Jowonews

Cangkriman, Karya Sastra Jawa yang Eksis Hingga Kini

Cangkriman, Karya Sastra Jawa yang Eksis Hingga Kini

Cangkriman adalah salah satu karya sastra Jawa yang masih eksis hingga saat ini. Lantas cangkringan itu apa? Bagi yang masih asing dengan cangkriman, simak pembahasan berikut ini untuk mengetahui secara lebih lengkap. Masyarakat Jawa mempunyai berbagai macam karya sastra tradisional yang terus dijaga keberadaannya secara turun-temurun. Karya-karya sastra tersebut dibagi menjadi bermacam-macam jenis yang memiliki bentuk dan rupa yang berbeda-beda, seperti tembang, kakawin, hingga parikan. Dari berbagai karya sastra tradisional yang dimiliki masyarakat Jawa, ada satu karya yang terus berkembang yaitu cangkriman. Apa sebenarnya cangkriman? Cangkringan Apa Artinya? Menurut situs web Pemkot Surakarta, cangkriman adalah frasa atau urutan kata yang memiliki arti atau makna khusus. Cangkriman juga dikenal sebagai unen-unen kang kudu dibatang utawa dibedhek atau suatu permainan kata di mana kita harus mencari tahu artinya dengan menebak. Dengan kata lain, cangkriman adalah teka-teki kata yang harus dipecahkan untuk mencari tujuan dari teka-teki tersebut. Cangkriman diciptakan untuk menghibur sekaligus mendidik anak-anak agar berpikir kreatif. Cangkriman adalah warisan sastra Jawa yang sudah ada sejak dahulu dan diwariskan secara turun-temurun. Penciptaannya spontan dan tidak ada struktur khusus yang mengikatnya. Cangkriman bergantung pada susunan kata dan kalimat yang dibuat oleh penutur. Oleh karena itu, penutur diharapkan untuk kreatif dalam menyusun kata agar para pemain dapat memahaminya dengan benar dan dapat menebak makna yang dimaksud. Fungsi Cangkriman Pada awalnya, cangkriman digunakan sebagai sarana hiburan dan lelucon semata. Seiring dengan perkembangan waktu, cangkriman kemudian berperan sebagai sarana pendidikan untuk melatih kecerdasan anak. Hal ini terkait dengan cara bermain cangkriman yang membutuhkan kemampuan berpikir kreatif dalam mencari jawaban dari teka-teki yang disampaikan oleh penutur. Selain itu, cangkriman juga digunakan untuk mengumumkan tantangan dalam cerita drama pada pertunjukan wayang serta dimanfaatkan sebagai puisi/lirik tembang Jawa. Ciri-ciri Cangkriman Sebagai karya sastra, cangkriman memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan jenis-jenis karya sastra lainnya yaitu: Jenis-jenis Cangkriman Berdasarkan wujudnya, cangkriman terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Selanjutnya dalam buku Etnologi Jawa (2015) karya Suwardi Endraswara, disebutkan bahwa cangkriman memiliki berbagai jenis yang beragam, yaitu: Contoh Cangkriman Mengutip dari beberapa sumber, berikut contoh cangkriman atau teka-teki Jawa yang bisa dijadikan hiburan: Contoh Cangkriman Tembang 1. Cangkriman dalam tembang Asmarandana Wonten ta dhapur sawiji Tanpa sirah tanpa tenggak Mung gatraning wetengbae Miwah suku kalihira Nging tanpa dlamakan Kanthaning bokong kadulu Rumaket ing para priya Jawabannya: clana (celana) 2. Cangkriman dalam tembang Kinanthi Wonten putri luwih ayu Tan ana ingkang tumandhing Sariranira sang retna Owah owah saben ari Yen rina kucem kang cahya Mung ratri mancur nelahi Jawabannya: rembulan 3. Cangkriman dalam tembang Pucung Bapak pucung renteng-renteng kaya kalung Dawa kaya ula Pencokanmu wesi miring Sing disaba si pucung mung turut kutha Jawabannya: sepur (kereta) Contoh Cangkriman Wancahan 1. Burnas kopen: bubur panas kokopen. 2. Gerbong tulis: pager kobong watune mendhelis. 3. Kablak ketan: nangka tiba ning suketan. 4. Segara beldhes: segane pera sambele pedhes. 5. Suru bregitu: asu turu dibregi watu 6. Teh nasgithel: teh panas, legi, lan kenthel Contoh Cangkriman Pepindhan 1. Ana gajah numpak becak, ketok apane. Jawabannya: ketok ngapusine (kelihatan bohongnya). 2. Bocah cilik blusak blusuk nang kebon. Jawabannya: dom (jarum). 3. Duwe rambut ora duwe endhas. Jawabannya: jagung. 4. Ngarep ireng, mburi ireng, seng tengah methentheng. Jawabannya: wong mikul areng (orang memikul arang). 5. Yen cilik dadi kanca, yen gedhe dadi mungsuh. Jawabannya: geni (api). 6. Yen mlaku sikile loro, yen mandheg sikile sepuluh. Jawabannya: wong bakul sate (penjual sate). Contoh Cangkriman Blenderan 1. Suru supaya bisa mlayu dikapakake? Jawab: digebuk, suru maksudnya asu turu (anjing tidur). 2. Wong dodol tempe ditaleni. Jawab: maksudnya, yang diikat bukan orangnya, tetapi tempenya. 3. Wong dodol klapa dikepruki. Jawab: maksudnya, yang dikepruk (dipukul) bukan orangnya, tetapi kelapanya. 4. Tulisane arab, macane saka ngendi? Jawab: saka alas, macane tidak diartikan membaca, tapi hewan macan. 5. Sandhal sing dakgawe iki cap ratu. Jawab: ratu maksudnya ra tuku (tidak beli), bukan merek ratu. Demikian berbagai hal tentang cangkriman, teka-teki tradisional masyarakat Jawa mulai dari maknanya hingga ragamnya. Semoga berguna ya Kang Mas dan Mbak Yu.

