Jowonews

Kampung Tematik di Semarang Didorong Jadi Destinasi Wisata

Kampung Tematik Semarang

SEMARANG – PROGRAM Kampung Tematik merupakan inovasi Pemerintah Kota Semarang yang bertujuan untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan dasar terutama dengan meningkatkan kualitas lingkungan perumahan yang buruk dan infrastruktur dasar permukiman. Kampung Tematik ini digagas oleh Walikota Semarang, Hendrar Prihadi sejak tahun 2016 lalu. Kehadiran kampung tematik ini merupakan upaya pemerintah kota untuk meningkatkan perekonomian berbasis pemberdayaan masyarakat. Sub Koordinator Bidang Sosial Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Semarang (Bappeda), Yohanes Adi Nugroho mengatakan, rencana pembangunan jangka menengah (RPJMD) Kota Semarang 2021-2026 telah mencantumkan kegiatan prioritas untuk kampung tematik produktif. “Artinya, kampung tematik yang sudah terbentuk diharapkan bisa naik kelas menjadi destinasi wisata,” katanya, dikutip dari Tribun Jateng, Minggu (4/9/2022). Ia mengungkapkan, sejak tahun 2016, total telah ada 260 kampung tematik yang tersebar di 177 kelurahan. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 30 desa bertema yang siap untuk kelas. Bappeda memfasilitasi pembuatan profil untuk membantu pertumbuhan Kampung Tematik di Semarang. “Sejak 2021 kemarin, Bappeda memfasilitasi pembuatan profil desa tematik dengan membuat infografis dan video pendek untuk membantu pemasaran,” kata Yohanes. Kampung Tematik yang naik kelas akan dikembangkan dan didukung menjadi tempat wisata, lanjutnya. Bappeda mengawal perencanaan dengan menyusun Detaile Engineering Design (DED), sedangkan konstruksi dilakukan oleh Dinas Teknik. Pada tahun 2021 lalu, timnya mengembangkan Detailed Engineering Design (DED) untuk meningkatkan pengembangan Kampung Tematik, yaitu Kampung Jawi, Sukorejo, Gunungpati. Pembangunan akan dimulai tahun ini dengan anggaran sekitar Rp 3 miliar. Sementara itu, Kampung Kawo memiliki potensi utama budaya Jawa. Masyarakat mengembangkan pasar makanan tradisional. Kawasan kuliner di kampung itulah yang pada nantinya akan ditingkatkan. Selain Desa Jawi, Bappeda juga menyiapkan DED untuk renovasi Kampung Batik, Rejomulyo dan Kampung Eduwisata Lunpia Kebonagung. Sementara itu, rencana pembangunan dua desa tersebut akan dilaksanakan pada tahun 2023. Kepala Bappeda Kota Semarang Budi Prakosa menambahkan, pihaknya juga akan menambah 10 Kampung Tematik baru pada 2022. Penambahan kampung tematik baru dilakukan atas usulan masyarakat. Tim kemudian akan melakukan verifikasi terhadap potensi yang disebutkan. “Warga desa menyampaikan potensi apa yang ada di kelurahannya. Jika proposal sudah masuk, akan dicek dan ditetapkan sebagai Kampung Tematik”, jelasnya.

Seri Walisongo: Biografi Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik (1404-1419 M)

Seri Walisongo: Biografi Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik (1404-1419 M)

