Jowonews

Hutan Pinus Kalipasang, Pesona Alam yang Menggoda di Kabupaten Semarang

Hutan Pinus Kalipasang, Pesona Alam yang Menggoda di Kabupaten Semarang

SEMARANG – Kabupaten Semarang, selain terkenal dengan Bandungan di kaki Gunung Ungaran, juga menyuguhkan pesona alam menarik di kaki Gunung Merbabu, yakni Hutan Pinus Kalipasang. Jadi, untuk para pelancong yang ingin merasakan sensasi wisata alam hutan pinus, tak perlu jauh-jauh ke Mangunan di Bantul, DIY, karena Semarang juga menyimpan keindahan serupa di Hutan Pinus Kalipasang. Berikut ini adalah informasi lengkap mengenai Hutan Pinus Kalipasang, rangkuman dari laman resmi Taman Nasional Gunung Merbabu dan Kementerian LHK. Menikmati Keindahan Alam Hutan Pinus Kalipasang Lokasi dan Rute Menuju Kalipasang Hutan Pinus Kalipasang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, berlokasi di Pulihan, Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Dari pusat Kota Semarang, perjalanan bisa dimulai dengan melalui jalan tol Semarang-Solo dan keluar di gerbang Salatiga. Setelah itu, arahkan ke kanan menuju Terminal Tingkir Salatiga dan ambil Jalan Lingkar Selatan Salatiga. Belok kiri di Simpang Empat Kumpulrejo menuju Jalan Raya Kopeng, lalu belok kiri ke Jalan Tambangan hingga sampai di destinasi. Perjalanan dari Semarang memakan waktu sekitar 1 jam 20 menit. Bagi yang berasal dari Magelang, jalur Kopeng dapat menjadi pilihan menuju Hutan Pinus Kalipasang. Waktu tempuh dari pusat Kota Magelang sekitar 1 jam 15 menit. Harga Tiket Masuk Untuk menikmati keindahan alam Hutan Pinus Kalipasang, pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp5.000,00 di loket. Terdapat juga biaya asuransi sebesar Rp1.000,00 per orang. Harga yang sangat terjangkau untuk menikmati keindahan alam yang ditawarkan. Fasilitas Wisata Pesona Wisata Kalipasang menawarkan fasilitas lengkap, termasuk area parkir, loket masuk, toilet, mushola, aula, camping ground, menara pandang, teater alam, dan sumber air bersih melimpah. Semua fasilitas ini ditujukan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Jam Operasional Hutan Pinus Kalipasang buka setiap hari mulai pukul 08.00-17.30 WIB. Bagi yang berencana camping, sebaiknya datang sebelum pukul 17.30 WIB. Daya Tarik dan Aktivitas Seru di Kalipasang: Pemandangan Indah Hutan Pinus Hutan Pinus Kalipasang, sebagai bagian dari Taman Nasional Gunung Merbabu, menyuguhkan suasana sejuk dan pemandangan alam hutan pinus yang menakjubkan. Kebersihan dan keasrian lingkungan sangat terjaga, membuat tempat ini sempurna untuk berfoto-foto. Berfoto di Menara Pandang Selain menikmati keasrian hutan pinus, pengunjung dapat berfoto di menara pandang yang disediakan oleh pengelola. Dari sini, terlihat pemandangan wilayah perkotaan yang terletak lebih rendah dari lereng Gunung Merbabu. Meskipun perlu berjalan kaki beberapa ratus meter untuk mencapai menara pandang, namun keindahan pemandangan akan memuaskan setiap perjuangan. Hiking di Lereng Merbabu Bagi pengunjung yang menyukai hiking, Hutan Pinus Kalipasang menawarkan jalan setapak yang nyaman untuk berkeliling hutan pinus. Sambil berjalan-jalan, pengunjung dapat menikmati keindahan alam sekitar. Disarankan membawa bekal makanan ringan dan minuman untuk menjaga energi selama hiking, serta membuang sampah pada tempatnya. Camping di Bawah Pohon Pinus Hutan Pinus Kalipasang memberikan pengalaman camping yang tak terlupakan. Pengunjung dapat berkemah di bawah pohon pinus, dan tersedia hammock yang dapat dipasang di antara pohon untuk bersantai. Tenda dan perlengkapan camping lainnya dapat disewa. Penting untuk membawa bekal makanan, karena warung terbatas di area ini. Hutan Pinus Kalipasang, dengan keindahan dan aktivitas seru yang ditawarkannya, menjadi destinasi wisata alam yang menggoda di Kabupaten Semarang.

