Jowonews

Juli, Solo Mulai Pembelajaran Tatap Muka

SOLO, Jowonews- Solo akan memulai pembelajaran tatap muka secara bertahap pada Juli 2021. “PTM (pembelajaran tatap muka) tidak dilakukan secara bersamaan, nanti bertahap. SD mungkin di kelas akhir dulu, SMP juga kelas tiga dulu, kemudian kelas dua,” kata Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani di Solo, Jumat (28/5). “Sebagian besar sekolah dipastikan (sudah) memenuhi persyaratan untuk melaksanakan PTM, baik sarana dan prasarana protokol kesehatan maupun penunjang lainnya,” tandasnya, sebagaimana diansir Antara. Menurut dia, sekolah-sekolah yang sudah melakukan uji coba akan menjadi kelompok pertama yang menjalankan kegiatan pembelajaran tatap muka. Ia mengemukakan bahwa hampir seluruh sekolah di Surakarta menghendaki kegiatan pembelajaran tatap muka segera dilaksanakan kembali. “Mengenai kesiapan Solo akan kami evaluasi lagi di minggu depan, apakah pembatasan diperketat atau seperti ini atau diperlonggar kalau melihat trennya (jumlah kasus Covid-19) naik,” katanya. Dia menyatakan bahwa sampai sekarang belum ada rencana untuk mengundur waktu pelaksanaan kembali kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah. Ia menjelaskan pula bahwa pemerintah kota sudah meminta sekolah memastikan protokol kesehatan dijalankan dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB). “Memang pendaftarannya dilakukan secara online (daring), tetapi kan ada tahap menyerahkan berkas,” katanya. Ahyani meminta setiap sekolah membentuk satuan tugas yang bertugas melakukan evaluasi dan membuat laporan mengenai pelaksanaan PPDB untuk diserahkan kepada dinas terkait. “Mereka membuat laporan ke dinas, kemudian laporan ke pemkot. Kalau terjadi temuan kasus kan termonitor,” katanya.

Sekolah di Kudus Mulai Ujian Secara Tatap Muka

KUDUS, Jowonews- Kudus mulai menggelar ujian sekolah secara tatap muka hari ini. Sebanyak 28 dari 48 SMP di kabupaten tersebut melakukan ujian tatap muka tersebut. Sisanya menyelenggarakan ujian via daring. “Mayoritas SMP di Kudus memang melaksanakan ujian secara tatap muka, terutama yang gurunya sudah menjalani vaksinasi Covid-19 serta sarana dan prasarana pendukungnya juga sudah siap, mulai dari tempat cuci tangan, petugas pengecek suhu tubuh, hingga hal-hal teknis lain,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada saat memantau pelaksanaan ujian sekolah secara tatap muka di SMP Negeri 5 Kudus, Senin (19/4). Ia menjelaskan bahwa sebelum pelaksanaan ujian, para kepala sekolah dan pemangku kepentingan terkait sudah melakukan rapat membahas penyelenggaraan ujian. Sekolah yang sudah siap menyelenggarakan ujian secara tatap muka kemudian mengajukan permohonan izin. Menurut hasil penilaian, ada 28 SMP yang siap menyelenggarakan ujian secara tatap muka. Sebelum pelaksanaan ujian secara tatap muka, Harjuna menjelaskan, vaksinasi dilakukan pada total 689 guru dari 28 sekolah penyelenggara ujian tatap muka. Kepala SMP Negeri 1 Kudus Ahadi Setiawan mengatakan bahwa sekolah sudah sejak lama mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan di sekolah serta melakukan disinfeksi ruangan. “Saat meminta persetujuan orang tua, ada yang tidak setuju karena belum mengetahui kesiapan sekolah. Setelah ada pertemuan secara daring, akhirnya semua orang tua siswa menyetujui karena SMP Negeri 1 Kudus sudah siap dari sisi sarpras (sarana-prasarana) maupun guru,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Kepala SMP Negeri 5 Abdul Rochim juga mengatakan bahwa sekolah sudah sejak jauh hari mempersiapkan diri supaya bisa menyelenggarakan ujian sekolah secara tatap muka. 

