Jowonews

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF

Oleh Damayanti Purnama Putri, S.Pd Setiap manusia pasti pernah menghadapi kesulitan dalam hidupnya. Tidak jarang juga karena terlalu sering melalui kesulitan itu, seseorang justru terbiasa untuk berfikir kreatif. Dorongan untuk mempertahankan hidupnya telah mengasah kreativitas seseorang. Dalam latar belakang dokumen kurikulum 2013 menyebutkan bahwa peserta didik menjadi manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, maka diperlukan pengembangan kurikulum yang berbasis kompetensi yang merupakan strategi pembangunan Pendidikan nasional. Berkaitan dengan hal itu Lembaga Pendidikan memiliki peran penting dalam pembinaan kreativitas peserta didik. Ada beberapa ciri-ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu yang kreatif yaitu dengan membedakan antara ciri-ciri kognitif (aptitude) yaitu yang berhubungan dengan kognisi, meliputi proses berpikir dan kelancaran, kelenturan dalam berpikir, mengembangkan suatu gagasan. Sedangkan ciri-ciri afektif (non-aptitude) yaitu berkaitan dengan sikap atau perasaan, rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, berani mengambil resiko dan saling menghargai. Para pendidik atau guru dapat melakukan pembinaan kreativitas terhadap peserta didik, dengan pembiasaan ini akan membuat peserta didik terbiasa berpikir atau menggunakan pemahaman untuk terus mengembangkan kreativitasnya. Guru dapat memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan untuk memudahkan guru dalam mengimplementasikan pembelajarannya melalui laptop, LCD yang menggunakan jaringan internet.  Pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan yang merujuk pada pandangan konstruktif. Pembelajaran interaktif menitikberatkan pada pembelajaran aktif yang melibatkan diri dalam keseluruhan proses dalam fisik maupun mental. Pembelajaran interaktif dirancang agar siswa aktif bertanya, dan menemukan jawaban mereka sendiri. guru berperan sebagai pengajar, motivator, fasilitator, mediator, evaluator, dan pembimbing. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kreativitas peserta didik, peran guru sangat penting dalam mengelola pembelajaran dengan cara membina kreativitas peserta didik dengan cara penerapan pembelajaran interaktif, dalam hal ini pesera didik diberikan kebebasan dan kesempatan untuk melibatkan keingintahuannya dengan cara melakukan penyelidikan mengenai permasalahan itu sendiri dan menyelesaikannya dengan kreativitas masing-masing peserta didik.