Healing di Danau BSB, Destinasi Bersantai Keluarga di Semarang

Healing di Danau BSB, Destinasi Bersantai Keluarga di Semarang

SEMARANG – Terletak di kawasan Bukit Semarang Baru atau BSB City yang dikelola oleh Ciputra Group, Danau BSB menawarkan pilihan tempat healing yang ideal untuk bersama keluarga di Kota Semarang, Jawa Tengah. Pada masa lalu, Danau BSB dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat umum. Namun, kini, keindahan dan ketenangan danau ini dapat diakses dengan membayar tiket masuk, terutama bagi warga yang tinggal di BSB City. Mari simak artikel ini untuk mengetahui daya tariknya, harga tiket, cara menikmati danau tanpa tiket, dan tentu saja, lokasinya yang memikat. Daya Tarik Damai di Danau BSB Pesona Perbukitan Terletak di perbukitan, Danau BSB memiliki nuansa dan suasana alami, penuh pepohonan hijau, dan tentu saja, panorama danau yang menenangkan. Ideal bagi mereka yang menginginkan momen bersantai dan menenangkan diri. Jogging Track yang Panjang Bagi pencinta olahraga, Danau BSB menjadi tempat ideal untuk jogging pagi atau sore. Track jogging sepanjang 1,5 km mengelilingi danau seluas 7 hektare, menciptakan suasana yang sempurna untuk berolahraga. Kafe dan Restoran yang Menyajikan Pemandangan Setelah selesai beraktivitas, Anda dapat menikmati hidangan di sekitar danau. Beberapa kafe dan restoran menawarkan pemandangan menakjubkan, seperti Kopi Kebun yang buka sejak pukul 7 pagi, MR K BSB, Gama Candi Resto, dan Lakers City. Fasilitas Lengkap Danau BSB dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk toilet, tempat parkir luas, dan jogging track yang memudahkan pengunjung menikmati segala keindahan. Harga Tiket Masuk dan Cara Menikmati Danau BSB dapat dinikmati dengan atau tanpa tiket masuk. Jika Anda ingin menikmati area danau, misalnya bersantai di tepi danau atau jogging, tiket masuk diperlukan. Harga tiketnya adalah Rp 20 ribu per orang pada hari kerja atau Rp 40 ribu pada akhir pekan. Anak-anak dengan tinggi maksimal 120 cm dikenakan tiket Rp 10 ribu pada hari kerja atau Rp 20 ribu pada akhir pekan. Bagi yang hanya ingin menikmati pemandangan, mengunjungi kafe atau restoran di sekitar danau bisa tanpa membeli tiket. Pilih tempat duduk yang nyaman untuk menikmati panorama danau sembari menyantap hidangan lezat. Lokasi dan Rute Mudah ke Danau BSB Danau BSB terletak di Jalan BSB Boulevard, Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah. Dari pusat Kota Semarang, perjalanan sekitar 13 km atau sekitar 25 menit akan membawa Anda ke sini. Dari Tugu Muda atau Simpang Lima, ambil arah ke barat melewati Jalan Mgr Sugiyopranoto, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Siliwangi, belok ke Jalan Prof Dr Hamka, dan lurus ke selatan melalui Jalan Raya Semarang-Boja. Begitu sampai di kawasan BSB City, putar balik, lalu masuk ke Jalan BSB Boulevard. Danau BSB akan menyapa di sebelah kiri. Itulah informasi lengkap mengenai Danau BSB Semarang, dari daya tariknya, tiket masuk, hingga lokasi dan rutenya. Mari nikmati keindahan alam dan momen healing bersama keluarga di sini!

