfasilitasi kegiatan malam itu. Terutama tim ISI Solo dan lainnya hingga Gamelan akhirnya bisa diakui dunia melalui sertifikat Warisan Budaya Takbenda UNESCO. “Terima kasih akhirnya seremonial penyerahan sertifikat bisa dilakukan hari ini. Kerja keras kami bersama kawan-kawan dari Solo akhirnya membuahkan hasil pengakuan ini,” ujarnya, dikutip dari Tribun Jateng. Serah terima seharusnya dilakukan tahun lalu, katanya, namun hal itu tidak mengurangi makna kegiatan tersebut. “Ini juga merupakan penghormatan kepada Profesor Rahayu Supangah, yang mendedikasikan hidupnya untuk gamelan hingga hal seperti ini terjadi,” ungkapnya. Tentu saja, perjuangan melestarikan gamelan tidak hanya berhenti pada pemberian sertifikat dari UNESCO. Upaya konservasi harus terus dilakukan, terutama oleh generasi muda masa depan. Selain itu, Kota Solo memiliki program hibah gamelan untuk kelurahan dan sekolah yang dapat digunakan untuk konservasi di masa depan. Tentu saja, perjuangan untuk melestarikan gamelan tidak berhenti pada pemberian sertifikat UNESCO. Upaya konservasi harus terus dilakukan, terutama oleh generasi muda untuk masa depan. Selain itu, Kota Solo memiliki program hibah gamelan untuk kelurahan dan sekolah yang dapat digunakan untuk konservasi di masa depan. “Sudah menjadi tugas kita bersama, mari kita bersama memanfaatkan gamelan yang ada saat ini. Terima kasih kepada ISI Surakarta dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini,” jelasnya. Sementara itu, Rektor ISI Solo, I Nyoman Sukerna sengaja mengemas simbolisasi penyerahan sertifikasi Gemalan sebagai Warisan Budaya Takbenda melalui sebuah konser besar. Dengan melibatkan berbagai grup gamelan dengan gaya yang berbeda di Indonesia. Semoga gamelan semakin dikenal masyarakat khususnya anak muda. “Pengajuan ini diinisiasi oleh Prof Rahayu Supanggah (almarhum) sejak 2017. Setelah melalui proses cukup panjang akhirnya bisa diakui oleh UNESCO pada 15 Desember 2021 lalu,” tuturnya. Sementara itu, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, mendukung penuh agar gamelan lebih dikenal anak muda. Salah satunya dengan menambah jumlah guru gamelan di Solo, hal ini mengingat ada banyak sanggar seni musik di kota Bengawan. “Sekarang kita perlu menambah jumlah guru,” jelasnya. Makanya, lanjutnya, saya minta bantuan Rektor ISI, agar mahasiswa yang mengajar gamelan diperbanyak. Minimal satu orang di setiap desa. Perlu diperbanyak, perlu didorong antusiasme adik-adik bermain gamelan. Foto: doc. Tribun Jateng

Batik Solo Trans Masih Gratis, Meski BBM Mengalami Kenaikan

Batik Solo Trans

SURAKARTA – Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka memastikan, Batik Solo Trans (BST) tetap tidak berbayar meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan. Pemkot Solo masih menunggu keputusan pemerintah pusat untuk menurunkan biaya operasional BST. “BST belum berbayar, rencana belum,” kata Gibran, Jumat (16/9/2022). Ia mengatakan rencana ke depan belum diputuskan karena antusiasme masyarakat untuk naik bus masih sangat tinggi. Sementara itu, Dinas Perhubungan Kota Solo masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat untuk menurunkan biaya operasional BST agar tidak membengkak pasca kenaikan harga BBM. Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Taufiq Muhammad mengatakan, pihaknya masih menunggu apakah akan ada penyesuaian biaya pembelian layanan tersebut. Jika tidak ada perubahan anggaran, akan ada penyesuaian layanan. Dia mengatakan, salah satu penyesuaian layanan yang bisa dilakukan adalah mengurangi ritase di seluruh koridor BST yang relatif sepi penumpang. Menurut dia, jika mengacu pada peraturan Menteri Keuangan tentang PNBP, penerapan tarif BST rencananya akan dimulai tahun ini. “Saya kira tahun ini sudah berbayar, tapi saya tidak tahu apakah Oktober atau November baru dimulai. Karena pada 2023 anggarannya ditetapkan dan nilainya tidak mencapai 50% dari tahun ini, jadi harus bayar,” ujarnya.

