Jowonews

Menikmati Kelezatan Soto Sawah Karangboyo Pak Pono di Demak, Sajian Kuliner yang Menggugah Selera

Menikmati Kelezatan Soto Sawah Karangboyo Pak Pono di Demak, Sajian Kuliner yang Menggugah Selera

DEMAK – Bagi pecinta kuliner, mencari tempat makan yang lezat dan unik di Demak, Jawa Tengah, kini bukanlah tugas yang sulit. Di antara banyaknya pilihan, salah satu tempat yang patut dikunjungi adalah Soto Sawah Karangboyo Pak Pono. Terletak di Dukuh Karangboyo, Desa Candisari, Kecamatan Mranggen, Demak, tempat ini menawarkan hidangan soto yang lezat dengan harga yang terjangkau. Jaraknya sekitar 16 kilometer dari Simpang Lima Kota Semarang atau sekitar 23 kilometer dari pusat Kota Demak. Menurut Pak Pono, pemilik warung ini, ide untuk membuka bisnis soto bermula setelah ia meninggalkan pekerjaannya di Soto Bangkong Semarang pada tahun 2002. Dengan pengalaman dalam membuat soto yang enak, warung sotonya segera menjadi favorit para pelanggan. “Warung awalnya dikenal sebagai Warung Soto Pak Pono. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak pelanggan yang menyebutnya dengan nama Soto Sawah,” ungkap Pak Pono. Soto yang disajikan di Warung Soto Sawah Karangboyo mengusung gaya soto semarangan dengan kuah bening yang khas. Rasa kaya soto ini didapat dari tambahan kaldu khas, soun, tauge, dan berbagai isian lainnya. Disantap dengan lauk seperti gorengan, kerupuk, sate telur puyuh, atau sate kerang, rasanya semakin terasa nikmat. Buka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, warung ini selalu ramai pengunjung, terutama pada jam sarapan dan makan siang. Setiap hari, Pak Pono bisa menghabiskan hingga 10 ekor ayam untuk memenuhi permintaan pelanggan, yang datang dari berbagai daerah, bahkan dari luar kota. “Harganya sangat terjangkau, mulai dari Rp10 ribu per porsi. Selain itu, rasa sotonya yang segar dan mantap juga menjadi daya tarik utama, ditambah dengan suasana pedesaan yang asri,” kata Pak Pono. Salah satu pelanggan setia, Dicky, mengakui bahwa kelezatan soto dan suasana warung yang nyaman seringkali membuatnya kembali berkunjung. Jadi, jika Anda merencanakan akhir pekan di Demak, Soto Sawah Karangboyo Pak Pono bisa menjadi pilihan yang sempurna untuk memanjakan lidah Anda.

