Jowonews

Panembangan, Desa Wisata Berbasis Minapadi yang Menginspirasi

Pemdes Panembangan

BANYUMAS – Di kaki Gunung Slamet yang menjulang gagah, Desa Panembangan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tengah merintis sebuah desa wisata berbasis kawasan yang unik. Dengan destinasi unggulan berupa eduwisata minapadi, desa ini bertekad untuk memberdayakan masyarakat dan mengangkat potensi lokal. Inisiatif ini berawal dari semangat Pemdes Panembangan yang didukung oleh Kecamatan Cilongok. Terinspirasi dari desa wisata sukses di Malang dan Borobudur, mereka bertekad untuk mengembangkan potensi desanya sendiri. “Kami ingin menjadikan Panembangan sebagai desa wisata yang bersih, nyaman, dan menginspirasi,” ungkap Kepala Desa Panembangan, Untung Sanyoto. Bersama kelompok sadar wisata (pokdarwis), Pemdes Panembangan mengelola eduwisata minapadi yang menjadi daya tarik utama desa. Di sini, pengunjung dapat belajar tentang teknik budidaya padi yang dipadukan dengan ikan. “Kami berharap, dengan adanya desa wisata ini, perekonomian warga bisa meningkat. Kami juga ingin menjadikan Panembangan sebagai destinasi wisata edukasi bagi sekolah-sekolah,” imbuh Untung. Meski masih mengandalkan pendapatan parkir pengunjung, pokdarwis Desa Panembangan tetap bersemangat mengembangkan desa wisata mereka. Mereka telah membangun saung UMKM untuk mendukung pelaku usaha lokal dan memasang papan penunjuk destinasi wisata terintegrasi. “Kami bersyukur atas dukungan dari Universitas Prasetiya Mulya dan Perum LKBN ANTARA. Kolaborasi ini sangat membantu kami dalam mewujudkan impian kami,” kata Ketua Pokdarwis Desa Panembangan, Anto. Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah, Teguh Imam Wibowo, mengapresiasi semangat Pemdes Panembangan dan pokdarwisnya. Ia berharap, desa wisata ini dapat terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain. “Perum LKBN ANTARA akan terus mendukung pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata. Kami ingin mengangkat potensi lokal dan menginformasikannya kepada masyarakat luas,” pungkas Teguh. Foto Dok. Antara

Halal Center Unsoed, Pendamping Andal untuk Sertifikasi Halal UMKM

Halal Center Unsoed

BANYUMAS – Halal Center Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) telah aktif berperan dalam mendorong sertifikasi halal bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sejak tahun 2020. Berbagai program dan layanan telah dilakukan untuk membantu pelaku usaha memperoleh sertifikasi halal. Ketua Halal Center Unsoed, Prof. Poppy Arsil, menjelaskan bahwa Halal Center Unsoed memiliki tenaga pendamping yang terlatih dan berpengalaman. “Kami memiliki 400 pendamping proses produk halal yang bersertifikat dan terdaftar di Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH),” ujarnya. Selain itu, Halal Center Unsoed juga memiliki kepakaran di berbagai bidang, seperti: Halal Center Unsoed memberikan layanan pendampingan sertifikasi halal melalui dua jalur, yaitu jalur reguler (berbayar) dan jalur self declare (gratis). Jalur reguler diperuntukkan bagi produk berisiko tinggi, seperti produk berbasis daging atau industri besar. Sedangkan jalur self declare diperuntukkan bagi produk berisiko rendah, seperti produk UMKM yang tidak menggunakan bahan baku hewani. “Kami telah membantu kurang lebih 10.000 sertifikasi halal self declare dan memberikan konsultasi bagi 10 pengusaha industri menengah yang mengajukan sertifikasi halal jalur reguler,” kata Prof. Poppy. Halal Center Unsoed juga aktif melakukan sosialisasi dan pelatihan tentang sistem manajemen halal kepada pelaku usaha. Dengan berbagai layanan dan kepakaran yang dimilikinya, Halal Center Unsoed menjadi pendamping andal bagi UMKM yang ingin memperoleh sertifikasi halal.