Maulana Malik Ibrahim rhm putra dari Syekh Jumadil Kubra (Maulana Akbar). Pada umumnya, silsilah Syekh Maulana Malik Ibrahim dianggap termasuk keturunan Rasulullah Saw. Meskipun masih terjadi perbedaan pendapat tentang urutan nama-nama garis silsilah keturunannya. Nama lain dari Maulana Malik Ibrahim adalah Kakek Bantal, Sunan Tandhes, Sunan Raja Wali, Wali Quthub, Mursyidul Auliya’ Wali Sanga, Sayyidul Auliya’ Wali Sanga, Sayyidul Auliya’Wali Sanga, Malana Maghribi, Syekh Maghribi, Sunan Maghribi, atau Sunan Gribig. Masa kedatangan Sunan Maulana Malik Ibrahim ke tanah Jawa tahun 1404 M bertepatan dengan masa kepemimpinan Khilafah Turki Utsmani, yaitu Sultan Muhammad I (1379-1421 M), putra Sultan Bayazid I. Dalam masa Sultan Bayazid I, di daerah Timur Tengah telah terjadi berbagai pertempuran. Selain Daulah Utsmani harus berhadapan dengan Salibis Eropa sebagai kelanjutan kelanjutan Perang Salib, juga serangan dari Timur Lenk yang menguasai Persia, termasuk Samarakand dan Uzbekistan. Oleh karena ditugaskan oleh Sultan Muhammad I, Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke Jawa berangkat langsung dari Turki. Beliau adalah seorang ahli irigasi dan tata negara. Beliau pernah ditugaskan ki Hindunistan untuk membangun irigasi di daerah itu pada pemerintahan kerajaan Moghul. Sedangkan bangsa Moghul dan Turki adalah satu rumpun yang pada waktu itu sama-sama menjadi penguasa Muslim yang terkenal. Tidak mengherankan jika Syekh Maulana Malik Ibrahim kemudian dikirim ke Jawa oleh Sultan Muhammad I, karena tidak diragukan kemampuan dan dedikasinya kepada negara dan pengembangan Islam. Di dalam Dokumen Kropak Ferrara disebut-sebut nama Syekh Ibrahim yang disegani ajaran dan fatwanya serta menjadi panutan para wali sesepuh, termasuk Raden Rahmat (Sunan Ampel). Kiranya Maulana Malik Ibrahim inilah yang dimaksud dengan Syekh Ibrahim tersebut. Menurut Walisana versi R. Tanoja bahwa Maulana Malik Ibrahim itulah mula-mula tetalering waliullah, yaitu nenek moyang pertama bagi wali-wali. Beliau datang ke Sembalo (Gresik) pertama kali pada tahun 1404 M dan wafat pada 10 April 1419 M. Dengan demikian, beliau hidup di Jawa selama 15 tahun. Maulana Malik Ibrahim lebih dikenal penduduk setempat sebagai Kakek Bantal. Maulana Malik Ibrahim memiliki tiga istri, yaitu : Siti Fathimah binti Ali Nurul Alam Maulana Israil (Raja Champa Dinasti Azmatkhan). Darinya memiliki dua putra yaitu Maulana Moqfaroh dan Syarifah Sarah. Selanjutnya Shafirah Sarah binti Maulana Malik Ibrahim dinikahkan dengan Sayyid Fadhal Ali Murtadha dan melahirkan dua putera, yaitu Haji Utsman (Sunan Manyuran) dan Utsman Haji (Sunan Ngudung). Selanjutnya Sayyid Utsman Haji (Sunan Ngudung) berputera Sayyid Ja’far Shadiq (Sunan Kudus). Siti Maryam binti Syekh Subakir. Darinya memiliki 4 putera, yaitu : Abdullah, Ibrahim, Abdul Ghafur, dan Ahmad. Wan Jamilah binti Ibrahim Zainuddin Al-Akbar Asmaraqandi. Darinya memiliki dua anak, yaitu Abbas dan Yusuf. Setelah menggelorakan dakwah Islam di Jawa bagian