Ditambah, Ujicoba Pembelajaran Tatap Muka di Temanggung

TEMANGGUNG, Jowonews- Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, secara bertahap menambah jumlah sekolah untuk melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM), khususnya tingkat SMP. “Karena SMP menjadi kewenangan pemkab maka secara bertahap dilakukan uji coba PTM seiring para guru di sekolah yang bersangkutan telah melakukan vaksinasi,” kata Sekretaris II Satgas Covid-19 Pemkab Temanggung Djoko Prasetyono di Temanggung, Rabu (14/4). Ia menegaskan jika para guru dan tenaga kependidikan telah melakukan vaksinasi Covid-19, sekolah bisa melakukan uji coba PTM. “Mudah-mudahan di tahun ajaran baru 2021/2022 di bulan Juli mendatang seluruh SMP sudah melakukan uji coba PTM sehingga jika akan dilakukan PTM sekolah sudah siap,” katanya. Terkait dengan uji coba PTM tingkat SD, TK, dan PAUD, dia mengatakan sesuai instruksi Mendagri sampai sekarang belum diizinkan. Ia menyebutkan guru maupun tenaga kependidikan di Temanggung yang telah melakukan vaksinasi baru di lima sekolah yang telah melakukan uji coba PTM, yakni SMKN 1 Temanggung, MAN 1 Temanggung, SMAN 1 Parakan, SMPN 2 Temanggung, dan MTsN Parakan. Djoko menyampaikan berdasarkan pemantauan pelaksanaan uji coba PTM di lima sekolah tersebut telah berjalan dengan baik. “Rata-rata sudah melaksanakan protokol kesehatan dengan baik, mengawal anak mulai dari kedatangan, pembelajaran, sampai kepulangan sudah dilaksnakan dengan baik,” katanya. 

Hal-hal yang Wajib Dipatuhi Anak Saat Kembali ke Sekolah

JAKARTA, Jowonews- Wacana pembukaan sekolah pembelajaran tatap muka mengundang pro dan kontra dari para orangtua. Meski demikian ada yang wajib dipahami dan dipatuhi jika anak-anak sudah kembali ke sekolah. Muhammad Zainal, WASH (Water, Sanitation & Hygiene) Specialist UNICEF Indonesia mengatakan UNICEF sejalan dengan pemerintah dalam hal pembukaan kembali sekolah untuk pembelajaran tatap muka. Hal ini karena penutupan sekolah akibat pandemi Covid-19 dalam jangka panjang akan memberikan dampak negatif terhadap anak khususnya dari segi pendidikan. Beberapa dampak yang didapat terjadi pada anak saat sekolah daring di antaranya meningkatnya risiko anak putus sekolah, kendala tumbuh kembang dan kualitas pembelajaran yang disebabkan adanya perbedaan akses pembelajaran jarak jauh, serta kesehatan mental dan psikososial karena minimnya interaksi anak dengan guru, teman dan dunia luar. “Tapi pembukaan kembali sekolah harus diikuti dengan diterapkannya protokol kesehatan dan sekolah aman yang mengutamakan kesehatan dan keselamatan siswa, guru, keluarga dan masyarakat,” ujar Zainal dalam webinar “Perubahan Kecil, Perlindungan Besar”, Selasa (6/4). “Di samping itu, layanan pendidikan selama pandemi juga harus mempertimbangkan kondisi tumbuh kembang dan psikososial siswa,” imbuhnya sebagaimana dilansir Antara. Penerapan protokol kesehatan yang baik dan lingkungan sekolah yang aman tentunya merupakan faktor yang harus dipenuhi jika pembelajaran tatap muka kembali dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi angka infeksi Covid-19 melalui klaster sekolah. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, sekitar 14 persen dari total kasus Covid-19 Indonesia berasal dari anak sekolah. Maka dari itu edukasi mengenai bagaimana cara melindungi diri dan keluarga dari virus tersebut sangatlah penting untuk dilakukan, tak terkecuali anak-anak. Sementara itu, dr. Fitria Agustina, SpKK, FINSDV mengatakan anak-anak perlu mendapat edukasi soal protokol kesehatan sebelum kembali ke sekolah. Hal sederhana yang perlu diajarkan adalah berusaha untuk tetap sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup dan olahraga. “Kemudian hal simpel yang harus diajarkan adalah jangan pernah buka masker di tempat umum, jangan pernah mau maskernya dipinjamnya ke temannya. Pinjam-meminjam suatu barang kalau buat anak kan itu hal yang happy,” kata dr. Fitria. Selain itu, setiap anak juga harus diajarkan untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dengan biasakan diri mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, segera mandi setelah beraktivitas dari luar rumah, dan segera mengganti serta mencuci pakaian dengan detergen terbaik.