Nasi Kropokhan Demak, Kuliner Favorit Raja Pada Masa Lalu

Nasi Kropokhan Demak, Kuliner Favorit Raja Pada Masa Lalu

Rasanya kunjungan Anda ke Kabupaten Demak kurang lengkap apabila belum mencicipi khasnya, nasi kropokhan. Menurut Wikipedia, Raja Demak sangat menyukai nasi Kropokhan. Makanan ini dibuat dari daging kerbau dan labu putih, dengan kuahnya terbuat dari santan kuning, dan biasanya disajikan dengan nasi putih. Alasan mengapa daging kerbau dipilih dalam makanan ini bukanlah tanpa sebab. Faktanya, tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan kuat dengan budaya Hindu pada masa lalu merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan dalam sejarah Demak. Orang Hindu tidak memakan daging sapi karena menganggapnya sebagai hewan yang suci dan terhormat. Rasa Nasi Kropokhan Demak Di lidah, nasi kropokhan memiliki rasa yang segar dengan kombinasi rasa gurih, pedas, dan asam. Selain itu, daging kerbau yang diolah terasa empuk. Tidak hanya mengandalkan bumbu rempah, nasi kropokhan menjadi lebih nikmat dengan tambahan beberapa daun kedondong. Selain memberikan sensasi asam, daun kedondong juga diyakini memiliki kemampuan untuk mengurangi kadar kolesterol pada daging dan santan. Cabai yang dipakai dalam masakan ini masih tersimpan dengan baik. Nasi kropokhan sendiri sudah sangat langka di Demak. Hanya beberapa warung di pinggiran jalan saja yang menjualnya. Salah satu pedagang sego kropokhan bisa ditemui adalah Erlina Yunita. Ia membuka warung di Jalan Bhayangkara dekat Rumah Sakit Sunan Kalijaga. Wanita asal Padang, Sumatera Barat, ini mengaku memasak kropokhan berdasarkan resep warisan ibu mertuanya yang asli Demak. Dia pun berharap bisa terus mengenalkan sego kropohan ke anak cucunya. Dia mengatakan bahwa penggemar nasi kropohan di warungnya berasal dari berbagai jenis kalangan, mulai dari pelanggan setia, penduduk setempat, dan mereka yang mencari kuliner khas Demak. Pelanggan hanya perlu membayar Rp 15 ribu untuk seporsi sego kropohan ini.

Sego Ndoreng Khas Demak, Kuliner Legendaris Sejak Masa Kerajaan

Sego Ndoreng Khas Demak, Kuliner Legendaris Sejak Masa Kerajaan

Sega ndoreng atau nasi ndoreng adalah satu dari beberapa kuliner khas Demak turun temurun sejak masa kejayaan Kerajaan Demak Bintoro. Secara umum, nasi ndoreng mirip dengan pecel dalam hal komposisi sayuran dan bumbu kacang. Namun, ternyata cara memasak bumbu dan penyajian nasi ndoreng berbeda dengan pecel. Nasi ndoreng ini terdiri dari nasi yang dikukus kemudian ditumpuk di atasnya dengan sayuran yang direbus lalu diguyur dengan bumbu kacang. Setelah itu, pada bagian atasnya ditaburi “uyah goreng” dan nasi ndoreng pun siap disajikan dalam “pincuk” (wadah makanan tradisional, biasanya terbuat dari daun pisang atau daun jati yang dilipat menjadi segitiga, seperti kerucut dengan sematan lidi di bagian ujungnya). Dikutip dari laman resmi pariwisata Demak, masakan legendaris nasi ndoreng asal Demak ini sangatlah unik. Nasi ndoreng disajikan dengan tambahan “uyah goreng”. Uyah goreng merupakan sejenis serundeng yang terbuat dari kelapa parut yang kemudian dibumbui dan disangrai tanpa minyak hingga berwarna kecokelatan dengan rasa asin dan gurih. Nasi ndoreng ini terdiri dari nasi yang dikukus kemudian ditumpuk di atasnya dengan sayuran yang direbus lalu diguyur dengan bumbu kacang. Penyajian Nasi Ndoreng Penyajian nasi ndoreng saat akan dinikmati adalah dengan cara dipincuk. Pincuk adalah cara penyajian makanan dalam wadah makanan tradisional yang terbuat dari daun pisang atau daun jati yang dilipat menjadi segitiga, seperti kerucut dengan sematan lidi di bagian ujungnya. Inilah yang menjadi ciri khas nasi ndoreng.