Bermain dan Bersantap di Kali Muncul, Destinasi Air yang Menyenangkan

Bermain dan Bersantap di Kali Muncul, Destinasi Air yang Menyenangkan

Jika Anda mencari tempat rekreasi air yang seru dan terjangkau di Semarang, Anda tak perlu mencari lebih jauh. Kawasan Kali Muncul, Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, adalah tujuan yang tepat untuk menjadikan hari libur Anda lebih menyenangkan. Dikenal sebagai surganya wisata air, Muncul menawarkan beragam kegiatan menyenangkan yang akan membuat Anda dan keluarga betah berlama-lama. Selain Muncul Water Park yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, terdapat juga wahana wisata air yang dikelola oleh warga setempat yang tak kalah menarik. Kali Muncul terletak sekitar 52 kilometer dari pusat Kota Semarang dan telah memikat hati ratusan pengunjung, dari anak-anak hingga dewasa, dengan berbagai hiburan air yang ditawarkannya. Pengunjung dapat merasakan keseruan bermain air sambil naik ban dalam yang besar, mengikuti arus sungai yang menenangkan. Tarifnya pun sangat terjangkau, dengan hanya Rp 3 ribu, pengunjung bisa menikmati bermain air sepanjang hari. Sementara ban dalam yang disewakan memiliki beragam ukuran dengan harga berkisar antara Rp 5 ribu sampai Rp 15 ribu. Selain serunya bermain air, pengunjung juga dapat menikmati kuliner enak dan nyaman duduk di kursi dan meja yang tersedia di atas air. Kios-kios penjual makanan, camilan, dan minuman menjadikan pengalaman ini semakin istimewa. Tri Utami, seorang penjual makanan di sana, mengatakan bahwa pengunjung bisa datang sepanjang hari, menawarkan berbagai pilihan makanan dan minuman, serta pakaian yang cocok untuk bermain air. Tidak hanya bermain air dan mengambang di atas sungai, Kali Muncul juga menawarkan pengalaman unik bernama “Muncul River Tubing.” Pengunjung diajak untuk menjelajahi Sungai Muncul dengan jarak sekitar 1,5 kilometer dalam waktu sekitar 45 menit. Pengelola Muncul River Tubing menjamin keamanan dan kenyamanan pengunjung dengan pemandu bersertifikat serta perangkat keamanan seperti pelampung. Jalur yang landai dan menyenangkan menjadikan petualangan ini sangat menarik, dan pengunjung akan disuguhi pemandangan alam yang memukau sepanjang perjalanan. Meskipun lebih banyak peserta yang datang berkelompok, pengelola juga melayani pengunjung individual atau minimal dua peserta, termasuk anak-anak yang dapat berpetualang dalam mode tandem untuk keamanan.