Di Kudus, Siswa Dilarang Naik Ojek ke Sekolah

KUDUS, Jowonews- Siswa di Kudus dilarang naik ojek daring atau angkutan umum lainnya selama simulasi pembelajaran tatap muka demi mencegah kemungkinan terjadinya penularan Covid-19. “Secara tertulis memang ada larangan demikian, bahwa siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka tidak boleh naik ojek daring atau angkutan umum lainnya. Mereka diminta untuk naik kendaraan sendiri atau diantar orang tua,” kata Kepala SMK Wisuda Karya Kudus Fakhrudin di Kudus, Senin (5/4). Larangan lainnya, kata dia, siswa saat berangkat ke sekolah juga dilarang berboncengan dengan siswa lainnya. Untuk hari pertama simulasi yang dimulai Senin (5/4), mayoritas siswa SMK Wisuda Karya Kudus berangkat dengan kendaraan sendiri, sedangkan sebagian kecil ada yang diantar oleh orang tuanya. Ada pula beberapa siswa yang datang terlambat karena kebiasaan bangun siang selama masa pembelajaran jarak jauh. Ia mengakui belum menemukan adanya siswa yang berboncengan atau naik angkutan umum maupun ojek daring, karena melalui surat sudah ada pemberitahuan terkait hal itu. Bahkan, 120 siswa yang mengikuti simulasi juga diatur jam masuknya agar tidak terjadi kerumunan di sekolah. Kepala SMA 1 Bae Kudus Supriyono membenarkan siswanya memang dilarang naik angkutan kota (angkot) ataupun angkutan umum lain, karena selama masa simulasi ini sangat ketat guna menghindari kemungkinan terjadinya paparan virus corona. Sebanyak 110 siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka juga dipilih yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah dan dalam kondisi sehat. Bagi yang sampai sekolah bersuhu tinggi akan diminta istirahat sebentar di UKS sambil menunggu suhu badannya normal. “Jika tetap tinggi, akan diminta pulang dengan meminta orang tuanya untuk menjemput atau diantar oleh sekolah,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Tempat tidur di ruang UKS juga disiapkan beberapa tempat tidur, termasuk fasilitas tempat cuci tangan dan tidak hanya di luar sekolah, melainkan di setiap kelas juga tersedia tempat cuci tangan, selain memakai masker selama mengikuti pembelajaran. Untuk hari ini, kata dia, tidak ada siswa yang memiliki suhu tubuh di atas 37,3 derajat celcius. Sedangkan setiap kelas hanya diisi 10 siswa dengan lamanya pembelajaran selama dua jam untuk empat mata pelajaran, sehingga masing mata pelajaran selama 30 menit. Siswa yang mengikuti simulasi merupakan siswa kelas 10 yang jumlah siswanya mencapai 396 orang, namun yang mengikuti simulasi hanya 120 siswa. Maya Anggraini, salah satu siswa SMA 1 Bae mengaku senang bisa masuk sekolah, sehingga bisa mengenal teman-temannya. Sejak awal mendaftar, ia memang belum kenal secara dekat dengan semua siswa satu angkatan, karena bersamaan dengan masa pandemi Covid-19.

Pembelajaran Tatap Muka, Siswa Dilarang Naik Angkutan Umum

SEMARANG, Jowonews- Siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 tidak diizinkan berangkat maupun pulang sekolah dengan menggunakan transportasi umum. Kepala SMKN 7 Semarang Samiran, di Semarang, Senin (5/4), mengatakan pihak sekolah sudah menyeleksi siswa yang dibolehkan masuk saat uji coba pembelajaran tatap muka di masa pandemi ini. “Syarat yang utama harus mendapat izin orang tua. Kemudian dari yang sudah mendapat izin itu diseleksi lagi berdasarkan jarak terdekat dari rumah, tidak memiliki penyakit komorbit, serta berangkat sekolah menggunakan kendaraan sendiri atau diantar oleh keluarganya,” katanya. Ia menuturkan siswa hanya diizinkan berangkat dan pulang sekolah dengan menggunakan kendaraan sendiri, diantar keluarganya, atau berjalan kaki. Siswa dilarang menggunakan angkutan umum. Ia menjelaskan uji coba pembelajaran tatap muka ini diikuti oleh siswa kelas X. Menurut dia terdapat 104 siswa kelas X yang mengikuti pembelajaran tatap muka yang terbagi dalam delapan jurusan. “Masing-masing jurusan ada 13 siswa. Sementara sisanya mengikuti pelajaran secara daring,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ia menuturkan pelaksanaan protokol kesehatan pada hari pertama pembelajaran tatap muka mulai pukul 08.00 hingga 10.00 WIB ini berjalan baik. Meski demikian, kata dia, akan dilakukan evaluasi untuk melihat jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Ia menambahkan dari jumlah total 609 siswa kelas X, terdapat 27 siswa yang orang tuanya tidak mengizinkan anaknya ikut pembelajaran tatap muka. Samiran tidak merinci alasan ketidaksetujuan orang tua siswa itu. Sementara di SMPN 5 Semarang, pihak sekolah tidak memberi kesempatan siswa untuk bercanda selama berada di lingkungan sekolah. “Setelah masuk gerbang dan dilakukan pengecekan, siswa langsung diarahkan masuk ke kelas oleh guru,” kata kepala SMPN 5 Semarang Teguh Waluyo. Di SMP 5, kata dia, proses belajar mengajar diikuti oleh siswa kelas VII yang terdiri dari tiga kelas yang dibagi dua. “Jadi ada enam kelas yang digunakan oleh siswa dari tiga kelas,” katanya. Menurut dia, sistem pelaksanaan pembelajaran tatap muka dilakukan secara bergiliran. “Hari ini kelas VII A, B, C. Besok kelas VII D, E, F. Begitu pembagian seterusnya di masa uji coba ini,” paparnya.

