Jowonews

DPRD Banten Tertarik dengan Pengelolaan Bantuan Sosial Usaha Ekonomi di Jateng

DPRD Banten Tertarik dengan Pengelolaan Bantuan Sosial Usaha Ekonomi di Jateng

SEMARANG – Komisi V DPRD Banten melakukan kunjungan ke Kantor DPRD Jateng di Gedung Berlian Semarang. Kunjungan tersebut untuk mengetahui pengelolaan bantuan sosial usaha ekonomi yang sudah dilaksanakan di Jateng. Anggota Komisi V, Dede Rohana Putra mengatakan, program bantuan masyarakat untuk usaha ekonomi yang dilakukan Jateng patut dicontoh oleh Pemprov Banten. Banten mempunyai permasalahan yang hampir sama dengan Jawa Tengah yaitu kemiskinan dan pengangguran. DPRD juga akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan sosial. “Bantuan sosial usaha ekonomi kreatif itu dapat memancing masyarakat untuk kreatif dalam berusaha. Ini teroboson yang patut ditiru,” ucapnya. Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng Ahmad Aziz mengatakan, masalah ketenagakerjaan sebenarnya turut dihadapi oleh semua daerah di Indonesia. Pemprov Jateng sedang menggencarkan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) di setiap eks karesidenan. “Pelatihan membuat konten, boga, atau permesinan. Kami selalu galakkan di setiap BLK. Bagi warga yang ingin mengikuti pelatihan di BLK dipersilakan. Ada makan minum dan uang transportnya,” ucapnya Bahkan lowongan kerja pun selalu diinformasikan, baik yang ditempel di setiap kantor Disnakertrans kabupaten/kota maupun melalui media sosial (medsos). Terkait sinergisitas dengan DPRD, Disnakertrans kerap melakukan sosialisasi program dengan menggandeng DPRD guna menjadi narasumber. Selanjutnya Tati Nurcahyana dari anggota Komisi V menyinggung masalah kemitraan Komisi E dengan sejumlah OPD. Dalam pertemuan itu turut pula mengemuka soal kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan OPD. DPRD turut menjalin senergisitas dengan OPD terkait. Hanya saja di internal kelembagaan DPRD Banten perlu ada rumusan mengenai kegiatan kedewanan. “Di DPRD Jateng itu ada kegiatan internal. Masing-masing anggota menjadi narasumber. Pola ini bagaimana, termasuk anggarannya. Di DPRD Banten tidak ada program ini,” ucapnya. Selanjutnya Kepala Bagian (Kabag) Humas Setwan DPRD Jateng Andi Susmono menjelaskan ada tiga jenis kegiatan kedewanan yakni Sosialisasi Perda/Non-perda, Penguatan Demokrasi Daerah (PDD) dan Media Tradisional (Metra). Program tersebut bersifat swakelola dengan memfasilitasi kegiatan kedewanan. (Adv)