Warak Ngendhog, Hewan Mitologi yang Melambangkan Tiga Suku di Semarang

Warak Ngendhog, Hewan Mitologi yang Melambangkan Tiga Suku di Semarang

Di kalangan anak-anak, Warak ngendhog dikenal sebagai mainan yang selalu dikaitkan dengan festival Dugderan, sebuah festival rakyat di kota Semarang, Jawa Tengah, yang berlangsung pada awal bulan Ramadhan untuk menyambut, mengamalkan dan sekaligus mendakwahkan kebaikan. Semarang bukan hanya tentang Lawang Sewu dan Lumpia Gang Lombok saja. Ketika kita membicarakan tentang Semarang, ada banyak hal menarik dan berharga yang bisa memberikan makna penting. Perkotaan ini dikenal sebagai tempat di mana berbagai budaya berdampingan selama berabad-abad. Adanya keselarasan antara suku bangsa di Semarang telah menciptakan perpaduan dan penyatuan budaya yang telah terjaga sejak lama dan menjadi dasar kehidupan masyarakat di kota tersebut. Di Semarang, selain melalui makanan khas dan karya seni, juga terdapat makhluk legendaris yang menjadi ciri khas kota tersebut. Makhluk tersebut bukanlah entitas yang umum, karena dia menggambarkan berbagai macam variasi yang ada di kota Semarang. Hewan tersebut biasa disebut dengan Warak Ngendog. Warak Ngendhog adalah sebuah figur hewan yang terdiri dari tiga bagian yang mencerminkan tiga komunitas utama di kota Semarang, yakni Tionghoa, Arab, dan Jawa. Bentuk representasi Cina digambarkan dengan kepala Warak Ngendhog yang memiliki kemiripan dengan Barongsai, sementara badannya menyerupai Buraq yang melambangkan budaya Arab. Sementara itu, Jawa direpresentasikan dengan empat kaki Warak Ngendhog yang memiliki kemiripan dengan kaki kambing. Selain itu, bentuk Warak Ngendhog yang lurus juga merupakan perlambang masyarakat Semarang. Bentuk lurus itu bermakna masyarakat Semarang yang terbuka lurus dan bicara apa adanya. Tidak ada yang tahu dari mana asal mula Warak Ngendog. Tetapi, pada kenyataannya, makhluk ini dianggap sebagai simbol Kota Semarang dan sangat terkenal di kalangan masyarakat di sini. Warak Ngendhod didapatkan dari gabungan dua kata dari dua bahasa yang berbeda. Warak berasal dari Warai yang berarti suci, sedangkan ngendhog berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti berkembangbiak melalui telur. Apabila dipahami lebih mendalam, Warak Ngendhog mengindikasikan imbalan kebaikan yang diperoleh oleh seseorang setelah menjalani bulan puasa yang suci. Siapa pun yang menjaga kesucian/keutuhan selama bulan Ramadhan akan diberi pahala ketika hari raya Idul Fitri tiba. Warak Ngendhog hadir hanya sekali dalam setahun, pada festival adat Dugderan, perayaan yang digelar oleh warga Semarang untuk menghormati kedatangan bulan Ramadhan. Selama festival Dugderan, sebagian waraga Semarang akan menyelenggarakan festival budaya dan mengarak Warak Ngendhog sebagai ikon utama festival. Festival Budaya Dugderan tidak hanya sebagai tanda dimulainya bulan puasa, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan kesatuan antara berbagai etnis yang ada di Semarang. Warak Ngendhog adalah representasi bagaimana warga Semarang hidup bersama meskipun memiliki perbedaan yang banyak, tetapi tetap menjaga dan mempertahankan nilai-nilai kebersamaan yang dianggap penting sebagai warisan budaya setempat.