Festival Blangkon di Solo, Ajak Generasi Muda Mencintai Budaya Jawa

Festival Blangkon di Solo, Ajak Generasi Muda Mencintai Budaya Jawa

SURAKARTA – Festival Blangkon 2022 yang digelar di Loji Gandrung Solo, Jawa Tengah, pada 9-11 September 2022, selain untuk menjaring wisatawan, juga bertujuan untuk menjaring generasi muda yang mencintai budaya Jawa. Selain itu festival ini juga untuk mendorong generasi muda agar lebih suka memakai blangkon di berbagai kesempatan. Upaya ini juga untuk mengedukasi filosofi di balik blangkon yang jadi pelengkap pakaian adat Jawa itu. Secara filosofis, Blangkon digunakan untuk menghubungkan pikiran, perasaan, dan spiritualitas. Melalui blangkon, seorang hamba berusaha mengikatkan diri dengan penciptanya. Meski versi blangkon antara Solo dan Jogja berbeda, secara keseluruhan filosofinya sama. “Sebetulnya kami berharap ini bisa jadi event tahunan, kalau idealismenya kami, agar para anak muda mencintai blangkon,” kata Ketua Pokdarwis Kota Surakarta, Mintorogo, dikutip dari Antara Jateng. Oleh karena itu, dalam acara tersebut, pihaknya juga melibatkan puluhan anak muda untuk menampilkan tarian pembuka. Untuk membedah filosofi tersebut, dalam festival tersebut akan diadakan talkshow yang mempertemukan KGPH Puger, salah satu putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono XII, di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga turut memeriahkan festival tersebut. Menurutnya, blangkon mampu menunjukkan usia, status dan posisi pemakainya. “Sebenarnya bisa melihat orang dengan menggunakan blangkon. Mondol ada yang tipis, ada yang gede, blangkon bisa menunjukkan umur, ada tua dan muda. Satu lagi bisa menunjukkan jabatan,” katanya. Ia berharap kegiatan tersebut dapat berkembang lagi di tahun-tahun mendatang, seperti mengadakan lomba blangkon. Sehingga Festival Blangkon dapat meningkatkan kreativitas masyarakat dan mendorong lebih banyak anak muda untuk memakai blangkon. Foto: doc. Antara Jateng

Rute BST Solo Terbaru 2022, Sekarang Ada 6 Koridor

Rute BST Solo Terbaru 2022

SURAKARTA – Rute BST Solo Terbaru 2022 kini terdapat 6 koridor, tak hanya menghubungkan rute-rute dalam Kota Solo, tapi juga menghubungkan kota lain seperti Sukoharjo. Sebagai kawasan wisata, Solo memiliki banyak pilihan transportasi umum yang mudah dijangkau bagi pengunjung dan wisatawan yang baru pertama kali berkunjung. Salah satunya jalur bus Batik Solo Trans (BST), dengan berbagai destinasi strategis Solo. , Berikut Jalur BST Solo Terbaru 2022 Koridor 1 Bandara Adi Soemarmo-Jalan Adi Soemarmo-Pabelan-Jalan Brigjend Slamet Riyadi-Jalan Jendral Sudirman-Jalan Jendral Urip Sumoharjo-Jalan Kol Sutarto-Jalan Ir Sutami-Terminal Palur PP. Koridor 2 Terminal Kerten-Jalan Brigjend Slamet Riyadi-Jalan Prof Dr Soeharso-Jalan Adi Sucipto-Jalan Jendral Ahmad Yani-Jalan Brigjend Slamet Riyadi-Jalan Dr Cipto Mangunkusumo-Jalan Yosodipuro-Jalan Gajah Mada-Jalan Monginsidi-Jalan Kol Sutarto-Jalan Ir Sutami-Terminal Palur PP. Koridor 3 Terminal Kartasura-Jalan Terminal Kartasura-Jalan Raya Solo-Semarang-Jalan Raya Solo Yogyakata-Jalan Slamet Riyadi (Gumpang/Sukoharjo)-Jalan Dr Radjiman-Jalan Bhayangkara-Jalam Veteran-Jalan Yos Sudarso-Jalan Brigjend Samet Riyadi-Jalan Jendral Sudirman-Jalan Jendral Urip Sumoharjo-Jalan Kol Suarto-Tugu Cembengan PP. Koridor 4 Terminal Kartosuro – Jalan Adi Soemarmo – Jalan Adi Sucipto – Manahan – Jalan MT Haryono – Jalan Setiabudi – Terminal Tirtonadi – Jalan. Ahmad Yani – Jalan Tentara Pelajar – Jalan Brigjen Katamso – Jalan Kolonel Sutarto – Jalan Ki Hajar Dewantoro – Jalan KH Maskur – Terminal Palur PP. Koridor 5 Terminal Kartasura – RS Karima – Luwes Kartasura – Pasar Colomadu – SMP 1 Gawanan – AKFIS – Batas Kota – SMK 9 SMSR – Graha Sabha Buana Sumber – SMP 12 – Stadion Manahan – SMP 24/25 – Gendengan – Sriwedari – Nonongan – Gemblegan – Gading – Sub Terminal Semanggi – Bekonang – Sidan PP. Koridor 6 Terminal Tirtonadi – RS Triharsi – Stasiun Balapan – Punggawan – Mangkunegaran – Pasar Triwindu – Wisma Batari – Pasar Kembang – Tipes – Gemblegan – Danukusuman – The Park Mall – Solo Baru – Jembatan Bacem – RS Indriati PP. Itulah 6 koridor bus BST di Solo. Pembayaran BST dilakukan menggunakan e-money. Semoga informasi ini membantu ya, Lur!

