Jowonews

Menelusuri Jejak Agama Katolik di Museum Misi Muntilan

Menelusuri Jejak Agama Katolik di Museum Misi Muntilan

MAGELANG – Di Muntilan, Kabupaten Magelang, terdapat sebuah museum yang memiliki tujuan utama untuk menyimpan dan memamerkan jejak sejarah agama Katolik di Jawa, terutama di wilayah Jawa Tengah. Museum ini dikenal dengan nama Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner dan terletak di Jalan Kartini 3, Muntilan. Salah satu hal menarik yang dapat ditemukan di halaman depan museum ini adalah patung Romo Frans van Lith. Bangunan museum ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama digunakan sebagai ruang perkantoran, sementara lantai kedua merupakan tempat penyimpanan berbagai barang bersejarah yang berkaitan dengan agama Katolik, seperti jubah, peralatan misa, dan sebagainya. Di antara koleksi tersebut terdapat barang-barang peninggalan Uskup Agung Semarang pada masanya, Mgr Albertus Soegijapranata. Juga terdapat barang-barang dan tanda jasa yang dimiliki oleh Romo YB Mangunwijaya. Salah satu hal yang mencolok di museum ini adalah ruangan khusus yang menampilkan kursi, mimbar, dan altar yang pernah digunakan oleh Paus Paulus Yohanes II saat ia memberikan khotbah di Lapangan Dirgantara Jogja pada 10 Oktober 1989. Selain itu, museum ini juga memiliki merchandise dan materi khotbah yang disampaikan oleh Paus Paulus Yohanes II dalam Bahasa Indonesia, serta foto-foto dokumentasi dari acara tersebut. Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner ini secara resmi diresmikan pada tanggal 14 Desember 2004 oleh Mgr Ignatius Suharyo, yang saat itu menjabat sebagai Uskup Agung Semarang. Peresmian museum ini juga bertepatan dengan perayaan 100 Tahun Pembaptisan Sendangsono yang terjadi pada tanggal 14 Desember 1904. Meskipun museum ini dimiliki oleh Keuskupan Agung Semarang, lokasinya dipilih di Muntilan. Salah satu alasannya adalah untuk menghormati sejarah perkembangan agama Katolik di Jawa, khususnya di Jawa Tengah. Muntilan sendiri dianggap sebagai tempat di mana agama Katolik pertama kali tumbuh di Jawa. Adapun terkait pada saat itu adalah Romo van Lith. Museum ini memiliki koleksi yang beragam, dengan total sekitar 800 barang. Koleksi tersebut mencakup jubah, logam, medali, relik, wayang wahyu, alat-alat misa, dan masih banyak lagi. Salah satu jenis koleksi yang paling banyak adalah foto-foto yang mendokumentasikan sejarah agama Katolik di Jawa Tengah. Di antara koleksi tersebut, terdapat barang-barang bersejarah yang milik Monsinyur Soegi (Soegijapranata), termasuk kursi, alat-alat misa, aksesoris makan, cap tekan uskup, gong yang digunakan dalam perayaan, dan jubah. Selain itu, terdapat juga barang-barang peninggalan dari Romo YB Mangunwijaya, seperti jubah, sepatu, kamera, foto-foto, dan tanda jasa dari Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner ini terbuka untuk umum dari Senin hingga Jumat, dengan jam operasional mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Pada hari Sabtu, museum dibuka mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Museum ini libur pada hari Minggu, kecuali ada kesepakatan sebelumnya untuk melayani kunjungan pada hari tersebut.

Sendang Sinongko Klaten, Namanya Berasal Dari Biji Nangka Yang Dibuang Pakubuwono IV

Sendang Sinongko Klaten, Namanya Berasal Dari Biji Nangka Yang Dibuang Pakubuwono IV

Sendang Sinongko di Kabupaten Klaten adalah sebuah destinasi wisata tradisional yang memiliki kisah menarik yang terkait dengan Raja Solo Pakubuwono IV. Kisah ini mengungkapkan asal usul nama “Sinongko” yang tersemat pada sendang tersebut. Legenda Sendang Sinongko bermula dari rombongan kereta Raja Solo Pakubuwono IV yang sedang dalam perjalanan menuju Jogja. Mereka memutuskan untuk berhenti sejenak di lokasi ini untuk beristirahat. Saat Raja Pakubuwono IV melepas lelah, ia makan buah nangka, dan buah nangka tersebut ia buang ke tanah sambil memberi pesan agar sendang di tempat ini dinamakan Sinongko (atau Sinangka dalam bahasa Jawa). Sendang Sinongko di Desa Pokak sebenarnya sudah ada sejak lama dan telah berfungsi sebagai sumber air yang digunakan oleh warga secara turun-temurun untuk mengairi sawah mereka. Salah satu cerita menarik terkait Sendang Sinongko adalah pertemuan para petani di sekitar sendang dengan Kiai Singodrono, yang sebenarnya adalah seorang Adipati, bersama pengawalnya Kiai Wirogupo. Saat pertemuan tersebut, Kiai Singodrono memberikan pesan kepada para petani agar selalu bersyukur atas hasil panen mereka dan agar mereka tidak bekerja melebihi waktu yang seharusnya. Kiai Singodrono juga meminta agar para petani memanfaatkan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya. Ia juga menyarankan agar pada saat panen ketiga hari Jumat Wage, para petani melakukan syukuran atau bersedekah dengan menyembelih kambing. Pesan dari Kiai Singodrono ini masih dipegang teguh oleh masyarakat hingga hari ini. Setiap tahun, pada hari Jumat Wage saat panen ketiga, para petani dan penduduk sekitar mengadakan syukuran dengan menyembelih kambing dan ayam. Tradisi ini telah menjadi bagian integral dari budaya mereka. Sendang Sinongko memiliki dua sumber utama air, yaitu sumber air di sisi barat yang dinamakan sendang lanang (pria) dan yang di sisi timur dinamakan sendang wadon (wanita). Kedua sumber air ini membentuk Sendang Sinongko. Tradisi bersih Sendang Sinongko dengan syukuran makan bersama daging kambing dan ayam telah ada sejak zaman dahulu. Warga secara sukarela menyumbangkan kambing, ayam, dan makanan untuk acara ini. Setiap kali tradisi ini diadakan, ribuan orang biasanya datang ke sendang ini, termasuk warga dari luar kota dan orang desa yang merantau. Sendang Sinongko terletak sekitar 500 meter di timur Jalan Jogja-Solo. Tempat ini memiliki suasana yang teduh karena dikelilingi oleh pepohonan besar. Di bawah pepohonan tersebut, gazebo, tempat duduk, ayunan, dan taman telah dibangun untuk kenyamanan pengunjung. Pengunjung dapat masuk ke lokasi ini tanpa membayar tiket masuk.

Siapa Bilang Salatiga Tidak Punya Mal? Resta Pendopo KM 456 Salah Satunya

Siapa Bilang Salatiga Tidak Punya Mal? Resta Pendopo KM 456 Salah Satunya

Tol Trans Jawa telah menghubungkan berbagai tempat strategis seantero Pulau Jawa, membentang dari ujung barat hingga ujung timur pulau. Hal ini menjadikan perjalanan antar kota maupun antar provinsi menjadi lebih cepat. Meskipun begitu tetap disediakan area istirahat (rest area) di setiap titik-titik tertentu bagi para pengendara. Biasanya digunakan untuk sekadar buang air kecil, makan, tidur, yang pada intinya kegiatan memulihkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan yang panjang. Salah satu rest area yang bisa menjadi opsi serta banyak direkomendasikan oleh para pengendara adalah rest area Resta Pendopo 456 Salatiga. Lokasinya ada di ruas Tol Semarang-Solo atau Trans Jawa, sekitar 20 kilometer dari Gerbang Tol Bawen. Tidak jauh dari Exit Tol Salatiga. Rest area yang berdiri di lereng Gunung Merbabu ini resmi beroperasi pada 20 Februari 2020, dan telah mendapat pengahargaan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai Rest Area Terbaik pada Juni 2021. Resta Pendopo KM 456 Salatiga ini berdiri pada dua sisi bersebrangan, yaitu sisi A dan sisi B. Yang menjadi salah satu keunikan di bangunan ini adalah sky bridge (jembatan penghubung) antara kedua sisi bangunan. Melewati jembatan ini seoalah berjalan melayang di atas jalan tol. Tempat ini juga sangat favorit sebagai spot foto dangan latar Gunung Merbabu dan hamparan sawah di sekitar rest area. Bagaimana tidak menjadi Rest Area terbaik, Rest Area dengan luas sekitar 3,3 hektare ini memiliki pemandangan yang sangat indah memanjakan mata berupa pemandangan Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Sindoro, dan Gunung Ungaran yang terlihat di sekitar ruas jalan tol Trans Jawa tersebut. Arsitektur bangunan rest area ini juga memanjakan mata karena bangunannya yang estetik, terdapat lima buah joglo dengan atap limas yang melambangkan lima buah gunung yang ada di Jawa Tengah tadi. Untuk sisi A (arah pergi), terdapat 2 joglo, dan sisi B (arah balik) terdapat 3 joglo. Pembangunan Rest Area ini juga merangkul para UMKM yang terdampak akibat pembangunan rest area ini yang tersebar di Kota Semarang, Solo, Salatiga, Boyolali, dan daerah di sekitarnya sehingga perekonomian tetap berjalan dan beramnafaat bagi semua kalangan. Terdapat sekitar 40an gerai UMKM yang menawarkan produk kuliner, kerajinan, busana hingga oleh-oleh khas Jawa Tengah. Juga terdapat fasilitas yang sangat memadai berupa puluhan toilet umum, tempat ibadah, tempat pengisian bahan bakar umum, minimarket, kios jajanan, pujasera, pojok ATM, serta lahan parkir luas yang kabarnya mampu menampung 200 kendaraan kecil dan sekitar 40 kendaraan besar seperti bus dan truk. Khusus di area sisi A (arah dari Semarang menuju Solo) terdapat mall yang menyediakan outlet-outlet lokal sampai nasional, baik makanan maupun pakaian. Mulai Starbucks, Solaria, Tong Tji, Istana Mie, Banaran, Salezone & Levi’s. Juga ada kuliner lokal seperti Ayam Goreng Bu Toha, Vien’s Selat, Ronde Jago, Gudeg, Lumpia Semarang, dan masih banyak yang lainnya. Terdapatnya mall di dalam rest area ini juga menjadi hiburan tersendiri bagi warga lokal karena mengingat Salatiga merupakan kota yang tidak memiliki mall. Jadi selain menjadi tempat beristirahat, juga menjadi tujuan wisata bagi sebagian orang. Banyak yang berkunjung hanya untuk wisata, berkeliling rest area. Anda ingin berkunjung dan merasakan sendiri fasilitas yang disediakan?

Cepogo Cheese Park Boyolali, Menikmati Sensasi Liburan Serasa di Pegunungan Swiss

Cepogo Cheese Park Boyolali, Menikmati Sensasi Liburan Serasa di Pegunungan Swiss