Nasi Bakar Tuna Kemangi, Kuliner Demak Yang Patut Dicoba

Nasi Bakar Tuna Kemangi, Kuliner Demak Yang Patut Dicoba

Nasi Bakar Tuna Kemangi merupakan kuliner Demak yang wajib kamu coba ketika datang ke Kota Wali. Setelah menghabiskan waktu berwisata religi di Demak atau sekedar menikmati indahnya Alun-alun Demak, tak lengkap rasanya tanpa mencoba kelezatan Nasi Bakar Tuna Kemangi dan Sop Tuna Serani di Reinz Cafe yang terletak di Kota Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Sekilas Nasi Bakar Tuna Kemangi seperti nasi bakar pada umumnya, nasi putih berisikan tuna yang telah berbumbu kemangi dan dibungkus dengan daun pisang. Nasi yang telah dibungkus tersebut kemudian dibakar. Sajian ikan tuna ini layaknya sajian di hotel bintang 5, namun terkesan dengan kesederhanaan yang menonjolkan cita rasa bumbu Indonesia, kata chef kafe Reinz Demak, Ayatullah saat membuat Nasi Bakar Tuna Kemangi. “Dari bahan dasar ikan tuna yang sehat dan bergizi, kami gabungkan dengan masakan tradisional hingga menjadi nasi bakar tuna dengan kemangi,” kata sang juru masak dikutip dari Tribunjateng, Kamis (29/12/2022). Salah satu rahasia yang menjadikan kuliner ini lezat adalah dengan mempertahankan bumbu rempah dan menambahkan sedikit ebi sebagai bumbu dasarnya. “Kami selalu menggunakan bumbu tradisional yang khas seperti kemangi, daun serai, daun jeruk, bawang putih, dan cabai dan menggunakan sedikit ebi untuk mengeluarkan aroma wangi,” jelasnya. Tak hanya itu, lanjut Aya, kelezatan kuliner ini juga terletak pada jenis nasi yang digunakan, yakni nasi merah atau nasi gurih. “Tentunya untuk masakan nasi bakar ini, komplit dengan dibalut daun pisang dan nasinya pun menggunakan nasi liwet atau nasi gurih di kombinasikan dengan tumisan ikan tuna dan kemangi,” jelasnya. Untuk bisa mencicipi Nasi Bakar Tuna Kemangi di Reinz Cafe harganya hanya Rp 32.000. Salah satu tamu yang mencoba menu baru olahan Tuna tersebut adalah Evista, penyanyi dangdut lokal asal Demak yang ingin mencicipi menu baru sekaligus menghabiskan waktu berlibur di Reinz Cafe. “Kali ini bersama teman-teman, saya sedang liburan tahun baru dan ingin mencoba menu baru yaitu Ikan Bakar Tuna Kemangi,” kata Evista usai mencicipi hidangan tersebut. Perempuan asli Demak ini mengaku baru pertama kali mencoba nasi bakar ini. “Ini pertama kalinya saya makan nasi bakar dengan kemangi dan tuna,” jelasnya. Hidangan ini enak, terbuat dari daging ikan tongkol, dibumbui dengan rempah-rempah dan tentunya sangat nikmat. Ia merasa cukup senang bisa mencoba makanan lezat tersebut dengan harga yang terjangkau. “Untuk harga masih terbilang cukup terjangkau karena menu ini banyak ikan tuna dan dagingnya,” ujarnya. Hal yang sama juga disampaikan Yuni Sari, sahabat Evista, yang mencoba menu berbeda yakni Sop Tuna Serani. Dengan rasa gurih, pedas, dan sedikit asam, itulah yang Yuni rasakan saat menyantap hidangan ini. “Rasanya enak, pedas asam, enak sekali,” kata Yuni. Senada dengan itu, Nungki yang sedang jalan-jalan bersama Evista dan Yuni yang baru saja melakukan wisata religi di Demak sengaja mampir ke kafe Reinz untuk mencoba tuna yang sudah disiapkan. “Tadi baru selesai wisata religi, di makam Sunan Kalijaga, di masjid agung dan terakhir singgah di kafe reinz,” kata Nungki. Mirip dengan Yuni, Nungki juga memesan ikan tuna dengan kuah serani. Ia pun merasa sangat senang mencicipi tuna dengan saus serani. “Ini pesan tuna serani, rasanya enak dan cocok dengan campuran kemangi dan potongan tuna besar. Tentunanya enak, biasanya hanya ikan pindang tapi diganti dengan tuna kesanya berbeda ini murah sekali,” tutupnya.