Wisata Alam Kalipasang Kopeng, Pesona Jajaran Hutan Pinus Yang Estetik

Wisata Alam Kalipasang Kopeng, Pesona Jajaran Hutan Pinus Yang Estetik

Pesona Wisata Alam Kalipasang Kopeng bisa menjadi destinasi liburan akhir pekan Anda bersama keluarga. Wisata alam ini didominasi oleh vegatasi pinus merkusi yang lebat dan berjajar rapi. Sehingga udara di lokasi ini sangat sejuk dan segar. Wisata gunung tidak hanya bisa dinikmati untuk pandakian menuju puncak gunung. Tapi juga bisa dinikmati di kaki gunung. Hamparan sawah yang mengelilingi, udara sejuk serta pemandangan gagahnya gunung yang bisa dilihat di kaki gunung. Selain itu bisa juga digunakan sebagai area berkemah. Seperti di Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang ini yang bernama Pesona Wisata Alam Kalipasang. Area perkemahan ini di dominasi oleh vegetasi tegakan Tusam atau Pinus Merkusi yang menjulang tinggi, lebat dan berjajar rapi. Selain indah juga udara sejuk serta suara hembusan angin yang terdengar menambah suasana menjadi romantis. Karena jajaran pinus yang sangat lebat, membuat matahari hanya samar-samar terlihat dari bawah. Suasana Hutan Pinus Kalipasang tambah indah saat pagi menjelang. Sinar matahari yang mulai muncul menembus rapatnya tegakan Tusam, menciptakan lukisan alam yang berbeda dan mempesona. Dengan suasana seperti ini, sangat cocok sebagai tempat untuk melepas penat, mengembalikan kesegaran jiwa dan raga setelah penatnya beraktivitas. Area perkemahan Kalipasang Merbabu ini juga bisa dikunjungi tanpa harus berkemah. Hanya sekadar berjalan-jalan diantara tegakan Tusam yang menjulang, menghirup udara segar sebanyak-banyaknya khas Gunung Merbabu, juga berfoto. Disediakan jalur berupa tangga sejauh 500 meter. Jika mengikuti jalur yang telah disediakan, akan berakhir di ujung jalan hingga bertemu dengan bangunan tower. Cukup 10 sampai 15 menit menuju ujung dengan berjalan santai. Suasananya masih sangat alami, tanpa banyak embel-embel yang dibuat-buat. Fasilitas yang disediakan di wisata Kalipasang Kopeng juga cukup lengkap. Ada area parkir yang luas dan aman, toilet, mushola, teater alam, pendopo yang luas untuk acara-acara bersama. Wisata Kalipasang ini bukan hanya sebagai area berkemah dan berwisata, tapi juga sebagai rumah bagi para hewan seperti burung dederuk, kutilang, pentet, prenjak, dan lain-lain. Selain pinus juga ada berbagai macam tanaman seperti akasia dekuren, cemara gunung, puspa, tembelekan, dan lain sebagainya. Lokasi Wisata Alam Kalipasang ini sangat mudah di akses baik dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda 4, bisa diakses melalui rute dari arah timur (Kota Salatiga) sejauh 16 kilometer, juga dari arah barat (Kota Magelang) sejauh 30 kilometer. Tiket masuk cukup membayar Rp 7.500 per orang. Cukup terjangkau ya. Namun tetap ingat untuk menjaga kebersihan di lokasi wisata manapun yang dikunjungi.