Hari Jadi Kabupaten Banyumas Ke-453 Di Warnai Dengan Kirab 4 Pusaka Kebesaran

Hari Jadi Kabupaten Banyumas

BANYUMAS – Peringatan Hari Jadi Kabupaten Banyumas yang ke-453 disambut dengan khidmat melalui prosesi kirab empat pusaka kebesaran. Tombak Kiai Genjring, Keris Kiai Gajah Endro, Keris Kiai Nalapraja, dan Keris Kiai Sempana Bener diarak dengan megah dalam rangkaian kirab yang penuh makna. Prosesi yang dimulai dari Rumah Dinas Wakil Bupati Banyumas menuju Rumah Dinas Bupati Banyumas tersebut menyusuri Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, Banyumas, sepanjang dua kilometer. Upacara pemberangkatan, yang dipimpin oleh Penjabat Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro, menjadi awal yang sarat simbolisme. Dalam upacara yang sarat dengan nuansa kearifan lokal, Pj Bupati menyerahkan Tombak Kiai Genjring kepada Subamanggala yang diperankan oleh Camat Purwokerto Timur Kristiono, sebagai tanda dimulainya kirab bersama tiga pusaka lainnya. Kirab dilakukan dengan megah. Pasukan pembawa Panji Lambang Daerah Banyumas memimpin jalan, diikuti oleh Subamanggala sebagai pembuka jalan, serta pasukan yang membawa empat pusaka kebesaran yang melambangkan kekuatan, keagungan, dan perjuangan sepanjang sejarah Kabupaten Banyumas. Ikut serta dalam kirab tersebut adalah tokoh-tokoh penting sejarah Banyumas, dari Bupati I hingga Bupati XXXI. Sesampainya di Pendopo Sipanji Purwokerto, prosesi kirab tidak berakhir begitu saja. Pj Bupati memimpin upacara Palereman untuk menerima empat pusaka yang telah dikirab dengan megah. Setelahnya, Pj Bupati mengungkapkan kegembiraannya atas antusiasme masyarakat dalam menyambut kirab tersebut. Ia menyatakan harapannya agar kirab pusaka ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi Banyumas. Suwondo, Ketua Panitia Hari Jadi Ke-453 Banyumas, menambahkan bahwa kirab pusaka menjadi penutup yang sempurna untuk rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Banyumas. Acara ini bukan hanya untuk menghibur masyarakat, tetapi juga sebagai upaya untuk memperkaya pengetahuan masyarakat seputar sejarah dan budaya Banyumas. Masyarakat Banyumas, seperti Eny Tri Wahyuni, menyambut prosesi kirab dengan sukacita. Baginya, kirab tersebut merupakan bentuk apresiasi yang luar biasa dari masyarakat dalam menyambut Hari Jadi Kabupaten Banyumas yang ke-453.

Geger, Di Desa Kembaran Ditemukan Benda Mirip Mortir

Geger, Di Desa Kembaran Ditemukan Benda Mirip Mortir

BANYUMAS – Warga Desa Kembaran, Kabupaten Banyumas, dikejutkan dengan penemuan benda yang diduga sebagai mortir. Benda yang berbentuk bulat lonjong, menyerupai botol air mineral, ini mengundang kekhawatiran di tengah masyarakat setempat. Kapolsek Kembaran, AKP Mufti Is Efendi, menjelaskan bahwa benda itu pertama kali ditemukan oleh Rasam (60) saat sedang membersihkan aliran air sawah miliknya sekitar pukul 09.00 WIB. Penemuan ini terjadi kemarin dan langsung dilaporkan oleh warga setempat. “Ketika sedang membersihkan aliran air sawah, Rasam tiba-tiba menemukan benda yang menyerupai botol, namun terbuat dari besi dan tertanam di tanah,” ungkap Mufti kepada wartawan pada Jumat (16/2/2024). Rasam, yang merasa penasaran, memindahkan benda itu ke bawah pohon pisang di sekitar lokasi dan membersihkannya. Ia pun semakin curiga ketika menemukan pengait di ujung benda tersebut. “Saat membersihkan, Rasam menemukan pengait di ujung benda. Ia kemudian memberitahu anaknya dan dilaporkan kepada kepala desa, yang selanjutnya melaporkan kejadian ini ke Polsek Kembaran,” terangnya. Setelah menerima laporan, pihak kepolisian bekerja sama dengan tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Banyumas. Setelah dilakukan pemeriksaan, benda yang ditemukan tersebut ternyata adalah bahan peledak jenis mortir. “Tim Gegana Unit Banyumas melakukan pemusnahan benda tersebut dengan ciri-ciri, jenis handak Militer Jenis Mortir (UXO), panjang 40 cm dan diameter 15 cm,” jelasnya. Proses pemusnahan benda dilakukan mulai pukul 15.10 WIB di lokasi temuan. Petugas juga melakukan sterilisasi lokasi untuk memastikan proses pemusnahan berjalan aman. “Pukul 17.05 WIB, proses pemusnahan jenis Mortir (UXO) berhasil dilakukan dengan aman,” tambahnya.

