Jowonews

Resep Soto Tauto Pekalongan, Aromanya Sedap dan Kuahnya Gurih

Resep Soto Tauto Pekalongan, Aromanya Sedap dan Kuahnya Gurih

Resep Soto Tauto Pekalongan ini bisa menjadi salah satu panduan Anda yang rindu dengan kuliner khas Kota Batik Pekalongan. Soto Tauto merupakan sajian soto khas dari Pekalongan. Tauto sendiri merupakan singkatan dari tauco soto, sesuai dengan etosnya menggunakan bumbu tauco. Tauto Pekalongan memiliki perpaduan rasa pedas dan manis. Sebelumnya masakan ini menggunakan daging kerbau sebagai bahan utamanya. Namun seiring berjalannya waktu, daging kerbau juga bisa diganti dengan daging sapi. Untuk daging kerbau dan sapi, daging yang digunakan untuk membuat kencang adalah Sandung lamur atau yang biasa dikenal dengan brisket. Daging yang terdapat di bagian bawah dada ini sangat cocok digunakan untuk sop karena teksturnya yang kenyal dan kandungan lemaknya yang tinggi. Hidangan khas Pekalongan ini bisa disajikan dengan nasi atau lontong. Seperti masakan soto lainnya, kelezatan soto Pekalongan terletak pada dagingnya yang empuk dan kuahnya yang bening beraroma. Anda bisa membuatnya sendiri dengan petunjuk resep dan tips di bawah ini. Ayo lakukan! Resep Soto Tauto Pekalongan Bahan-bahan: Bahan bumbu halus: Cara membuat soto tauto khas Pekalongan : Tips membuat Tauto:

Inovasi Es Krim Singkong di Salatiga, Rendah Gluten dan Dapat Dikonsumsi Siapa Saja

Es Krim Singkong Salatiga

SALATIGA – Saat berkunjung ke Kota Salatiga, kini Anda bisa menikmati jajanan es krim yang terbuat dari olahan singkong. Inovasi ini diharapkan bisa membantu meningkatkan pendapatan para petani singkong di daerah setempat. Ide kreatif es krim singkong pertama kali dikembangkan oleh Joko Mulyono, warga Kampung Singkong, Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Bahan utamanya adalah mocaf atau tapioka, gula pasir, susu bubuk, susu kental manis, bahan pengembang makanan dan minuman. “Untuk membuat es krim singkong, semua bahan dicampur hingga lembut dan meleleh,” Kata Joko, Senin (16/01/2023), dikutip dari iNews Jateng. Kemudian, lanjutnya, dimasak sampai mendidih, aduk sampai lembut, sehingga tepung semakin tercampur sempurna. Kemudian, dinginkan selama 8 jam di dalam freezer. Selanjutnya dicairkan lagi dengan blender dan siap dikemas dalam gelas kecil. Varian rasa es krim singkong disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Permintaan pasar paling banyak ada tiga varian yaitu coklat, vanilla dan strawberry. Secangkir es krim singkong dijual seharga Rp 5.000. Dalam sehari, Joko bisa membuat 150 hingga 180 cup es krim singkong. Sebagian besar produk dijual di beberapa kafe di sekitar kota Salatiga. Keunggulan singkong dibandingkan tepung lainnya adalah kandungan glutennya yang rendah. Ini bagus untuk orang yang alergi gluten, jadi orang sakit dan anak berkebutuhan khusus bisa mengonsumsi mocaf. Inovasi ini dapat meningkatkan nilai ekonomi Joko dan petani singkong di wilayah Salatiga. Foto: dok. Tribun Jateng

