Jowonews

DIALOG PROAKTIF: Menjamur Rintisan Bisnis Kudapan “Omahan”

Rintisan Bisnis Kudapan

UNGARAN – Berbenah dengan membangun potensi di sektor pangan, Ida Nurul Farida dampingi UMKM yang ada di Kabupaten Semarang dan Salatiga. Ida mengaku senang dengan bertumbuhnya pelaku UMKM di Jawa Tengah. Menurutnya dengan munculnya semangat berwirausaha akan menopang kesejahteraan masyarakat. “Kita dampingi UMKM dengan apa yang kita punya, saat ini sebagai DPRD, kemarin saat masih belum ya tetap kita berikan yang terbaik. Aspirasi jangan hanya melulu tentang sarana fisik, tetapi juga sarana yang bisa menunjang kesejahteraan bersama, khususnya bagi pelaku ekonomi wanita,” ungkapnya saat melakukan Kegiatan Dialog Proaktif di dua kecamatan yakni di  Desa Butuh (Tengaran) dan Beringin, beberapa waktu yang lalu. Ida mengungkapkan usaha bisnis masyarakat dengan sektor pangan dengan pelaku perempuan sangat memiliki potensi yang luar biasa. Selain pekerjaan yang bisa dikerjakan di rumah, juga sudah setiap hari perempuan berkecimpung di dunia dapur. Tak heran jika inovasi bisa hadir ketika ada sebuah fasilitasi dan pergerakan zaman seperti saat ini. “Ojek online menjadi ruang yang luar biasa, dari rumah perempuan bisa menjalankan bisnisnya, apalagi bisnis yang sudah setel bisa makin berkembang,” jelasnya. Ida mengajak rombongan Proaktif berkeliling Kabupaten Semarang dan Salatiga untuk bertemu pelaku usaha seperti Kampung Telo Argotelo, Kota Salatiga, rintisan Kampung Jamur dan Bunga Matahari di Bringin. Serta beberapa titik bantuan Aspirasi Ida lainnya seperti pembangunan talut di Kecamatan Tengaran maupun sarana prasarana pendidikan.

Minibus Laka Tunggal di Magelang, Terpelanting dan Mendarat di Tembok Bangunan Warga

Minibus Laka Tunggal di Magelang, Terpelanting dan Mendarat di Tembok Bangunan Warga

MAGELANG – Kendaraan minibus Suzuki Ertiga dengan Nomor Polisi AA 9441 WB terpelanting dan mendarat di tembok bangunan rumah warga. Diperkirakan kecelakaan yang terjadi pada, Minggu (21/8/2022) tersebut terjadi karena pengemudi mengebut hingg akhirnya mobil keluar dari jalan aspal. Kecelakaan tunggal tersebut terjadi di Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang. Kronologi kejadian berdasar keterangan Kasubsi PIDM Sihumas Polres Magelang, Aiptu Yohanes Hadi Sationo, mengutip dari magelangekspress.com, kendaraan dari arah Tegalrejo menuju Magelang dengan kecepatan tinggi dan terlalu kepinggir menabrak dongklak atau bekas pohon yang dipotong, sehingga mobil terpelanting, dan mendarat dengan posisi nyaris vertikal di tembok bangunan rumah. Diketahui pengendara minibus atas nama Indra, warga Dusun Ngernak, Desa Sukorejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang. “Petugas Polsek Tegalrejo, mendatangi lokasi dan memastikan hal tersebut adalah kecelakaan tunggal. Kejadian tersebut menarik perhatian pengguna jalan lainnya, namun tidak menimbulkan kemacetan,” ungkap Hadi.