Ahmad Tohari Ajak Masyarakat Rayakan Pemilu 2024 dengan Semangat dan Ketenangan

Ahmad Tohari Ajak Masyarakat Rayakan Pemilu 2024 dengan Semangat dan Ketenangan

BANYUMAS – Tinggal menghitung hari, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan segera dilaksanakan pada Rabu (14/2). Dalam menyambut momen penting ini, budayawan terkemuka dari Kabupaten Banyumas, Ahmad Tohari, mengajak masyarakat untuk merayakannya dengan penuh gembira dan semangat. Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (11/2), Kang Tohari, sapaan akrabnya, berharap agar Pemilu kali ini akan membawa perkembangan yang lebih baik bagi Indonesia, baik dalam pemilihan presiden maupun anggota legislatif baru. “Saya berharap para pemimpin baru yang terpilih dapat dengan semangat memajukan negara dan demokrasi kita,” ujarnya. Kang Tohari juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga kerukunan menjelang serta saat Pemilu berlangsung, agar proses demokrasi ini dapat berjalan dengan tertib, aman, dan adil. “Kita harus memastikan bahwa Pemilu ini berjalan lancar dan dengan hasil yang jujur,” tambahnya. Selain itu, Kang Tohari juga mendorong masyarakat untuk menggunakan hak pilih mereka dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) di wilayah masing-masing. “Saya mengajak seluruh masyarakat untuk tidak golput, karena setiap suara sangat berharga dalam menjaga demokrasi kita,” tegasnya. Lebih lanjut, Kang Tohari juga mengungkapkan bahwa rumahnya di Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, akan digunakan sebagai TPS pada Pemilu 2024. Ini menunjukkan komitmennya dalam mendukung proses demokrasi di Indonesia. Kang Tohari juga memberikan pesan khusus kepada calon anggota legislatif (caleg) yang akan terpilih, agar mereka menjalankan tugasnya dengan penuh kesungguhan dalam mewakili aspirasi rakyat. “Legislator harus mendengarkan dan menyuarakan aspirasi rakyat dengan tulus, karena merekalah yang akan mewakili suara-suara rakyat di parlemen,” katanya. Dia menegaskan bahwa mewakili rakyat adalah sebuah amanah yang mulia, dan para legislator harus menjalankan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab. “Suara rakyat adalah suara Tuhan, oleh karena itu, mengabaikannya akan menjadi dosa,” tambahnya. Meskipun begitu, Kang Tohari menegaskan bahwa para anggota legislatif yang terpilih juga berhak atas penghasilan dan fasilitas yang layak, meskipun tidak perlu mengharapkan yang berlebihan. “Penting untuk tetap bersikap rendah hati dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya,” pungkasnya.

Peron Stasiun Purwokerto Disulap Jadi Catwalk Fashion Show Batik

Fashion Show Batik

PURWOKERTO – Biasanya fashion show selalu identik dengan catwalk dan lampu warna-warni. Penontonnya seringkali datang dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Namun ada yang berbeda pada peragaan busana batik yang diselenggarakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto. Peron stasiun yang biasa digunakan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang disulap menjadi area modeling untuk lima wanita dan satu pria. Mereka berlenggak-lenggok di area stasiun dengan luwes. Para model mengenakan batik Banyumasan kualitas atas yang dibuat oleh desainer lokal Ari Nugroho, Dewi Firda, Ira Satja, dan Reny Andri. Tak hanya itu, model ini juga berkesempatan tampil fashion di KA Taksaka yang berhenti di stasiun Purwokerto. Dalam waktu kurang dari 5 menit, para model melewati lorong kereta sebelum kereta melanjutkan perjalanannya. Saat ditemui setelah acara, Daniel Johannes Hutabarat, Wakil Presiden Daop 5 Purwokerto, menjelaskan bahwa acara tersebut adalah acara ‘Fashion Batik on the Train and Station’ yang diadakan untuk memperingati Hari Batik Nasional. “Sebagai warisan budaya tak benda, gelaran Fashion Batik on the Train and Station ini tentunya sebagai bentuk apresiasi dan rasa bangga atas batik, khususnya batik-batik khas Banyumas.”” kata Daniel usai acara, Senin (10/2/2023). Kreasi batik Banyumasan dikenakan oleh 6 model. Ini juga merupakan kesempatan untuk menampilkan produk-produk usaha kecil dan menengah bagi para perajin batik di daerah Banyumas. “KAI tetap berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi kepada masyarakat, salah satunya melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan,” jelasnya. Kami berharap melalui peringatan ini, warisan budaya batik semakin mendunia dan menambah rasa percaya diri masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap warisan budaya Indonesia. “Hari Batik Nasional tidak hanya sekedar mempertegas jati diri bangsa Indonesia, namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui industri batik,” tutupnya. (JN/Detik Jateng)