Semua Sekolah di Jateng Siap untuk Pembelajaran Tatap Muka

SEMARANG, Jowonews- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan pada prinsipnya semua jenjang sekolah di provinsi itu sudah siap melaksanakan dan membuka pembelajaran secara tatap muka. “Prinsipnya dari jenjang manapun kami oke. Problemnya satu, vaksinnya ada atau tidak,” katanya saat melakukan kunjungan kerja di Kota Salatiga, Rabu (31/3). Panduan penyelenggaraan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 telah diterbitkan pemerintah melalui surat keputusan bersama (SKB) empat menteri yang ditandatangani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, serta Menteri Dalam Negeri. Dalam SKB itu disebutkan bahwa semua sekolah harus sudah membuka pembelajaran tatap muka pada Juli 2021, mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Ia menjelaskan kebutuhan vaksin bagi tenaga pendidik penting sebagai langkah awal melakukan uji coba PTM sebelum resmi dibuka secara menyeluruh. “Vaksin itu penting. Kalau guru-guru dan dosen-dosen yang mau uji coba (tatap muka, red.) bisa disediakan vaksinnya, ‘go’. Tidak apa-apa. Tapi satu lagi yang penting, mereka menyiapkan SOP dan menyiapkan uji cobanya, jangan tergesa-gesa,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Kesiapan fasilitas, standar operasional prosedur, dan kesuksesan selama uji coba, kata Ganjar, juga diperlukan, bahkan ketika uji coba pembelajaran tatap muka itu meyakinkan, berjalan lancar, serta semua hal yang diperlukan terpenuhi maka siap untuk dibuka sesuai panduan. “Begitu sudah yakin baru ditambah, sedikit dulu, terus kemudian berbagai jenjang. Saya tidak apa-apa kok berbagai jenjang, tapi disiapkan semuanya seperti SOP-nya mantap, fasilitas mantap, vaksinnya sudah, kalau belum jangan,” katanya. Pemprov Jateng merencanakan uji coba pembelajaran secara tatap muka di 140 sekolah pada 5-16 April 2021 dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat meskipun masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Uji coba pembelajaran tatap muka akan dilakukan di tingkat 35 SMP, 35 SMA, 35 SMK, dan 35 MA di Jateng. Sedangkan tingkat SD, TK, dan PAUD ditunda atas dasar masukan dari sejumlah ahli. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menambahkan sasaran vaksinasi guru atau tenaga pendidik di Jawa Tengah sekitar 15 ribu orang yang terbagi atas guru SMA, SMK, MA, SMP, dan MTs di masing-masing kabupaten/kota. “Kemarin Pak Gubernur juga sudah meninjau vaksinasi guru di Kabupaten Klaten ada 350 guru yang divaksin, untuk kabupaten/kota lain sudah ada yang divaksin, tapi masih ada juga yang belum. Targetnya harus selesai sebelum 4 April 2021 karena 5 April 2021 itu pelaksanaannya (uji coba pembelajaran tatap muka, red.),” ujarnya.

Awasi Pembelajaran Tatap Muka!

SEMARANG, Jowonews- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada daerah berperan aktif mengawasi uji coba pembelajaran tatap muka saat pandemi Covid-19,. “Tak hanya soal murid, kepala daerah juga diminta melakukan pengawasan kepada guru dan tenaga kependidikan,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa (30/3). Pada pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka, Ganjar berharap prosedur operasi standar dapat ditegakkan dengan kedisiplinan tinggi. “Saat ini lagi persiapan, jadi baru simulasi, harapannya SOP ditegakkan,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, pemerintah harus serius dalam pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka ini agar orang tua merasa nyaman, guru dan para pelajar bisa belajar dengan aman. “Pembelajaran tatap muka ini sudah ditunggu-tunggu. Harapannya progresnya bagus, anak-anak bisa mudeng dalam belajar, dan tidak ada penyakit yang menular,” katanya. Seperti diwartakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merencanakan pelaksanaan uji coba pembelajaran secara tatap muka di 140 sekolah pada 5-16 April 2021 dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat meskipun masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Uji coba pembelajaran tatap muka akan dilakukan di tingkat 35 SMP, 35 SMA, 35 SMK, dan 35 MA yang ada di Jateng, sedangkan untuk tingkat SD, TK, dan PAUD ditunda atas dasar masukan dari sejumlah ahli.