SEMARANG, Jowonews.com – Keberadaan shelter pedagang kaki lima (PKL) di depan Lapangan Citarum saat ini sangat memprihatinkan. Puluhan lapak kosong tidak ada pedagangnya, padahal pemkot sudah bersusah payah membangunkan lokasi tersebut.
Berdasarkan pengamatan, shelter PKL Citarum bangunannya sebenarnya sangat kokoh dan kuat, karena tiangnya terbuat dari besi dan atapnya dari seng alumunium. Puluhan shelter PKL Citarum sebenarnya dibangun untuk relokasi penjual sepatu di Jalan Patimura.
Bangunan PKL Citarum yang jumlahnya sekitar 61 lapak masih-masing ukurannya 2 x 2 meter dan sudah cukup serta layak bagi penjual sepatu. Karena PKL penjual sepatu di Jalan Patimura tempatnya hanya lapak-lapak terbuat dari bambu dan atapnta dari terpal ala kadarnya. Belum lagi tempat mereka berada di daerah larangan dan sering digusur Satpol PP Kota Semarang.
PKL Citarum saat ini hanya ditempati sekitar dua orang penjual sepatu dan jasa sol sepatu. Diantara mereka adalah satu Ketua PKL Citarum yang bersedia pindah di lokasi tersebut.
Eko Purwanto, Ketua PKL Citarum kepada wartawan membenarkan bahwa teman-temannya yang berjual di Jalan Patimura tidak ingin menempati lokasi yang sudah disediakan pemkot. “Ya kurang lebih tiga tahunan shelter atau lapak ini tidak ada yang menempati dan memang mangkrak. Apalagi karena tidak terawat, atapnya ada yang kropos,” keluhnya.
Eko mengaku, sudah lama dirinya mengajak para penjual sepatu di Jalan Patimura tetapi tidak mau. Mereka menganggap lokasinya tidak strategis dan sepi, Selain itu di Jalan Patimura bagi mereka sangat strategis. “Shelter disini memang ada 61 dan hanya saya dan penjual sepatu lain yang bersedia pindah,” ujar pria yang membuka jasa sol sepatu ini.
Pihaknya berharap, shelter PKL Citarum ini bisa ditempati para pedagang sepatu pindahan dari Jalan Patimura. “Ya saya tidak bisa berbuat banyak sebagai ketua, semua keputusan dari pemkot,” terangnya. (JN01/JN03)