Cepogo Cheese Park Boyolali merupakan wahana wisata edukasi keluarga yang dibuat oleh Cimory. Salah satu yang ditawarkan tempat wisata ini adalah pesona alamnya. Dari area piknik Anda dapat melihat Gunung Merapi dan Merbabu saat cuaca sedang cerah. Cepogo Cheese Park terletak di lereng gunung Merapi dan Merbabu, di desa Genting, kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Daya Tarik Cepoge Cheese Park Boyolali Cepogo Cheese Park terletak di lahan seluas 7 hektar. Di dalamnya terdapat berbagai wahana untuk wisata alam sekaligus edukasi. Cepogo Cheese Park adalah rumah bagi berbagai hewan seperti kuda poni, merpati, kelinci, domba, ikan, kura-kura, ular sawa, berang-berang, burung beo, dan burung lain yang dapat Anda ajak berinteraksi. Pengunjung juga akan diajak belajar untuk mengenai hewan-hewan tersebut, dari kecil menjadi besar dan menjadi sesuatu sebagai sumber ekonomi. Cepogo Cheese Park didekorasi seperti taman di luar negeri, cocok digunakan sebagai latar foto. Dekorasi semakin menarik dengan pemandangan indah dengan udara pegunungan yang segar. Di lokasi ini juga terdapat banyak wahana ramah anak, seperti sepeda gunung, kereta kelinci, dan permainan anak lainnya. Ada juga wahana menunggang kuda dan wahan untuk belajar memanah. Beberapa tempat penjualan minuman dan makanan yang menjual produk Cimory juga tersedia. Cepogo Cheese Park juga memberikan kesempatan bagi usaha kecil dan menengah dari masyarakat setempat untuk terlibat. Nantinya, jumlah satwa dan wahana akan ditambah, salah satunya adalah rusa. Ada pula rumah keju yang masih belum buka saat itu. Nantinya, wisatawan bisa belajar seputar proses pembuatan keju di sana. Harga tiket masuk Cepogo Cheese Park Boyolali dan jam buka Jika ingin mengunjungi Cepogo Cheese Park Boyolali, harga tiketnya adalah Rp 20.000/orang. Tiket ini berlaku untuk dewasa. Untuk anak-anak, tiket berlaku untuk mereka yang tingginya lebih dari 80 cm. Selain tiket masuk, pengunjung juga perlu menyiapkan uang biaya parkir yaitu Rp5.000 untuk sepeda motor dan Rp10.000 untuk mobil. Selain itu, beberapa kegiatan juga dikenakan biaya. Beberapa di antaranya adalah memberi makan hewan Rp 10.000 atau naik ATV Rp 20.000 untuk dua kali putaran. Jam buka Cepogo Cheese Park adalah dari pukul 08.00 hingga 17.30 WIB.

Pantai Sodong Cilacap, Keindahan Pantai Di Balik Pegunungan Srandil

Pantai Sodong Cilacap, Keindahan Pantai Di Balik Pegunungan Srandil

Pantai Sodong Cilacap merupakan salah satu tempat menarik di Cilacap yang wajib Anda kunjungi bersama orang tersayang saat liburan tiba. Pantai Sodong terletak di Desa Karang Benda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Pantai Sodong Adipala Cilacap atau biasa disebut Pantai Selok memiliki pemandangan pantai yang indah. Pengunjung kawasan pantai ini akan disambut oleh gunung Selok yang memikat. Kawasan pesisir juga dikenal sebagai wisata religi. Pantai Sodong Cilacap merupakan pantai tersembunyi di balik Pegunungan Srandil. Keindahan yang ditampilkan oleh pantai ini sungguh menawan. Suasana pantai yang