timur, pada tahun 1419 M, Syekh Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik wafat. Makamnya pun terdapat di Desa Gapura Wetan, Gresik Jawa Timur. Pada batu nisan makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di kampung Gapura, Gresik Jawa Timur terdapat tulisan beberapa ayat AlQuran, yaitu Surat Ali Imran : 165, Ar Rahman 26-27, AtTaubah 21-22, dan Ayat Kursi. Selain itu juga tertulis sebuah kalimat dengan huruf dan Bahasa Arab. “Inilah makam al-marhum al-maghfur, yang berharap rahmat Tuhan, kebanggaan para pangeran, sendi para sultan dan para menteri, dan penolong para fakir miskin, yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan rahmat-Nya. Telah wafat pada Hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun 822 H.” Berdasarkan model nisan yang ada pada makam Syekh Maulana Malik Ibrahim, menunjukkan model yang serupa pada makam Sultan Malikus Saleh di Samudra Pasai. Keduanya, menurut sejarawan Moqquette, adalah hasil ‘fabriekswerk’ mengacu pada model yang disediakan lebih dahulu oleh pengashunya yang berada di Campabay. Moqquette telah melakukan penelitian dengan membandingkan tulisan ayat-ayat AlQuran maupun kalimat-kalimat dalam bahasa Arab lainnya antara salah satu batu nisan di Cambay (Gujarat India) dengan batu nisan pada Sultan Malikus Saleh maupun batu nisan makam Syekh Maulana Malik Ibrahim. Hasilnya menunjukkn benar-benar serupa. Apa yang tertulis pada batu nisan Maulana Malik Ibrahim tersebut adalah bukti nyata sejarah yang dapat memberi banyak keterangan. Diantaranya adalah sebagai berikut : Sebagaimana yang telah diteliti Moquette, menunjukkan bahwa model nisan pada amakam Maulana Malik Ibrahim adalah serupa dengan nisan batu pada makam Sultan Malikus Saleh di Pasai. Ini menunjukkan eratnya hubungan antara Maulana Malik Ibrahim dengan kekuasaan politik Islam di Pasai dengan Campabay, Gujarat India dalam perdagangan dan pelayaran. Kehadiran Maulana Malik Ibrahim tidak menimbulkan konflik dnegan penguasa maupun masyarakat. Bahkan disebutkan bahwa Maulana Malik Ibrahim dinyatakan sebagai kebanggaan para pangeran, sendi para sultan dan para menteri, penolong para fakir dan miskin, serta membuat negara menjadi cemerlang. Meskipun mungkin pembuatan nisan dilakukan beberapa tahun setelahnya, namun nama yang tertulis di atas batu nisan adalah Maulana Malik Ibrahim. Tidak ada istilah Syekh maupun sunan yang tercantum dalam tulisan pada batu nisantersebut. Sebagai peristiwa awal bagi pesatnya perkembangan Islam di Jawa awal abad 15 M, Maulana Malik Ibrahim lebih layak disebut sebagai sunan atau bahkan sunannya para sunan. Akan tetapi tidak ada istilah sunan yang tertera pada batu nisan makam beliau. Ini mengautkan tesis Prof. Buya Hamka bahwa istilah sunan diciptakan setelah masa wafatnya para wali di Jawa yang tergabung dalam Wali Songo. Adapun istilah syekh yang dinisbatkan kepada Maulana Malik Ibrahim, telah terdapat dalam dokumen Kropak Ferrara dengan sebutan Syekh Ibrahim saw. isinya tentang wejangan baliau.