Sebanyak 13 Warga Kudus Mengadu Ke Bawaslu Karena Namanya Dicatut Parpol

Bawaslu Kudus

KUDUS – Sebanyak 13 orang mengadu ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Kudus, karena namanya dicatut menjadi anggota partai politik. Alasan yang mereka sampaikan pun berbeda-beda. Mengutip dari murianews.com, beberapa alasan yang dikemukakan diantaranya adalah ada yang menyatakan tidak pernah menjadi anggota maupun pengurus partai politik, namun namanya masuk di Sipol KPU. Ada juga yang namanya dicatut salah satu Parpol dan dimasukkan ke dalam pengurusan sebagai wakil ketia. Padahal tidak ada komunikasi dan persetujuan dari yang bersangkutan. Ketua Bawaslu Kudus, Moh. Wahibul Minan mengatakan, hingga hari Minggu (21/8/2022) pihaknya telah menerima 13 orang yang mengadu. “Latar belakangnya bermacam-macam, seperti mahasiswa, pelajar, guru, hingga penyuluh agama Islam non-PNS di Kemenag Kudus,” terangnya. Ia menjelaskan, aduan tersebut masuk dalam catatan posko pengaduan Bawaslu Kabupaten Kudus. Sebanyak 13 orang tersebut mengadu melalui https://tinyurl.com/laporbawaslukudus. Dari aduan tersebut, Bawaslu Kabupaten Kudus kemudian meneruskannya dengan mengirim surat saran perbaikan kepada KPU Kabupaten Kudus. KPU sendiri telah memberikan layanan khusus untuk cek keanggotaan parpol. Bagi masyarakat di Kudus yang merasa tidak menjadi anggota partai politik, tapi setelah namanya di cek melalui http://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Cari_nik ternyata masuk di Sistim Informasi Partai Politik (Sipol) bisa mengadu ke KPU atau Bawaslu. Untuk diketahui, sesuai Keputusan KPU Nomor 260 Tahun 2022, KPU kabupaten/kota melaksanakan Verifikasi administrasi persyaratan keanggotaan partai politik dari tanggal 16 hingga 29 Agustus 2022.

Komunitas Sahabat Peduli Bencana Salatiga, Wadah Aksi Sosial Saling Bantu Sesama

Komunitas Sahabat Peduli Bencana

SALATIGA – Berawal dari keinginan membantu sesama, akhirnya sekelompok orang di Kota Salatiga membentuk komunitas relawan untuk membantu masyarakat kurang mampu atau memberikan bantuan saat ada bencana. Mereka memberikan komunitas tersebut dengan nama Komunitas Sahabat Peduli Bencana. Komunitas ini pertama kali digagas pada tahun 2019 oleh Rizka Agustian. Ia sering berkumpul bersama rekan-rekannya dan kemudian melakukan aksi sosial. Salah satu yang sering dilakukan adalah menjual baju bekas, dan dari hasil jualan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Dikutip dari genpi.co, Rizka mengungkapkan, kini anggota komunitasnya telah mencapai 30 orang. Rata-rata anggota komunitasnya merupakan remaja pecinta alam. “Kegiatan rutin kami yakni membantu orang atau masyarakat yang kurang mampu. Saat ada bencana, kami langsung gerak untuk membantu juga. Intinya relawan untuk sesama,” kata Rizka, Kamis (18/8). Biasanya saat ada ada bencana alam, komunitas ini melakukan aksi sosial mencari dana dan sumbangan untuk diberikan kepada korban bencana. “Pengalaman menarik pada saat anggota kami bisa datang langsung, dan ikut membantu langsung di lokasi terjadinya bencana. Bisa guyup rukun dengan komunitas lain,” imbuhnya. Dengan demikian, pihaknya siap membantu tim SAR yang bertugas atau pun mengakomodasi bantuan. “Kami berdiri sejak Oktober 2019, saat ini kegiatan masih berjalan terus anggota ada mahasiswa, pelajar, dan pekerja semua domisili Salatiga,” terangnya. Foto: doc. Rizka Agustian

Seri Babad Tanah Jawi: Sumber-Sumber Sejarah Kerajaan Kediri

Seri Babad Tanah Jawi: Sumber-Sumber Sejarah Kerajaan Kediri

Sebelum membahas sejarah berdirinya Kerajaan Kediri, ada baiknya jika kita mengetahui sumber-sumber sejarah Kerajaan Kediri yang bercerita atau menceritakan tentang Kerajaan Kediri. Penting untuk diketahui, sumber sejarah Kerjaan Kediri berasal dari beberapa prasasti yang dimaksud di antaranya sebagai berikut : Prasasti Sirah Keting (1104 M), yang memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh Raja Jayawarsa. Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono berisi masalah keagamaan, diperkirakan bersal dari Raja Bameswara (1117-1130 M). Prasasti Ngantang (1135 M) yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya yang memberikan hadiah kepada rakyat desa Ngantang berupa sebidang tanah yang bebas dari pajak. Prasasti Jaring (1181 M) dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah nama hewan, seperti Kebo Waruga dan Tikus Finada. Prasasti Kamulan (1194 M) yang menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Raja Kertajaya, Kerajaan Kediri telah berhasil mengalahkan musuh yang telah memusuhi istana di Katang-katang. Selain beberapa prasasti tersebut, sumber sejarah lain yang berkisah tentang Kerajaan Kediri berasal dari brita asing. Adapun berita asing tentang Kerajaan Kediri sebagian besar diperoleh dari berita Cina. Berita Cina ini merupakan kumpulan cerita dari para pedagang Cina yang melakukan kegiatan perdagangan di Kerajaan Kediri. Misalnya, Kronik Cina bernama Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua (1220 M). Buku ini banyak mengambil cerita dari buku Ling Wai Tai Ta (1778 M) karangan Chu Ik Fei. Kedua buku ini menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan ke-13 M