Kampung Melayu Semarang Dikembangkan Menjadi Kawasan Tujuan Wisata

Kampung Melayu Semarang

SEMARANG – Kampung Melayu menjadi salah satu kawasan yang menarik perhatian Kementerian PUPR. Diharapkan hal ini dapat meningkatkan antusiasme dan minat masyarakat terhadap pengelolaan pariwisata di Kampung Melayu. Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menginginkan Kampung Melayu tidak berdiri sendiri melainkan menjadi satu kesatuan dengan kawasan lama Semarang lainnya yakni kawasan Kauman, Pecinan dan Kota Lama. Pihaknya akan menyusun kajian yang dapat mensinkronkan pariwisata di empat kawasan sehingga menjadi daya tarik untuk berkolaborasi. “Jadi ini masih tahap yang pertama. Selanjutnya akan ada revitalisasi. Kemarin dari ahli-ahli cagar budaya sampai ke ahli-ahli arsitektur menyampaikan kalau tidak menormalisasi tapi restorasi kali Semarang. Sehingga nanti kita kembalikan. Jadi bapak ibu jangan khawatir, Insya Allah tahun depan, kita akan lebih baguskan lagi,” kata Ita, Minggu (15/1/2023), dikutip dari iNews Jateng. Kami meminta Biro Perencanaan Tanah atau Distaru menyiapkan DED untuk pemugaran Masjid Menara Layur nanti, lanjutnya. Kami berharap itu menjadi tujuan karena itu sejarah. Masjid pertama di kota Semarang adalah Masjid Menara Layur. Kita lihat gambaran utuhnya melalui penelitian Disbudpar karena ada sejarah, ada cerita, jadi mudah-mudahan itu menjadi daya tarik daerah ini, tambahnya. Yang coba dilakukan Pemkot Semarang adalah berkomitmen untuk mengajak masyarakat bersama-sama mengembangkan potensi wisata ibu kota provinsi Jawa Tengah itu. Salah satunya dengan dibentuknya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Melayu. “Hari ini adalah hari yang istimewa, Kampung Melayu telah dikenal oleh umat Islam atau wisatawan. Kampung Melayu juga telah menjadi (proyek) pemugaran yang didukung oleh Kementerian PUPR. Tidak hanya kota tua, tetapi juga Kampung Melayu dan Kauman. Ini adalah kawasan yang harus dilestarikan,” katanya.

Kopi Babah Kaca Mata Salatiga, Warung Kopi Legendaris Sejak 1966

Kopi Babah Kaca Mata Salatiga, Warung Kopi Legendaris Sejak 1966

Kopi Babah Kaca Mata Salatiga merupakan salah satu minuman yang dapat kamu nikmati untuk menghangatkan badan di tengah dinginnya udara Kota Salatiga. Salatiga dikenal dengan kota singgah karena lokasinya yang berada dekat dengan kota-kota besar seperti Semarang, Solo, Yogyakarta, dan Magelang. Juga berada dekat dengan Gunung Merbabu, Merapi, Telomoyo, Ungaran membuat Salatiga menjadi kota yang dingin. Todak jarang kota ini dijadikan sebagai destinasi berlibur dan melepas penat dari hiruk pikuk kota besar. Salah satu aktivitas untuk menikmati dinginnya Kota Salatiga adalah ngopi. Minum kopi bersama di cuaca dingin menjadi aktivitas yang menenangkan. Ada salah satu kuliner bersejarah di Salatiga yang menjajakan kopi yaitu Kopi Babah Kacamata. Gerai ini hanya menjual kopi robusta, cocok untuk penikmati kopi dengan rasa pahit yang kuat. Kopi Babah Kacamata adalah kopi olahan rumahan yang sudah ada sejak 1966 di Salatiga. Pertama kali dibuka oleh sepasang suami istri Warsono (Tan Tjun Gwan) dan Lucia Rusmiyati. Kopi ini sudah terkenal seantero kota. Di tiap warung kopi, cafe, kebanyakan menggunakan Kopi Babah Kacamata. Sudah 54 tahun Kopi Babah Kacamata Salatiga bertahan sampai generasi kedua, Astono. Hal ini karena hingga saat ini Kopi Babah Kacamata masih mempertahankan produk kopinya yang baik. Sangrai kopinya masih mengikuti metode yang digunakan orang tuanya – menggunakan mesin sangrai bath berbentuk seperti tabung, lalu di bawahnya dinyalakan tungku berisi kayu bakar dan api menyala. Tabung itu setelah diisi 20 kg kopi robusta Pingit, lalu diputar oleh mesin di atas tungku api. Jadi tidak ada resep khusus, yang penting kopi disajikan secara murni tanpa tambahan biji jagung yang lumrah ditemui pada kopi tubruk lainnya. Kopi yang digunakan adalah biji kopi utuh, robusta green been dari Temanggung. Dalam sehari, mereka bisa 5 kali sangrai dengan masing-masing kapasitas 20 kg. Kopi Babah Kacamata mempunyai tekstur halus seperti kopi bubuk sasetan. Soal grind size ukurannya fine. Karena tekstur dan gilingan yang halus itu. Kopi Babah Kacamata biasa dinikmati dengan cara ditubruk – cara paling cepat menyajikan kopi. Ampasnya terhitung sangat lembut, hampir ikut larut saat meminumnya. Nama Babah Kacamata sendiri berasal dari pelanggan yang menjuluki Pak Warsono (pendiri) sebagai Babah Kacamata karena beliau menggunakan kacamata. Sehingga, bungkus Kopi Babah Kacamata di desain sablon orang berkacamata yang makin membuat kopinya semakin otentik dan jadul. Kopi Babah Kacamata dapat dibeli bahkan dinikmati di toko sederhana yang berlokasi di Jalan Kalinyamat No 16 Salatiga. Bagi penikmat kopi jangan lewatkan untuk mencoba kopi jadul ini.