Cara Unik Warga Lereng Gunung Andong Menikmati Semangkuk Teh

Cara Unik Warga Lereng Gunung Andong Menikmati Semangkuk Teh

MAGELANG – Warga masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Andong memliki cara tersendiri untuk menikmati seduhan teh. Mereka tidak membuat teh dari daun kering, tetapi menggunakan daun segar yang baru dipetik. Praktik membuat teh menggunakan daun segar ini telah menjadi tradisi yang berkembang di sekitar daerah Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Mereka seringkali menyebut minuman ini dengan sebutan teh trasan. Berdasarkan pengakuan penduduk setempat, tradisi membuat teh trasan ini telah berlangsung sejak lama. Bahkan tradisi membuat teh trasan ini telah lekat dalam kehidupan sehari-hari mereka. “Teh trasan untuk di Dusun Mantran Wetan dan separuh wilayah Ngablak sudah menjadi khas,” kata Supadi Haryanto, salah satu tokoh masyarakat Dusun Mantran Wetan, Ngablak, dikutip dari Detik Jateng, Kamis (14/9/2023). Ia mengatakan bahwa mayoritas lahan di wilayah tersebut digunakan untuk menanam teh. Hal tersebut mempermudah penduduk dalam mendapatkan daun teh segar untuk diolah menjadi teh trasan. Minuman ini dibuat dari daun teh yang baru dipanen. Setelah itu, daun diolah dengan cara mencucinya dan direbus menggunakan air. Setelah matang, air rebusan teh kemudian disaring dan daun tehnya dibuang. Minuman berwarna hijau ini dapat dihidangkan dengan gula kelapa atau gula Jawa. Cara penyajiannya juga cukup unik. Jika biasanya air teh disajikan dalam gelas, teh trasan disajikan dalam mangkuk. Gula merah yang berfungsi sebagai pemanis juga tidak dilarutkan ke dalam minuman panas tersebut. Cara menikmatinya gula merah dikunyah saat meminum teh trasan tersebut. Rasa minuman ini sedikit asam, tapi terasa lebih segar. Adapun sejarah dari penamaan teh Trasan sendiri hanya berkembang secara turun temurun. Namun yang pasti, namanya tak lepas dari cara pembuatan teh dari daun yang baru dipetik. “Dinamai trasan, menurut mbah-mbah dulu karena dimasak terasan (terusan). Petik dicuci, dimasak (rebus) terus diminum,” katanya menjelaskan. Hal senada disampaikan warga lainnya Handoko. Menurutnya, warga sudah membudaya dengan meminum teh trasan. “Rasanya nggak marem, kalau belum minum teh trasan. Diminumnya setiap waktu, tapi biasanya bikin pagi, diminum pagi lebih nikmat,” ujarnya.