Sewa Jeep dan Motor Ke Puncak Telomoyo? Segini Tarifnya

Sewa Jeep dan Motor Ke Puncak Telomoyo? Segini Tarifnya

Gunung Telomoyo merupakan salah satu destinasi favorit di Jawa Tengah. Wisata nuansa alam tersebut selain menyajikan pemandangan indah dari puncak gunung, juga relatif mudah dijangkau. Salah satunya adalah biasa Sewa Jeep Telomoyo dengan harga yang relatif murah. Menuju puncak gunung Telomoyo dapat ditempuh dengan sepeda motor hingga jeep, wisatawan bisa mengunjungi Gunung Telomoyo dari beberapa rute. Gunung Telomoyo dengan ketinggian 1.894 MDPL terletak di Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang. Untuk mendaki gunung ini, kamu bisa melalui Pintu Masuk Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Selain itu, wisatawan juga bisa melalui Dalangan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Wisatawan dapat mencapai puncak dengan sepeda motor atau jeep. Sementara itu, pengunjung yang bepergian dengan mobil dapat parkir di Dalangan. Setelah itu, wisatawan bisa menyewa sepeda motor atau jeep untuk menuju puncak. Dari atas, kamu bisa melihat keindahan gunung Andong, Merbabu, Ungaran dan tempat lainnya. Kemudian, saat langit cerah, kamu juga bisa melihat pemandangan Rawa Pening. “Yang kita jual itu memang view atau alam seperti sunset, sunrise. Kalau kerjasamanya itu harus dengan LMDH (lembaga masyarakat desa hutan). Dari LMDH memberi mandat ke kita untuk mengelola wisata ini,” kata Pengelola Gunung Telomoyo Edi Sutrisno saat ditemui di pintu masuk melalui Dalangan, Ngablak, dikutip dari Detik Jateng, Jumat (2/9/2022). Menurutnya, wisatawan yang bepergian dengan mobil sebaiknya parkir di Dalangan. Kemudian naik ke atas bisa sewa motor atau jeep. Harga sewa sepeda motor adalah Rp 60.000. “Untuk mobil keluarga diharuskan parkir di sini. Kemudian mereka punya dua alternatif saat mau naik, yang pertama sewa jeep dan yang kedua sewa motor,” ujarnya. Edi menjelaskan mengapa mobil pribadi tidak diperbolehkan mendaki Gunung Telomoyo. Salah satunya adalah tim tandang dianggap asing dengan kondisi lapangan. “Sewa motor seharga Rp 60.000 selama 3 jam. Jadi kami memberdayakan masyarakat di sini. Yang jaga loket adalah orang sini, setiap kepala keluarga di desa Dalangan ini mendapat jatah sebulan sekali,” ujarnya. Tiket masuk Gunung Telomoyo adalah Rp 15.000/orang. Harga masuk berlaku baik hari kerja dan akhir pekan. Sementara itu, Gunhardi Widodo, Pengelola Telomoyo Jeep, mengatakan saat ini ada 30 Jeep yang ditawarkan. “Pemilik jeep ini warga Dalangan, Pandean, juga Ngablak,” kata Gunhardi. “Kita dari bawah sampai puncak, turun lagi itu Rp 400 ribu durasi waktunya 2,5 jam. Selama perjalanan yang utama berhenti di Awang-awang Telomoyo,” ujarnya. Kemudian paket lain yang ditawarkan, katanya, dari Telomoyo sampai Ketep Pass. Untuk itu paket sebesar Rp1 juta. “Paket sampai Ketep itu Rp 1 juta. Satu armada, 4 orang dewasa. Kalau sunset tarifnya Rp 500 ribu, start jam 16.00 sore turun jam 19.00 malam,” tuturnya. “Kalau sunrise jam 04.00 pagi start dari sini, turun sampai bawah jam 8.00 itu tarifnya Rp 700 ribu. Ada paket medium sampai Air Terjun Sumuran sama Kopeng Rp 600 ribu,” pungkasnya.

Pepadi Banyumas Gelar Festival Dalang Anak Untuk Tumbuhkan Kecintaan Pada Budaya Bangsa

Festival Dalang Anak

PURWOKERTO – Koordinator Wilayah Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Eks Karesidenan Banyumas bekerjasama dengan Komando Resort Militer 071/Wijayakuma menggelar Festival Dalang bagi anak-anak dan remaja untuk menggugah kecintaan terhadap budaya bangsa khususnya wayang kulit. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Minggu di Gedung Kesenian Sutedja, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini diikuti oleh empat dalang anak dan remaja. Mereka adalah perwakilan dari empat kabupaten eks karesidenan Banyumas, yaitu Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara. Ditanya di sela-sela acara, Ketua Panitia Festival Pemuda dan Anak Dalang, Bambang Barata Aji mengatakan, pihaknya selaku koordinator wilayah Pepadi, eks Karesidenan Banyumas, rutin menggelar festival atau lomba dalang. “Untuk tahun ini, kebetulan karena alasan berbagai hal, kesibukan, dan lain-lain sebetulnya tidak kami selenggarakan,” kata pria yang akrab disapa BBA itu, dikutip dari Antara Jateng, Minggu (4/9/2022). Akan tetapi setelah bertemu dengan Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Infanteri Yudha Airlangga sekitar dua minggu lalu, kata dia, pihaknya mendapat suntikan energi yang luar biasa untuk menyelenggarakan Festival Dalang Anak dan Remaja Eks Keresidenan Banyumas Tahun 2022. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan Korem 071/Wijayakusuma untuk menyelenggarakan festival tersebut sekaligus untuk memperingati Hari Ulang Tahun Ke-61 Korem 071/Wijayakusuma yang jatuh pada tanggal 1 September 2022. “Sebetulnya simpel saja, tetapi yang paling penting bagi kami, bagi Pepadi adalah semakin banyak memberikan kesempatan anak-anak kita untuk tampil. Itu akan menjadi semakin baik dan otomatis akan membangkitkan rasa cinta budaya dan cinta bangsa,” katanya. Terkait jumlah peserta, BBA melaporkan peserta yang hadir sebenarnya cukup sedikit karena wilayah Korwil Pepadi Eks Keresidenan Banyumas meliputi empat kabupaten. Karena secara teknis hanya bisa menyelenggarakan kegiatan selama satu hari, kata dia, pihaknya hanya bisa mengirimkan empat dalang yang merupakan perwakilan dari masing-masing kabupaten. “Dua tahun lalu ada delapan dalang karena waktunya cukup. Sekarang karena waktu sangat terbatas dan persiapan juga sangat terbatas, hanya ada empat orang,” jelasnya. Selain itu, kata dia, dalam rangka meramaikan Hari Ulang Tahun Ke-61 Korem 071/Wijayakusuma. Dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut, lanjut dia, pihaknya tidak sendiri karena didukung juga oleh elemen masyarakat lain, baik pemerintah daerah maupun Kepolisian Republik Indonesia supaya terselenggara dengan baik. “Tujuan lainnya yang paling penting adalah untuk kemanunggalan TNI, Polri, dan masyarakat,” katanya. Danrem mengharapkan melalui kegiatan tersebut dapat dicari bibit-bibit dalang karena generasi muda khususnya anak-anak akan menjadi penerus bangsa. “Dengan demikian, budaya bangsa khususnya pewayangan dapat tumbuh dan berkembang di tengah gempuran nilai-nilai budaya dari luar,” katanya. Foto: doc. Antara Jateng

Kecap Lele Khas Pati, Kecap Legendaris Bercita Rasa Tinggi

Kecap Lele Khas Pati, Kecap Legendaris Bercita Rasa Tinggi

Beberapa daerah di pantai utara (Pantura) memiliki kecap khasnya sendiri, tak terkecuali Kabupaten Pati. Kota kacang ini juga memiliki kecap khas dengan merek Kecap Masakan No. 1 Ikan Lele atau populer disebut Kecap Lele Khas Pati. Kecap yang terbuat dari kedelai hitam juga memiliki tekstur dan rasa yang berbeda di beberapa daerah. Salah satunya adalah Kecap manis Ikan Lele Go Tjwan Hok, Kabupaten Pati. Meski bernama Ikan Lele, bahan pembuatannya sama sekali tidak menggunakan unsur ikan lele sama sekali. Bahan-bahan yang digunakan adalah yang biasa digunakan untuk membuat kecap seperti kedelai hitam, gula, garam dan beberapa bumbu. Kecap Lele Ada Sejak Tahun 1954 Kecap Lele khas Pati, Jawa Tengah ini didirikan pada tahun 1954 oleh seorang pengusaha lokal Tionghoa bernama Go Tjwan Hok alias Pranoto. Perusahaan kecap ini mendapat izin dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1988, yaitu SP nomor 18/11.24/88. Perizinan Kementerian Kesehatan sangat penting, karena kecap berkaitan erat dengan kebutuhan pangan, sehingga harus memenuhi syarat kesehatan sebagai pangan untuk konsumsi manusia. Menggunakan Bahan alami Produksi masih dilakukan dengan cara tradisional. Untuk membuat kecap lebih tahan lama, digunakan gula dan garam sebagai pengawet. Menurutnya, hanya dengan dua bahan ini kecap bisa bertahan hingga dua tahun. Kecap Masakan No. 1 Ikan Lele menggunakan strategi tersendiri untuk mendapatkan loyalitas konsumen dengan menegaskan penggunaan bahan-bahan alami pada kecapnya, tanpa menggunakan pengawet atau pengental. Meski masih diproduksi secara sekala rumahan, namun produksinya sudah mencapai 50 ton dalam sebulan. Untuk pemasaran hanya menjangkau wilayah Pati dan sekitarnya. Namun banyak masyarakat dari luar daerah Pati yang membeli dalam jumlah besar dan dibawa ke daerahnya masing-masing. Dari tangan-tangan mereka kecap ini dapat merambah ke beberapa daerah di luar Pati seperti Semarang, Solo, Bengkulu, Palembang dan beberapa daerah di luar Pati. Sumatera lainnya. daerah. Dari segi rasa, kecap ikan lele sudah tidak diragukan lagi. Namun ada alasan lain mengapa orang tidak mau berubah, malah mengiklankan kecap ini secara gratis. Bahan-bahan yang digunakan dalam produk kecap ini selalu alami. Itulah daya tariknya. Kecap Lele Menggunakan Kemasan Sederhana Dikemas sederhana dalam kantong plastik dan botol kaca, kecap yang populer disebut Kecap Lele ini telah menjadi favorit banyak orang dan banyak rumah makan. Ya, banyak pemasok bakso, siomay, soto, nasi goreng, tahu gimbal, dan lainnya banyak yang mempercayakan rasa manis kecap dari kelezatan Kecap Lele. Mengapa kecap ini menjadi idola bagi sebagian orang? Menurut penggemar setianya, sambal Kecap Lele ini lebih manis dan kental dibandingkan kecap lainnya. Harganya Murah Harganya relatif murah dibandingkan kecap merek lainnya yang ada di pasaran. Kemasannya juga cukup sederhana dengan berbagai ukuran. Namun, berkat kesederhanaan inilah kecap lele terus diminati masyarakat. Benar sekali, kecap lele yang sudah ada sejak tahun 1954 ini terkenal dengan cita rasanya yang kaya, sehingga cocok untuk masakan dan cemilan. Omong-omong, apakah kamu pernah merasakan kelezatannya?