dikelilingi tebing-tebing yang berjajar vertikal dan pohon pinus menjulang ke atas, seolah membawa kita ke dunia lain. Udara segar dan keindahan hijaunya pohon pinus akan membuat kita semakin betah dan ingin berlama-lama di pantai Sodong. Daya Tarik Pantai Sodong Cilacap Pantai Sodong merupakan pantai yang terkenal akan keindahannya. Pantai ini memiliki tebing-tebing yang menjulang tinggi yang menambah pesona pantai. Keberadaan tebing Gunung Selok ini memberikan kesan bahwa pantai ini dikelilingi oleh tebing. Pantai berada balik Pegunungan Srindil dijajari pohon pinus yang menjulang tinggi membuat pengunjung betah berlama-lama di tempat ini. Beberapa kegiatan dapat dilakukan di Pantai Sodong untuk mengisi liburan Anda. Wisata religi Pantai Sodong Di sepanjang pantai terdapat Gua Raja dan Gua Ratu yang menjadi wisata religi. Banyak pengunjung datang ke tempat ini untuk bermeditasi atau melakukan ritual lain di dalam goa. Memancing Pantai Sodong yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia ini memiliki muara yang dapat digunakan untuk memancing. Pengunjung akan mendapatkan pengalaman memancing yang berbeda di kawasan ini. Selain itu, pengunjung juga bisa memancing di atas jembatan bambu yang sudah dibangun. Perlu diketahui, pengelola Pantai Sodong tidak menyewakan alat pancing, sehingga wisatawan harus menyiapkan alat pancing sebelum tiba di lokasi. Naik Delman Bagi yang ingin menikmati pantai dengan cara yang berbeda, Anda bisa menyewa delman untuk menikmati panorama pantai. Motor ATV Masyarakat setempat menyewakan motor ATV yang dapat digunakan untuk berkeliling pantai. Ayunan Di Pantai Sodong tersedia ayunan di sekitar pohon pinus yang disediakan disediakan pengelola. Anda dapat bermain ayunan sambil dengan latar keindahan pantai. Bagi wisatawan yang ingin menggunakan ayunan akan dikenakan biaya, namun jangan khawatir karena biayanya sangat terjangkau. Fasilitas Pantai Sodong Banyak fasilitas penunjang yang bisa anda nikmati saat berlibur di pantai Sodong. Adapun beberapa fasilitas tersebut diantaranya adalah: Nikmati keindahan Pantai Sodong yang memikat dengan alamnya yang asri, fasilitas yang lengkap dan suasana yang menenangkan. Tiket Masuk Pantai Sodong Untuk menikmati suasana, lokasi dan fasilitas pantai Sodong, cukup membeli tiket masuk seharga Rp 6.500 per orang. Sangat murah untuk menikmati alam Cilacap yang indah ini. Dengan tiket parkir Rp 3.000/motor dan Rp 5.000/mobil di pantai Sodong. Liburan Anda akan menghemat banyak uang. Harga tiket masuk Pantai Sodong dan biaya lainnya dapat berubah sewaktu-waktu. Rute Pantai Sodong Cilacap Jarak dari Pantai Sodong ke kota Cilacap sekitar 24 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Rute menuju ke Pantai Sodong bisa melewati Jalan Soekarno Hatta, Jalan Raya Slarang, Jalan A Yani Adipala, Jalan Srindil dan Pantai Sodong. Jangan khawatir jika Anda tidak tahu jalan menuju pantai Sodong, karena Anda juga bisa menggunakan Google Maps. Kunjungi peta lokasi Pantai Sodong Cilacap di bawah ini untuk rute terbaik liburan Anda.