Lomba Gropyok Tikus di Kotayasa Banyumas, Pemenang Dapat 500 Ribu

Lomba Gropyok Tikus di Kotayasa Banyumas, Pemenang Dapat 500 Ribu

BANYUMAS – Panasnya udara di Desa Kotayasa, Kecamatan Sumbang, Banyumas tak menyurutkan semangat warga desa yang ingin berburu tikus di persawahan kawasan tersebut. Mereka memperebutkan juara gropyokan tikus untuk mendapatkan uang tunai Rp 500.000. Tikus telah menjadi musuh para petani lokal dalam beberapa minggu terakhir. Oleh karena itu, Pemerintah Desa Kotayasa mengadakan lomba gropyokan untuk mengusir tikus. “Bagi yang berhasil mendapatkan tikus terbanyak, kami akan memberikan hadiah uang tunai sebesar Rp 500.000. Uang ini berasal dari dana ketahanan pangan,” kata Kades Kotayasa, Tarwo, kepada wartawan, Minggu (9/03/2023). Tarwo menjelaskan, selama ini hasil panen petani di desanya buruk. Tikus menyerang tanaman pagi dan jagung. “Ini sangat memprihatinkan. Petani terancam gagal panen,” jelasnya. Menurutnya, total peserta yang mendaftar berjumlah ratusan. Kompetisi ini untuk umum, bukan hanya masyarakat setempat. Mereka bebas membuat rencana mereka sendiri. “Total ada sekitar 200 orang yang mengikuti perburuan tikus. Ada yang membawa bambu, mangar, emposan (alat penyiram asap) dan tabung elpiji lainnya,” jelasnya. Sementara itu, salah satu peserta sekaligus Kepala Dusun 3 Desa Kotayasa, Wasis mengaku cukup kesulitan untuk mendapat tikus. Sebab tikus sawah merupakan hewan nokturnal. “Sampai siang ini baru dapat satu. Karena tikus memang banyaknya keluar malam. Cukup sulit,” ujarnya. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya membantu para petani agar bisa mendapatkan panen padi lebih baik. Masyarakat desa juga mengadakan upacara amal tradisional yang bertujuan untuk menghasilkan hasil panen yang melimpah. “Ini yang paling parah menurut petani (hama tikus). Karena tak hanya di persawahan saja tapi sudah sampai ke permukiman warga,” pungkasnya. Foto Dok. Detik

Grebeg Sura Baturraden, Gunungan Hasil Bumi Diserbu Ribuan Warga

Grebeg Sura Baturraden

Sejumlah warga memadati jalan menuju objek wisata Baturraden, Kabupaten Banyumas. Mereka menanti prosesi perayaan Grebeg Sura Baturraden 2023. Warga mulai berkumpul di sepanjang jalan sekitar 2 km sejak pukul 12.00 WIB. Padahal acara baru dimulai pukul 14.00 WIB. Gunungan tersebut langsung habis dalam waktu kurang dari 5 menit setelah didoakan. Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Banyumas, Setya Rahendra menjelaskan acara tersebut digelar kembali setelah sempat vakum selama 3 tahun akibat pandemi. Oleh karena itu penduduk terlihat antusias untuk menyaksikan. “Ini kita gelar kembali setelah 3 tahun. Sekitar 5.000 penduduk yang menonton,” kata Setya kepada wartawan, Kamis (10/8/2023). Menurutnya, acara ini diselenggarakan sebagai ungkapan rasa syukur penduduk setelah diberikan rezeki dalam satu tahun. Ada 3 gunungan hasil bumi setinggi 5 meter yang dikumpulkan dari penduduk sekitar. “Dimulai dengan iring-iringan gunungan dari 12 desa dalam satu kecamatan. Mereka membawa gunungan yang berisi bahan makanan dan buah-buahan,” jelasnya. Setya menyebut, acara ini melibatkan banyak elemen masyarakat. Termasuk di antaranya penggiat wisata dan budaya. “Ini memang jadi agenda tahunan untuk menarik wisatawan datang berkunjung. Selain perayaan tradisi budaya,” ujarnya. Selain perebutan gunungan hasil bumi, dalam acara tersebut juga dilakukan penyembelihan kambing jenis khusus serta penyebaran benih ikan untuk pelestarian lingkungan. Dalam acara ini tidak ada perhitungan hari spesifik. Namun yang pasti diadakan di bulan Suro dalam perhitungan kalender Jawa. “Tidak ada perhitungan secara spesifik. Yang penting masih di bulan Suro,” ujarnya. Salah satu warga Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Dwi (35) mengaku baru pertama kali menyaksikan acara budaya Grebeg Sura Baturraden. Ia rela berdesakan memperebutkan hasil bumi. “Ini baru pertama kali. Saya mendapatkan sayur kacang panjang dan kubis. Ternyata sangat meriah. Nanti saya akan memasaknya. Katanya bisa mendatangkan berkah,” katanya. Hal yang sama juga diungkapkan Kaitem (45) warga Karangtengah, Baturraden. Dirinya bahkan sudah menyiapkan kantong kresek agar bisa mendapatkan hasil bumi yang banyak. “Tadi berangkat setengah 1 dari rumah. Nanti ini akan digunakan sebagai pakan ternak dan dimasak,” pungkasnya. Foto Dok. Detik