Jowonews

Semifinal Leg 1: PSIS Semarang Akan Berhadapan dengan Arema FC di Stadion Jatidiri

PSIS Semarang Akan Berhadapan dengan Arema Fc

SEMARANG – Setelah berhasil menyingkirkan Bhayangkara Fc dibabak Perempatfinal, PSIS Semarang akan berhadapan dengan Arema FC dibabak Semifinal Piala Presiden 2022. Semifinal leg 1 ini akan digelar di Stadion Jatidiri Kota Semarang pada Kamis Sore (7/7/2022) pukul 16.00 WIB. Jadwal tersebut dapat dipastikan setelah Panpel PSIS Semarang menerima surat penunjukan menjadi tuan rumah untuk menggelar pertandingan semifinal leg 1 dari Organizing Committee (OC) Piala Presiden. Ketua Panpel PSIS Semarang, Danur Rispriyanto, menjelaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai pihak agar pertandingan yang akan berlangsung dapat berjalan lancar. “Tentunya kami akan sesegara mungkin berkoordinasi dan komunikasi dengan beberapa pihak terkait. Hal ini demi kelancaran pertandingan besok Kamis,” ungkapnya, Senin (4/7/2022), dikutip dari laman detik.com. Perlu diketahui pertandingan Semifinal Piala Presiden akan berlangsung 2 leg. Pada leg 1 PSIS Semarang menjamu Arema FC, pada Kamis (7/7/2022) di Stadion Jatidiri, Semarang. Sementara Pada Leg 2, giliran Arema FC menjamu PSIS Semarang pada Senin (11/7/2022) di Stadion Kanjuruhan, Malang. Foto: Antara Foto/ Mohammad Ayudha

Gula Rempah Desa Ketanda Banyumas Tembus Pasar Ekspor

Gula Rempah Desa Ketanda

BANYUMAS – Dikembangkan sejak tahun 2017 lalu, inovasi gula rempah yang diproduksi masyarakat Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kini telah menembus pasar ekspor. Gula rempah adalah gula dengan campuran rempah-rempah lain seperti jahe merah, jahe emprit, kapulaga dan rempah lainnya. Gula rempah diyakini berkhasiat untuk menjaga ketahanan tubuh. Gula ini dipilih karena kandungan glukosanya yang lebih rendah dibandingkan gula pasir. Masyarakat Desa Ketanda, khususnya di wilayah RT 1 RW 2, menekuni gula rempah sejak adanya permintaan seorang pedagang dari Jakarta. Pedagang tersebut kewalahan memenuhi permintaan gula rempah konsumen hingga mengajak petani nira di Desa Ketanda untuk memproduksinya. Pada umumnya masyarakat Desa Ketanda merupakan petani nira yang memproduksi gula kristal dan gula cetak. Hingga saat ini usaha tersebut terus berkembang dan dikelola Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sari Rempah yang sebagian besar anggotanya ibu-ibu PKK. Ketua KUB Sari Rempah, Muslihun, mengatakan produksi gula rempah ini pasarannya sudah luas. Sudah di pasarkan mulai di seluruh area Pulau Jawa, luar pulau, hingga ke Hongkong. “Gula rempah Sari Rempah sudah diekspor ke mancanegara, sehingga produk ini sudah memiliki standar kualitas yang tidak diragukan lagi,” kata Muslihun, dikutip dari Tribun Jateng, Senin (4/7/2022). Karena pekerjaan ini memiliki risiko tinggi, petani senantiasa diberikan pendampingan dan pengawasan, dalam hal ini di bawah pengawasan CV. Inagro. Pengawasan tersebut meliputi mulai dari lahan produksi hingga standar ekspor. “Tak hanya itu, petani nira juga sudah memiliki BPJS sebagai jaminan mereka dalam bekerja yang beresiko tinggi memanjat pohon kelapa,” ungkapnya. Setiap tahun, lanjutnnya, selalu ada pengawas sertifikasi untuk perpanjangan ijin. Jadi kalau ada temuan yang tak sesuai standar yang ditetapkan akan fatal akibatnya. Untuk saat ini, telah tersedia berbagai pilihan rempah-rempah seperti jahe merah, jahe emprit , kapulaga, temulawak, dan kunyit asem. Untuk memproduksi gula rempah, dibutuhkan waktu hingga 5 jam untuk setiap pembuatannya. Sementara itu alat masak yang menggunakan peralatan tradisional yang telah dimodifikasi. Hal ini untuk menjaga kualitas gula rempahnya. Gula rempah ini diperkirakan dapat bertahan hingga 6 bulan jika proses pengolahan atau memasaknya dengan disangrai. Tapi kalau dioven diperkirakan dapat bertahan hingga 1 tahun. Gula rempah Desa Ketanda ini sudah bersertifikat halal dan menjadi produk unggulan Desa. Produk ini juga sering mengikuti pameran UMKM dan sudah dikenal hingga kalangan pejabat. Tak hanya itu, KUB Sari Rempah juga sering diminta untuk mengisi pelatihan ke desa-desa sekitar Banyumas yang ingin belajar dan memproduksi gula rempah. KUB Sari Rempah kedepannya akan terus melakukan inovasi dengan memanfaatkan potensi alam yang ada di desa tersebut, khususnya rempah-rempah. Foto: Tribun Jateng