PRAGMATISME PADA PEMBELAJARAN DALAM SISTEM PENDIDIKAN

OLeh FEBY ANDRIANI Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani yaitu “pragma” yang memiliki arti Tindakan atau perbuatan. Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang memiliki pandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu adalah, apakah sesuatu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu keenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak. Suatu konsep atau peraturan sama sekali tidak dapat memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetpai dapat dibuktikan berguna bagi masyarakat. Manusia memiliki kemampuan untuk bekerja sama. Pragmatisme mempunyai keyakinan bahwa manusia mempunyai kemampuan yang wajar. Menurut pragmatisme, Pendidikan bukan semata-mata membentuk pribadi anak tanpa memperhatikan potensi yang ada dalam diri anak tersebut, juga jangan beranggapan bahwa anak telah memiliki kekuatan laten yang memungkinkan untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan tujuan anak tersebut. Pragmatisme Pendidikan dipelopori oleh filsuf Amerika John Dewey didasarkan pada perubahan, proses, relatifitas, dan rekonstruksi pengalaman. Pragmatisme Pendidikan Dewey cukup dipengaruhi oleh teori evolusi Charles Darwin bahwa semua makhluk hidup baik secara biologis maupun sosiologi memiliki naluri untuk bertahan hidup dan dapat berkembang. Dalam filsafat Pendidikan John Dewey, pengalaman adalah kata kunci. Pengalaman dapat didefinisikan sebagai interaksi antara makhluk manusia dengan lingkungannya. Menurut Darwin, hidup adalah ketergantungan dari kemampuan memecahkan masalah-masalah, maka Dewey memandang bahwa Pendidikan menjadi tempat pelatihan bagi ketrampilan dan metode pemecahan masalah atau (problem solving skills and methods). Penerapan Pragmatisme dalam Pendidikan, proses dari Pendidikan dalam pragmatisme bertujuan untuk memeberikan pengalaman empiris kepada siswa sehingga terbentuk suatu pribadi yang belajar,berbuat (learning by doing). Proses ini dapat berlangsung selamanya. Dalam pandangan filsafat pragmatisme, siswa memiliki akal dan kecerdasan. Artinya siswa secara naluriah dan alamiah sudah memiliki kecenderungan untuk terus berkreatif dan dinamis dalam perkembangan zaman. Siswa memiliki bekal untuk dapat menghadapi dan memecahkan masalah yang dihapadapi. Dalam pembelajaran, Pendidikan pragmatisme terus selalu menekankan pada pengalaman hidup dan cara bagaimana menghadapi masalah dimanapun siswa tersebut berada. Nantinya siswa akan dapat berfikir kritis dan berhasil beradaptasi dengan segala perubahan- perubahanpada kehidupan dunia. Peran dari guru dalam Pendidikan pragmatisme merupakan sebagai pengawas serta pembimbing dalam pembelajaran pengalaman tanpa mengaggu minat dari siswa. Dan pihak sekolah harus mampu memberikan dan mneyesuaikan segela aspek, karena peranya sebagai tempat untuk mengajarkan pengalaman kehidupan yang terus berubah- ubah dan seharusnya sekolah juga lebih memperioritaskan dan mengedepankan muatan pengalaman pembelajaran dibandingkan muatan materi dan nilai akhir. Tujuan dari pragmatisme yaitu adalah aliran yang mau menerima segala hal, asal hal tersebut berakibat baik dan berguna. Aliran ini mementingkan kegunaan suatu pengetahuan dan bukan kebenaran objektif dari pengetahuan. Dalam Pendidikan tidak ada tujuan khusus yang dapat ditentukan sebelumnya dan berlaku baik dan juga benar untuk semua anak sepanjang waktu, tempat dan situasinya. Tujuannya untuk mendukung anak sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan dibidang kegiatan akademik agar mereka tumbuh dan berkembang dengan berhasil dan mencapai kehidupan yang lebih Bahagia. Pendidikan Pragmatisme berwatak humanis dan juga manusia merupakan ukuran segalanya. Rasio manusia tidak pernah terpisah dari dunia, bahkan menjadi bagian dari dunia itu sendiri. Pengetahuan dari manusia harus dinilai dan dapat diukur dengan kehidupan yang praktis, juga benar tidaknya hasil dari pemikiran manusia akan terbukti di dalam penggunaanya dalam praktek. Jadi teori dikatakan benar jika dapat berfungsi praktis bagi kehidupan manusia. Dalam Pendidikan pragmatisme, semua dari materi dapat disajikan dengan harus berdasarkan fakta-fakta yang sudah dilakukan observasi, dipahami, serta dibicarakan sebelumnya, juga materi tersebut dimungkinkan mengandung ide-ide yang dapat mengembangkan situasi untuk mencapai tujuan tersebut. Peran dari guru hanyalah sebagai fasilitator dan motivator kegiatan siswa. Semua kegiatan siswa dilakukan dengan sendiri seiring dengan minat dan bakat yang dimiliki siswa tetapi guru tetap memberikan arahan yang memungkinkan siswa tersebut dapat berkembang sesuai dengan keinginan dan bakat minat yang dimiliki. Daftar Pustaka Andriani, Fera. 2017. Pragmatisme: Menepis Keraguan, Memantapkan Keyakinan. Syaikhuna Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam, 8(2), 240-249. Istiqomah, Murwati dkk. 2022. Implikasi Aliran Pragmatisme dalam Pendidikan. Media Penelitian Pendidikan: Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran, 16(02), 102-106.

Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Jembatan Kembalinya Fitrah Anak dan Fitrahnya Pembelajaran

Oleh: Zhahira Mulkiyatillah Tantangan semakin besar yang dialami pada zaman yang semakin maju. Salah satu tantangannya adalah para orang tua dan guru yang masih menuntut anak untuk unggul dalam segi pengetahuan/kognitifnya an mengejar nilai yang bagus tanpa memahami rahasia atau anugerah potensi apa yang diberikan pada anak dari sang Pencipta. Orang tua atau pun guru yang mendidik anak dengan baik sekarang, belum tentu anak tersebut dimasa mendatang akan selalu terjaga fitrahnya dengan baik. Padahal semua bayi yang dilahirkan ke bumi memiliki fitrah untuk belajar dan mereka adalah pembelajar yang tangguh. Lihatlah bayi yang tidak menyerah belajar merangkah, lalu berjalan kemudian berlari yang bebas untuk mencoba tanpa peduli berapa kali dia terjatuh, tetapi kenapa semakin lama belajar bisa jadi membosankan, merasa ketidaknyamanan serta mengantisipasi waktu pulang belajar. Begitupun kendala terhadap guru yang sering kali masih menggunakan metode konvensional tanpa memberikan kesempatan kepada siswanya untuk berpartisipasi aktif dalam belajar sehingga mucul kurang minatnya siswa pada pelajaran yang sedang diajarkan. Pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi salah satu solusi ketika guru dihadapkan masalah tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar dan karakteristik setiap siswa yang bertujuan memberikan kesempatan siswa untuk berkembang lebih optimal sesuai fitrah tumbuh kembangnya. Sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara terhadap pembelajaran berdiferensiasi yaitu adanya sistem among, guru harus dapat mendampingi siswa untuk berkembang sesuai dengan fitrah manusia. Pembelajaran berdiferensiasi adalah fitrahnya pembelajaran sejak dulu yang terus diupayakan. Ada 5 karakteristik pembelajaran berdiferensiasi yaitu: 1) lingkungan belajar menumbuhkan ketertarikan untuk belajar; 2) kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas; 3) kebutuhan siswa direspon dengan tanggap oleh guru; 4) manajemen kelas yang efektif; 5) berkelanjutannya dalam penilaian atau evalauasi pembelajaran. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi, guru akan memulai mengajar berdasarkan kebutuhan, kesiapan, dan gaya belajar siswa sesuai pemetaan yang telah dilakukan. Karena yang menjadi tujuan utama pembelajaran berdiferensiasi adalah membantu siswa memenuhi kebutuhannya melalui gaya belajar yang berbeda dengan mencapai tujuan pembelajaran yang bermakna. Tidak hanya itu pembelajaran berdiferensiasi juga dapat memaksmimalkan potensi siswa, memberikan kesempatan kepada mereka untuk mempelajari nilai-nilai kehidupan yang penting dan mencapai kebahagian setinggi-tingginya. Pada hakikatnya guru perlu melakukan pembelajaran berdiferensiasi menginat betapa heterogennya siswa yang ada di kelas. Strategi pembelajaran berdiferensiasi yang dapat diterapkan oleh guru antara lain: 1) diferensiasi konten, berkaitan materi yang akan diajarkan kepada siswa dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar baik dari segi kesiapan belajar, minat siswa, profil belajar ataupun kombinasi dari ketiganya; 2) diferensiasi proses, berkaitan dengan proses belajar yang dilaksanakan oleh guru. Guru harus memahami apakah siswanya akan belajar secara berkelompok atau mandiri berdasarkan LKPD yang telah dirancang yang mencakup kegiatan yang bervariasi; 3) diferensiasi produk, berkaitan produk yang akan dihasilkan oleh siswa dari proses belajarnya. Paling utama dari produk tersebut yang mencerminkan keterkaitan antara pemahaman siswa dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan, Pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak yang besar bagi sekolah, bagi skelas maupun siswa yaitu tercermin pada setiap orang merasa disambut dengan baik, saling menghargai, peluang harapan untuk tumbuh, merasa aman, keadilan dalam bentuk nyata, tercapainya tujuan pembelajaran yang diajarkan oleh guru secara optimal.

Perlu, Restrukturisasi TPS dilakukan secara Detail

Komisi A DPRD Jateng

BOYOLALI – Komisi A DPRD Provinsi Jateng mendorong restrukturisasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) di KPU Kabupaten Boyolali karena akan berdampak pada efektifitas anggaran, baik anggaran Pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten. Restrukturisasi itu harus mempertimbangkan rasio dan keterjangkauan mengingat Boyolali memiliki letak geografis yang konturnya beragam, sangat dekat dengan puncak gunung berapi di bagian atas dan Bendung Kedung Ombo dibawahnya. Kalangan dewan juga mengapresiasi kinerja KPU Kabupaten Boyolali yang menjadikan kabupaten itu pernah tercatat sebagai wilayah dengan tingkat partisipasi pemilihnya mencapai 89%, termasuk paling tinggi di Provinsi Jateng. Demikian disampaikan Ayuning Sekar Suci, Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jateng, yang memimpin diskusi dengan KPU Kabupaten Boyolali dalam rangka monitoring persiapan KPU kabupaten/ kota untuk penyelenggaraan Pemilu 2024 di KPU Kabupaten Boyolali, Selasa (7/3/2023). “Saya mengapresiasi KPU Boyolali yang sangat informatif dengan menampilkan informasi secara grafis di kantor sehingga mudah dibaca dan dimengerti, juga tingkat partisipasi pemilih disini yang luar biasa. Kalau bisa, ini ditingatkan secara kualitasnya,” katanya. Sementara, Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jateng Irna Setyawati menyoroti perihal restruksturisasi TPS yang tengah dirancang KPU Kabupaten Boyolali. Menurut dia pengurangan jumlah TPS akan berdampak efektifitas anggaran. Ia berpesan agar mempertimbangkan aksesibilitas terkait kondisi geografis dan rasio jumlah pemilih dan TPS karena saat ini masih terlalu banyak. “Saya menilai TPS disini banyak banget dan itu akan berdampak pada anggaran, baik anggaran dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten ini sendiri. Saya mohon masukan pertimbangannya apa saja?” tanya Irna. Ali Fahrudin selaku Ketua KPU Kabupaten Boyolali menjelaskan pihaknya saat ini tengah melakukan restrukturisasi dan pengurangan jumlah tempat pemungutan suara (TPS). Hal itu dilakukan karena terdapat sejumlah TPS di desa/ kelurahan di kabupaten itu yang jumlah pemilihnya tidak mencapai 280 orang. Selain itu, pihaknya juga mempersiapkan TPS khusus terutama di daerah rawan bencana, mengingat Kabupaten Boyolali dekat dengan gunung berapi yang bisa saja sewaktu-waktu aktifitas vulkanisnya meningkat sehingga terjadi pengungsian. Dimana pengungsi itu direlokasi, maka TPS-nya akan menyesuaikan. “Belajar dari pengalaman yang lalu, di Dusun Stabelan yang memang letaknya dekat dengan puncak Merapi, kita menyesuiakan, dimana pengungsi itu akan direlokasi disitu menyelenggarakan TPS di pengungsian,” kata Ali.

