Jowonews

Logo Jowonews Brown

Madhang

Nasi Berkat Wonogiri, Nasi Hajatan Ada Sejak Dua Abad Lalu

Nasi Berkat Wonogiri

Nasi berkat Wonogiri atau biasa disebut sego berkat khas Wonogiri ini makin populer di era pandemi. Makanan ndeso ini cukup menyita perhatian para pecinta kuliner, karena rasa dan penyajian yang unik dengan daun jati (godhong jati) yang menimbulkan aroma yang sedap. Kuliner jadul yang klasik serta memiliki nilai filosofis ini secara tiba-tiba menjadi menu hits yang ditawarkan baik online maupun offline. Hal ini cukup mampu mengobati rasa rindu masyarakat terhadap kampung halaman yang terhalang mudik karena pandemi. Rasa dan penyajian sego berkat ternyata sangat diterima oleh segala lapisan masyarakat.

Jika sebelumnya hanya bisa didapatkan di daerah asalnya dan tidak setiap waktu, namun saat ini sego berkat bisa ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, kebanyakan di kota-kota besar.

Sego berkat adalah nasi dibungkus bersama bermacam lauk-pauk yang biasa disajikan saat hajatan masyarakat terutama di Wonogiri dan sekitarnya. Jika biasanya setelah pulang dari hajatan, tamu diberi oleh-oleh souvenir pernak pernik sebagai bentuk terimakasih dari tuan rumah kepada para tamunya namun masyarakat Jawa Tengah memberikan sego berkat sebagai oleh-oleh souvenir.

Berbeda wilayah, beda pula macam sego berkat. Salah satu yang unik dan paling populer sego berkat asal Wonogiri sekitarnya yang membungkusnya menggunakan godhong jati (daun jati) hingga disebut sego berkat godhong jati. Selain karena godhong jati mudah ditemukan di daerah Wonogiri, juga karena aroma nasi yang dibungkus daun jati akan lebih sedap disantap meskipun disajikan dalam keadaan tidak hangat. Lauk seadanya menjadi tak sederhana karena hanya ada enak tiada tara.

Lauk pauk yang membersamai sego berkat juga beragam sesuai keinginan. Namun pada umumnya, lauk pauk berupa bihun goreng, semur daging, oseng lombok (kentang dan cabai), serundeng.

BACA JUGA  Kupat Tahu Peturunan, Kuliner Legendaris Purworejo Sejak Tahun 1989



Dilansir dari solopos.com, Heri Priyatmoko yang merupakan dosen Program Pendidikan Sejafrah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma menjelaskan bahwa sejarah nasi berkat sudah tertuang di dalam Serat Centhini (1814-1823), yang artinya sego berkat sudah ada sejak dua abad silam. Ia mengatakan berdasarkan sejarah sejarah komposisi nasi berkat dari zaman ke aman tidak berubah. Sego berkat yang keberadaannya kini mudah didapat, menandakan bahwa sego berkat merupakan kreativitas tradisional yang mebuat orang memiliki ikatan emosional terhadap sejarah.

Dalam sejarah tersebut, sego berkat ada hanya saat acara hajatan, syukuran atau acara keramaian/kegembiraan yang lainnya. Hidangan tersebut tidak pernah disajikan sebagai makanan sehari-hari atau dijual di warung-warung makan. Itulah sebabnya mengapa sego berkat menjadi terasa spesial.

Sesuai dengan keberadaannya, dinamakan sego berkat karena hanya ada pada acara-acara syukuran dan hajatan. Di mana pada setiap acara hajatan selalu diiringi dengan doa-doa sebagai bentuk rasa syukur. Berkat merupakan kata serapan dari bahasa Arab yaitu barakat yang artinya kebaikan atau keberkahan yang akan terus bertambah. Orang yang menggelar hajatan akan memberikan sego berkat sebagai tanda agar hajatnya dikabulkan, merupakan tanda terimakasih, dan berharap agar saling mendoakan dalam kebaikan.

Filosofi Kehidupan dalam Sebungkus Nasi Berkat

Filosofi di balik sebungkus sego berkat seperti bersedekah kepada sesama, agar kebaikan juga akan dibalas dengan kebaikan. Sego berkat akan memberikan kebaikan dan keberkahan terus menerus kepada yang memeberikan maupun yang menerima.

Sebungkus sego berkat menyimpan nilai-nilai hasthalaku yaitu 8 tingkah laku yang harus dipegang teguh dan dilaksanakan oleh banyak orang, yang meliputi

  1. Tepa selira artinya tenggang rasa
  2. Lembah manah artinya rendah hati
  3. Andhap ashor artinya uga rendah hati. Disebut dua kali sebagai bentuk penekanan pentingnya sikap ini
  4. Grapyak semanak artinya ramah dan mudah bergaul
  5. Gotong royong
  6. Guyub rukun artinya selaras dalam kebersamaan
  7. Ewuh pakewuh artinya rasa sungkan
  8. Pangerten artinya pengertian
BACA JUGA  Sega Pecel Pawon Mbah Minah Blora, Ludes Dalam 2 Jam Meski Hanya Dijual dari Dapur

Dari sego berkat seharusnya bukan hanya mendapat kenikmatan rasanya saja tapi bisa mengamalkan filosofi yang melekat dan dapat menjadi refleksi tersendiri bahwa zaman boleh maju, peradaban boleh berubah, namun nilai-nilai Hastalaku yang menjadi filosofi sego berkat tak boleh luntur dari kepribadian sebagai bangsa yang berbudaya

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...