Jowonews

Sebanyak 20.000 Porsi Sambal Akan Dibagikan Gratis Di Festival Kuliner Solo

Sebanyak 20.000 Porsi Sambal Akan Dibagikan Gratis Di Festival Kuliner Solo

SURAKARTA – Event tahunan Solo Indonesia Culinary Festival (SICF) akan kembali digelar pada 4-7 Agustus 2022 di Kota Solo. Pada nantinya sebanyak 20.000 porsi sambal akan dibagikan grastis kepada para pengunjung. Kabid Pengembangan Sumberdaya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo, Is purwaningsih mengatakan, perhelatan kuliner tahunan ini akan digelar di Benteng Vastenburg Solo mulai pukul 10.00-22.00 WIB. Festival ini menurut rencana akan dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, dan Wali Kota Solo pada 4 Agustus 2022 pukul 19.00 WIB dengan atraksi flambe, bakar sate, jugling, dan nyambel bareng. “Program acara lain lain demo dan display kuliner tradisional dan nusantara. Dalam festival aneka sambal nusantara dan tengkleng, nantinya dibagikan secara gratis kepada pengunjung sebanyak 20.000 porsi sambal dan 1.000 porsi tengkleng,” ujarnya. Panitia Penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival, Daryono mengatakan, event pariwisata dan ekonomi kreatif ini juga turut memeriahkan event olahraga internasional ASEAN Para Games yang sekarang tengah berlangsung di Kota Solo. Foto: iNews.id/Ary Wahyu Wibowo.

Petani Temanggung Jajaki Padi Organik Untuk Tembus Pasar Ekspor

Petani Temanggung Jajaki Padi Organik Untuk Tembus Pasar Ekspor

TEMANGGUNG – Beberapa kalangan petani sejumlah kecamatan di Kabupaten Temanggung, kini tengah menjajaki menanam padi organik untuk komoditas ekspor. Pendamping Relawan Penggerak Petani Kabupaten Temanggung dan Magelang, Edi Sriyono di Temanggung, mengatakan saat ini sebagian besar petani berada di fase konversi atau tengah beradaptasi menuju perubahan kultur menanam padi organik. “Permintaan beras organik di pasar internasional sangat tinggi. Banyak negara lain yang kekurangan pasokan, inilah yang menjadikan Kabupaten Temanggung sangat potensial untuk ikut andil mengirimkan hasil pertanian yang ada,” katanya, dikutip dari Antara Jateng (31/7/2022). Ia mengunggkapkan mulai Oktober 2022 sudah ada permintaan beras organik dari beberapa negara sebanyak 300 ton per bulan. Namun, mengingat banyak petani yang masih dalam tahap konversi, maka diujicobakan lebih dulu sebanyak satu kontainer berisi 18 ton beras organik dan dua ton kopi organik dengan tujuan Taiwan. “Kami butuh luasan lahan sekitar 400 hektare untuk memenuhi kebutuhan permintaan ekspor sebesar 300 ton per bulan. Namun baru kami uji cobakan dulu sekitar 18 ton pengiriman beras organik yang ditanam oleh sejumlah petani di lima kecamatan, yakni Kedu, Candiroto, Tembarak, Kaloran, dan Selopampang,” katanya. Ia menyampaikan untuk memenuhi harapan tersebut, sementara ini pihaknya dibantu oleh Gabungan Petani Organik Sawangan (Gatos) Kabupaten Magelang. Tokoh Penggerak Desa Sejahtera Astra (DSA) Kabupaten Temanggung, Sofiyudin Achmad menambahkan permintaan ekspor beras organik ini merupakan momentum tepat bagi kalangan petani lokal untuk ambil bagian dalam upaya menyembuhkan bumi ini. “Maksudnya, dengan beralih menanam padi organik, berarti petani ikut serta membantu banyak pihak untuk merawat bumi ini. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan pupuk pestisida dan insektisida dan memurnikan dengan beralih menggunakan pupuk organik,” katanya. Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo yang hadir dalam acara tersebut meminta petani yang tersebar di berbagai wilayah untuk dapat menangkap sinyalemen positif ini. Menurut dia selain pangsa pasar yang terbuka lebar, dengan beralih menanam padi organik atau kopi organik berarti para petani sudah membantu berbagai pihak untuk menjaga kelestarian alam, minimal pengurangan penggunaan zat kimia yang dapat menurunkan produktivitas tanah. “Masyarakat dunia tengah berlomba untuk beralih pemanfaatan pangan organik. Petani Temanggung dengan berbagai potensi yang ada sudah seharusnya mampu memanfaatkan peluang tersebut. Apalagi, hal ini merupakan salah satu cara efektif dalam merawat kelestarian alam dan bumi ini,” katanya.