Sate Sapi Suruh Salatiga, Satenya Empuk Dipadu Dengan Bumbu Kacang Yang Gurih

Sate Sapi Suruh Salatiga, Satenya Empuk Dipadu Dengan Bumbu Kacang Yang Gurih

Bagi pecinta sate, tentu sate sapi sangat jarang ditemukan, yakni Sate Sapi Suruh Salatiga. Sate ini telah menjadi ikon kuliner Kota Salatiga. Dinamakan sate sapi suruh karena pertama kali ada di Pasar Suruh, meskipun Pasar Suruh sebetulnya masuk kawasan Kabupaten Semarang justru kuliner ini lebih melegenda di Kota Salatiga. Banyak yang susah melupakan kenikmatan sate ini, selain jarang ditemukan penjual sate sapi, juga karena rasanya yang lezat. Dagingnya empuk, tingkat kelembutannya sama dengan sate ayam, sangat gampang dikunyah. Rasa daging sapinya sungguh mantap, matang dan juicy, seperti memakan daging well done namun masih ada minyak lemaknya. Sate yang lezat dicampur dengan bumbu kacang yang masih kasar menimbulkan suara renyah di mulut. Resep Turun Temurun Sate sapi suruh dikelola secara turun temurun, yang saat ini sudah dikelola generasi ketiganya. Cita rasa sate sapi suruh mampu dipertahankan hingga saat ini karena pemiliknya selalu menggunakan daging berkualitas sebagai bahan baku, sehingga hanya dibakar saja daging sudah empuk. Untuk ukuran satenya tidak sebesar sate kambing pada umumnya, namun lebih cenderung sebesar sate ayam yang tidak terlalu besar. Setiap hari warung sate sapi suruh menghabiskan dagung minimal sepuluh kilogram. Untuk bumbunya juga dibuat sendiri dengan resep turun temurun. Bumbunya terdiri dari dua macam, yaitu bumbu untuk celupan (rendaman) sebelum sate dibakar serta bumbu kacang setelah sate matang dihidangkan. Untuk bumbu celupan terdiri dari ketumbar, bawang putih, kemiri disangrai, kunyit, gula merah, dan garam. Bumbu dan rempah dihaluskan kemudian diberi air secukupnya. Sedangkan untuk bumbu kacang yang juga sangat terkenal rasanya yang khas dan kenikmatannya, konsumen bisa memilih sambal kacang yang pedas atau tidak pedas. Bumbu sambal kacang dibuat dari kacang tanah yang digoreng, kemudian ditumbuk halus. Kemudian cabe merah keriting dan bawang putih digoreng kemudian dihaluskan dengan garam, gula merah, lalu disiram air panas. Varian Sate Sapi Suruh Di warung ini ditawarkan 3 varian sate, daging semua atau campur lemak (daging muda/gajih) atau campur daging dan lemak. Untuk pendamping makan sate, tersedia ketupat, bukan lontong seperti warung sate pada umumnya. Sama halnya dengan sate dan bumbu yang dibuat sendiri, ketupat dan tusuk sate juga dibuat sendiri karena faktor kemantapan. Sang pemilik hanya percaya dengan ketupoat buatannya, karena dibuat dengan nasi berkualitas. Selain sate, di sini juga terdapat pilihan menu lain seperti bakso dan mie ayam yang juga jangan sampai dilewatkan. Harga Sate Sapi Suruh Salatiga Tidak perlu khawatir masalah harga, dibandingkan dengan sate kambing atau sate ayam di temoat lain, sate suruh ini masih tergolong terjangkau. Harga yang masih masuk akal karena cita rasa yang mantap sebanding dengan harga yang ditawarkan. Untuk satu porsi sate sapi daging RP 26.000, sedangkan untuk sate campur (daging atau lemak) Rp 21.000. Harga di atas dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebijakan penjual. Lokasi Sate Sapi Suruh Lokasi warung sate sapi suruh sangatlah strategis dan mudah dijangkau karena berada di tengah Kota Slatiga sebelah kantor polsek. Dari bundaran Salatiga, langsung ke arah Pasar Salatiga. Harus jeli melihat jalan karena jalan yang dilalui satu arah. Buka mulai pukul 09.30 WIB hingga malam hari, juga dapat menerima pesanan, untuk resepsi pernikahan atau acara lainnya. Jika sedang berkunjung atau melewati Kota Salatiga, maka sangat wajib mencoba sate sapi suruh ini. Harus coba minimal sekali dalam hidup.