Telaga Madirda Karanganyar, Danau Eksotis Berbalut Cerita Mistis

Telaga Madirda Karanganyar, Danau Eksotis Berbalut Cerita Mistis

Telaga Madirda Karanganyar adalah sebuah danau atau telaga yang berada di kaki Gunung Lawu. Di sini, wisatawan dapat menikmati ketenangan, air danau yang jernih, udara yang sejuk dan pemandangan pegunungan yang indah. Telaga ini berada di ketinggian sekitar 1.050 meter dari permukaan laut. Telaga Madirda tepatnya berada di Dusun Tlogo, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Destinasi wisata alam ini memiliki suguhan paket lengkap antara keindahan alam, wahana permainan dan lahan yang cukup luas. Sehingga dapat digunakan untuk kegiatan anak sekolah, family gathering dan acara reuni. Sejarah Telaga Madirda Keberadaan Tlaga Madirda dibumbui dengan cerita misterius yang diyakini penduduk setempat secara turun-temurun. Misteri ini terkait dengan asal muasal dan sejarah Danau Madirda itu sendiri. Danau Madirda konon terbentuk dari mutiara kupu-kupu Astagina. Kupu-kupu Manik Astagina adalah pusaka yang sangat kuat, memungkinkan pemiliknya melihat seluruh dunia tanpa harus pergi ke sana. Konon, ada pasangan suami istri Dewi Indradi dan Regi Gutama yang dikaruniai tiga orang anak, Letno Anjani, Subari dan Sugliwa. Sang ibu, Dewi Indradi, mempunyai pusaka magis bernama Kupu Manik Astagina. Ia lalu memberikannya kepada Letno Anjani. Kedua saudaranya yang lain lantas merasa iri dengan hal tersebut, sang ayah Resi Gutama yang tak menginginkan adanya perselisihan diantara ketiga anaknya akhirnya membuang benda pusaka tersebut. Dan ajaibnya, Cupu Manik Astagina berubah menjadi sebuah danau yang mempunyai air yang bening dan tidak pernah mengering. Hingga kini, Telaga tersebut masih dikenal dengan sebutan Telaga Madirda. Terdapat juga legenda yang mengisahkan bahwa tempat ini adalah lokasi di mana Hanoman lahir. Di Telaga Madirda terdapat satu batu yang dianggap suci, karena konon katanya di batu tersebutlah Retno Anjani bertapa hingga melahirkan Hanoman. Batu itu berada di tepi telaga, dekat dengan dinding bukit. Cerita yang beredar tersebut belum dapat dibuktikan kebenarannya, yang sudah pasti benar ialah Telaga Madirda memiliki air yang sangat jernih. Aktivitas di Telaga Madirda Karanganyar Banyak aktivitas yang bisa dilakukan pengunjung di Telaga Madirda, seperti piknik, naik perahu, kano, jemparingan sembari menikmati pemandangan, dan berkemah. Pengelola objek wisata mempersilakan pengunjung melakukan aktivitas berkemah untuk menikmati sejuknya udara malam Telaga Madirda. Pengunjung yang ingin berkemah dapat melakukan check in antara pukul 15.00-21.00 WIB. Bagi yang tidak berkemah diminta kembali ke rumah ketika tempat wisata tutup. Harga Tiket Masuk Telaga Madirda Harga tiket masuk Telaga Madirda sebagai berikut: Tiket masuk membayar Rp. 15.000,-Tiket camping sebesar Rp. 30.000,-Parkir motor membayar Rp. 2.000,-Parkir mobil sebesar Rp. 5.000,- Apabila wisatawan ingin mencoba naik perahu kano, maka akan dikenakan tarif sebesar Rp 20.000 per 15 menit. Ada juga perahu bebek yang yang bisa dicoba dengan tarif yang sama. Bila kamu hendak berkemah, maka biayanya sekitar Rp 100-400 ribu tergantung pada jenis paket camping yang dipilih. Harga di atas dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebijakan pengelola. Harga Camping Pihak pengelola menyediakan paket camping di Telaga Madirda. Harga bervariasi tergantung ukuran tenda dan perlengkapannya. Madirda Friend Camp Paket camping ini untuk dua orang. Pengunjung akan mendapatkan tenda berkapasitas dua orang. Perlengkapan yang didapat antara lain persewaan camping, dua buah sleeping bag, dua buah kasur dan satu buah lampu camping. Harga paket ini adalah Rp 100.000. Madirda Java/Hyu/Bnix Harga paket ini adalah Rp 150.000 per hari. Tenda yang Anda dapatkan berukuran lebih besar, berkapasitas empat orang. Madirda Kingdom Dengan paket camping ini pengunjung mendapatkan tenda berukuran lebih besar yang mampu menampung enam orang. Harga paketnya Rp 350.000, meliputi sewa tempat camping, enam sleeping bag, enam kasur dan satu lampu camping. Madirda Family Paket terakhir adalah Madirda Family dengan kapasitas tenda paling besar yakni berkapasitas delapan orang. Harga paketnya Rp 400.000, meliputi sewa tempat perkemahan, delapan kantong tidur, delapan kasur, dan satu lampu kemah. Selain keempat paket tersebut, pengunjung juga bisa membuat api unggun agar aktivitas berkemah semakin menyenangkan. Pihak pengelola juga menyediakan kayu bakar dan tong untuk api unggun agar tidak merusak lingkungan. Tarif api unggun adalah Rp 20.000 per ikat kayu bakar dan Rp 5.000 untuk tong. Pengunjung dapat menghubungi 0822 1112 0211 jika ingin berkemah di Telaga Madirda. Jam Operasional Telaga Madirda memiliki jam operasional pada pukul 08.00-16.30 WIB saat weekdays dan 08.00-17.00 WIB weekend. Namun, bagi pengunjung yang ingin berkemah bisa datang pukul 15.00-21.00 WIB untuk check-in. Dengan kata lain, tempat wisata ini dibuka sampai malam hanya untuk pengunjung yang berkemah saja. Adapun pengunjung yang tidak berkemah akan diminta pulang saat jam wisata tutup. Rute Menuju Telaga Madirda Telaga Madirda buka mulai pukul 08.00 hingga 16.30 WIB pada hari kerja dan pukul 08.00 hingga 17.00 WIB pada akhir pekan. Namun pengunjung yang ingin berkemah dapat melakukan check in antara pukul 15.00-21.00 WIB. Dengan kata lain, tempat wisata ini dibuka hingga malam hari hanya untuk pengunjung lokasi perkemahan. Pengunjung yang tidak berkemah akan diminta kembali ke rumah ketika jam wisata ditutup.