Festival Payung Akan Digelar Di Solo, Peserta Ada Dari Thailand, India dan Spanyol

Festival Payung Indonesia

SURAKARTA – Festival Payung Indonesia akan diselenggarakan kembali di Solo dalam waktu dekat. Selain dari dalam negeri, festival ini juga akan diikuti peserta dari luar negeri, di antaranya Thailand, India, dan Spanyol. Festival rutin ini akan menampilkan puluhan grup seni dan komunitas kreatif dari berbagai daerah di Indonesia. Direktur Program Festival Payung Festival 2022, Heru Mataya, dikutip dari Antara Jateng, mengatakan ada 81 kelompok seni dan komunitas kreatif dari 50 kota/daerah di Indonesia. Selain itu juga ada peserta dari luar negeri. “Khusus untuk peserta Sankhampaeng Cultural Center, Thailand, ini merupakan bentuk komitmen mereka terhadap hubungan sister festival antara FESPIN (Indonesian Umbrella Festival) dan Borsang Umbrella Festival (Chiang) Mai)”, ungkapnya. Festival Payung Indonesia 2022 akan digelar di Pura Mangkunegaran Solo pada 2-4 September 2022 mendatang. Kali ini festival mengangkat tema The Kingdom and the Umbrella. Lebih lanjut Heru mengungkapkan, selama festival, peserta akan menampilkan pameran tentang tradisi dan kreativitas. “Selama pelaksanaan mereka tidak hanya pameran tetapi juga akan memindahkan workshop mereka di sini (Pura Mangkunegaran),” katanya. Ia mengatakan festival ini diselenggarakan sebagai bentuk komitmen untuk melestarikan payung sebagai tradisi Indonesia. Di sisi lain, Festival Payung diharapkan dapat meningkatkan kreativitas kolektif masyarakat. Sementara itu, pada acara tahun ini juga akan dilakukan peluncuran dan review buku Payung Adat Nusantara. Ia berharap buku tersebut dapat menginspirasi peserta dan masyarakat untuk menggali potensi daerahnya masing-masing. “Selain itu, dapat mengelolanya menjadi bagian dari ekonomi kreatif serta membuka peluang pariwisata baru dari kekayaan tradisi nusantara,” ujarnya. Foto: doc. Antara Jateng