Terminal Banyuputih Perlu Dioptimalkan, Terminal Bahurekso Difungsikan untuk Trans Jateng

Hadi Santoso

BATANG –  Komisi D meninjau Terminal Banyuputih, Batang, Senin (6/3/2023). Kunjungan tersebut untuk melihat hasil pekerjaan APBD 2022 mengenai rehabilitasi terminal-terminal tipe B. Kunjungan di terminal ini diterima oleh Pejabat Analisis Muda Terminal Angkutan Jalan, Fajar Ahmad. Dia menjelaskan, pekerjaan rehab bangunan terminal telah selesai sesuai target, yaitu dimulai Juli 2022 dan selesai pada November di tahun yang sama. Sejauh ini secara fungsi belum maksimal. Pengguna jasa angkutan umum memilih naik bis atau angkutan dari jalan ketimbang harus ke terminal dulu. Wakil Ketua Komisi D Hadi Santoso mengatakan, pembangunan ini sudh selesai namun belum sempurna karena adanya faktor alam. “Pembangunan ini sudah selesai sesuai dengan dana yang dianggarkan, namun belum sempurna ditambah lagi adanya kendala faktor alam, yaitu dijadikan sarng burung walet yang tidak mudah untuk mengusirnya, PR bagi pengelola terminal ini adalah bagaimana cara nya meramaikan terminal ini supaya pembangunan ini berfungsi dengan maksimal, karan sudah dibangun kios-kios yang harapannya mampu meramaikannya” Katanya. Kunjungan berlanjut ke Terminal Bahurekso di Kendal, Selasa (7/3/2023). Kunjungan ini dalam rangka monitoring operasional pelayanan Trans Jateng koridor Semarang-Kendal. Pada tahun 2022 lalu, koridor Semarang-Kendal sudah melayani penumpang sebanyak 1.235.294 penumpang. Rute yang diluncurkan pada 21 Oktober 2019 ini sangat membantu masyarakat Kabupaten Kendal yang akan pergi ke Semrang dn begitu juga sebaiknya. Benny Karnadi salah satu anggota Komisi D mengatakan perlu ada pengembangan terminal  Trans Jateng ini perlu dikembangkan dari segi kualitas dan kuantitas apalagi sekarang sudah dibagun KITB sehingga potensi ke depannya akan semakin bertambah besar dan perlunya koneksi antara angkutan pedesaan dan Trans jateng, sehingga masyarakat semakin terbantu dan memudahkan, karena kenyataannya Trans Jateng ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. (Adv)

BPBD Kudus Siap Siaga Penanganan Bencana

BPBD Kudus

KUDUS – Pertemuan Komisi E DPRD Jateng dengan jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Senin (6/3/2023) menyepakati akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Sekarang ini, intensitas hujan cukup tinggi termasuk bencana lain seperti tanah longsor, angin kencang, dan banjir. Dalam pertemuan itu, rombongan Komisi E diterima oleh Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kudus Mundir. Anggota Komisi E Mawahib mengemukakan, kunjungan itu dilakukan untuk mencari data serta masukan terkait identifikasi potensi jenis bencana dan daerah rawan banjir. Jateng tergolong daerah bencana sehingga perlu adanya upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan penangan darurat. “ Maka dari itu, perlu adanya kolaborasi dengan berbagai daerah, karena ini adalah pekerjaan bersama. Daerah lain pun akan siap siaga saling membantu. ” kata Mawahib. Menanggapi hal itu, Mundir menjelaskan, banyak penanganan bencana yang dilakukan oleh BPBD. Semisal dalam penanganan logistik, bantuan sosial (bagi rumah terdampak), rehabilitasi/rekontruksi pasca bencana. Ia juga mengatakan pada 2022 terdapat total 210 kejadian bencana, dan bencana hidrometeorologi menjadi bencana yang dominan terjadi. Sedangkan, update terbaru sejak 23 Februari 2023 malam menyebabkan debit air di beberapa sungai meningkat akibat kiriman air dari hulu. Air melimpas dan menggenangi permukiman warga, persawahan dengan ketinggian 20-30 cm, dan total jiwa terdampak ada 25.786 dan ada 583 jiwa pengungsi. Adapun personel yang terlibat ada pemerintah desa/kecamatan, TNI/POLRI, dinas terkait, PUPR, Baznas, PMI, dan Forum sukarelawan Kudus serta warga sekitar. Menambahkan, upaya BPBD Kabupaten Kudus ialah menyalurkan bantuan ke tempat pengungsian, melakukan assesment data secara periodik, melakukan monitoring, penanggulangan tanggul dan mempersiapkan dapur umum, bantuan logistik serta tempat pengungsi. Jelas Mundir. Kesempatan lain, Kepala BPBD Jateng, Bergas C Penanggulangan mendukung kab/kota terus menambah Destana pada daerah rawan bencana agar dapat meminimalisir dampaknya. (Setwan DPRD Jateng)

Tangkal Terorisme, Pemprov Jateng Pilih “Soft Approach”

Terorisme

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendukung upaya pencegahan kejahatan terorisme yang dilakukan oleh Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT). Satu di antaranya dengan pendekatan lunak atau soft approach, yang sering dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan menyambangi, berkomunikasi, serta memberi bantuan kepada eksnarapidana terorisme. Hal itu diungkapkan Plt Kabid Kewaspadaan Nasional Kesbangpol Jateng Widi Nugroho, seusai pembukaan Penguatan Kapasitas dan Kompetensi Personel TNI/Polri dan Instansi Terkait dalam Mendukung Penanggulangan Terorisme di wilayah Jateng, yang berlangsung di hotel Metro Park View Semarang, Rabu (8/3/2023). Dalam upaya reintegrasi dan resosialisasi eksnapiter, pihaknya berpegang pada Pergub Nomor 35 Tahun 2022. Pada aturan itu, imbuhnya, seluruh stakeholder dirangkul dalam forum kemitraan. Ia mengatakan, soft approach adalah langkah paling baik, untuk merangkul kembali mereka yang sempat terlibat dalam tindak pidana terorisme. “Semua tingkatan mengatakan approach yang paling baik adalah soft approach, seperti yang dilakukan Pak Gubernur untuk mendekati eksnapiter dan keluarga,” ujar Widi, Ia mengatakan, total eksnapiter di Jateng berjumlah 244 orang. Dengan kondisi demikian, Pemprov Jateng memiliki sejumlah strategi merangkul mereka, untuk menghilangkan pemikiran radikal. Meskipun, dari semua eksnapiter belum bisa didekati menggunakan soft approach, akan tetapi pendekatan semacam ini terus diperkuat. “Di seluruh Indonesia, Jateng menempati tertinggi dari reintegrasi dan resosialisasi karena guyub tadi. Yang dilakukan sudah banyak, sambang, Pak gubernur nambakake (mengobati) eksnapiter, pemberian bantuan dan peningkatan kapasitas aparatur desa agar bisa menerima eksnapiter,” bebernya. Strategi lainnya, terang Widi, mengajak tokoh agama hingga mengikutsertakan teman sealiran untuk mendekati. Namun, pendekatan ini memerlukan tempo yang tidak singkat. Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Brigjen Polisi Wawan Ridwan mengatakan, Jawa Tengah menjadi salah satu daerah yang dipantau oleh BNPT. Ini karena tingkat kerawanan paham radikal yang tinggi. Ia membeberkan, pada 2022 terdapat penangkapan terhadap tujuh terduga terorisme yang berafiliasi dengan Jamaah Islamiyah. Berkaca dari hal itu, pihaknya gencar meningkatkan kemampuan petugas dan instansi terkait. Wawan mengatakan, kondisi keamanan di Jateng secara umum kondusif. Namun, beberapa wilayah di Jawa Tengah banyak dipilih oleh jaringan terorisme untuk mengembangkan kekuatan dan memperluas jaringan. “Dengan undang-undang yang baru  yang baru UU 5/2018 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme, kita aparat hukum bisa lebih awal deteksi dan melakukan penegakan hukum. Mereka ketika misal baru susun strategi, ketika alat bukti terpenuhi, kita bisa melakukan tindakan hukum,” jelasnya. Wawan mengimbau warga tidak panik, namun tetap waspada terkait tindak kejahatan terorisme. Ia menyebut, kini jaringan teror kerap menggunakan media sosial untuk menyebarkan paham radikal. Oleh karena itu, BNPT gencar melakukan penguatan kapasitas aparat, dialog kebangsaan, dan menyebarkan wawasan nusantara. “Masyarakat tidak perlu khawatir, tetapi tetap waspada. Kalau ada anak kita yang bermain medsos tak sepantasnya (terpapar paham radikal), bisa (melapor/konsultasi) ke Kesbangpol, Satgas wilayah Densus 88, dan di kepolisian,” pungkas Wawan. (Diskominfo Jateng)

Pastikan Bermanfaat bagi Petani, Ganjar akan Evaluasi Pemanfaatan Bantuan Pembangunan Irigasi

Ganjar Pranowo

SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku senang, warga bisa merasakan langsung manfaat bantuan keuangan provinsi untuk desa. Di antaranya digunakan untuk pembangunan Jaringan Irigasi Desa (JIDes) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITut). Hal itu disampaikan Ganjar usai Rapat Penanganan Infrastruktur Sumber Daya Air dan Jalan serta Upaya Pengendalian Kemacetan dan Keselamatan Lalu Lintas, di Grhadhika Bhakti Praja, Rabu (8/3/2023). Menurutnya, agar tepat sasaran, pengelolaan anggaran diserahkan kepada masing-masing daerah. “Kami punya bantuan ke kabupaten/ kota dan desa, mereka yang akan memanfaatkan itu. Sehingga pemanfaatannya itu bisa digunakan sesuai dengan kebutuhannya,” ucap Ganjar. Dia menunjuk contoh, di Desa Donosari, Kabupaten Kendal. Anggaran bantuan pembangunan jaringan irigasi sebesar Rp400 juta telah dirasakan langsung oleh para petani. Mereka kini mudah mengakses air untuk lahan pertanian, sehingga hasil pertanian meningkat secara kualitas dan kuantitas. “Maka ada jaringan yang jalan desa, JIDes JITut ya, kemudian ada yang dia pakai untuk penanganan yang mendukung pertanian. Sebenarnya itu otoritasnya kami berikan kepada mereka, dan lumayan bagus,” kata Ganjar. Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) itu berharap, bantuan yang diberikan dan telah dimanfaatkan dirawat dengan baik. Ke depan, lanjut Ganjar, evaluasi juga bisa dilakukan. “Nanti bisa kami evaluasi, mana dikerjakan beneran mana yang tidak beneran, mana yang manfaat dan mana yang tidak. Itu menurut saya sesuatu yang hari ini kami dorong,” ujarnya. Lebih lanjut Ganjar mengatakan, bantuan serupa terus ditambah. Di sisi lain, anggaran juga tidak hanya datang dari pemprov. Masyarakat desa juga bisa mengoptimalkan bantuan dari pemda, termasuk dana desa itu sendiri. “Bahkan akan diturunkan lagi dari Inpres infrastruktur itu untuk membangun. Maka JITut JIDesnya itu harapan kami,  juga nanti akan lebih bisa membantu layanan infrastruktur yang ada di desa,” tandasnya. Sebelumnya diberitakan, Ketua Kelompok Tani Sido Rukun Desa Donosari, Mugiyo senang karena para petani di desanya bisa merasakan langsung manfaat bantuan pembangunan jaringan irigasi dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Jaringan irigasi yang dibangun sepanjang 270 meter mampu mengairi lahan pertanian seluas 55 hektare. “Sekarang kalau bahasa Jawa airnya turah-turah (melimpah-ruah). Kalau dulu, iuran satu hektare Rp1,2 juta, kalau sekarang hanya Rp600 ribu. Jadi mengurangi 50 persen biaya,” ucapnya. (Humas Pemprov Jateng)