Resep Sego Godog Magelang, Rasanya Istimewa dan Pedasnya Nendang

Resep Sego Godog Magelang, Rasanya Istimewa dan Pedasnya Nendang

Sogo godog adalah nasi berkuah khas Magelang, Jawa Tengah. Kuliner tradisional ini biasanya dijajakan warung di pinggir jalan Magelang dan Yogyakarta. Tak jarang karena kangen dengan kelezatannya, sebagian orang mencari-cari resep sego godog Magelang di internet. Sego godog pada awalnya digunakan sebagai salah satu hidangan untuk menyembuhkan gejala masuk angin. Pada saat itu, makanan ini sangat terkenal dan diminati oleh penduduk setempat dan maupun wisatawan. Nah, dari situlah kemudian mulai muncul warung dan tempat makan yang secara khusus menjual nasi rebus ini. Sega godog di tempat makan biasanya terbuat dari nasi, daging ayam, telur, dan sayuran. Bagi pecinta makanan pedas, Anda tidak perlu khawatir, karena menu sega godog ini nikmat disantap dengan rasa pedas yang nendang. Bagi yang ingin membuat sega godog, berikut ini resepnya. Resep Sego Godog Magelangan Bahan Cara Membuat

Hasil Pertandingan Imbang, Pelatih PSIS Semarang Puji Selangor FC

PSIS Semarang

SEMARANG – Pelatih PSIS Semarang memberikan apresiasi terhadap Selangor FC dalam laga uji coba yang berakhir imbang 3-3 pada Minggu malam (10/9/2023) di Stadion Jatidili Semarang. PSIS nyaris kalah dalam laga tersebut, namun pemain asal Portugal, Carlos Fortes, mencetak gol penyeimbang di masa tambahan waktu babak kedua. Sepanjang pertandingan, Selangor FC mendominasi jalannya pertandingan dan harus mengakui bahwa mereka bermain lebih baik. “Mereka adalah tim yang bagus. Mereka adalah tim papan atas di Malaysia. Mereka mendominasi permainan, meningkatkan penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang. Ini adalah ujian yang bagus. Menurut saya, Selangor juga berada di level yang lebih baik,” ujar Gilbert Agius pada konferensi pers usai pertandingan. Pertandingan PSIS vs Selangor FC menjadi agenda kedua tim di tengah jeda matchday FIFA. Selangor FC yang berada di peringkat kedua klasemen sementara Liga Super Malaysia tampil dominan sepanjang pertandingan. Gol-gol Selangor FC dicetak oleh Ahmad Danial Ahmad Asli pada menit ke-37, Rauf Salih pada menit ke-53 dan Iron Rodriguez pada menit ke-73. Sedangkan PSIS mencetak gol melalui Jean Zola menit ke-60, Riyan Ardiantha menit ke-84 dan Carlos Fortes menit ke-94. Pelatih Gilbert Agius mengatakan pertandingan tersebut tidak hanya sebatas uji coba, tapi juga tes bagi timnya ketika melakukan rotasi pemain. Hal ini penting karena untuk mengantisipasi apabila pada nantinya banyak pemain PSIS yang dipanggil untuk memperkuat timnas Indonesia dalam berbagai ajang. Pada pertandingan ini, Gilbert Agius menduetkan bek kanan Bayu Fikri dengan bek tengah Lucas Gama. Hal ini untuk berjaga-jaga jika dua bek tengah PSIS, Wahyu Prasetyo dan Alfeandra Dewanga, dipanggil masuk ke dalam skuat. “Saya rasa ini akan menjadi ujian yang bagus untuk kami. Ini akan menjadi ujian yang bagus bagi tim untuk meningkatkan performa. Tujuan saya dalam pertandingan ini adalah untuk memberikan waktu bermain kepada semua pemain yang ada di bangku cadangan. Saya puas dengan pertandingan ini. Saya senang dengan pertandingan ini karena semua pemain bisa bermain,” kata pelatih berkabangsaan Malta tersebut. Sementara itu, Tan Cheng Ho, pelatih kubu Selangor FC, mengatakan pertandingan berlangsung menarik. Tim Selangor FC hampir saja mendapatkan tiga poin jika tidak kehilangan konsentrasi menjelang akhir pertandingan. “Pendukung yang hadir di sana juga sangat fantastis. Pertandingan hari ini merupakan persiapan bagi kami untuk terus berjuang di Liga Super Malaysia. Kami memang tidak menang, tapi saya senang dengan permainan tadi. Kami hanya kehilangan konsentrasi jelang akhir pertandingan,” terangnya. Selangor FC datang ke pertandingan ini dengan tujuan uji coba untuk memberikan waktu bermain bagi pemain yang jarang mendapatkan kesempatan bermain di kompetisi. Selangor FC, di sisi lain, tidak dapat menurunkan skuad penuh karena 12 pemain yang absen. “Pertandingan ini menjadi momentum untuk memberikan waktu bermain bagi para pemain, alasan mengapa 12 pemain tidak bermain adalah karena beberapa di antara mereka memperkuat timnas senior dan ada juga yang memperkuat timnas U-23.

