Jowonews

Bukit Tangkeban Pemalang, Surga Di Kaki Gunung Slamet

Bukit Tangkeban Pemalang, Surga Di Kaki Gunung Slamet

Selain memiliki daratan pantai yang indah, Kabupaten Pemalang juga memiliki pegunungan yang cantik. Tepatnya Bukit Tangkeban Pemalang yang berada di kaki Gunung Slamet. Tempat wisata di Nyalembeng, Kecamatan Pulosari ini kini sedang ramai dikunjungi wisatawan karena pemandangannya yang menakjubkan. Bahkan beberapa waktu lalu kawasan ini masuk sebagai nominator Anugrah Pesona Indonesia (API) kategori Dataran Tinggi bersama sembilan nominator lainnya. Hawa sejuk di Bukit Tangkeban Pemalang banyak yang mengaitkan kesamaannya dengan daerah Lembang, Jawa Barat. Sementara pemandangan sekitar yang dipenuhi pegunungan, ada yang mengatakan mirip daerah Dieng di Kabupaten Banjarnegara. Bukit Tangkeban berada pada ketinggial 1.250 meter di atas permukaan laut. Berbalut nuansa alam, taman wisata ini menawarkan berbagai jenis pilihan rekreasi dengan beragam fasilitas pendukungnya. Sebut saja seperti taman bermain anak, permainan outbond, cafe atau resto, hingga spot foto, semuanya terkonsep rapi. Daya Tarik Bukit Tangkeban Pemalang Taman Bermain Outdoor Saat memasuki kawasan wisata Bukit Tangkeban, pengunjung tidak langsung mendapati keramaian. Hal ini karena jarak dari gerbang menuju pusat rekreasi sekitar 200 meter. Selain itu, pengunjung dapat berjalan kaki dari tempat parkir depan atau menggunakan transportasi off-road. Area pertama yang akan kamu temui adalah taman bermain anak-anak dan arena pacuan kuda, dan ATV. Terdapat beragam area bermain anak yang menarik di sini. Dari ayunan hingga pertunjukan bianglala kecil ada di sini.Di area ini juga terdapat kolam renang anak yang nyaman. Kamu bisa mencoba semua wahana atau memilih sesuai dengan yang diinginkan. Taman Langit Salah satu area paling populer di Tangkeban Hill Pemalang adalah Sky Park atau Taman Langit. Sesuai dengan namanya, Taman Langit menyuguhkan taman tang indah di dataran tinggi. Di area ini terdapat deretan bunga-bunga cantik. Selain itu juga terdapat spot foto kekinian yang menjadi sajian utama. Tersedia juga beragam spot-spot buatan yang keren lengkap dengan ornamen-ornamennya. Selanjutnya adalah Sky Bridge atau jembatan langit yang menjadi spot foto paling banyak dikunjungi dalam antrian. Meski namanya Jembatan, Namun, sebenarnya ini hanyalah sebuah dek yang lantainya terbuat dari kaca bening. Pada hari yang cerah, kamu dapat menyaksikan pemandangan Gunung Slamet langsung di latar belakang dari titik ini. Kawasan Sky Garden juga memiliki toko persewaan kostum untuk mendukung selfie. Pilihannya adalah pakaian dari Negeri Sakura atau Negeri Ginseng. Pengunjung dapat berfoto di tempat-tempat bernuansa Jepang. Area Camping Dibuka sejak 2017 lalu, Bukit Tangkeban telah menjadi salah satu lokasi favorit untuk ngecamp. Di lokasi ini tersedia area camping dengan kapasitas hingga 150 tenda. Camping adalah salah satu cara menikmati suasana alam Tangkeban sepuasnya. Wisatawan dapat melihat matahari terbenam dan matahari terbit tanpa terburu-buru pada jam kerja. Tidak jarang acara musik live diadakan di malam hari. Berkat suasana yang semarak, udara Pemalang yang dingin pastinya tidak akan cepat terlupakan. ArCafe Bukit Tingkeban memiliki kafe yang mengusung konsep alam terbuka. Berbagai jajanan tradisional khas Pemalang tersedia di kafe ini. Selain itu kamu juga dapat menikmati secangkir kopi panas sembari menyaksikan panorama Gunung Slamet yang memanjakan mata. Kursi-kursi kafe sendiri berada di teras dan luar ruangan, sehingga kamu dapat lebih leluasa menikmati pemandangan indah di alam terbuka. Untuk itulah mengapa ArCafe menjadi tempat nongkrong yang asyik bersama pasangan atau keluarga. Untuk pengunjung yang tidak ingin repot membawa bekal makanan pun tak perlu khawatir, di Bukit Tangkeban sudah menyediakan banyak warung makan dengan aneka menu. Wahana Pemacu Adrenalin Bagi kamu yang menyukai dengan permainan yang memacu adrenalin, di area ini juga terdapat sirkuit offroad dengan panjang lintasan kurang lebih 200 meter. Sirkuit yang diberi nama Sirkuit Muntil ini dapat menjadi tempat untuk ajang ketangkasan offroader. Berbagai wahana pemacu adrenalin lainnya juga disediakan di tempat ini seperti para layang, flying fox yang melewati antara perbukitan, ada pula sepeda gantung yang layak dicoba. Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional Untuk menghabiskan waktu liburan di lokasi ini, wisatawan tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Selain tiket masuk, ada beberapa biaya yang perlu dikeluarkan diantaranya tiket untuk masuk wisata taman langit. Untuk memasuki taman langit, kamu perlu mengeluarkan biaya Rp 10.000 Untuk tiket Tangkeban Park, biaya yang diperlukan adalah Rp 20.000 sama dengan ketika anda mengambil paket camping. Sedangkan untuk ATV Adventure 1 putaran Rp 15.000 dan untuk 2 putaran seharga Rp 25.000. ketika berfoto di taman, anda bisa menyewa kostum dengan harga Rp 25.000 untuk orang dewasa. Sedangkan anak-anak dibandrol Rp. 20.000 Sementara itu, bagi kamu yang ingin camping dan menyewa tenda di lokasi, biaya untuk tenda yang diperlukan adalah Rp 75.000 dengan kapasitas yang dapat digunakan oleh 3 sampai dengan 4 orang. Selain itu juga terdapat sewa shelter lama Rp 200.000 dan baru Rp 250.000 Tangkeban Hill dibuka untuk umum setiap hari dari pagi hingga sore hari. Jika Anda menginginkan panorama terbaik untuk keperluan foto, kamu dapat datang sebelum jam 9 pagi. Pendaftaran camp dilakukan di Sekretariat Bukit Tangkeban mulai sore hingga menjelang tengah malam. Jam operasional yang diterapkan yaitu pukul 09.00 – 17.00 WIB. Harga di atas dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan pengelola. Fasilitas Penunjang Bukit Tingkeban atau Tingkeban Hill telah di lengkapi dengan beragam sarana pendukung yang cukup memadai. Berikut beberapa fasilitas yang tersedia di lokasi ini, di antaranya adalah: Tempat parkir memadai Pusat informasi wisata Kamar mandi / MCK Toilet umum Mushola Fasilitas air bersih Cafe & resto Gazebo Area bermain anak Wahana bermain seru Spot foto instagramable Tips Berkunjung Bukit Tingkeban merupakan objek wisata area terbuka, maka sebelum berkunjung dapat melihat perkiraan cuaca terlebih dahulu. Jika dirasa cuaca sedang mendung dan berpotensi akan turun hujan, ada baiknya tahan dulu niat anda untuk berwisata kesini. Pastikan anda sedang dalam kondisi sehat dan fit agar momen liburan di Taman Langit Pemalang terasa lebih maksimal. Tetap berhati-hati dan selalu mengutamakan keselamatan sebagai hal penting agar saat berwisata berlangsung aman dan sesuai harapan. Lokasi Bukit Tangkeban Pemalang Letak persis wisata Taman Langit Tangkeban bisa dijangkau dari Alun-Alun Pemalang dengan jarak yang musti ditempuh sekitar 48 km. Setibanya dilokasi wisata Bukit Tangkeban Taman Langit. para pengunjung diharuskan berjalan kaki untuk mendaki menuju puncak utamanya. Dengan jarak yang harus didaki hanya sejauh 100 meter saja, tidak terlalu jauh namun tetap perlu berhati-hati dan waspada. Mengingat akses track untuk mendaki cukup ekstrim dan lumayan menantang adrenalin. Jalan utama menuju wisata alam … Baca Selengkapnya

Festival Layang-layang Internasional Purworejo Diikuti Swedia, Polandia Hingga Jepang

Festival Layang-layang Internasional

PURWOREJO – Berbagai kreasi layang-layang menghiasi langit Pantai Ketawang, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, pada Sabtu-Minggu, 27-28 Agustus 2022. Sekitar 50 klub dari berbagai daerah ambil bagian dalam Festival Layang-layang Internasional tahunan ini. Bahkan tak hanya dari Indonesia, sejumlah peserta juga berasal dari mancanegara seperti Polandia, Swedia, dan Jepang. Selain wakil dari tiga negara, Festiwal Layang-layang terbesar di Purworejo itu juga diikuti 40 tim. Mereka berasal dari Provinsi Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Lampung. Setidaknya ada lima kategori layang-ala yang dilombakan, yakni layang- layang tradisoional, layang-layang 2 dimensi, layang-layang 3 dimensi dan Train Naga. Hadiah yang diperebutkan yakni uang pembinaan, plakat dan piagam. Pantauan di lapangan, meskipun cuaca cukup panas dan terik, tak menyurutkan pengunjung baik anak-anak, remaja, dan dewasa untuk menyaksikan aneka rupa dan warna kreasi layang-layang tersebut. Bupati Purworejo, Agus Bastian mengatakan, festival layang-layang ini sempat terhenti selama dua tahun karena pandemi Covid-19. “Maka kala pandemi sudah semakin terkendali, saatnya kita bangkitkan kembali sektor pariwisata, salah satunya dengan festival layang-layang tingkat nasional di Pantai Ketawang Indah,” katanya disela pembukaan, dikutip dari krjogja.com. Menurutnya, sektor pariwisata menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat potensial. Selain itu, pariwisata memiliki multiplier effect yang luas bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat. Pemkab Purworejo melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, katanya, terus berupaya mendorong dan menggali berbagai potensi wisata yang dimiliki. “Tapi, program pemerintah dalam pengembangan pariwisata, tidak akan sukses apabila tidak ada dukungan dan kerjasama dari masyarakat maupun pemangku kepentingan terkait, maka keterlibatan dan dukungan itu amat sangat penting,” tegasnya.

Kupat Tahu Peturunan, Kuliner Legendaris Purworejo Sejak Tahun 1989

Kupat Tahu Peturunan, Kuliner Legendaris Purworejo Sejak Tahun 1989

Bagi penikmat kuliner, kupat tahu merupakan kuline yang tak lagi asing di telinga. Di Magelang, kupat tahu menjadi tujuan wajib wisatawan. Namun, jika kamu menginginkan cita rasa kupat tahu yang sedikit berbeda, ada baiknya kamu mencoba Kupat Tahu Peturunan di Kutoarjo, Kabupaten Purworejo. Pada umumnya kupat tahu terdiri dari racikan ketupat, potongan tahu goreng, dan disiram dengan bumbu kacang. Namun, Kupat Tahu Peturunan ini tidak menggunakan bumbu kacang, melainkan bumbu kecap dan kuah cokelat. Resep yang digunakan merupakan resep keluarga sejak tahun 1989. Seporsi kupat tahu terdiri dari potongan ketupat, tahu putih goreng, tauge, taburan seledri, bawang goreng, cabai, dan disiram dengan kuah kecap. Bagi penikmat rasa pedas tak perlu khawatir, karena pembeli dapat memesan tingkat kepedasan, antara tidak pedas, sedang, dan pedas. Untuk mendapatkan rasa yang lebih lezat, pembeli dapat memadukan dengan cemilan lainnya seperti kerupuk emping, sosis solo, dan aneka lauk penyerta lainnya. Harga yang ditawarkan juga murah meriah. Salah seorang pembeli mengatakan, bumbu Tahu Kupat Peturunan sangat terasa, dan rasanya segar. Tempatnya bersih, harganya terjangkau dan lokasi warungnya mudah ditemukan. Bagi pembeli yang ingin menikmati kuliner legendaris ini, usahakan untuk datang di waktu pagi atau sebelum jam 12 siang. Jika melebihi jam tersebut, kemungkinan kupat tahu sudah habis terjual dan warung sudah tutup. Hal ini karena warung ini selalu ramai pembeli. Lokasi Kupat Tahu Peturunan tak begitu jauh dari Alun-aluk Kutoarjo. Dapat ditempuh hanya sekitar 20 menit berjalan kaki, atau lima menit dengan kendaraan bermotor. Dari alun-alun Kutoarjo, lurus menyusuri Jl. Diponegoro. Setelah melewati jembatan kecil, belok kanan menuju Jl. Tentara Pelajar, kemudian menyusuri sungai sekitar 200 meter. Anda juga bisa menggunakan aplikasi google maps untuk bantuan rute. Jika kamu rindu masakan rumahan khas tempo dulu, tak ada salahnya mampir ke Kupat Tahu Peturunan.

Tiga Candi di Temanggung Yang Perlu Diketahui dan Dikunjungi

Tiga Candi di Temanggung Yang Perlu Diketahui dan Dikunjungi

Selain Magelang, situs-situs candi purbakala seperti candi juga banyak ditemukan di Kabupaten Temanggung. Meskipun beberapa situs tersebut ditemukan dalam kondisi yang tak lagi utuh, bahkan sebagian cenderung rusak. Keberadaan situs-situs candi tersebut juga dapat menjadi bukti bahwa Temanggung diperhitungkan sebagai wilayah Kerajaan Mataram Kuno, selain Yogyakarta dan Magelang. Berikut beberapa candi di Temanggung yang perlu diketahui dan menarik untuk dikunjungi. Candi Liyangan Situs Liyangan merupakan situs purbakala berupa candi dan kawasan pemukiman yang berlokasi di Lereng Timur Gunung Sindoro, tepatnya di pemukiman warga Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirojo. Lokasi candi berjarak sekitar 20 kilometer arah barat laut dari pusat kota Temanggung. Berdasarkan penelitian dan penggalian lebih lanjut yang dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta ada 2010 dan 2011, menyimpulkan bahwa Candi Liyangan merupakan candi besar, tetapi juga sebuah perdusunan pada masa Mataram Kuno. Situs ini memiliki karakter yang kompleks; indikasi sebagai situs pemukiman, situs ritual, sekaligus situs pertanian. Selain itu, usia situs Candi Liyangan lebih tua daripada Candi Borobudur. Pada situs ini terdapat punden berundak, talud, latar, kayu, area pertanian, tempat peribadatan, dan sisa bekas pembakaran. Candi Pringapus Tidak jauh dari Candi Liyangan juga terdapat Candi Pringapus. Candi Pringapus merupakan candi perwara bercorak Hindu. Hal ini disimpulkan dari keberadaan arca-arca berartistik HIndu yang erat kaitannya dnegan Dewa Siwa. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa Raja Rakai Pikatan. Pada area candi ditemukan arca Nandi dengan kondisi yang masih utuh, serta prasasti Tulang Air 1 dan 2 yang menyebut angka dan tahun pembuatannya, yakni Minggu Paing 15 Juni 850 M. Dicandi ini juga ditemukan arca Durga, antefik yang berelief kala, kemuncak, dan yoni. Candi Gondosuli Di Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, terdapat reruntuhan batu andesit yang diperkirakan reruntuhan sebuah bangunan candi. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan Candi Gondosuli. Di area reruntuhan candi ditemukan patung lembu, yoni, dan berbagai benda-benda purbakala lainnya. Menurut perkiraan, reruntuhan tersebut merupakan struktur puncak candi. Sementara struktur badan candi masih terkubur di bawahnya. Selain itu, di sekitar area candi juga ditemukan Prasasti Gondosuli yang jadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Mataram Kuno pada masa dinasti Sanjaya. Prasasti tersebut diperkirakan ditulisa pada tahun 832 M. Jika menilik pada segi arsitekturnya, Candi Gondosuli diperkirakan dibangun pada abad ke-9 M, tepatnya pada masa pemerintahan Rakai Patapan yang merupakan anak dari Sanjaya. Hingga saat belum diketahui secara pasti luas candi ini. Sebab kondisi bangunan sudah tidak lagi utuh, dan sebagian besar bangunan candi masih terpendam dalam tanah.

Ratusan Anak-anak di Magelang Abadikan Candi Muntilan dalam Gambar Kreatif

Ratusan Anak-anak di Magelang Abadikan Candi Muntilan dalam Gambar Kreatif

MAGELANG – Ratusan anak-anak tumpah ruah di pelataran Candi Ngawen. Mereka mengikuti lomba menggambar dan mewarnai yang termasuk dalam rangkaian Festival Candi Ngawen, pada Jumat (26/8/2022). Anak-anak peserta lomba terdiri dari dua jenjang ketegori. Kategori mewarnai diikuti anak-anak PAUD dan TK. Sementar lomba menggambar diikuti siswa-siswa usia SD atau MI dari kelas 4 hingga 6. Mereka berlomba untuk menangkap keindahan panorama Candi Ngawen dalam bentuk gambar kreatif. Berbagai objek pemandangan candi di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang tersebut kemudian tertuang dalam kertas gambar. Ada gambar candi, pohon, gapura, dan benda-benda lainnya di sekitar candi. Kepala Desa Ngawen, Hapsari mengatakan, lomba menggambar dan mewarnai ini diikuti dari berbagai sekolah di Kabupaten Magelang. Setidaknya ada sekitar 700 anak yang mengikutinya. Lebih lanjut, Hapsari mengungkapkan, Festival Candi Ngawen ini dilaksanakan selama tiga hari. Selain lomba menggambar dan mewarnai, juga dilaksanakan kirab budaya dengan mengarak 27 nasi tumpeng dan sego wiwit dari 10 dusun. Ketua Panitia Festival Candi Ngawen, Yuli Antaka Sajlis mengungkapkan, kegiatan tahunan ini dimaksudkan untuk memikat wisatawaan. Sebagai desa wisata berbasis masyarakat kunjungan wisatawan menjadi begitu penting. Foto: doc. borobudurnews.com