Kecamatan Tamansari Boyolali Dicanangkan sebagai Model Kawasan Konservasi

Kecamatan Tamansari

BOYOLALI – Kecamatan Tamansari di Kabupaten Boyolali dicanangkan sebagai model kecamatan konservasi. Pencanangan ini telah diinisiasi sejak tahun 2022 silam. Sebagai informasi, Kecamatan Konservasi merupakan pendekatan strategis model konservasi dengan mengutamakan partisipasi aktif masyarakat dan partisipasi dalam kegiatan pengelolaan konservasi di tingkat kecamatan. Kecamatan Tamansari termasuk dalam kawasan konservasi yaitu Taman Nasional Gunung Merapi-Merbabu. Ini merupakan prasyarat untuk pembentukan kawasan lindung. Bupati Boyolali, Said Hidayat mengatakan, menjaga keberlanjutan merupakan tanggung jawab bersama dan saling menguntungkan antara hulu, tengah, dan hilir. “Tengah dan hilir akan menjadi upaya pelestarian yang berkelanjutan bagi semua pihak,” ucapnya, Sabtu (3/9/2022). Menurutnya kecamatan konservasi juga akan menjadi salah satu elemen pendukung kebijakan bagi implementasi mekanisme imbal jasa lingkungan atau disebut dengan PES (payment environmental services, red) oleh komunitas di hilir kepada komunitas di Hulu. Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (BP3D) Kabupaten Boyolali, Mochhamat Syawalludin mengatakan, inisiatif pencadangan ini juga bertujuan untuk mendukung kebijakan Kabupaten Boyolali dalam mewujudkan Boyolali Smart City, Water City, dan Green City. Terutama dalam penerapan prinsip konservasi pada setiap arah pembangunan di kawasan Tamansari. “Sehingga, terjadi keberlanjutan sumber daya air untuk kepentingan sektor ekonomi di wilayah tengah dan hilir,” katanya. Aktivis Rama Zakaria dari Pusur Institute mengatakan bahwa pencanangan Kecamatan Tamansari sebagai model konservasi telah menjadi semangat aksi kolektif para pihak dalam upaya pelestarian sumber daya alam, khususnya air. “Sekarang saatnya menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal yang sama, dan kami berharap masyarakat luas dapat mempelajari program ini dan memperkuat kolaborasi multi-stakeholder yang ada.” ujarnya mewakili stakeholder relation manager Pabrik Aqua Klaten. Ditambahkannya, Sumino, Program Manager LPTP (Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan) untuk wilayah Boyolali dimulai pada tahun 2014. Pihaknya berkolaborasi dengan Aqua Factory telah melaksanakan pemberdayaan masyarakat, termasuk program konservasi yang terintegrasi dengan pengembangan ekonomi melalui potensi lokal. “Banyak yang sudah dikerjakan, seperti program niogas, budidaya bunga krisan dan anggrek, penanaman pohon termonitor secara online. Termasuk, pengembangan alternatif pertanian sayur seperti paprika untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di area hulu, demplot model pengelolaan konservasi tanah dan air juga membangun pusat belajar konservasi komunitas (PBKK) di desa Mriyan, Kecamatan Tamansari,” katanya. Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara seluruh Kepala Desa Kecamatan Tamansari, organisasi perangkat daerah terkait di Pemerintahan Pemerintah Kabupaten Boyolali dan instansi terkait lainnya.