Sebelas Penjudi Dadu dan Capjiekia di Solo Terancam 10 Tahun Penjara

Sebelas Penjudi Dadu dan Capjiekia di Solo Terancam 10 Tahun Penjara

SURAKARTA – Sebanyak 11 penjudi jenis dadu dan capjiekia dari sejumlah tempat di Solo dibekuk Satuan Reskrim Polres Kota Surakarta. Mereka terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara. Wakil Kepala Polresta Surakarta AKBP Gatot Yulianto dalam konferensi pers mengatakan modus yang mereka gunakan adalah judi online dan konvensional tradisional. “Sebanyak 11 penjudi itu, pelaku rata-rata sudah berusia 40 hingga 56 tahun. Pelaku modus judi jenis dadu dan judi tradisional capjie kia,” kata Wakapolres, dikutip dari Antara Jateng, Senin (23/8/2022) sore. Wakapolres mengungkapkan dua pelaku ditangkap di kawasan Kestalan Banjarsari Solo, pada Sabtu (22/8), dengan judi Capjie kia. Dua pelaku itu berinisial FN dan S dengan sebanyak 11 barang bukti yang disita oleh petugas. Selain itu, polisi kemudian juga menangkap enam pelaku lainnya, modus judi dadu online di area Monumen 45 Banjarsari Solo. Pejudi dadu daring antara lain berinisial R, N, dan H. Para pejudi ini, kata Wakapolres, menggunakan aplikasi Hilo. Setelah itu, dengan cara diguncang-guncangkan handphone yang digunakan. Polisi kemudian juga mengungkap kasus judi capjie kia dengan menangkap dua orang pelaku dari lokasi wedangan di Kampung Kalangan, Jebres Solo, Sabtu (20/8). Pelaku warga Jebres Solo, yakni berinisial S (52), dan J (42), dengan empat jenis barang bukti yang disita. Dengan jenis yang sama ditangkap seorang pelaku, warga Baluwarti Pasar Kliwon Solo, sebagai tambang judi. Selain itu, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti berupa handphone, uang tunai, kertas rekapan judi dan Honda Scoopy Nopol AD 4081 US warna merah. Atas perbuatan para pelaku judi dijerat dengan pasal 303 tentang KUHP, tentang tindak pidana perjudian, ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. Salah satu tersangka R mengaku dari judi dadu online memperoleh keuntungan rata-rata sekitar Rp150 ribu tiap main. Dia yang bekerja sebagai montir itu, mengaku main judi hanya iseng. Tersangka F yang bekerja sebagai kuli bangunan mengaku main judi untuk tambahan ekonomi. Rata-rata yang diperoleh hingga Rp300 ribu per hari untuk judi capjie kia. (Antara) Foto: doc. Antara Jateng

Kampung Premulung Surakarta, Sentra Perajin Alat Cap Batik

Kampung Premulung Surakarta, Sentra Perajin Alat Cap Batik

SURAKARTA – Selain Kampung Batik Laweyan dan Kauman, Kota Solo juga memiliki sentra kerajinan alat dan pembuatan batik. Sebut saja seperti Kampung Premulung, dan Sondakan. Tak hanya batik tulis saja, namun juga terdapat batik cap dan printing. Seperti halnya Kampung Premulung yang dikenal sebagai sentra kerajinan alat cap batik. Alat cap batik rata-rata dibuat dari tembaga. Namun, kini jumlah perajin cap batik di Solo telah berkurang dan hanya menyisakan beberapa saja. Kebanyakan dari mereka yang bertahan merupakan usaha turun menurun/ usaha keluarga yang masih dilestarikan. Mengutip dari laman surakarta.go.id, membuat alat cap batik tak semudah yang dibayangkan. Untuk membuatnya diperlukan ketelitian agar hasil cap batik rapi, detail dan indah. Mengingat tingkat kesulitan pada industri ini, maka diperlukan sumber daya manusia yang profesional dan memiliki ketelitian ekstra. Oleh karena itu, perajin tersebut rata-rata telah berusia sekitar 40 hingga 60 tahun. Adapun bahan baku yang digunakan adalah tembaga. Apabila harga tembaga naik, maka harga cap batik pun ikut naik. Namun, jika bahan baku tembaga benar-benar tidak ada, hal itu bukanlah masalah karena kerajinan ini bisa diakali dengan menggunakan pipa tembaga bekas yang masih layak dan dibentuk lempengan untuk desain corak batik. Sehingga lebih menghemat biaya produksi. Dengan menggunakan alat cap batik, proses membatik akan lebih cepat dan menghasilkan pakaian batik yang lebih banyak dibandingkan dengan batik tulis. Oleh karenanya, keberadaan perajin ini harus tetap dilestarikan dan harus diturunkan ke generasi selanjutnya. Agar produksi alat cap batik tetap berjaya di tengah masyarakat. Foto: doc. surakarta.go.id