Seri Babad Tanah Jawi: Kerajaan Kediri

Seri Babad Tanah Jawi: Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri (Kadiri), dalam peta sejarah nasional, sangat popular. Demikian juga pengaruhnya terhadap kehidupan sekarang, kerajaan ini sering kali menjadi referensi bagi masyarakat awam dalam menanggapi fenomena kontemporer. Terkadang, masyarakat awam yang marginal, miskin, dan putus asa itu bernostalgia lagi terhadap kejayaan Kerajaan Kediri. Hal ini tentunya tak lepas dari mitos Ratu Adil yang diwakili oleh Prabu Jayabaya, yang sudah mengakar kuat dalam ingatan massa kejawen. Kerajaan Kediri memiliki peradaban kebudayaan yang tinggi. Bahkan, pada masanya, sudah dihasilkan beberapa karya sastra. Di antaranya adalah cerita Kakawin Barata-Yudha yang diterjemahkan dari kitab Bharata-Yudha ke Bahasa Jawa kuno, dan dengan cerita yang agak berbeda dari cerita-cerita sebelumnya, yaitu menceritakan tentang perang saudara antara Panjalu dan Janggala. Tidak berhenti sampai di situ saja. Dalam bidang spiritual, Kerajaan Kediri juga sangat maju. Pada masa kejayaannya, tempat ibadah dibangun di mana-mana. Para guru kebatinan mendapat tempat yang terhormat. Bahkan, Sang Prabu kerap melakukan tirakat, tapa brata, dan semadi. Ia suka bermeditasi di tengah hutan yang sepi. Laku prihatin dengan cegah dhahar lawan guling, mengurangi makan-tidur. Hal ini menjadi aktivitas ritual sehari-hari. Lalu, Kapan Kerajaan Kediri itu berdiri? Apa saja sumber sejarah yang menceritakan sejarah Kerajaaan Kediri? Bagaimana keadaan masyarakatnya? Dan, apa penyebab runtuhnya Kediri? Itulah deretan pertanyaan yang coba dijelaskan pada bab ini. Bab ini dapat dikatakan kelanjutan dari Kerajaan Kahuripan yang dipecah menjadi dua, yaitu Jenggala dan Panjalu (Kediri). Baca selanjutnya Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Kediri

Bupati Kebumen Kukuhkan Paguyuban Kepala Desa Reksa Praja

Paguyuban Kepala Desa Reksa Praja

KEBUMEN – Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto mengukuhkan Paguyuban Kepala Desa Kabupaten Kebumen Reksa Praja masa bakti 2022-2025. Pengukuhan dilakukan di Pendopo Kebumian, Sabtu (20/8/2022). Kepala Desa Banjarsari Tasrip dilantik menjadi Ketua Paguyuban Kepala Desa Kabupaten Kebumen Reksa Praja dengan sebutan Glondong Sepuh. Sementara Wakil Ketua dijabat oleh Kasimin Kades Tanggulangin dengan sebutan Glondong Enom, Sekretaris Anam Lutfi Kades Patukgawemulyo, dan Bendahara Imad Durokhman Kades Logede. Ketua Paguyuban terpilih, Tasrip mengatakan paguyuban Reksa Praja dibentuk sebagai wadah perkumpulan kepala desa di tingkat lokal (Kebumen). Keberadaan organisasi ini menurutnya, bukan untuk menyaingi organisasi kepala desa yang sudah ada. “Ini sebenarnya digagas sudah lama sejak 2007. Ini merupakan wadah perkumpulan kepala desa tingkat lokal Kebumen. Sekupnya lokal, beda dengan Papdesi yang garisnya sampai nasional pusat. Tapi ini lokal, ya untuk menyelaraskan dan mendampingi progam dan visi misi Bupati,” ujar Tasrip, dikutip dari beritakebumen.co.id, Sabtu (20/8/2022). Ia mengungkapkan setidaknya ada 300 kepala desa yang hadir dalam acara tersebut. Tasrip juga menegaskan bahwa organisasi yang ia bentuk sudah berbadan hukum dan terdaftar di Kesbangpol. “Sudah legal semua. Selanjutnya kita fokus membuat program untuk kemajuan Kebumen,” tandasnya. Sementara itu, Bupati Arif Sugiyanto menyatakan, pihaknya menyambut baik dibentuknya organisasi paguyuban kepala desa Reksa Praja. Semakin banyak organisasi, maka kata Bupati, semakin menunjukan masyarakat Berkembang. “Banyak organisasi itu menunjukan masyarakat kita berkembang. Tapi disisi lain jangan sampai munculnya organisasi baru justru malah membuat gesekan di masyarakat karena kepentingan pribadi rebutan pengaruh. Ini jangan sampai,” ucapnya. Sebaliknya kata Bupati, adanya organisasi ini diharapkan bisa menjadi wadah tukar pikir dan pengalaman bagi para kepala desa, bisa saling menguatkan untuk kemajuan masyarakat desa. Karena pada dasarnya kemajuan kabupaten diukur dari masyarakat desanya. “Kita harapkan bersama para kepala desa yang tergabung dalam wadah paguyuban ini bisa melakukan sebuah program yang inovatif, utamanya dalam peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. Bupati juga mewanti-wanti kepada kepala desa agar amanah menjalankan tugasnya. Terutama dalam penggunaan anggaran dana desa. Meski bukan PNS, namun kepala desa memegang uang negara, yang harus bisa dipertangungungjawabkan. “Saya mengingatkan jangan sampai Kades ini menyalahgunakan dana desa. Meski bukan PNS tapi kades ini diberi amanah mengelola uang negara. Jadi kalau disalahgunakan pasti pidana, ada konsekuensi hukumnya,” tandas Bupati. Kabar baiknya, Bupati bakal menaikan tunjangan kepala desa. Hal ini tentunya disesuaikan dengan PAD dan Pendapatan Asli Desa. Jika PAD Kebumen meningkat pastinya akan berdampak pada pendapatan tunjangan dari kepala desa dan perangkatnya.

Warga Magelang Gelar Pasar Budaya Grebeg Telo Untuk Angkat Potensi Ketela

Grebeg Telo Magelang

MAGELANG – Warga di Kabupaten Magelang menggelar Pasar Budaya Grebeg Telo. Setidaknya ada 20 tumpeng ketela diarak dan kemudian diperebutkan warga, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Pasar Budaya Grebeg Telo yang diselenggarakan di Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang ini berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu (20-21/8/2022). Pembukaan dilakukan pada hari Sabtu (21/8/2022) dan dibuka Ketua Dekranasda Kabupaten Magelang yang diwakili Siti Adi Waryanto. Kemudian dilanjutkan dengan pentas kesenian lokal setempat. Pada hari selanjutnya, Minggu (22/8/2022), warga setempat melakukan Kirab Grebeg Telo. Dikutip dari borobudurnews.com, salah satu panitia Grebeg Telo, Catur Prabowo mengatakan, gelaran Pasar Budaya ini untuk mengangkat dan mengedukasi masyarakat luas bahwa ketela dapat diolah menjadi beragam makanan. ”Pada hari ini, kami mengajak ibu-ibu PKK untuk mengolah hasil ketela yang ada di Desa Bumiharjo untuk menjadi beragam olahan,” kata Catur. Ia mengungkapkan ada sekitar 20 tumpeng yang diarak dalam Kirab Grebeg Telo ini. Tumpeng-tumpeng tersebut berasal dari 19 RT yang ada di wilayah tersebut. “Masing-masing RT membuat satu tumpeng dan dari panitia satu tumpeng,” terangnya. Catur menambahkan, pihaknya berencana menggelar pasar budaya secara rutin dengan menggandeng seluruh komponen masyarakat. ”Kami berharap bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,” pungkasnya. Foto: doc. borobudurnews.com