Aneka Kuliner Tradisional Hingga Kekinian Dijajakan Di Festival Kuliner Banyumas 2022

Festival Kuliner Banyumas 2022

PURWOKERTO – Festival Kuliner Banyumas 2022 ke-7 kembali dihelat di GOR Satria Purwokerto, Sabtu (3/9/2022). Aneka jajanan, makanan tradisional, olahan seafood, aneka makanan dan minuman viral dijual di lapak yang tersedia. Sebanyak 97 kios UMKM dari berbagai kuliner turut serta dalam acara tahunan ini. Acara berlangsung dari Jumat hingga Minggu, 2-4 September 2022, buka dari pukul 09.00 WIB hingga 21.00 WIB. Menurut Noer Muhammad Ifianto selaku Ketua Festival Kuliner Banyumas 2022, mengatakan acara tersebut bertujuan untuk mempromosikan makanan yang diproduksi UMKM di Kabupaten Banyumas. “Tujuannya untuk menampilkan produk-produk yang ada di Banyumas dan sekitarnya,” ujarnya. Peserta yang mengikuti festival ini terlebih dahulu mendaftarkan diri kepada panitia mengenai kuliner yang akan diikutsertakan. “Non kuliner ada yang mengikuti, mereka juga ikut meramaikan festival ini. Namun lokasi tidak kita satukan dengan yang kuliner,” tambahnya, dikutip dari Tribun Jateng. Festival dikemas dengan konsep yang menarik dengan berbagai hiburan seperti live music, kesenian tari dan budaya, akustik, hingga kompetisi menyanyi. Hanya dengan membeli tiket masuk seharga Rp4.000, pengunjung sudah bisa masuk dan berkeliling melihat-lihat warung makan yang ada di dalamnya. “Senang yang pasti banyak sekali makanan dan minuman buat dibeli di sana terlebih event ini ada saat weekend sekalian buat refreshing juga,” ungkap Tika asal Banyumas. Sebagai event tahunan, Festival Kuliner Banyumas ini selalu hadir dengan konsep yang berbeda-beda dari waktu ke waktu. Konsep yang dinamis sebagai daya tarik pengunjung agar selalu datang ke festival ini. Setiap tahun peserta yang mengikuti festival ini terus mengalami penambahan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Acara ini juga dapat menjadi ajang saling menyemangati antara pedagang dan pengunjung. “Harapannya yang jelas kita turut bangga setiap kali next event tiap tahun produk makanan di Banyumas bertambah. Paling tidak perkembangan kuliner di Purwokerto sangat-sangat bagus pelaku usahanya,” harap Noer. Foto: doc. Tribun Jateng