Candi Klero Tengaran, Candi Hindu Peninggalan Kerajaan Singosari

Candi Klero Tengaran, Candi Hindu Peninggalan Kerajaan Singosari

TENGARAN – Jawa Tengah memang kaya akan peninggalan sejarah. Salah satunya adalah Candi Klero Tengaran, di Kabupaten Semarang, yang menarik untuk dikunjungi. Candi Klero atau Candi Tengaran adalah sebuah candi bergaya Hindu yang terletak di Desa Ngentak Lor, Desa Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Candi Klero pertama kali ditemukan pada tahun 1995. Sejarah Candi Klero Nama Candi Klero atau Candi Tengaran diambil dari nama tempat candi tersebut ditemukan saat ini. Lokasi Candi Klero terletak tidak jauh dari Jalan Raya Solo-Semarang. Dari segi keamanan, di sekitar Candi Klero telah dipasang pagar tembok yang kokoh. Bentuk bangunan candi ini terbilang unik. Bentuk candi Klero terdiri dari kaki, badan dan atap. Kaki candi Klero berupa teras berbentuk bujur sangkar berukuran 14 m x 14 mx 1,4 m. Di bagian atas candi terdapat terdapat beberapa tonjolan yang mengelilingi tubuh candi. Tonjolan tersebut diyakini sebagai alas (umpak) yang digunakan untuk menopang tiang. Pengunjung dapat naik ke teras dengan tangga yang dihiasi dengan makara yang tampaknya belum selesai. Di salah satu sudut dinding teras terdapat prasasti pendek dalam aksara Kawi atau Jawa Kuno dalam kondisi yang sudah cukup aus. Tubuh candi Klero memiliki bilik (grbagrha) yang di dalamnya terdapat yoni. Di bawah bagian cerat dari yoni Candi Klero, terdapat ornamen ular yang menopang kura-kura. Menurut informasi, patung Dewa Siwa juga ditemukan di Candi Klero. Namun, patung Siwa dipindahkan oleh Departemen Purbakala karena alasan keamanan. Penjaga Candi Klero Tengaran, Sunardi mengatakan candi tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Hindu Singosari. Bangunan ini merupakan peninggalan umat Hindu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya alat-alat ritual berupa arca Yoni dan Siwa. “Lokasi ramai dikunjungi saat perayaan agama Hindu. Banyak orang yang melakukan sembayang,” kata Sunardi, dikutip dari GenPI.co, Sabtu (10/9/2022). Mereka sering membawa bunga, dupa, dan lilin sebagai alat ritual doa. Di sisi lain, warga sekitar juga kerap mengunjungi Pura Kliwon setiap Selasa atau Jumat. Mereka bahkan menghabiskan malam di candi untuk bermeditasi. Namun, pada siang hari, pengunjung dapat menikmati taman di dalam halaman candi, karena lokasinya yang indah dan udaranya yang segar. “Memasuki kawasan Candi Klero tidak dikenai biaya alias gratis, namun tetap harus menjaga kebersihan,” imbuh Sunardi.

Menjajal Wahana Permainan Ekstrem Gumuk Reco di Sekitar Salatiga

Ketika Anda mulai jenuh dengan rutinitas pekerjaan, tidak ada salahnya untuk mengambil cuti dan meluangkan waktu untuk berlibur bersama alam. Salatiga adalah destinasi yang bisa Anda tuju untuk menyegarkan kembali perasaan dan jiwa Anda. Karena di sekitar kota kecil ini ada banyak pilihan destinasi wisata alam yang patut Anda coba satu persatu. Spot Ekstrem Gumuk Reco Dengan Landscape Bukit dan Hamparan Sawah Hijau Wisata alam Gumuk Reco Sepakung dikenal dengan suguhan wahana yang menantang dan ekstrem. Selain Ayunan Langit yang membuat jantung berdegup gencang, juga terdapat rumah pohon yang dihubungkan dengan jembatan kayu “Jembatan Kepompong” sepanjang 15 meter dengan ketinggian 300 meter. Dari Jembatan ini pengunjung dapat menikmati landscaper perbukitan hijau dan hamparan sawah berwarna hijau. Spot ini sangat intagramable bagi Anda yang eksis di Sosmed. Berbagai Pilihan Spot Foto Gumuk Reco Banyubiru yang Menarik dan Instagramable Bagi Anda yang eksis di sosial media, ada beberapa pilihan spot foto menarik yang dapat Anda gunakan. Diantaranya adalah Spot Sangkar Burung di bibir tebing, Spot lingkaran dengan latar belakang jurang dan bukit, gardu pandang serta spot tebing bagi Anda yang suka dengan background dinding alami. Untuk saat ini pengelola juga sedang menyiapkan spot lain seperti flying fox dan rock climbing bagi Anda yang memiliki keahlian panjat tebing. Lokasi Gumuk Reco Sepakung Alamat wisata alam Gumuk Reco terletak di dusun kenongo, Sepakung, Banyubiru, Semarang. Dari semarang kota berjarak 35 km atau dapat ditempuh selama 1 jam berkendara. Sesampainya di area parkir desa wisata sepakung, harus berjalan kaki sejauh 300 meter untuk mencapai wisata gumuk reco. Rute Transportasi Menuju Obyek Wisata Gumuk Reco Banyubiru Bagi Anda yang menggunakan kendaraan pribadi, dapat mengikuti maps di bawah ini: