Jowonews

Resep Sayur Lodeh Jawa, Mudah dan Lezat

Resep Sayur Lodeh Jawa, Mudah dan Lezat

Sayur lodeh merupakan kuliner khas Jawa dengan rasa gurih dan mampu membangkitkan selera makan. Sayur Lodeh biasa dibuat dari sayuran-sayuran yang ada di kebun. Rasanya bergantung dari jenis sayuran yang tersedia. Sebut saja semisal irisan kacang panjang, labu siam, wortel, terong, jagung, dan melinjo. Inilah yang membuat Resep Sayur Lodeh Jawa ini kian unik. Salah satu ciri khas sayur lodeh khas Jawa adalah ditambahkannya tempe semangit atau tempe hampir busuk untuk memperkuat aroma. Rasa gurih tempe dengan aroma asapnya membuat lidah kiat tertarik untuk mencicipi kelezatannya. Sayur lodeh Jawa paling pas disantap dengan sambal terasi, tempe goreng atau ikan goreng. Apalagi ditambah dengan irisan cabai, dan petai di dalamnya akan membuat citarasanya semakin kuat. Lebih lezat lagi ketika disajikan sayur ini disantap selagi hangat. Resep Sayur Lodeh Jawa Bahan dan tata cara pembuatan sayur lodeh ini cukup sederhana. Bahan yang digunakan juga sangat mudah untuk didapatkan. Berikut bahan, bumbu, dan cara memasak sayur lodeh Jawa: Bahan: 1 liter air 500ml santan 200gr udang, sisakan ekor 1 papan pete 1 buah labusiam, potong tipis – -100gr tempe, potong 50gr buncis, potong sekitar 5cm 10 buah telur puyuh, rebus 2 sdm ebi, seduh air panas 1 sdm garam 1 sdm gula pasir 2 lembar daun salam 1 batang serai, memarkan 4 cm lengkuas Minyak untuk menumis Haluskan: 5 buah bawang merah 4 buah bawang putih 4 buah kemiri 2 cm jahe 5 buah cabai merah besar 7 buah cabai rawit merah Cara membuat: Tumis bumbu halus, daun salam, serai, lengkuas dan ebi dengan minyak goreng hingga harum kemudian masukkan air dan santan. Masak hingga mendidih kemudian masukkan semua bahan. Masak hingga isian matang. Koreksi rasa. Sayur lodeh siap disajikan. .

Bawa Pupuk Organik Cair, Mahasiswa Unsoed Rengkuh Medali Perak di Malaysia

Bawa Pupuk Organik Cair, Mahasiswa Unsoed Rengkuh Medali Perak di Malaysia

BANYUMAS – Prestasi insternasional berhasil diraih mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tiga Mahasiswa Unsoed yang terdiri dari Novita Hikmatul Guntari, Meli Agustin, dan M. Iltizam Rabbani, merengkuh medali perak di Kuala Lumpur, Malaysia. Kompetisi bertajuk World Young Inventors Exhibition 2022 pada kegiatan ITEX’22 itu telah berlangsung pada 26-27 Mei 2022, lalu. Ketiga mahasiswa Unsoed tersebut memresentasikan DE BEST OF LOF (Degraded Batik Effluents and Tofu Effluents As Liquid Organic Fertilizer). Invensi yang ditampilkan mahasiswa Unsoed berhasil menarik perhatian dewan juri karena DE BEST OF LOF merupakan pupuk organik cair (POC) yang justru berasal dari limbah industri batik. Salah satu anggota kelompok, Novita Hikmatul Guntari, menjelaskan ide produk tersebut berasal dari upaya pencegahan kerusakan lingkungan dan menjaga kelestarian air dari limbah berbahaya. “Produk ini diperoleh melalui proses degradasi dan fermentasi oleh mikroorganisme fungi atau jamur,” katanya, dikutip dari Antara Jateng. Proses pembuatan produk tersebut, ungkapnya, pihaknya menambahkan limbah organik lain, dalam hal ini limbah tahu. Sementara itu dosen pembimbing, Dr. Ratna Stia Dewi, S.Si., M.Si. mengatakan DE BEST OF LOF merupakan produk yang telah teruji secara in vivo pada tanaman dan dianalisis di laboratorium untuk mengetahui kandungan haranya. “Produk ini bisa menjadi solusi penanganan polusi akibat limbah tekstil pewarna batik dan memiliki ruang pemasaran sebagai produk POC yang dapat bersaing di pasaran,” katanya. Foto: Antara Jateng

Aja Cidra Mundhak Cilaka, Jangan Berbuat Curang Agar Tak Celaka

Aja Cidra Mundhak Cilaka, Jangan Berbuat Curang Agar Tak Celaka

Aja Cidra Mundhak Cilaka artinya jangan suka berbuat curang nanti bisa celaka. Dalam pergaulan umum, seseorang harus jujur, tidak boleh berbuat curang, tidak boleh mengambil hak milik orang lain secara tidak sah. Apabila tidak mengindahkan hal tersebut, umumnya akan celaka. Selain itu, orang yang biasa berbuat curang, lama kelamaan tidak akan dipercaya lagi dan pada akhirnya tidak akan memiliki lingkungan pergaulan. Pitutur luhur ini mengisyaratkan betapa pentingnya untuk menjadi orang yang jujur dan memerhatikan norma-norma. Seseorang yang bebas merdeka bukan berarti boleh melakukan segala hal dengan seenaknya. Aturan-aturan dibuat agar hidup bermasyarakat menjadi tertib dan tenteram. Namun tanpa kesadaran pribadi untuk saling menjaga dan tidak berlaku curang, aturan-aturan tersebut menjadi tidak berharga lagi Arti dalam bahasa Jawa Aja Cidra Mundhak Cilaka tegese aja seneng ngapusi, bakal cilaka. Ing hubungan masyarakat, wong kudu jujur, ora ngapusi, ora njupuk barange wong liya kanthi ilegal. Yen sampeyan ora nggatekake iki, umume bakal dadi bencana. Kajaba iku, wong sing biasane ngapusi, ora bakal dipercaya maneh lan pungkasane ora duwe lingkungan sosial. Pitutur luhur iki nuduhake sepira pentinge jujur ​​lan nggatekake norma. Wong sing bebas ora ateges bisa nindakake kabeh sing dikarepake. Aturan digawe supaya urip bermasyarakat dadi tertib lan tentrem. Nanging tanpa kesadaran pribadi kanggo ngurus saben liyane lan ora ngapusi, aturan kasebut dadi ora ana gunane. .

Soto Garing Klaten, Meski Tanpa Kuah Tak Kalah Lezatnya

Soto Garing Klaten, Meski Tanpa Kuah Tak Kalah Lezatnya

Saat ingin menyantap makanan berkuah banyak yang segar pasti salah satu pilihan tertuju pada soto karena soto identik dengan semangkuk kuah yang segar. Namun, di Klaten ada soto yang disajikan tanpa kuah. Bahkan soto yang biasanya disajikan di mangkok, soto ini disajikan di piring karena tanpa kuah. Soto Garing Klaten atau biasa orang menyebutnya toring, garing yang berarti kering. Tidak semua warung soto di Klaten menyajikan kuliner unik ini. Jika penasaran, bisa ke Warung Soto Garing Bu Yanti yang merupakan salah satu pelopor soto garing. Lokasi tepatnya berdekatan dengan pasar tradisional Delanggu di antara gang pemukiman di Dusun Jogosatron, Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu, Klaten. Tidak jauh dari Warung Soto Bu Yati terdapat wisata air yang terkenal seperti Umbul Ponggok. Pemilik warung ini, Sudiman, (72 tahun) sudah sejak 1973 mencetuskan sajian soto tanpa kuah ini. Yang hingga kini digemari pelanggannya yang tidak hanya berasal dari Klaten saja, tapi dari berbagai kota seperti Surabaya dan Jakarta. Soto garing isiannya berupa nasi putih yang diberi tambahan topping seperti soto pada umumnya yaitu tauge, kubis, seledri, dan suwiran ayam kampung. Bedanya, bukan diberi semangkuk kuah segar tapi disiram kecap asin khas dan sedikit kuah kaldu kekuningan yang dibuat dari daging ayam dan daging sapi yang hanya sedikit membasahi topping soto tersebut. Sebenarnya, di Warung Soto Bu Yati juga menyediakan soto dengan semangkuk kuah yang terpisah. Namun, karena warung ini unik dengan sajian soto garing maka pelanggannya justru lebih sering memesan soto garing. Soto garing dapat dinikmati dengan tambahan topping yang tersedia seperti, jeroan sapi ataupun gorengan. Sudiman mengatakan, masa keayaan soto garing pada era 1980-an saat pabrik karung di Delanggu masih beroperasi, para pekerjanya banyak yang sarapan di warungnya. Saat itu dalam sehari bisa menghabiskan 1 kuintal beras dan babat hingga 25 kg. Tapi saat ini, seiring berjalannya waktu, pelanggannya bergeser ke berbagai kota, provinsi yang melakukan perjalanan jauh maupun warga lokal seusai pulang ibadah dari masjid atau gereja di sekitarnya. Saat ini Warung Soto Garing Bu Yati sudah dikelola generasi kedua yang merupakan anak Sudiman, Muhammad Irham atau yang biasa akrab disapa Dodo. Warung Soto Bu Yati buka sejak subuh hingga pukul 14.00 WIB. Pelanggan juga tak perlu merogoh kocek dalam-dalm untuk mendapatkan satu porsi soto garing ini. Soto garing Bu Yati hanya dijual Rp 6000 – Rp 10000 disesuaikan dengan tambahan topping yang diinginkan. Berkat kepopuleran soto garing milik Sudiman, saat ini sudah menjamur menu yang sama di warung soto lainnya di wilayah Delanggu hingga Klaten. Sudiman bertekad akan terus mempertahankan cita rasa soto garing yang dirintis bersama istrinya dengan meneruskan tiga warung sotonya kepada anak-anaknya sebagai penerusnya.

Sejarah Bacem, Kuliner Legendaris Khas Jawa Yang Pernah Jadi Simbol Kemiskinan

Sejarah Bacem, Kuliner Legendaris Khas Jawa Yang Pernah Jadi Simbol Kemiskinan

Bacem mungkin menjadi salah satu jenis kuliner Indonesia yang sudah tidak asing dan banyak disukai pecinta kuliner. Telah ada di masa kolonial Belanda serta warna cokelat dan perpaduan rasa manis dan gurih menjadikan bacem terasa unik dan istimewa di lidah. Bacem atau baceman merupakan penganan dari daerah Mataraman seperti kota Semarang, Surakarta, dan Magelang di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Seiring berjalan waktu kata bacem bukan lagi berarti nama makanan, tapi justru proses memasaknya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata membacem artinya merendam (tahu, tempe, atau bahan makanan lainnya) dengan bumbu dan merebusnya dalam tempat yang tertutup sampai airnya habis. Bumbu dasarnya adalah gula merah, bawang merah dan bawang putih, ketumbar. Bisa ditambahkan rempah lain seperti daun salam, lengkuas. Selain mendapatkan rasa yang lebih gurih dan nikmat, proses pemasakan dengan teknik bacem juga menjadi salah satu cara pengawetan makanan secara alami. Sudah ada sejak masa Belanda ternyata olahan bacem menjadi simbol kemiskinan. Pada abad 19, terjadi tanam paksa tebu. Solo, Jawa Tengah banyak pabrik gula karena banyak perkebunan tebu, sehingga gula adalah bahan yang sangat mudah dan murah didapat. Bahan makanan yang kali pertama diolah dengan teknik membacem adalah tahu dan tempe. Tahu dan tempe menjadi menu pokok dan pasti ada di setiap rumah keluarga menengah ke bawah. Karena pada saat itu, seperti halnya tahu dan tempe juga berharga murah dan mudah didapatkan. Sehingga terciptalah bacem, inovasi bagi kalangan menengan untuk mendapatkan hidangan yang nikmat dengan bahan yang murah dan mudah. Namun saat ini, sudah ada banyak olahan baceman dari berbagai bahan makanan seperti daging, telur. Saat ini juga sudah banyak yang digoreng sehingga menambah kenikmatan bacem.

Kebun Teh Kemuning Karanganyar, Hamparan Pesona Kebun Teh Di Kaki Gunung Lawu

Kebun Teh Kemuning Karanganyar, Hamparan Pesona Kebun Teh Di Kaki Gunung Lawu

Terletak di kaki Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Kebun Teh Kemuning menjadi destinasi menarik bagi masyarakat Solo dan sekitarnya. Karanganyar menyediakan berbagai tempat wisata alam yang menarik. Selain Tawangmangu, tempat wisata alam yang cukup populer adalah Kebun Teh Kemuning. Suasana perkebunan teh yang sejuk dan cenderung dingin biasa digunakan sebagai tempat menghilangkan rasa penat dari rutinitas. Berbagai fasilitas lain yang ditawarkan pengelola seperti outbound, camping, jelajah kawasan teh, atau menikmati secangkir teh panas juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Sekilas Kebun Teh Kemuning Kebun Teh Kemuning merupakan salah satu peninggalan Belanda pada masa penjajahan dulu. Perkebunan ini didirikan berdasarkan perjanjian Belanda dengan Pemerintah Mangkunegaran. Perkebunan ini telah ada sejak tahun 1925 dan pertama kali dikelola oleh perusahaan NV. Cultuur Maatschappij Kemuning, yakni perusahaan milik Pemerintah Belanda.Kebun Teh Kemuning berada di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian berkisar antara 800 s.d. 1.540 mdpl. Maka tak heran dengan ketinggian tersebut suhu udara di lokasi ini cukup dingin, yakni kisaran 21 derajat celcius. Sementara itu, luas perkebunan ini mencapai 1.501 hektar. Perkebunan terbagi menjadi beberapa area berdasarkan guna wilayah. Kebun Teh Kemuning Karanganyar, untuk saat ini dikelola oleh PT. Sumber Abadi Tirta Sentosa sejak tahun 2004. Sejak saat itu pula mulai banyak fasilitas wisata yang dibangun di kawasan kebun teh tersebut. Saat Anda berkunjung ke ke Candi Cetho atau Candi Sukuh, kebun teh ini bisa menjadi destinasi alternatif yang bisa Anda kunjungi Daya Tarik Kebun Teh Kemuning Karanganyar Seperti yang telah dijelaskan di atas, setelah pergantian pengelolaan sejak tahun 2004, terdapat pengembangan kawasan, sehingga lokasi ini lebih menarik untuk dikunjungi. Berikut beberapa daya tarik dan kegiatan-kegiatan seru yang perlu dicoba ketika mengunjungi lokasi ini. Spot Foto dan Bentang Keindahan Alam Daya tarik utama kawasan perkebunan teh ini adalah bentang panorama alam yang menyegarkan mata. Saat pertama kali masuk ke lokasi ini, pengunjung akan melihat hamparan pohon teh berwarna hijau yang sangat luas membentang bagaikan karpet hijau. Pemandangan semakin menarik ketika berkombinasi dengan biru langit dan awan putih yang menghiasi angkasa. Pondok-pondok kecil atau saung yang dibangun di tengah kebun juga menambah kesan natural dan eksotis. Selain itu, di lokasi ini juga terdapat beragam spot foto menarik dan instagramable yang dapat dimanfaatkan wisatawan untuk mengabadikan momen liburan bersama keluarga. Spot-spot populer di lokasi tersebut antara lain Lembah Katresnan yang menyajikan pesona hamparan lembah kebun teh. Ada juga gardu pandang yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan latar belakang perkebunan teh dari ketinggian. Selain lokasi yang memikat dan menyegarkan mata, pengunjung juga dapat merasakan langsung hembusan angin segar pegunungan yang terasa lembut dan sejuk. Suasana seperti ini sangat tepat dimanfaatkan sebagai tempat untuk menenangkan diri dan menghilangkan penat dari rutinitas harian. Jelajah Kawasan Perkebunan Teh Untuk menikmati perkebunan teh yang luas, Anda tak perlu berjalan kaki untuk mengelilinginya. Perngelola telah menyiapkan fasilitas kendaraan jeep yang siap mengantarkan pengunjung berkeliling menikmati keindahan alam tempat ini. Selain itu, pengunjung atau wisatawan juga akan diajak untuk berpetualan melewati medan offroad yang dapat memacu adrenalin. Kawasan kebun teh yang luas membuatnya menjadi arena terbaik untuk dijelajahi saat berkunjung. Anda pun tidak harus berjalan kaki karena banyak fasilitas kendaraan yang bisa Anda nikmati di tempat ini seperti misalnya Jeep. Selain mobil Jeep, pengunjung juga dapat memanfaatkan fasilitas motor ATV untuk merasakan sensasi lain yang berbeda. Dengan motor ATV ini pengunjung akan disuguhkan area berlumpur dan tanah yang licin yang membuat perjalanan akan semakin seru. Fasilitas lain di lokasi ini yang lebih menantang adalah paralayang. Dengan memanfatkan paralayang ini pengunjung dapat menyaksikan hamparan perkebunan teh dan pemandangan di bawah secara lebih luas. Fasilitas paralayang merupakan salah satu fasilitas yang paling diburu oleh para pengunjung. Semua aktivitas penjelajahan tersebut dapat menjadi momen liburan Anda menjadi begitu berkesan. Bersantai Menikmati Teh Setelah puas berkeliling dan menikmati aktivitas keseruan di kebun teh, kini saatnya bersantai sembari menikmati harum wangi wedang teh dan menikmati lezatnya kuliner. Suasana hamparan kebun teh berwarna hijau dan hembusan udara yang dingin akan membuat setiap seduhan teh hangat akan terasa semakin bermakna dan dapat memberikan ketenangan. Selain teh original khas Karanganyar, tersedia juga rasa teh lainnya yang dapat Anda nikmati. Di sekitar area Kebun Teh Kemuning Karangayar terdapat beberapa tempat makan atau cafe yang dapat Anda coba. Tempat makan tersebut antara lain: Bale Branti Saat berkunjung ke kebun teh di lereng Gunung Lawu ini rasanya kurang lengkap jika tidak mencicipi kuliner yang tersaji di Bale Branti. Rumah makan milik BumDes ini menyediakan berbagai menu yang memanjakan lidah. Sejumlah menu favorit yang dapat dipesan antara lain Sego Kumbokarnan, Sego Tani Rukun, Sego Rewangan, dan lain sebagainya. Selain makanakan, juga terdapat menu minuman favorit yang biasa dipesan oleh pengunjung, seperti teh hitam, teh hijau, hingga teh putih yang langka. Selain menawarkan kelezatan rasa, rumah makan ini juga menawarkan pemandangan perkebunan teh yang memanjakan mata. Lokasi rumah makan Bale Branti terletak setengah kilometer sebelum memasuki area Kemuning. Bali Ndeso Resto Tempat makan ini berdiri sejak tahun 2016 silam. Lokasi ini sangat mudah dijangkau dengan pemandangan yang cantik. Sayang sekali ke lokasi ini apabila tidak mengambil gambar atau foto bersama keluarga. Spot-spot yang tersedia di lokasi ini sangat menarik, sebut saja seperti bangunan rumah Joglo (rumah adat Jawa) yang dilengkapi dengan ukiran-ukiran Jawa. Rumah Joglo tersebut difungsikan sebagai pendopo atau tempat berkumpul. Menu yang ditawarkan di Bali Ndeso Resto juga beragam, mulai dari kuliner tradisional seperti Gudeg Kampung, Gudeg Suwir, Gudeg Bebek, hingga Lontong Opor Sambel Goreng. Selain itu juga terdapat banyak pilihan minuman mulai dari yang tradisonal hingga modern atau kekinian. Rumah Teh Ndoro Donker Menurut cerita yang berkembang, nama Ndoro Donker diambil dari salah seorang warga Belanda yang dihormati oleh masyarakat pada saat itu. Rumah teh yang digunakan ini konon merupakan peninggalan dari Sang Ndoro. Selain menikmati nuansa klasik dengan segala pernak-perniknya di bagian bangunan utama, pengunjung juga dapat mengambil tempat di teras belakang untuk menyaksikan pemandangan kebun teh yang sangat cantik. Menu andalan dari tempat makan ini adalah minuman yang serba teh. Mulai dari earl gray, apricot, camomile, peach, english green tea dan masih banyak menu teh lainnya yang diseduh dengan air panas. Sementara makanan yang tersedia di Rumah Teh Ndoro Donker juga … Baca Selengkapnya

Aja Cidra Ing Janji, Petuah Jawa Agar Komitmen Terhadap Janji

Aja Cidra Ing Janji, Petuah Jawa Agar Komitmen Terhadap Janji

Aja Cidra Ing Janji artinya jangan mengingkari janji. Jangan berbuat celaka. Sekalinya kita berbuat seperti ini, masyarakat di sekitarnya tidak akan menghargai lagi. Janji seperti utang yang harus dibayar, diselesaikan, betapa pun lamanya. Masyarakat Jawa sangat memegang nilai-nilai “janji”: dan sesuatu yang telah menjadi kesanggupannya. Ini terkait dengan Pitutur Luhur yang lain ajining diri dumuning ana ing lathi, artinya harga diri seseorang ada di lidahnya, perkataannya. Memegang dan memenuhi janji termasuk juga nilai kepribadiannya. Mereka yang memegang janji akan dihormati, mereka yang melanggar janji tidak akan dipedulikan. Arti dalam bahasa Jawa Aja Cidra Ing Janji tegese ojo ingkar janji. Aja gawe piala. Sawise kita nindakake kaya iki, wong-wong ing saubengé ora bakal ngormati maneh. Janji iku kaya utang sing kudu dibayar, dilunasi, senajan suwe. Masyarakat Jawa ngugemi nilai-nilai “janji”: lan samubarang sing wis dadi kemampuane. Menika wonten gayutipun kaliyan Pitutur Luhur sanesipun ajining dhiri dumuning ana ing lathi, tegesipun ajining dhiri manungsa punika wonten ing lathi, tembungipun. Nepati lan netepi janji uga minangka nilai pribadi. Sing mblenjani janji bakal diajeni, sing ingkar janji bakal digatekake.

Seri Babad Tanah Jawi : Karakter Orang Jawa

Seri Babad Tanah Jawi : Karakter Orang Jawa

Seperti apa karakter orang Jawa itu? Berbicara mengenai karakter orang Jawa, tulisan Ben Anderson tentang Mitologi dan Toleransi Orang Jawa akan memberikan pemahaman tentang karakter orang Jawa, sebagaimana tergambar di dalam dunia wayang yang merupakan dasar moral orang Jawa mengenai kehidupan. Wayang adalah pandangan moral orang Jawa yang mengenai pedoman bagi perilaku atau sebagai pola bagi tindakan orang Jawa. Karakter orang Jawa digambarkan dengan karakter yang berdasar atas pluralisme moral. Terdapat perwatakan Kurawa dan Pandawa. Selain itu, ada pula karakter orang luar yang membela kaum Kurawa dan Pandawa. Kurawa menggambarkan perwatakan satria yang jahat, sedangkan Pandawa melambangkan perwatakan satria yang baik. Kresna adalah lambang satria yang membela Pandawa dengan berbagai konsekuensinya. Sedangkan, tokoh Karna adalah lambang kesatria yang membela Kurawa, meskipun ia tahu bahwa Kurawa berada di pihak yang salah. Terhadap tokoh Karna itulah, ambivalensi moral orang Jawa begitu tampak. Di satu sisi, pembelaan Karna terhadap Kurawa merupakan sebuah kesalahan. Namun, pembelaannya terhadap status, kedudukan, dan kehormatan yang diterima dari Kurawa bukanlah sesuatu yang salah. Membela harga diri merupakan suatu kebenaran. Karna termasuk dalam kategori membela kehormatan dan harga diri tersebut. Di sisi lain, Gunawan Wibasana yang lebih memilih Rama sebagai representasi kebenaran serta kebaikan, dan meninggalkan negaranya juga sesuatu yang benar. Pertarungan antara Pandawa dan Kurawa dalam episode Baratayuda atau pertarungan antara Rama dan Dasamuka dalam episode Ramayana adalah contoh antara dunia kebaikan dan kejahatan. Di sisi lain, menurut M. Bambang Pranowo mengungkapkan salah satu cara memahami karakter orang Jawa adalah dengan melihat simbol karakter dalam wayang Pandawa Lima. Mereka adalah Puntadewo, Werkudoro (Bima), Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Puntadewo, Nakula, dan Sadewa terkenal sebagai tokoh yang lemah lembut dan selalu mengalah. Sedangkan, Arjuna adalah tokoh yang pandai, baik dalam diplomasi maupun perang. Arjuna bisa berunding dengan musuh dan mengatur strategi peperangan. Sedangkan, Werkudoro adalah tokoh yang lurus, pemberani, dan pantang menyerah. Werkudoro tidak pandai berdiplomasi dan tak kenal kompromi. Jika menurutnya benar, maka ia akan berperang, apa pun risikonya. Nah, karakter-karakter Pandawa Lima itulah yang tampaknya menjadi gambaran untuk melihat karakter orang Jawa. Meskipun gambaran karakter-karakter Pandawa Lima itu bisa dipakai untuk memahami orang Jawa, tetapi secara keseluruhan, sikap dan tutur kata orang Jawa sangat lembut, akomodatif, dan mudah bersahabat dengan siapa pun. Meskipun demikian, orang non-Jawa pun perlu berhati-hati dalam menyikapi dan memandang orang Jawa. Orang Jawa memiliki tiga filosofi, yakni ngalah, ngalih, dan ngamuk. Nah, karakter-karakter orang Jawa yang seperti itu kemudian menimbulkan stereotip tersendiri bagi orang Jawa. Misalnya, orang Jawa terkenal sebagai suku bangsa yang sopan dan halus, tetepi mereka juga terkenal sebagai suku bangsa yang tertutup dan sulit berterus terang. Sifat ini, konon, berdasarkan sifat orang Jawa, ingin memelihara keharmonisa atau keserasian dan menghindari pertikaian. Oleh karena itu, mereka cenderung diam saja dan tidak membantah apabila muncul perbedaan pendapat. Selain diidentikkan dengan berbagai sikap sopan, segan, menyembunyikan perasaan alias tidak suka langsung-langsung, suka (orang) Jawa juga identik dengan karakter atau sifat menjaga etika berbicara. Baik secara konten dan bahasa perkataaan maupun objek yang diajak berbicara. Dalam seharian, sifat andap asor terhadap orang yang lebih tua akan lebih diutamakan. Bahasa Jawa adalah bahasa berstrata, memiliki berbagai tingkatan yang disesuaikan dengan objek yang diajak berbicara. Pada umumnya, suka Jawa lebih suka menyembunyikan perasaan. Menampik tawaran dengan halus demi sebuah etika dan sopan santun yang dijaga. Misalnya, saat bertamu dan disuguhi hidangan. Karakter khas seorang yang bersuku Jawa adalah menunggu dipersilakan untuk mencicipi, bahkan terkadang sikap sungkan mampu melawan kehendak atau keinginan hati. Suku Jawa memang sangat menjunjung tinggi etika, baik secara sikap maupun berbicara. Untuk berbicara, seorang yang lebih muda hendaknya menggunakan bahasa Jawa halus yang terkesan lebih sopan. Berbeda halnya dengan bahasa yang digunakan untuk rekan sebaya maupun yang usianya lebih muda. Demikian juga dengan sikap, orang yang lebih muda hendaknya betul-betul mampu menjaga sikap etika yang baik terhadap orang yang usianya lebih tua, yang dalam istilah Jawa disebut ngajeni. Sumber Referensi: Babad Tanah Jawi Terlengkap dan Terasli | Penulis: Soedjipto Abimanyu