Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Terminal Tirtonadi Surakarta Jadi Percontohan Nasional

Terminal Tirtonadi, Solo foto: beritatrans.com
Terminal Tirtonadi, Solo foto: beritatrans.com

Surakarta, Jowonews.com – Pemerintah Kota Surakarta dianggap sukses menjadikan terminal Tirtonadi sebagai percontohan nasional terminal yang notabene fasilitas umum. Beberapa waktu lalu, Pemkot Surakarta bekerja keras mengubah persepsi publik tentang terminal tersebut, supaya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi penumpang. Situasi di Terminal Bus Tirtonadi Solo yang nyaman dan aman, bisa dijadikan pencontohan bagi terminal angkutan umum di daerah lainnya.

Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan pembangunan Terminal Tirtonadi Solo menelan anggaran sekitar Rp 161 miliar. Sebagian besar dana itu, merupakan bantuan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Pembangunan terminal terus dikerjakan tanpa mengganggu aktivitas terminal.

“Pembangunan terminal ini dilakukan secara terus-menerus. Selesai membangun terminal barat, kini membangun terminal timur. Selanjutnya membangun ‘skybridge’ penghubung antara Terminal Bus Tirtonadi dengan Stasiun Solo Balapan,” katanya, belum lama ini.

Pemkot akan membangun bagian atas terminal meliputi empat lantai, yang akan diserahkan kepada pihak swasta. Lokasi itu, nantinya sebagai mal, pusat perbelanjaan, kegiatan bisnis lainnya, dan perkantoran. Beberapa kali Menteri Perhubungan Ignasius Jonan telah beberapa kali melakukan peninjauan, untuk mengetahui perkembangan pembangunan Terminal Tirtonadi Solo menjadi tipe A III.

Ia mengatakan pengembangan terminal setempat terus dilakukan hingga akhir 2015 dengan tujuan memberikan kenyamanan masyarakat pengguna jasa angkutan umum. Pengembangan Terminal Tirtonadi Solo dengan dana APBN Rp161 miliar itu, termasuk pembangunan jembatan penghubung terminal setempat dengan Stasiun Balapan Solo.

Setiap hari, Terminal Tirtonadi Solo rata-rata dikunjungi 15 ribu penumpang. Bahkan, saat Ramadhan atau mudik Lebaran seperti pada Juli 2015 mencapai sekitar 30 ribu penumpang. Hal itu suatu potensi untuk pengembangan terminal dengan pembangunan pusat perbelanjaan dan aktivitas bisnis lainnya.

BACA JUGA  KPU dan Satpol tak Berdaya, Alat Peraga Kampanye Marak

Para penumpang yang masuk terminal tidak perlu ke mana-kemana lagi jika akan melakukan aktivitas bisnis. Mereka tidak perlu angkutan lagi karena sudah ada pusat perbelanjaan, seperti Pasar Klewer di atas terminal. “Kita sekarang mengembangkan modifikasi itu, ada mal, pusat perbelanjaan, hotel, kantor bisnis, dan lainnya,” katanya.

Saat ini, rencana pembangunan lantai atas oleh pihak investor yang saat ini sudah proses lelang. Pembangunan lantai atas terminal rencananya mulai 2016. Terminal tersebut memiliki luas sekitar lima hektare dengan bangunan sekitar 4,2 hektare. Lantai dasar terminal untuk bus antarkota dan antarprovinsi serta memfasilitasi para penumpang, sedangkan lantai atas untuk mal, hotel, dan area parkir.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Terminal Tirtonadi Solo Eko Agus Susanto mengatakan pemkot mulai melakukan pembebasan tanah dengan sistem tukar guling seluas 1,5 hektare, sebagai syarat mutlak pengembangan terminal setempat menjadi tipe A.

Kementerian Perhubungan kemudian melakukan pembangunan secara bertahap dan hingga sekarang dana yang sudah dikucurkan sekitar Rp125 miliar ditambah dengan lelang tahap kedua yang dilakukan di pusat senilai Rp31 miliar. Totalnya sekitar 156 miliar untuk pembangunan lantai satu atau dasar. “Pembangunan terminal sejak 2009 hingga akhir 2015 rencana selesai, menjadi terminal tipe A,” katanya.

Terminal Tirtonadi Solo, kini menjadi salah satu terminal tipe A III atau masuk grade tertinggi dengan zona-zona yang sesuai peraturan Kemenhub, antara lain fasilitas utama dan penunjang lainnya. Eko mengatakan fasilitas utama Terminal Tirtonadi yang sudah menjadi tipe A, antara lain ada jalur kedatangan bus, tempat untuk penumpang istirahat sebelum melanjutkan perjalanan, ruang tunggu yang representatif, toilet, fasilitas untuk difabel, dan masjid yang besar, mampu menampung sekitar 1.000 umat.

BACA JUGA  Masih Rendah, Lama Menginap Wisatawan di Solo

Jika lantai satu terminal sudah sempurna maka akan dijadikan model nasional di Indonesia yang sesuai dengan Peraturan Kemenhub. Terminal itu, sudah terbagi zona bebas, zona calon penumpang yang sudah mempunyai tiket, dan zona steril yang khusus calon penumpang akan naik bus.

Rencananya hal itu dilaksanakan pada 2016 oleh Kemenhub atau jasa angkutan lainnya, seperti kereta api. 
Bahkan, Terminal Tirtonadi juga mempunyai petugas yang setiap hari melakukan inspeksi ke bus-bus sehingga armada yang ke luar dari terminal harus laik jalan. Pemeriksaan oleh mereka seperti menyangkut administrasi, kondisi kendaraan, dan sopirnya yang harus dalam keadaan baik.

Pihaknya juga menjamin keamanan calon penumpang di terminal setempat. Mereka yang datang ke tempat itu, jam berapapun, akan merasa nyaman dan aman. Tidak lagi merasa dikejar-kejar atau dipaksa oleh awak bus maupun petugas, jika ingin memanfaatkan fasilitas di lingkungan terminal.

Jumlah penumpang di terminal Solo dalam kondisi normal, sekitar 8.000 hingga 9.000 orang, sedangkan bus 1.200 armada per hari, sedangkan jika ramai mengalami peningkatan menjadi 10.000 hingga 12 ribu orang dengan jumlah bus sekitar 1.700 armada per hari.

Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2015 dari terminal setempat mencapai Rp5,3 miliar, berada di urutan ketiga di Indonesia. Urutan pertama dan kedua, diduduki terminal tingkat provinsi.

Penumpang yang masuk terminal hanya dikenai retribusi Rp500 per orang, calon penumpang sudah dibebaskan dari biaya lainnya. Jika menggunakan toilet mereka tidak dikenai pungutan.”Te rminal ini, masih ditarik jasa ruang tunggu dengan fasilitas pendingin hanya Rp500 per orang. Namun, mereka masuk toilet saja gratis,” katanya. (JN03)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...