Jembatan Rel Lori Belanda di Desa Wisata Mranggen Klaten, Unik dan Masih Kokoh Hingga Kini

Jembatan Rel Lori Belanda di Desa Wisata Mranggen Klaten, Unik dan Masih Kokoh Hingga Kini

KLATEN – Desa Murangen, yang terletak di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, memiliki banyak warisan bersejarah yang berasal dari zaman Mataram Kuno (abad ke-8-9 Masehi). Selain itu desa ini juga dikukuhkan sebagai desa wisata dikarenakan keindahan alamnya yang eksotis. Desa yang terletak sekitar 15 kilometer dari pusat kota Kraten ini memiliki beberapa daya tarik wisata yang menonjol. Salah satu contohnya ialah sebuah jembatan yang digunakan sebagai jalur kereta api untuk mengangkut barang pada masa penjajahan Belanda. Jembatan yang memiliki panjang 50 meter ini berada di bagian selatan Dusun Kropakan. Di sekitarnya terdapat sumur dan benda-benda bersejarah dari masa Mataram. Jembatan ini berfungsi sebagai penghubung ke Kecamatan Karangnongko, dengan lebar sekitar 1,5 meter. Bagian utama jembatan cor ditopang oleh dua pilar berbentuk kerucut, masing-masing setinggi sekitar 10 meter. Pilar-pilar yang terbuat dari batu kali yang tidak disemen ini menopang serangkaian batang jembatan yang terbuat dari rangka besi yang tebal dan berkarat. Jembatan ini menghadap ke sebuah lembah yang panjang dan sempit. Di ujung barat lembah terdapat mata air berwarna hijau toska, Umbre Kroman. Air mengalir di bawah jembatan dan sebagian masuk ke waduk Murangen. Untuk mencapai ngarai, wisatawan harus menuruni tangga sekitar 20 meter. Dilokasi ini belum tersedia petugas atau tiket masuk. Selain itu pengunjung juga bebas untuk mandi di Umbur Kroman. Terdapat sebuah gazebo di sebelah selatan dan utara Umbur Kroman terdapat gazebo yang terbuat dari kayu dan bambu. Dari gazebo tersebut dapat terlihat perbukitan, pohon kelapa, pepohonan lain dan warga yang melintasi jembatan. “Dulunya jembatan ini merupakan jalur kereta api yang mengangkut tebu ke PG Karanganom di Kecamatan Karanganom. Jembatan ini juga digunakan untuk mengangkut hasil pertanian pada zaman Belanda.” kata Pupun Prasetyo, tokoh pemuda Dusun Murangen RW 14 Desa Kropakan, dikutip dari Detik Jateng Sabtu (9/9/2023). Pupun Prasetyo menjelaskan bahwa meskipun jalan tersebut sudah tua, namun uniknya jalan tersebut masih bisa digunakan oleh warga desa. “Usia jembatan yang sudah tua bukan hanya karena rangka bajanya saja, tapi juga tiangnya. Tiang-tiang jembatan terbuat dari bambu, bukan baja. Tapi kondisinya masih bagus sampai sekarang,” lanjut Pupung. Pupung menambahkan bahwa jalur kereta api Belanda pernah melewati desanya. Jejak-jejak pondasi rel kereta api masih ada di sebelah timur sebuah sumur kuno yang berasal dari abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. “Pondasi rel kereta api ada di sebelah timur sumur. Di masa lalu, berbagai tanaman yang dibutuhkan oleh Belanda dibudidayakan di sini, seperti kelapa, kapas, dan cokelat,” tambah Mr Phupun. Bapak Mithran, Kepala Desa Mulangen, Kecamatan Jatinom, mengatakan bahwa jembatan tersebut merupakan peninggalan Belanda. Dulunya, jembatan ini merupakan jalur lori untuk mengangkut tebu. “Dulunya jembatan ini merupakan jalur lori untuk mengangkut tebu dari wilayah selatan, yaitu Karangnonko dan Jatinom. Tebu diangkut ke pabrik gula di Kecamatan Karanganom,” kata Miseran. “Setelah Belanda pergi, rel kereta api digunakan sebagai jembatan oleh penduduk setempat; pada tahun 1970-an, jembatan ini masih berlantai bambu dan alat pengaman dari bambu. Mithran berkata, “Seingat saya, bambu masih digunakan pada tahun 1970. Pada tahun 2014, dengan bantuan pemerintah, jembatan ini dicor dan pengamannya diganti dengan baja seperti yang kita miliki saat ini,” kata Mithran. Miselan menjelaskan bahwa daerah tersebut sedang digarap oleh desa untuk menjadi desa wisata yang disebut Water Hills. Surat keputusan kabupaten dan pokdarwi sudah selesai dibuat. “Namanya Desa Wisata Bukit Air. SK bupati dan pokdarwis sudah ada dan kami berharap kedepannya akan menjadi pusat wisata yang maju,” tambah Miselan yang akan segera memasuki masa pensiun.

Es Puter Conglik Semarang, Legendaris dan Rasanya Eksotis

Es Puter Conglik Semarang, Legendaris dan Rasanya Eksotis

Jika ditanya mengenai saran makanan yang enak di Kota Semarang, mungkin sudah umum jika jawaban yang populer adalah tahu gimbal atau lumpia. Namun, adakah saran pilihan lain yang juga menjadi salah satu kuliner khas Semarang? Jawabannya ada. Cobalah untuk mengunjungi kedai Es Puter Conglik. Sebuah kedai es puter yang bersejarah di Semarang. Tempatnya terletak di Jl. Kyai Haji Ahmad Dahlan, Karangkidul, Semarang Tengah. Perihal jam operasional kedai ini, mungkin akan terasa aneh bagi sebagian orang. Es Puter Conglik buka saat waktu malam tiba. Tetapi setelah kamu merasakan kelezatan es puter ini, kamu baru akan menyadari bahwa es ini dapat dinikmati dalam segala kondisi, termasuk malam hari. Es Puter Conglik memiliki rasa yang benar-benar memanjakan lidah. Asal Mula Penamaan Es Puter Conglik Es puter ini telah ada sejak tahun 1982. Penciptanya bernama Sukimin, yang biasa dipanggil “kacung cilik”, karena sejak kecil ia bisa mencari uang sendiri.  Saat dia memulai usaha jualannya, banyak orang kemudian memanggilnya dengan sebutan “conglik”. Pada awalnya Sukimin berjualan disekitar Pecinan sambil membawa gerobak kecil. Sementara itu, metode pembuatan dan resep es krim buatannya merupakan warisan dari salah satu orang Belanda yang pernah ia temui sebelumnya. Perbedaan Es Puter dengan Es Krim Modern Es puter khas Semarang memiliki keunikan yang membedakannya dari berbagai jenis es krim modern yang sering kita jumpai saat ini, yaitu cara pembuatannya yang masih menggunakan metode tradisional. Bahan-bahan es krim itu ditempatkan ke dalam sebuah tabung besar dan kemudian disekitar tabung itu tambahkan dengan garam krosok agar tetap dingin dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, jika es krim pada umumnya menggunakan campuran tepung, es puter tidak menggunakan bahan tersebut. Bahan-bahannya dibuat dari kelapa dan gula alami. Ragam Rasa Es Puter Semarang Ada empat variasi yang bisa Anda pesan. Mulai dari coklat, alpukat, kelapa hingga durian. Anda juga dapat memadukan berbagai varian tersebut sesuai keinginan. Rasa Es Puter Conglik Semarang ini tidak kalah dengan es krim modern. Dibuat dengan metode tradisional, es puter ini memiliki rasa yang khas dengan tekstur yang agak kasar saat dikunyah. Namun hal ini akan menghadirkan pengalaman berbeda dan unik saat dinikmati. Rasanya lezat dan terasa meleleh di mulut dengan perpaduan rasa manisnya yang pas. Es puter ini akan terasa semakin lezat apabila ditambahkan dengan berbagai pilihan toping. Porsi yang disajikan juga sangat melimpah, baik untuk es, maupun berbagai macam topingnya yang beragam. Mulai dari mutiara, roti, hingga sirup. Selain itu, pelanggan juga dapat menambahkan toping durian. Tertarik untuk datang ke sini? Silahkan untuk mengunjungi kedainya setelah pukul 6 sore sampai jam 11 malam. Jika akhir pekan tiba, pengunjungnya akan sangat banyak. Oleh karena itu, disarankan untuk datang sekitar jam 6 atau 7 malam, setelah kedai es puter ini mulai beroperasi. Satu porsi es puter conglik dihargai 20 ribu hingga 30 ribu sesuai dengan verian yang diinginkan.

Warak Ngendhog, Hewan Mitologi yang Melambangkan Tiga Suku di Semarang

Warak Ngendhog, Hewan Mitologi yang Melambangkan Tiga Suku di Semarang

Di kalangan anak-anak, Warak ngendhog dikenal sebagai mainan yang selalu dikaitkan dengan festival Dugderan, sebuah festival rakyat di kota Semarang, Jawa Tengah, yang berlangsung pada awal bulan Ramadhan untuk menyambut, mengamalkan dan sekaligus mendakwahkan kebaikan. Semarang bukan hanya tentang Lawang Sewu dan Lumpia Gang Lombok saja. Ketika kita membicarakan tentang Semarang, ada banyak hal menarik dan berharga yang bisa memberikan makna penting. Perkotaan ini dikenal sebagai tempat di mana berbagai budaya berdampingan selama berabad-abad. Adanya keselarasan antara suku bangsa di Semarang telah menciptakan perpaduan dan penyatuan budaya yang telah terjaga sejak lama dan menjadi dasar kehidupan masyarakat di kota tersebut. Di Semarang, selain melalui makanan khas dan karya seni, juga terdapat makhluk legendaris yang menjadi ciri khas kota tersebut. Makhluk tersebut bukanlah entitas yang umum, karena dia menggambarkan berbagai macam variasi yang ada di kota Semarang. Hewan tersebut biasa disebut dengan Warak Ngendog. Warak Ngendhog adalah sebuah figur hewan yang terdiri dari tiga bagian yang mencerminkan tiga komunitas utama di kota Semarang, yakni Tionghoa, Arab, dan Jawa. Bentuk representasi Cina digambarkan dengan kepala Warak Ngendhog yang memiliki kemiripan dengan Barongsai, sementara badannya menyerupai Buraq yang melambangkan budaya Arab. Sementara itu, Jawa direpresentasikan dengan empat kaki Warak Ngendhog yang memiliki kemiripan dengan kaki kambing. Selain itu, bentuk Warak Ngendhog yang lurus juga merupakan perlambang masyarakat Semarang. Bentuk lurus itu bermakna masyarakat Semarang yang terbuka lurus dan bicara apa adanya. Tidak ada yang tahu dari mana asal mula Warak Ngendog. Tetapi, pada kenyataannya, makhluk ini dianggap sebagai simbol Kota Semarang dan sangat terkenal di kalangan masyarakat di sini. Warak Ngendhod didapatkan dari gabungan dua kata dari dua bahasa yang berbeda. Warak berasal dari Warai yang berarti suci, sedangkan ngendhog berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti berkembangbiak melalui telur. Apabila dipahami lebih mendalam, Warak Ngendhog mengindikasikan imbalan kebaikan yang diperoleh oleh seseorang setelah menjalani bulan puasa yang suci. Siapa pun yang menjaga kesucian/keutuhan selama bulan Ramadhan akan diberi pahala ketika hari raya Idul Fitri tiba. Warak Ngendhog hadir hanya sekali dalam setahun, pada festival adat Dugderan, perayaan yang digelar oleh warga Semarang untuk menghormati kedatangan bulan Ramadhan. Selama festival Dugderan, sebagian waraga Semarang akan menyelenggarakan festival budaya dan mengarak Warak Ngendhog sebagai ikon utama festival. Festival Budaya Dugderan tidak hanya sebagai tanda dimulainya bulan puasa, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan kesatuan antara berbagai etnis yang ada di Semarang. Warak Ngendhog adalah representasi bagaimana warga Semarang hidup bersama meskipun memiliki perbedaan yang banyak, tetapi tetap menjaga dan mempertahankan nilai-nilai kebersamaan yang dianggap penting sebagai warisan budaya setempat.