Pacuan Kuda Tegal Waton Salatiga, Arena Pacu Para Coboy Desa

Pacuan Kuda Tegal Waton Salatiga, Arena Pacu Para Coboy Desa

Pacuan Kuda Tegal Waton Salatiga merupakan arena pacuan kuda berstandar nasional dengan pemandangan gunung yang menawan. Berkuda adalah salah satu olahraga yang dianjurkan dalam Islam. Di Kabupaten Semarang terdapat salah satu pacuan kuda yang cukup terkenal. Lokasi tepatnya ada di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Desa ini dijuluki Kampung Coboy karena ada ratusan kuda, penggembala, perawat, serta joki kuda yang ada di Desa Tegalwaton ini. Awalnya, sekitar tahun 1965 lahan yang sekarang jadi lapangan pacuan kuda ditumbuhi Pohon Rami. 5 tahun kemudian lahan diganti ditanami Pohon Tebu yang luasnya sekitar 15 hektar. Kemudian pada tahun 2000 dirombak total dijadikan Lapangan Pacuan Kuda. Awal tahun 2005 lapangan sudah digunakan untuk perlombaan kuda, kemudian digarap sedemikian indahnya untuk digunakan acara yang lainnya seperti Gastrek, Offroad, dan event kuda lompat, dan hinga kini lapangan aktif digunakan untuk pacuan kuda hingga tingkat nasional. Pacuan Kuda Tegal Waton Salatiga sudah memenuhi standar nasional karena memiliki luas dan panjang lintasan yang sesuai, yaitu luas lintasan lebih kurang 13,5 H, panjang lintasan sekitar 1,2 kilometer, lebar lintasan 15 meter. Landasan pacuan berupa pasir yang baik sehingga tidak mudah membuat kuda cedera. Pacuan Kuda Tegalwaton ini termasuk arena pacuan kuda terbaik dari yang sedikit di Indonesia. Setiap tahun selalu ada kegiatan lomba antar daerah hingga nasional di sini. Karena sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan besar maka sangat berpengaruh bagi warga sekitar khususnya di sektor ekonomi. Banyak yang membuka usaha seperti warung makan, penginapan, penyewaan kandang kuda, dan jasa yang lainnya. Di desa ini juga terdapat dua sekolah berkuda yaitu, Arrowhead dan Havana. Jika tidak ada kegiatan-kegiatan besar, Lapangan Pacuan Kuda ini digunakan para joki untuk menggembala dan melatih para kuda. Hal ini menjadi hiburan tersendiri untuk para warga baik lokal maupun dari luar. Tidak dipngut biaya karena lokasinya yang juga berada di pinggir jalan. Banyak yang minggir untuk melihat pemandangan kuda ini. Biasanya para joki dengan kudanya berada di pacuan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari sekitar pukul 05.00 – 09.00 WIB dan sore hari sekitar pukul 15.00-17.00 WIB. Satu hal lagi yang sangat istimewa adalah pemandangan yang disuguhkan. Barisan gunung yang gagah berdiri di depan mata. Tampak gagahnya Merbabu, Telomoyo, terlihat malu-malu Merapi. Keren! Desa Tegalwaton mudah diakses dari jalan raya Solo-Semarang dan jalan tol Solo-Semarang. Untuk menuju Desa Tegalwaton rutenya jika dari smg atau solo berjalan sampai pasar Kembang Sari, Tengaran. Pasar ini terletak persis di pinggir jalan raya Salatiga-Solo, kemudian masuk lewat jalan aspal kecil tepat di sebelah pasar, ikuti papan petujuk arah Sekolah Berkuda Arrowhead, sirkuit pacuan kuda berada di persis di pinggir jalan desa.