Kopi Santen Jepangrejo Blora, Perpaduan Rasa Gurih, Pahit dan Manis

Kopi Santen Jepangrejo Blora, Perpaduan Rasa Gurih, Pahit dan Manis

Kopi Santen Jepangrejo ini menjadi salah satu puzzle kuliner yang rasanya tidak akan lengkap jika Anda tidak melengkapinya. Bagi para penggemar kopi, pasti tidak lengkap rasanya jika tidak mencoba kopi yang satu ini. Bernama Kopi Santen, makanan khas pedesaan yang terkenal di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Rasa pahit yang dicampur dengan rasa gurih membuat para penggemar kopi ketagihan saat mencoba. Sensasi kopi ini bisa dinikmati di Kopi Santen Desa Jepangrejo yang sudah terkenal di kalangan pecinta kopi di Blora. Sesuai dengan namanya, kopi ini terbuat dari campuran kopi dan susu kelapa. Kedua bahan ini kemudian direbus bersama hingga mendidih di atas kompor. Cara merebus kopi ini yang membedakan Kopi Santen dengan yang lainnya. Rasa khas kopi yang pahit bercampur dengan rasa gurih dari susu kelapa menjadikan minuman ini sangat populer di kalangan pencinta kopi. Kopi Santen Desa Jepangrejo telah ada sejak tahun 1980-an. Saat ini, warung kopi ini dikelola oleh generasi ketiga Mbah Sakijah yang merupakan penemu kopi legendaris ini. Awal mula terciptanya Kopi Santen secara tidak sengaja oleh Mbah Sakijah. Ia mencampur susu kelapa sisa sayuran kemudian dicampur dengan kopi dan disajikan ke suaminya, dan ternyata rasanya enak. Kemudian ia mencobanya di tetangganya dan banyak yang menyukainya. Para tetangga yang sudah mencoba Kopi Santen meminta Mbah Sakijah untuk menjualnya. Setelah dicoba untuk dijual, ternyata minuman ini sangat laris. Tentang harga, Anda tidak perlu khawatir. Satu gelas Kopi Santen dijual dengan harga Rp6.000. Tentu saja harganya sangat terjangkau bagi Anda. Jika Anda penasaran dengan sensasi nikmatnya menyeruput kopi Santen khas desa, langsung saja datang ke Desa Jepangrejo, Kabupaten Blora

Kandang Kambing di Banjarnegara Sekilas Seperti Villa, Ada Tamannya Juga

Kandang Kambing Banjarnegara

BANJARNEGARA – Kandang kambing sering kali terkesan kotor dan berbau. Meski demikian, di Desa Linggasari, Kecamatan Wanadadi, Banjarnegara, terdapat kandang kambing yang berbeda. Kandang kambing ini tidak hanya terlihat bersih, tetapi juga dilengkapi dengan taman dan gazebo yang indah. Ketika Anda mengunjungi lokasi ini, Anda akan melihat bangunan berbentuk segitiga di tengah-tengah pepohonan yang terlihat seperti kompleks vila. Di dalamnya terdapat taman dan bangunan gazebo yang menawan. Namun, siapa yang menyangka bahwa bangunan estetik ini sebenarnya adalah kandang kambing. Kandang ini dibuat seperti rumah panggung dengan menggunakan kayu yang dipelitur. Dilansir dari Detik Jateng, Gunpar (43), warga Desa Linggasari, adalah pemilik kandang kambing ini. Ide membuat kandang ini muncul ketika ia ingin membuat usaha peternakan yang ramah lingkungan. “Awalnya kami ingin membuat usaha yang tidak merusak lingkungan dan dapat diterima di lingkungan. Karena usaha peternakan bisa mengeluarkan bau yang mengganggu tetangga,” ujar Gunpar saat ditemui di kandang kambingnya pada Minggu (25/6/2023). Namun, setelah dijalankan, kandang yang dibuat bersih dan ramah lingkungan ini membuat kondisi hewan ternak menjadi lebih sehat. Selain itu, Gunpar juga merasa betah berlama-lama di dalam kandang. “Saat ini kami merasa nyaman. Kami bisa berlama-lama di sini (di kandang). Hewan ternak kami juga menjadi lebih sehat,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa pembuatan kandang memakan waktu sekitar enam bulan dan baru mulai dihuni pada bulan Desember tahun lalu. Kandang yang dibangun memiliki kompleks yang luasnya mencapai 700 meter persegi. Biaya pembuatan kandang saja sekitar Rp 18 juta, belum termasuk taman, gazebo, dan fasilitas lainnya. Gunpar mengaku bahwa perawatan delapan ekor kambing etawa miliknya tidak memerlukan perawatan khusus. Namun, ia selalu rutin membersihkan kandang dan tempat pakan agar kambing-kambing tersebut tetap sehat. “Perawatan kambing saya tidak terlalu spesial, tetapi saya selalu membersihkan kandang dan tempat pakan secara rutin agar kambing-kambing saya tetap sehat,” tambahnya. Foto Dok. Detik Jateng

Penguatan Demokrasi Daerah: Gotong Royong Membangun Peradaban

Penguatan Demokrasi Daerah: Gotong Royong Membangun Peradaban

BANYUMAS – Adanya kesadaran semua lapisan masyarakat untuk menerapkan gotong royong maka bisa menciptakan hubungan persaudaraan yang semakin erat. Hal tersebut disampaikan oleh anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Mustolih dalam kegiatan Sosialisasi Penguatan Demokrasi Daerah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Tanjung, Kabupaten Banyumas, belum lama ini. Acara tersebut mengangkat tema “Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global”. “Gotong royong juga bermanfaat untuk bisa memicu rasa solidaritas di dalam lingkungan masyarakat dan memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan,” jelas anggota Komisi C dari Fraksi PAN tersebut. Menurutnya, kerja sama antarindividu dan masyarakat diperlukan dalam upaya membangun peradaban dan mencapai pertumbuhan global yang berkelanjutan. Gotong royong sebagai karakter khas bangsa Indonesia, mengandung arti bekerja bersama-sama dengan semangat kebersamaan, saling membantu, san saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama. “Pentingnya nilai-nilai seperti saling menghormati, saling percaya, dan saling menguatkan dalam rangka mencapai tujuan bersama untuk dapat membangun peradaban yang lebih baik dan mencapai pertumbuhan global yang berkelanjutan,” tandasnya. Dia menambahkan, dasar dari semua komponen dalam Pancasila adalah gotong royong. Secara eksplisit, frasa tersebut tidak tercantum dalam sila kelima Pancasila, namun gotong royong merupakan intisari dasar negara Indonesia tersebut. (Adv)

Arti Mimpi Anak Perempuan Menurut Primbon Jawa

Arti Mimpi Anak Perempuan Menurut Primbon Jawa

Arti Mimpi Anak Perempuan seringkali menjadi ganjalan pertanyaan bagi sebagian orang yang meyakini bahwa mimpi tersebut adalah pertanda. Apakah Anda pernah mengalami mimpi anak perempuan? padahal anak Anda belum menikah atau Anda tidak mempunyai anak perempuan? Arti dari mimpi anak perempuan adalah gambaran dari sisi feminin dalam diri Anda, yang mencerminkan ketakutan dan emosi yang Anda alami. Menurut Primbon Jawa, mimpi tentang seorang anak perempuan melambangkan hubungan Anda dengan putri Anda dalam kehidupan nyata. Selain itu, mimpi ini juga mencerminkan bagian dari diri Anda yang memerlukan peningkatan. Arti Mimpi Anak Perempuan Arti mimpi anak perempuan mencerminkan sisi pasif dari kepribadian Anda. Mimpi tersebut menunjukkan bahwa Anda menerima situasi dengan tulus tanpa menolak atau mempertanyakan. Anda mungkin mempercayakan kendali pada orang lain dan membiarkan mereka membuat keputusan untuk Anda. Mimpi tersebut juga dapat menandakan peristiwa mendatang, baik atau buruk, yang perlu Anda persiapkan. Arti Mimpi Anak Perempuan Bandel Kemungkinan Anda mengalami pertikaian atau pertentangan di antara Anda berdua dalam mimpi Anda. Walaupun Anda meyakini bahwa Anda tahu yang terbaik untuknya, dia menghindari berbicara dengan Anda dan mengabaikan saran Anda. Apabila terkait dengan seorang remaja, Anda harus menghargai privasinya dan memastikan bahwa ia memahami dengan cara sendiri mengapa ada sesuatu yang tidak beres. Arti Mimpi Anak Perempuan Menangis Mimpi ini bisa jadi menjadi cerminan rasa frustasi dan kekecewaan pribadi Anda terkait dengan kegagalan atau penarikan diri. Anda percaya bahwa Anda akan dapat mencapai lebih banyak jika Anda fokus pada hal tersebut. Arti Mimpi Anak Perempuan, Padahal Tidak Memiliki Anak Perempuan Mimpi tersebut menandakan adanya proyek atau usaha baru yang akan membuat Anda sibuk. Situasinya dapat berubah tergantung pada suasana hati si anak. Jika Anda bermimpi tentang anak perempuan yang sedih atau murung, itu menunjukkan kemungkinan besar rencana Anda akan gagal atau Anda akan menghadapi hambatan. Namun, jika si anak terlihat bahagia dan gembira, itu menunjukkan bahwa Anda akan sukses dan merasa puas dengan usaha baru Anda. Arti Mimpi Memiliki Anak Perempuan Bermimpi melahirkan anak perempuan merupakan pertanda akan adanya berita atau kejadian yang tidak terduga yang dapat membawa perubahan besar dalam hidup Anda. Arti Mimpi Melihat Anak Perempuan Tersenyum Semua akan berakhir dengan akhir yang bahagia. Hal ini mengindikasikan bahwa beberapa kejadian yang tak terduga akan terjadi dalam hidupmu apabila kamu bermimpi melihat bayi perempuan yang baru lahir. Arti Mimpi Anak Perempuan Hilang Berdasarkan mimpi tersebut, terlihat bahwa Anda kesulitan untuk menyediakan waktu untuk berinteraksi dengan pasangan Anda atau Anda mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan pasangan Anda. Mimpi tersebut mengindikasikan bahwa Anda terlalu sibuk untuk memenuhi kebutuhan pasangan Anda. Atau, anak perempuan Anda sedang tumbuh dengan pesat dan masih ada beberapa masalah yang perlu Anda selesaikan dengan dia yang dapat mempengaruhi hubungan Anda. Arti Mimpi Anak Perempuan Meninggal Arti mimpi anak perempuan meninggal karena sakit atau kecelakaan menandakan adanya perubahan dalam hubungan Anda dengan dia. Dalam hal ini, perubahan tersebut dapat bersifat positif atau negatif tergantung pada dinamika hubungan Anda. Makna mimpi tentang kematian anak perempuan juga dapat menunjukkan ketidakinginan dalam melakukan beberapa usaha. Jika Anda mengalami mimpi tersebut, penting untuk melihat berbagai hal dari perspektif yang berbeda dan hidup dengan semangat. Ini menandakan bahwa Anda sedang meninggalkan masa lalu dan memulai lembaran baru. Arti Mimpi Anak Perempuan Memiliki Bayi Mimpi ini menunjukkan bahwa kesehatan mental dan fisik Anda dalam kondisi baik. Meski begitu, impian tersebut juga dapat menandakan ketidakpuasan Anda terhadap situasi hidup dan peluang yang ada. Walaupun Anda telah melakukan banyak perjalanan dan mencapai banyak prestasi dalam hidup, impian ini menunjukkan bahwa Anda perlu mengeksplorasi hobi baru atau menghabiskan waktu di alam untuk membantu mengalihkan pikiran dari kecemasan yang terus-menerus. Arti Mimpi Anak Perempuan Hamil Mimpi tersebut bisa jadi merupakan hasil dari keinginan Anda untuk menjadi kakek nenek, namun mungkin tidak terkait dengan keinginan anda secara langsung. Seorang perempuan hamil adalah tanda permulaan dan stabilitas baru. Arti Mimpi Melihat Anak Perempuan Menikah Mimpi tersebut mencerminkan kegembiraan dan kemandirian dari tempat tinggal serta kekhawatiran yang menyertainya. Tidak hanya itu, mimpi tersebut melambangkan anugerah dan kesempatan yang akan datang. Meskipun bukan pernikahan, makna yang disampaikan sama dengan momen emosional dan berbagi kenangan dengan orang-orang terdekat. Selain itu, mimpi tersebut dapat menandakan pertemuan atau reuni besar, peningkatan penghasilan, atau sukses yang signifikan. Arti Mimpi Bertengkar dengan Anak Perempuan Mimpi tersebut mengindikasikan bahwa Anda tidak menjalin komunikasi yang terbuka dengan putri Anda. Untuk mengatasinya, luangkanlah waktu bersama untuk memperbaiki hubungan tersebut. Arti Mimpi Membunuh Anak Perempuan Mimpi membunuh anak perempuan Anda melambangkan sisi diri Anda yang masih muda dan bersemangat. Kemungkinan Anda menindas kegembiraan dan ambisi Anda yang ingin diwujudkan dan berkembang.

Dinarpus Pekalongan Gelar Lomba Baca Cepat Agar Pelajar Gemar Membaca

Lomba Baca Cepat

PEKALONGAN – Sebanyak 52 murid dari SD/MI di Kota Pekalongan berpartisipasi dalam lomba membaca cepat yang diadakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kota Pekalongan. Menurut Kepala Dinarpus Kota Pekalongan, Soeroso, lomba ini diadakan untuk membantu menciptakan generasi emas yang senang membaca. Meskipun informasi literasi sekarang tersebar luas, terutama di dunia maya, banyak pelajar dan generasi muda yang lebih suka menonton video di media sosial daripada membaca. “Kita tidak boleh ketinggalan dalam perkembangan teknologi dan memahami informasi melalui video yang mudah dipahami dan menarik. Namun, kita tidak boleh melupakan keterampilan membaca,” kata Soeroso pada Rabu (14/6/2023). Peserta yang berpartisipasi dalam lomba ini berasal dari 52 sekolah dasar baik negeri maupun swasta. Soeroso menyatakan bahwa semua murid sudah bisa membaca, tetapi mempertahankan kebiasaan dan kegemaran membaca membutuhkan usaha yang lebih. Diharapkan, melalui lomba membaca cepat yang diadakan secara rutin, anak-anak, terutama pelajar, dapat mempertahankan kegemaran membaca dan membangun kreativitas, minat, dan potensi mereka dalam memahami bacaan sejak dini. Foto Dok. Tribun Pantura

Senjata Tradisional Jawa Tengah, Mulai Dari Yang Sederhana Hingga Rumit

Senjata Tradisional Jawa Tengah, Mulai Dari Yang Sederhana Hingga Rumit

Senjata tradisional Jawa Tengah hingga saat ini beberapa diantaranya masih sering digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun sebagai koleksi. Senjata tradisional merupakan salah satu hasil budaya yang sering dijadikan sebagai penunjuk suatu peranan sosial. Selain itu, senjata tradisional juga berfungsi sebagai perlindungan dari serangan lawan, dan dapat digunakan dalam berbagai aktivitas seperti bercocok tanam, berburu, bahkan dalam upacara adat. Senjata Tradisional Jawa Tengah Plintheng Plintheng atau ketapel dalam bahasa Indonesia adalah alat atau senjata yang pada umumnya digunakan untuk membidik burung atau sebagai bentuk hiburan semata. Biasanya plintheng terbuat dari kayu, selembar kulit hewan, dan buah karet. Daripada disebut dengan senjata tradisional, plintheng lebih cocok disebut senjata mainan anak-anak pada jaman dahulu. Plintheng dalam Bahasa Indonesia disebut dengan ketapel. Senjata mainan ini terbuat dari kayu yang memiliki 2 cagak. Pada 2 cagak tersebut kemudian dipasang karet dan satu lembar kecil kulit hewan. Batu kecil atau kerikil digunakan sebagai peluru. Sedangkan karet berfungsi untuk mendorong peluru tersebut karena memiliki gaya pegas yang kuat. Cara memainkannya mudah, hanya dengan meletakkan peluru pada selembar kulit hewan kemudian menariknya ke arah yang kita inginkan. Pada jaman dahulu, plintheng digunakan anak-anak untuk berburu hewan-hewan kecil, seperti burung dan katak. Sampai saat ini, plintheng masih sangat terkenal di kalangan anak-anak. Tombak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tombak adalah senjata tajam dan runcing, bermata dua, bertangkai panjang, yang dapat digunakan untuk menusuk dari jarak dekat maupun jauh (dengan cara melemparkannya). Tombak cukup terkenal karena banyak film epik Indonesia yang menggambarkan pahlawan kita menggunakan tombak sebagai senjata. Pada saat penjajahan, tombak sering digunakan untuk melawan musuh. Umumnya, tombak dilengkapi dengan perisai yang berfungsi untuk melindungi diri dari serangan lawan. Di Jawa Tengah, terdapat salah satu tombak yang terkenal, yaitu tombak Kyai Pleret. Tombak Kyai Pleret ini menjadi tombak yang dihormati oleh sebagian besar masyarakat Jawa Tengah. Tombak sangat diandalkan pada masa penjajahan karena memiliki mata pisau yang tajam. Musuh bisa mati seketika jika terkena serangan tombak ini. Setelah masa penjajahan berakhir, tombak banyak digunakan masyarakat untuk menangkap hewan buruan. Selain itu, tombak umumnya juga digunakan oleh prajurit kerajaan untuk berperang. Tombak dipilih karena pembuatannya yang mudah dan murah, mengingat jumlah prajurit kerajaan yang tidak sedikit. Keris Senjata tradisional Keris telah mendapatkan pengakuan dari masyarakat lokal hingga internasional karena dianggap memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Keris dapat dibuat dengan berbagai macam bahan dan biasanya setiap daerah memiliki perbedaan dalam bahan dan model yang digunakan. Saat ini, Keris Jawa Tengah lebih banyak digunakan sebagai aksesoris pakaian adat atau sebagai souvenir untuk dikoleksi. Kehebatan senjata ini tidak diragukan lagi jika digunakan untuk menyerang dari jarak dekat. Pada masa lalu, keris digunakan sebagai identitas keluarga, kelompok tertentu, atau bahkan diri sendiri. Keris yang dimiliki oleh raja memiliki bentuk dan corak yang berbeda dengan keris yang dimiliki oleh prajurit atau orang biasa. Selain itu, keris juga memiliki nilai seni yang tinggi karena bentuknya yang unik. Bentuk keris Jawa bervariasi, mulai dari yang tanpa lekuk hingga dengan 3, 5, dan 7 lekukan. Keris tidak hanya dapat ditemukan di Jawa saja. Di daerah lain seperti Sumatera, Kalimantan, dan Malaysia, terdapat keris dengan model yang berbeda-beda. Namun, jenis keris Jawa adalah yang paling terkenal. Keris Jawa banyak dicari sebagai oleh-oleh atau cinderamata oleh wisatawan mancanegara. Mereka memuja bentuk pahatan dan corak yang ada di setiap keris. Di Jawa, keris digunakan sebagai lambang kekuatan, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Keris di Jawa Tengah juga terkenal karena biasanya dimiliki oleh tuan tertentu. Saat ini, keris digunakan sebagai pelengkap pakaian adat Jawa Tengah atau pakaian khusus keraton. Kudi Kudi ialah senjata khas Jawa Tengah yang sering dipakai oleh penduduk Banyumas. Di masa lalu, kudi dipakai sebagai alat untuk membela diri dari ancaman bahaya. Menurut KBBI, kudi mempunyai wujud yang mirip dengan kujang, dengan tiga lekukan pada mata, perut depan yang khas, dan tangkai pendek berukuran sekitar 65-80 cm. Fungsinya ialah sebagai alat untuk memotong benda keras. Masyarakat Banyumas mempunyai kebiasaan yang hampir sama dengan masyarakat Jawa umumnya, yakni menggunakan simbol gambar dan lambang dalam kehidupan sehari-hari. Simbol gambar dan lambang tersebut juga digunakan dalam pembuatan kudhi. Simbol yang terdapat pada kudhi umumnya dipakai dalam upacara adat lokal. Kudhi dilengkapi dengan simbol ini dikatakan mempunyai daya linuwih yang dapat digunakan sebagai jimat dan disebut kudhi trancang. Terdapat beberapa jenis kudi yang dibedakan berdasarkan fungsinya. Kudi umum dipakai untuk berbagai keperluan, mulai dari membela diri hingga membantu kegiatan sehari-hari. Kudi umum mempunyai panjang sekitar 40 cm dengan lebar 12 cm. Ada juga kudi melem, yaitu kudhi yang mempunyai wujud seperti ikan melem dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 10 cm. Kudi melem umumnya dipakai oleh masyarakat Banyumas sebagai pagar rumah atau bilik. Terakhir, terdapat kudhi arit yang mempunyai fungsi yang sama dengan arit, yaitu untuk mencari dedunan, kayu bakar, atau nira. Kudi arit mempunyai panjang sekitar 35 cm dan lebar 10 cm. Wedhung Senjata tusuk wedhung merupakan salah satu senjata tradisional Jawa Tengah yang kurang dikenal oleh masyarakat. Wedhung biasanya berbentuk seperti pisau dengan mata bilah yang tajam dan dilengkapi dengan rangka dari kayu jati. Meskipun saat ini kepopuleran wedhung kalah dengan keris, pada masa lalu senjata ini lebih banyak digunakan oleh masyarakat biasa karena keris hanya dimiliki oleh bangsawan kerajaan. Fungsi utama dari wedhung pada masa lalu adalah untuk menikam lawan. Alat ini terbuat dari logam yang ditempa dan diukir dengan indah. Biasanya wedhung disimpan di pinggang bagian depan pemiliknya agar mudah dibawa. Condroso Dahulu, perempuan menggunakan senjata tradisional ini sebagai alat perlindungan diri dari bahaya yang tidak diinginkan. Condroso terkenal di kalangan wanita sebagai senjata tradisional. Wanita Jawa dikenal dengan sifat mandiri mereka dan memiliki senjata yang dirancang khusus untuk mereka. Meskipun bentuknya mirip dengan perhiasan, condroso sebenarnya adalah senjata. Condroso berbentuk tusuk konde yang biasa dipakai oleh wanita untuk menghias rambut. Namun, ujungnya dibuat sangat tajam sehingga bisa melukai musuh. Senjata ini dibuat agar wanita bisa melindungi diri mereka sendiri di saat-saat genting. Walaupun bentuknya agak berbeda dengan senjata pada umumnya, condroso sangat efektif bagi para wanita. Musuh tidak akan menyangka bahwa tusuk konde yang digunakan bisa menjadi senjata mematikan. Thulup Pada intinya, thulup mempunyai … Baca Selengkapnya

Tradisi Mapati dan Mitoni Kehamilan, Ritual untuk Keselamatan Jabang Bayi

Tradisi Mapati dan Mitoni Kehamilan, Ritual untuk Keselamatan Jabang Bayi

Tradisi Mapati dan Mitoni Kehamilan adalah bagian dari tradisi yang lazim dilakukan dalam masyarakat Jawa. Upacara ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan berabad-abad, tergantung pada adat dan budaya setempat. Untuk memberikan doa kepada bayi yang dikandung, sebagian besar masyarakat Jawa seringkali melakukan upacara Mapati dan Mitoni. Tradisi dan upacara ini dilakukan jika calon ayah dan ibu berharap yang terbaik untuk masa depan anak-anak mereka. Kedua tradisi ini dipraktikkan sebagai bentuk terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua berkat dan kesehatan. Akan tetapi, upacara Mitoni (bulan ke-7) lebih dikenal daripada upacara Mapati (bulan ke-4) di kalangan masyarakat. Jadi, apa perbedaan antara tradisi mapati dan mitoni kehamilan? Berikut penjelasannya. Tradisi Mapati Kehamilan Upacara Mapati atau Ngupati adalah suatu adat istiadat yang unik dalam kultur masyarakat Jawa. Mapati berasal dari kata papat yang berarti empat. Upacara Ngupati dilaksanakan ketika kehamilan memasuki bulan keempat. Hal ini dikarenakan jiwa roh mulai masuk ke dalam kandungan setelah 120 hari. Oleh karena itu, melalui upacara Ngupati atau Mapati ini, kami berdoa agar roh tersebut menjadi roh yang baik. Upacara Mapati atau Ngupati biasanya berupa acara kenduri yang diadakan di rumah calon ibu atau rumah pasangan. Makanan yang disajikan adalah nasi tumpeng megono, makanan pasar, bubur abang putih, dan kupat sumpel. Yang membedakan upacara ini dari ritual konsepsi lainnya adalah ngupati kenduri yang melibatkan piring kupat di mana para tamu dapat menempatkan kupat yang mereka bawa pulang di dalam besek (mangkuk bambu). Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kupat biasanya diganti dengan nasi golong. Upacara tradisional Ngupati atau Mapati harus dilakukan pada hari baik menurut penanggalan Jawa. Tradisi Mitoni Kehamilan Upacara Mitoni atau Tingkepan adalah tradisi yang biasanya dilakukan setelah ibu hamil menginjak usia kehamilan tujuh bulan. Upacara ini dianggap sebagai momen penting dalam kehamilan karena bayi dalam kandungan diyakini telah melewati masa kritis. Selain di Yogyakarta, tradisi Mithoni juga dilakukan di Jawa Timur, Demak, dan Jawa Tengah. Upacara Mithoni sebaiknya dilakukan pada hari Rabu atau Sabtu ganjil, mulai dari tanggal 1 hingga 15. Persiapan untuk upacara ini meliputi barang-barang seperti 7 macam buah-buahan untuk membuat rujak, 7 tumpeng, 7 macam hiasan kain, dan 7 mata air yang diberi bunga 7 rupa. Istilah Mithoni berasal dari bahasa Jawa yang berarti 7. Hal ini merujuk pada usia bayi dalam kandungan yang telah mencapai 7 bulan. Upacara Mithoni dilakukan untuk mendoakan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Tradisi tujuh bulan ini tidak selalu dilakukan dalam upacara besar. Beberapa orang memilih untuk mengadakan pengajian syukur dan doa berjamaah dengan membaca surah-surah dalam al-quran seperti surah yusuf, maryam, dan luqman. Acara ini biasanya hanya dihadiri oleh tetangga dan keluarga terdekat. Doa Mapati Kehamilan Dalam tradisi umat Islam Indonesia, terdapat ritual seputar kehamilan yg dilakukan dalam waktu masa kandungan memasuki usia 4 bulan. Di Jawa, ritual ini biasa dianggap menjadi ngupati, lantaran kuliner yg tersaji menjadi sedekah umumnya merupakan berupa kupat (ketupat). Dalam literatur Islam klasik, sebenarnya ritual semacam ini pun ada keterangannya, hanya saja dengan bahasa yang lain, yakni walimatul haml. Adapun doa apa yang dipanjatkan dalam walimatul haml, bisa kita kutip dari karya Lajnah Ta’lif Pustaka Gerbang Lama, Pondok Pesantren Lirboyo) dalam buku Menembus Gerbang Langit; Kumpulan Doa Salafus Shalih (Kediri: Pustaka Gerbang Lama, 2010), hal. 119: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ وَمِنَ اللهِ وَإِلَى اللهِ وَلَا غَالِبَ إِلَّا اللهُ وَلَا يُفَوِّتُهُ هَارِبٌ مِنَ اللهِ وَهُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، نُعِيْذُ هٰذَا الْحَمْلَ الْبَالِغَ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ بِاللهِ اللَّطِيْفِ الْحَفِيْظِ الَّذِيْ لَآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ وَنُعِيْذُهُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّةِ وَبِأَسْمَآئِكَ الْعَظِيْمَةِ وَآيَاتِهِ الْكَرِيْمَةِ وَحُرُوْفِهَا الْمُبَارَكَةِ مِنْ شَرِّ الْإِنْسِ وَالْجَآنِّ وَمِنْ مَكْرِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْاٰوَانِ وَمِنْ جَمِيْعِ الْفِتَنِ وَالْبَلَايَا وَالْعِصْيَانِ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهُ وَلَدًا صَالِحًا كَرِيْمًا كَامِلًا عَاقِلًا عَلِيْمًا نَافِعًا مُبَارَكًا حَلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ زَيِّنْهُ بِزِيْنَةِ الْأَخْلَاقِ الْكَرِيْمَةِ وَالصُّوْرَةِ الْجَمِيْلَةِ ذِي الْهَيْبَةِ وَالْهَيْئَةِ الْمَلِيْحَةِ وَالرُّوْحِ عَلَى الْفِطْرَةِ الْجَزِيْلَةِ. اَللّٰهُمَّ اكْتُبْهُ فِيْ زُمْرَةِ الْعُلَمَآءِ الصَّالِحِيْنَ وَحَمَلَةِ الْقُرْاٰنِ الْعَامِلِيْنَ وَارْزُقْهُ عَمَلاً يُقَرِّبُهُ إِلَى الْجَنَّةِ مَعَ النَّبِيِّيْنَ يَآ أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ وَيَا خَيْرَ الرَّازِقِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ارْزُقْهُ وُأُمَّهُ فِيْ طَاعَتِكَ الْمَقْبُوْلَةِ وَذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ الْمُرْضِيَّةِ وَاحْفَظْهُ مِنَ السَّقْطِ وَالنَّقْصِ وَالْعِلَّةِ وَالْكَسَلِ وَالْخِلْقَةِ الْمَذْمُوْمَةِ حَتَّى وَضَعَتْهُ أُمُّهُ عَلَى صِحَّةٍ وَعَافِيَةٍ وَسُهُوْلَةٍ وَيُسْرَةٍ مِنْ غَيْرِ مَرَضٍ وَتَعَبٍ وَعُسْرَةٍ بِشَفَاعَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ A’ûdzu billâhi minasy syaithânir rajîm(i). Bismillâhirraḫmânirraḫîm(i). Wa minaLlâhi wa ilaLlâhi wa lâ ghâliba illaLlâhu wa lâ yufawwituhu hâribun minaLlâhi wa huwal hayyul qayyûmu, nu’îdzu hadzal ḫamla al-bâlighi arba’ata asyhui billâhil lathîfil ḫâfidzil ladzî lâ ilâha illa huwa ‘âlimul ghaibi wasysyahâdati huwar-raḫmânur-raḫîmu wa nu‘îdzuhu bikalimatiLlâhi at-Tâmmati wa bi asmâika al-‘adzîmati wa âyâtihi al-karîmati wa hurûfihâ al-mubârakati min syarril insi wal jânni wamin makril laili wan nahâri wal awâni wamin jamî’il fitani wal balâI wal ‘ishyâni wa min syarrin naffâtsâti fil ‘uqudi wamin syarri hâsidin idzâ ḫasad. Allâhumma ij’alhu waladan shâliḫankarîman kâmilan ‘âqilan ‘alîman nâfi’an mubârakan ḫalîman. Allâhumma zayyinhu bizînatil akhlâqi al-karîmati washshûrati al-jamîlati dzil-haibati wa- haiati al-malîhati warrûhi ‘alal fithrati al-jazîlati. Allâhumma uktubhu fî zumratil ulamâish shâlihîn wa ḫamalatil qur`ânil ‘âmilîna warzuqhu ‘amalan yuqarribuhu ilal jannati ma’an nabiyyîna yâ Akramal akramîn wa yâ Khairar Râziqîn. Allâhumma-rzuqhu wa ummuhu fî thâ’atika almaqbûlata wa dzikrika wa syukrika wa ḫusni ‘ibâdatika al-mardliyyati wa-ḫfadzhu minassaqti wannaqshi wal ‘illati walkasali wal khilqati al-madzmûmati ḫatta wadla’athu ummuhu ‘ala shiḫḫatin wa ‘âfiyatin wa suhûlatin wa yusratin min ghari maradlin wa ta’abin wa ‘usratin bi syafâ’ati sayyidinâ Muḫammadin shallaLlâhu ‘alaihi wa sallam. “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, dengan menyebut asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang. Dari Allah, kepada Allah, tidak ada yang menang kecuali Allah, tiada yang bisa berlari dari Allah, Dia Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri. Kami memohon perlindungan bagi janin yang berumur 4 bulan ini pada Allah Yang Maha Lembut, Yang Maha Menjaga, tiada tuhan selain Dia Yang Maha Mengetahui hal-hal gaib dan terlihat. Dia Maha Pengasih lagi Penyayang. Kami memohon perlindungan bagi janin ini pada kalimat-kalimat Allah yang sempurna, asma-asma-Nya yang agung, ayat-ayat-Nya yang mulia, huruf-huruf-Nya yang diberkati dari kejelekan manusia dan jin, dari godaan malam, siang, dan waktu, dan dari segala fitnah, bala dan maksiat, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang … Baca Selengkapnya