Resep Sayur Lombok Ijo Khas Wonogiri, Gurih dan Aromanya Pedas

Resep Sayur Lombok Ijo Khas Wonogiri, Gurih dan Aromanya Pedas

Resep Sayur Lombok Ijo Khas Wonogiri. Sayur lombok atau Sayur Cabai Hijau merupakan kuliner yang tak asing bagi masyarakat Jawa Tengah maupun Yogyakarta. Terutama warga masyarakat Wonogiri dan sekitarnya. Sajian ini sangat cocok dinikmati bersamaan dengan nasi hangat. Bahan-bahan untuk membuat sayur lombok ijo khas Wonogiri ini juga sangat ekonomis dan terjangkau. Bunda dapat mengkreasikan resep sayur lombok ndeso ini dengan bahan seadanya. Cara memasaknya pun juga sederhana dan praktis. Misalnya menambahkan bahan tempe yang dipadukan bersama kuah santan. Resep Sayur Lombok Ijo Khas Wonogiri Bahan-bahan : 1 papan tempe, potong-potong 750 ml santan 10 buah cabe hijau, iris miring 10 buah cabe merah keriting, iris miring 5 buah cabe rawit merah, iris miring 5 buah cabe rawit hijau, iris miring 7 siung bawang merah, iris 3 siung bawang putih, iris 3 lembar daun jeruk 2 lembar daun salam 1 batang sereh, memarkan Secukupnya garam, gula merah dan kaldu bubuk Secukupnya minyak goreng Bumbu halus : 4 cm lengkuas muda 2 cm jahe 1 cm kencur 1 cm kunyit bakar 1 sdm rebon Cara Membuat : Tumis bawang merah, bawang putih iris bersama bumbu halus. Tambahkan daun jeruk, daun salam dan sereh. Tumis hingga harum. Tambahkan irisan-irisan cabe, masak hingga layu, masukkan tempe, aduk rata. Tuang santan, bumbui garam, gula merah dan kaldu bubuk secukupnya, koreksi rasa. Masak hingga matang, sajikan.

Wingko Salem Khas Demak, Kue Gurih dan Manis Sebagai Teman Ngeteh

Wingko Salem Khas Demak, Kue Gurih dan Manis Sebagai Teman Ngeteh

Wingko merupakan makanan tradisional sejenis kue yang terbuat dari tepung beras ketan, kelapa muda dan gula. Kuliner tradisional ini sangat populer di wilayah pantai utara pulau Jawa. Salah satunya adalah Wingko Salem Khas Demak. Kata salem diambil dari nama buah salamah karena rasanya yang manis. Wingko pada umumnya berbentuk bundar atau dipotong kotak-kotak. Kue ini biasa disajikan dalam potongan kecil-kecil dan disajikan dalam kondisi hangat, sebagai teman menyeduh teh. Jika sedang berziarah atau berwisata ke Demak, jajanan khas Demak ini dapat menjadi pilihan oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Hal ini karena rasa wingko salem ini terbilang khas. Seluruh proses pengolahan dan memasak wingko salem dilakukan secara tradisional. Adonan wingko yang telah jadi, dioven menggunakan tungku dari tanah liat. Kemudian bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan tungku masih menggunakan kayu. Maka tidak heran jika Wingko Salem ini mengeluarkan aroma yang khas. Salah satu Wingko Salem Khas Demak yang cukup populer adalah yang diproduksi oleh Ny. Ninik. Wanita yang menetap di Desa gedangan RT 3 RW 4, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak ini mengklaim wingko buatannya lebih terasa gurih dan lezat. Untuk mendapatkan wingko ini, selain di toko oleh-oleh, jajanan khas Demak ini juga banyak dijual para pedagang keliling di Demak. Harganya juga sangat terjangkau.