Black Canyon Petungkriyono Pekalongan, Surga Tersembunyi di Jawa Tengah

Black Canyon Petungkriyono Pekalongan, Surga Tersembunyi di Jawa Tengah

Jika Amerika punya Grand Canyon, maka Pekalongan Punya Black Canyon. Pekalongan tak hanya terkenal dengan ciri khas batiknya, Pekalongan juga mempunyai beberapa destinasi wisata alam yang indah dan memukau. Salah satunya adalah Black Canyon petungkriyono. Sekilas nama objek wisata ini terdengar seperti destinasi wisata Grand Canyon di Amerika Serikat. Namun, Black Canyon ini merupakan destinasi wisata asli buatan alam yang berada di Pekalongan Jawa Tengah. Lokasi ini juga biasa disebut dengan Kedung Sipingit. Destinawsi wisata Black Canyon Pekalongan bisa jadi salah satu opsi bagi pencinta wisata air. Aliran air sungai di Petungkriyono sangat jernih, karena langsung bersumber dari mata air alami. Selain itu juga terdapat air terjun yang terdiri dari kolam berundak atau warga setempat menyebutnya kedung, yang diapit oleh tebing-tebing batu. Lokasi ini biasa disebut dengan Black Canyon karena pemandangan tebing batu berwarna hitam yang mengapit pada bagian kiri dan kanan. Air yang berasal dari aliran sungai welo ini juga berwarna jernih kebiruan. Aktivitas di Kedung Sipingit atau Black Canyon Pekalongan Ada beragam aktivitas yang dapat dilakukan di kawasan Ekowisata Petungkriyono ini. Beberapa aktivitas tersebut antara lain: Ciblon atau Mandi Air Di Sungai Air yang mengalir di sungai ini sangat jernih, sehingga sangat menggoda bagi siapa pun yang melihatnya untuk segera berendam, dan merasakan kesegaran airnya. Masyarakat setempat menyebut aktivitas ini dengan sebutan “Ciblon”. Terkait keamanan dan keselamatan, pengunjung dapat mengenakan rompi pelampung yang disediakan oleh pengelola. Di Kedung Sipingit atau Black Canyon Petungkriyo ini terdapat dua kedung, yakni kedung atas dan bawah. Kedalamannya bisa mencapai 3,5 meter saat musim kemarau. Semntara di musim penghujan kedalaman kedung mencapai 5 meter dan 7 meter. River Trekking dan River Tubing Bagi wisatawan yang menyukai kegiatan pemacu adrenalin, dapat mencoba beberapa wahana seperti river tubing, kano, body rafting, hingga river trekking. Aliran Sungai Welo yang cukup deras, akan membuat aktivitas-aktivitas tersebut terasa lebih seru dan menantang. Apalagi menikmati keseruan ini bersama teman-teman lainnya. Selain itu, aliran air sungai yang jernih juga membuat tubuh dan pikiran lebih segar untuk meredakan penat setelah menjalani rutinitas. Perihal keamanan, pengunjung tak perlu risau. Di area wisata Black Canyon Pekalongan ini terdapat petugas pengawas yang senantiasa siap memberikan bantuan kepada para pengunjung. Berkemah atau Camping Tak hanya kegiatan di air, wisatawan juga dapat menikmati suasana alam terbuka dengan melakukan kegiatan berkemah atau camping di area ini. Saat cuaca cerah dari lokasi ini dapat melihat bintang berkilauan di malam hari. Suasana angin pegunungan yang sejuk juga memberikan efek segar dan menenangkan. Sementara itu, dari lokasi camping ini juga terhampar bentang pemandangan persawahan dan perbukitan yang menambah kesan alami. Bagi yang ingin lebih menikmati lokasi ini, wisatawan juga dapat memanfaatkan fasilitas homestay untuk menginap. Homestay ini berada di Dusun Tinalum. Kopi Khas Petungkriyo dan Makanan Tradisional Setelah lelah menikmati beraktivitas dan menikmati wahana yang tersedia, wisatawan dapat beristirahat melepas lelah sembari menikmati kopi asli Petungkriyo. Pilihan kopi yang tersedia antara lain Kopi Petung Robusta dan Arabika. Bagi yang suka dengan kopi manis, dapat menambahkan gula semut aren organik. Sementara itu juga tersedia makanan tradisional khas setempet, antara lain urap pakis, kue pasung, combrang, cimolpung puhung, dan makanan lainnya. Menikmati minuman dan makanan akan terasa lebih nikmat sembari menikmati pemandangan indah di area lokasi ini. Pengunjung dapat menikmati gazebo-gazebo yang tersedia sebagai tempat makan. Fasilitas Fasilitas yang tersedia di lokasi ini cukup menunjang kebutuhan pengunjung. Fasilitas tersebut antara lain: Fasilitas Wisata Toilet Musholla Gazebo Spot Foto Parkir Luas Pusat informasi dan persewaan alat tubing Warung wisata Rumah Makan Taman Bermain Fasilitas Camping Toilet Musholla Lampu Penerangan Penjagaan mulai pukul 18.00 – 22.00 WIB Lokasi Kedung Sipingit Petungkriyono Lokasi dari Black Canyon Petungkriyo atau Kedung Sipingit Pekalongan ini berlokasi di Desa Kayu Puring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Jarak tempuh dari pusat Kota Pekalongan sekitar 30 Km atau dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 10 menit menggunakan kendaraan pribadi. Untuk lebih mudahnya dapat memanfaatkan navigas Google Maps di bawah ini atau klik di sini. Harga Tiket Masuk dan Wahana Black Canyon Petungkriyono Berdasarkan informasi dari Instagram resmi @blackcanyonpetungkriyono, berikut harga tiket masuk dan fasilitas lainnya di area wisata ini: HTM Umum: Rp. 5.000/orang Sewa Pelampung: Rp. 10.000/orang HTM Camping (termasuk pelampung): Rp. 20.000/orang Biaya Lahan: Rp. 10.000/tenda Jasa penitipan motor: Rp. 3.000/motor Jasa Penitipan mobil: Rp. 5.000/motor Tips Berkunjung Agar perjalanan liburan lebih menyenangkan dan lancar, ada beberapa tips kunjungan yang dapat diperhatikan. Tips-tips berikut ini semoga dapat membantu: Kunjungi obyek wisata di waktu terbaik. Yaitu saat cuaca cerah atau di waktu pagi hari. Pastikan kondisi tubuh dalam keadaan prima. Bawa uang lebih , baju ganti dan siapkan kamera untuk dokumentasi foto atau video di Kedung Sipingit Petungkriyono. Tetap jaga kelestarian alam, keindahan, kebersihan area wisata