Jamu Coro, Minuman Tradisional Warisan Kesultanan Demak Bintoro

Jamu Coro, Minuman Tradisional Warisan Kesultanan Demak Bintoro

DEMAK – Kabupaten Demak sejauh ini identik dengan tempat wisata religi, dimana di daerah tersebut terdapat Makam raja-raja Demak dan Makam anggota Wali Songo, Sunan Kalijaga. Selain itu juga terdapat Masjid Agung Demak, yang merupakan peninggalan Kerajaan Demak Bintoro. Namun, ternyata ada peninggalan lain selain dalam bentuk fisik, yakni Jamu Coro. Jamu Coro merupakan minuman tradisional yang konon telah ada sejak zaman Kasultanan Demak Bintoro. Biasanya jamu coro disajikan dalam pertemuan atau jamuan di Keraton Demak Bintoro. Hingga kini, keberadaan minuman ini masih terjaga dan dilestarikan masyarakat setempat. Jamu tradisional ini terbuat dari tepung yang dipadukan dengan berbagai rempah seperti jahe, kayu manis, santan kelapa, serai, dan gula merah. Saat diminum rasanya manis, pedas, dan membuat badan jadi lebih segar. Biasanya jamu coro ini dijual para pedagang keliling dengan wadah khas berupa kendil yang terbuat dari tanah. Sementara itu penutupnya menggunakan segumpal pain yang terbungkus plastik. Untuk mengambil jamu dari dalam kendil biasanya menggunakan potongan bambu kecil bergagang kayu. Salah satu alasan mengapa jamu coro ini disimpan di kendil dan ditutup menggunakan kain adalah agar kehangatan jamu tetap terjaga. Cara seperti ini telah dilakukan secara turun-menurun sejak zaman nenek moyang. Pada Tahun 2021 lalu, Anugerah Pesona Indonesia (API) menetapkan jamu coro sebagai salah satu nominasi dalam kategori minuman tradisional daerah dan kategori destinasi belanja berupa produk Rebana.

Muria Fashion Week 2022, Peragaan Busana Ala Anak-Anak ‘SCBD’ di Kudus

Muria Fashion Week 2022, Peragaan Busana Ala Anak-Anak ‘SCBD’ di Kudus

KUDUS – Demam Citayam Fashion Week ternyata jadi pemancing semangat atau inspirasi daerah lainnya di Indonesia. Konsep pagelaran fashion yang sederhana ini sangat mudah diduplikasi. Peserta hanya perlu berlenggak-lenggok dengan mengenakan fashion pilihannya di atas zebra cross. Baru-baru ini di Kudus, Jawa Tengah, juga terdapat perlombaan peragaan busana Muria Fashion Week 2022 di kawasan Alun-alun Kudus. Perlombaan peragaan busana bertajuk casual fashion street ini berlangsung meriah pada Minggu (31/7/2022) lalu. Perlombaan yang diikuti sekitar 70-an peserta ini memanfaatkan acara car free daya atau sehari tapa asap knalpot. Tak ayal kemudian gelaran tersebut mampu menarik minat penonton untuk menyaksikan peserta lomba yang berlenggak-lenggok di atas zebra cross. Ketua Panitia, Aris Magenta mengatakan, perlombaan ini diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas generasi muda dalam perancangan busana di Kabupaten Kudus. Acara tersebut juga untuk mewadahi generasi muda setelah dua tahun tak ada pagelaran peragaan busana. “Kami ingin memberi kesempatan kepada generasi muda untuk berekspresi secara luas agar produk busana di Kudus semakin berkembang. Apalagi, Kota Kudus merupakan gudangnya busana karena hampir 40 perusahaan konveksi besar di kota ini menguasai pangsa pasar di Tanah Air,” ujarnya, dikutip dari iNews Jateng, Minggu (31/7/2022). Lebih lanjut ia mengungkapkan, pihaknya tidak mencari model atau perawakan yang menarik, melainkan hanya berdasarkan pakaian saja. Harapannya semua generasi muda dan mengikutinya. Foto: Doc. Antara Jateng

Jenang Lot Karya Sari, Jenang Kenyal Oleh-oleh Khas Magelang

Jenang Lot Karya Sari, Jenang Kenyal Oleh-oleh Khas Magelang

MAGELANG – Kabupaten Magelang selain menyajikan pesona alam yang memikat, juga memiliki kuliner khas yang patut untuk dicoba. Selain gethuk, di Magelang juga terdapat Jenang Lot yang dapat dijadikan oleh-oleh. Makanan yang terbuat dari campuran tepung beras ketan, gula pasir, gula Jawa, dan santan ini memiliki rasa manis dengan tekstur padat dan kenyal. Salah satu produsen Jenang Lot yang terkenal di Magelang adalah Karya Sari yang dirintis sejak tahun 2002 silam. Usaha ini didirikan Mbah Syamsuri, warga Dusun Bojong, Desa Mendur, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Jenang Lot buatan Mbah Syamsuri ini mulai populer saat ada keluarga dari luar Jawa yang mudik, kemudian menjadikan Jenang Lot ini sebagai buah tangan. Saat itulah mulai banyak yang mencicipi dan banyak yang mengatakan bahwa Jenang Lot rasanya sangat enak. Cucu Mbah Syamsuri, Vina Kusumaningrum mengungkapkan, pada awalnya kakeknya membuat jenang hanya untuk konsumsi pribadi dan keluarganya saja. Jenang Lot Mbah Syamsuri ini lalu dikembangkan dan dijadikan usaha keluarga oleh anak dan cucunya untuk dijual sebagai oleh-oleh khas Magelang. Seiring perkembangan waktu, Jenang Lot Karya Sari ini tak hanya menjual jenang saja, melainkan juga menjual wajik dan krasikan. Salah satu hal menarik dari Jenang Lot Karya Sari ini adalah menggunakan peralatan tradisional dalam proses pembuatannya. “Bahan bakunya kami buat sendiri, mulai dari beras yang kami giling sendiri agar jadi tepung, santan yang kita giling dan dibuat jadi santan, hanya gula jawa saja yang tidak kami produksi sendiri,” ujar Vina, dikutip beritamagelang.id, Sabtu (30/7). Foto: Doc. beritamagelang.id